Professional Documents
Culture Documents
3.1
Profil Perusahaan
PT Guna Elektro (GAE) didirikan pada tanggal 30 Januari 1962 berdasarkan
akte notaris Sie Kwan Djoe no. 68 dan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) no.
3816/2300-P/09-03/PB/X/94 tanggal 21 Oktober 1994.
Saat ini kantor pusat PT Guna Elektro berkedudukan diJakarta, dengan alamat
Jl. Arjuna Utara 50, Jakarta Barat 11510. Sebelum berkedudukan ditempatnya yang
sekarang, PT Guna Elektro menempati kantornya di Jl. Hayam Wuruk 3, Jakarta
Pusat.
PT Guna Elektro membuka kantor cabang pertamanya di Surabaya pada tahun
1964. PT Guna Elektro juga mendirikan beberapa anak perusahaan yaitu PT Guna
Era Manufaktura (GEM) pada 6 Juni 1996, PT Duta Laserindo Metal (DLM) pada 14
Mei 1997, dan PT Guna Era Distribusi (GED) pada 8 Oktober 1998.
PT Guna Elektro juga mempunyai anak-anak perusahaan yang merupakan
usaha patungan dengan perusahaan asing lainnya. Diantaranya adalah : PT Torishima
Guna Indonesia (TGI), didirikan pada tahun 1984 yang merupakan usaha patungan
dengan Torishima Pump. Mfg. Co. Ltd. Japan; PT Geteka Founindo (GTK), didirikan
pada tahun 1991 yang merupakan usaha patungan dengan Torishima Mfg. Co. Ltd.
dan Kobayashi Shoji Co. Ltd. Japan; dan PT Torishima Guna Engineering (TGE),
didirikan pada tahun 1998 yang juga merupakan usaha patungan dengan Torishima
Pump. Mfg. Co. Ltd. Japan.
Pada mulanya karyawan PT Guna Elektro hanya berjumlah + 15 orang.
Seiring berjalannya waktu perusahaan semakin berkembang dengan mempunyai 8
anak perusahaan dan 2 kantor cabang, Surabaya dan Medan, perusahaan kini
mempekerjakan + 800 orang karyawan.
Setiap perusahaan didirikan dengan mempunyai misi masing-masing. Misi
perusahaan PT Guna Elektro adalah :
1. Berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional dengan bisnis yang bersifat
global.
2. Berjuang keras untuk membangun bisnis secara profesional dengan menyediakan
jasa bernilai tambah kepada stakeholders.
3. Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.
Dengan adanya
menjalankan usahanya untuk terus membangun budaya dan cara kerja karyawannya,
sehingga para karyawan mempunyai pegangan yang menuntun mereka dalam
melakukan pekerjaannya, yang pada akhirnya bersama-sama mencapai tujuan
perusahaan.
3.1.1 Aktivitas Pokok Perusahaan
Kegiatan usaha pokok dari PT Guna Elektro adalah infrastruktur dalam
bidang komunikasi, industri dan otomatisasi transportasi; sistem elektrik; sistem
36
3.2
Industry
and
Competitive
Analysis(ICA)
atau
Porters
Competitive Forces dari Michael Porter (Applegate, et al, 1999) untuk melihat posisi
perusahaan dalam situasi kompetisi bisnis sekarang ini. Terlihat bahwa adanya lima
faktor persaingan yang mendasari kemampuan perusahaan dalam berkompetisi guna
mendapatkan keuntungan dalam berbisnis. Analisis ini juga dapat dijadikan faktor
pemikiran bagi manajemen dalam penerapan strateginya dalam menghadapi
persaingan bisnis yang ada.
3.2.1.1
Pendatang Baru
Dalam era globalisasi serta dibukanya pasar bebas untuk kawasan asia
memungkinkan timbulnya pesaing-pesaing baru baik yang berasal dari perusahaan
lokal maupun perusahaan luar negeri yang memasuki pasar Indonesia. Salah satu
contoh yang paling terasa efeknya adalah adanya produk-produk dari Cina yang
memasuki pasar lokal dengan harga dibawah produk yang dibuat atau dipasarkan oleh
Guna Elektro.
Banyak perusahaan lokal yang menjalin kerjasama dengan perusahaan asing untuk
menjalankan bisnisnya dipasar lokal, sehingga mengakibatkan tingginya tingkat
persaingan di dalam pasar lokal.
Dengan pengalaman yang sudah lebih dari 40 tahun dalam menangani pasar
lokal. Guna Elektro dan dengan diversifikasi bisnisnya diharap dapat menggunakan
39
Pemasok
Pemasok bagi Guna Elektro adalah perusahaan lokal atau international yang
menyediakan bahan baku dasar bagi proses produksinya.
globalisasi dan perdagangan bebas maka membuat Guna Elektro lebih mudah
mendapatkan bahan bakunya dibandingkan sebelum hal itu terjadi, tetapi hal ini juga
dapat menjadi bumerang bagi perusahaan karena dengan adanya kemudahan ini dapat
memungkinkan pelanggan dapat mencari produk atau bahan baku mereka ke
perusahaan lainnya.
Untuk menjaga kekuatan Guna Elektro terhadap pemasok, diperlukan adanya
kerjasama yang baik dengan pemasok itu sendiri serta pembelian barang secara
kapasitas besar ataupun dengan jumlah tertentu, sehingga dengan adanya kepastian
pembelian dapat meningkatkan kepercayaan pemasok terhadap Guna Elektro,
sehingga mutu dari produk yang dihasilkan atau dijual dapat selalu dijaga, demikian
pula dengan hubungan baik kepada para pelanggan harus dibina dengan baik,
sehingga dapat mempertahankan bisnisnya ditengah persaingan dengan pemasok
lainnya yang ada.
3.2.1.3
Pelanggan
40
Produk Pengganti
negara asia lainnya yang cenderung relatif lebih murah, meskipun dengan kualitas
yang berbeda. Banyaknya perusahaan yang memproduksi atau memberikan jasa
sejenis dapat menjadi faktor yang mempengaruhi bisnis Guna Elektro.
Hal itu semua menjadi salah satu faktor berkurangnya segmen pasar bagi
Guna Elektro dalam memasarkan barang dan jasanya, oleh karena itu meskipun
banyak barang dan jasa pengganti di pasaran, Guna Elektro harus tetap dapat
Pesaing
Pesaing yang ada sekarang ini adalah perusahaan lokal ataupun perusahaan
asing. Beberapa perusahaan mempunyai proses bisnis serta barang dan jasa yang
sama dalam menawarkan kepada para pelanggan. Tidak jarang terjadi pembajakan
terhadap orang ahli yang ada di Guna Elektro untuk dijadikan sebagai tenaga ahli
diperusahaan mereka dengan harapan adanya transfer pengetahuan baik itu mengenai
produk, pelanggan maupun jasanya untuk dapat bersaing dengan Guna Elektro.
Tekanan dari segi harga, kualitas baik dipelayanan dan fasilitas sangat
dirasakan bagi Guna Elektro dalam menjalankan bisnisnya. Dengan adanya
diversifikasi serta perbaikan dari segi peningkatan kualitasnya dan pentingnya sumber
daya manusia dalam
dengan fasilitas ini, dan perusahaan akan mencapai keunggulan dalam persaingan
bisnisnya.
3.3
(Probst, et al, 2000), penulis dapat mengetahui kondisi pengetahuan serta menilai
seberapa baik perusahaan dalam menerapkan pengetahuannya saat ini. Dari hasil
kuesioner pada lampiran A dengan alat penilaian pengetahuan diatas seperti terlihat
pada Gambar 3.2, dari berbagai segi penulis mendapati bahwa:
1. Proses dalam Manajemen Pengetahuan
Dari sisi proses manajemen pengetahuan didapati skor 17 dari 25, disini
menandakan sudah adanya proses untuk mengatur pengetahuan di dalam
perusahaan meskipun belum dimanfaatkan secara maksimal dimana pengetahuan
yang belum ada sudah mulai dicari atau dipelajari, mekanisme untuk
mendapatkan pengetahuan sudah ada meskipun belum sempurna atau terintegrasi,
perusahaan menyokong adanya perpindahan pengetahuan khususnya pengetahuan
dari seorang yang ahli kepada yang lain.
2. Kepemimpinan dalam Manajemen Pengetahuan
Dari sisi kepemimpinan di dalam perusahaan untuk penerapan manajemen
pengetahuan didapati skor 10 dari 20, disini menandakan bahwa faktor
kepemimpinan belum terlalu berperan penting terhadap penerapan manajemen
pengetahuan di dalam perusahaan.
mengenai aset yang ada, sehingga dapat meningkatkan sisi lainnya dari sistem
manajemen pengetahuan untuk menuju kepada sistem manajemen pengetahuan yang
ideal.
3.4
Analisis Infrastruktur
data, Microsoft ISA server sebagai server internet, Microsoft IIS 4/5/6 yang
digunakan untuk server internet.
2. Komputer pengguna dengan perangkat lunak Microsoft Windows XP, Microsoft
Windows 2000, Microsoft Windows 98. Dengan ditunjang Microsoft Office
2000/XP/2003 sebagai sarana untuk bekerja.
Alasan digunakannya SharePoint Portal Server sebagai alat prototipe manajemen
pengetahuan di Guna Elektro adalah sebagai berikut:
1. Sebagai Gerbang Utama dalam Pengaksesan Informasi
Dapat digunakan untuk mendapatkan segala data, informasi ataupun pengetahuan
baik yang berbentuk dokumentasi maupun aplikasi. Mencari dan menggunakan
kembali informasi yang sudah ada dari laporan, secara cepat mencari dan
membaca dokumen, proyek atau kisah sukses perusahaan hanya dengan melalui
satu gerbang utama.
Dengan teknologi yang ada memungkinkan untuk menggabungkan dengan
aplikasi lainnya, seperti aplikasi keuangan, aplikasi sumber daya manusia,
Microsoft Outlook, ataupun informasi dari internet di dalam satu layar.
2. Informasi dapat Disajikan Secara Pribadi
Untuk lebih produktif diperlukan informasi yang sesuai dengan kebutuhan yang
ada dan data yang disediakan merupakan data terakhir serta dapat diakses secara
cepat.
3. Sarana untuk Membagi dan Penyebaran Pengetahuan di dalam Perusahaan
Membuat semua karyawan dalam perusahaan dapat membagi pengetahuannya
kepada karyawan lain yang berada pada bagian lainnya ataupun dilokasi yang lain
secara mudah.
kepada bagian lainnya, sehingga semua dokumentasi atau langkah sukses masingmasing bagian dapat dicari dan diakses oleh bagian lainnya dengan mudah dengan
fasilitas pencarian yang ada, tentunya setelah dokumentasi atau informasi tersebut
sudah dipublikasikan oleh bagian tersebut.
4. Mencari dan Menemukan Sumber Daya yang Tepat untuk Suatu Keahlian
Tertentu
Dengan adanya tempat pribadi di dalam Share Point Portal memungkinkan
pencarian sumber daya yang tepat dengan kemampuan atau keahlian yang tepat
yang diperlukan untuk menjawab kebutuhan bisnis sesuai dengan kontribusi yang
telah diberikan orang tersebut dalam terciptanya pengetahuan bagi organisasi.
5. Mengotomatisasi Proses Bisnis
Dengan adanya fasilitas sinyal dalam program ini, sehingga bila ada perubahan
atau penambahan data atau informasi dari anggota kelompok atau bagian akan
memberikan tanda bagi setiap anggota kelompok lainnya, sehingga dapat
memastikan tidak ada data atau informasi yang tidak dibaca.
6. Kecepatan dalam Pengembangan
Oleh karena sebagian besar orang sudah kenal dengan aplikasi Microsoft Office,
dan Internet Explorer, sehingga pengembangan akan menjadi lebih mudah dan
cepat dengan adanya kecocokan antara sistem arsitektur sebagai prototipe dengan
sistem arsitektur yang sudah ada.
3.5
konversi pengetahuan yang dilakukan di dalam perusahaan PT. Guna Elektro seperti
terlihat pada Gambar 3.4 adalah:
1. Sosialisasi (tasit ke tasit)
Proses sosialisasi yang terjadi di dalam perusahaan adalah adanya rapat dimana
budaya saling bertatap muka satu sama lain masih menjadi sarana untuk saling
bertukar pikiran, mengingat lokasi yang hanya disatu gedung memungkinkan hal
tersebut terjadi. Akan tetapi dari rapat tersebut dapat dibuat notulen rapatnya,
sehingga dapat didokumentasikan untuk digunakan sebagai data atau informasi
bagi perusahaan.
2. Eksternalisasi (tasit ke eksplisit)
Untuk proses eksternalisasi, dengan adanya sistem manajemen pengetahuan yang
akan dikembangkan sangat membantu di dalam proses eksternalisasi yaitu proses
mengkonversi pengetahuan tasit ke eksplisit, yaitu melalui pendokumentasian
risalah rapat, diskusi secara elektronik dengan bantuan moderator, karyawan
dapat berperan aktif dalam berkontribusi terhadap basis pengetahuan yang ada
dengan membagikan pengetahuan yang ada ke dalam basis pengetahuan tersebut.
3. Internalisasi (eksplisit ke tasit)
Terjadinya proses pembelajaran di dalam perusahaan dimana semua dokumen
yang sudah dipublikasikan dapat dibaca oleh pengguna lainnya sebagai dasar
untuk menambah pengetahuan, misal melalui pembacaan dokumen pada basis
untuk
menimbulkan
pengetahuan yang baru, misal melalui diskusi elektronik atau surat elektronik,
sehingga pengetahuan yang belum ada dapat ditambahkan ke dalam basis
pengetahuan yang ada, atau dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi
karyawan lainnya.
3.6
2. Celah Pengetahuan
Dari 24 instrumen pada lampiran B untuk mengidentifikasi pengetahuan serta
menentukan adanya celah pengetahuan di Guna Elektro, sehingga dapat
ditentukan bagian mana yang harus dikembangkan dan bagian mana yang harus
didapat serta mana yang harus dipertahankan.
Hasil yang didapat adalah 14 instrumen yang ditemukan dalam praktek kerja
sehari-hari dimana pengetahuan ini yang dapat diidentifikasi serta yang dapat
dikembangkan.
Penilaian terhadap kinerja karyawan belum mempunyai aturan yang jelas,
sehingga seringkali masih terkesan salah dalam penafsiran, berkas yang berisikan
data penting khususnya mengenai sumber daya manusia sudah disimpan
meskipun berada dilokasi yang berbeda atau belum terstruktur.
Penggunaan surat elektronik sebagai sarana untuk pembagian pengetahuan
maupun untuk menimbulkan pengetahuan sebagai sarana untuk menimbulkan ide,
mengadakan wawancara dengan pelanggan ataupun pesaing untuk melihat bahwa
pengetahuan yang ada benar berguna bagi suksesnya perusahaan dalam bersaing.
Dari hasil identifikasi pengetahuan dan adanya celah pengetahuan di dalam
Guna Elektro dalam praktek sehari-hari dapat dijadikan pedoman bagi Guna Elektro
untuk mendapatkan pengetahuan maupun mengembangkan pengetahuan yang sudah
ada. Untuk mendapatkannya adalah dengan mendokumentasikan semuanya secara
elektronik, sehingga pengetahuan yang bersifat tasit dapat dengan mudah dicari dan
dipelajari oleh karyawan lainnya. Sementara itu untuk pengetahuan yang tidak dapat
dikembangkan dari dalam perusahaan harus diusahakan mendapatkannya dengan
melakukan pelatihan dengan instruktur dari luar, membuat bagian riset dan
pengembangan tersendiri, membayar informasi berharga dari perusahaan penyedia
informasi, atau bahkan merekrut orang dengan kompetensi yang sesuai dengan yang
dibutuhkan.
3.6.2 Perolehan Pengetahuan
Proses perolehan pengetahuan ini dilakukan bila pengetahuan yang ada di
dalam Guna Elektro tidak ada atau tidak memungkinkan untuk dikembangkan. Dari
hasil instrumen yang dapat dilihat dilampiran C, ada beberapa faktor yang diperlukan
Guna Elektro untuk meningkatkan keunggulan bersaingnya. Antara lain dengan
melakukan aliansi strategis dengan perusahaan lain untuk menciptakan suatu bisnis
yang baru, merekrut orang ahli ataupun pengajar sebagai sarana untuk transfer
pengetahuan, membeli pengetahuan dari perusahaan penyedia jasa informasi, atau
dengan mengadakan interaksi dengan para pelanggan, pemegang saham, pemasok,
masyarakat luas, sehingga pengetahuan yang mereka punya dapat diambil sebagai
pengalaman baru di dalam perusahaan.
Bila dirasakan dalam pengadaan pengetahuan dari luar tidak memungkinkan
oleh karena adanya kesulitan dalam mencari sumber daya yang sesuai dengan
kebutuhan, maka outsourcing merupakan salah satu cara untuk memecahkan masalah
tersebut.
3.6.3 Pengembangan Pengetahuan
Proses pengembangan pengetahuan ini dilakukan bila pengetahuan yang ada
di dalam Guna Elektro sudah ada dan memungkinkan untuk dikembangkan. Dari
hasil instrumen yang dapat dilihat dilampiran C, ada beberapa hal yang perlu
literatur, 19 ada di dalam perusahaan. Dari penemuan ini dapat menjadi dasar bagi
pengembangan manajemen pengetahuan di dalam perusahaan.
Diperlukan adanya sarana TI yang memungkinkan terjadinya penyebaran dan
pembagian pengetahuan dalam perusahaan oleh karena itu dikembangkan share point
portal server sebagai jaringan pengetahuan di dalam perusahaan.
Faktor yang didapati dalam studi kasus ini adalah budaya di dalam perusahaan
yang belum mendorong terjadinya pembagian pengetahuan meskipun ada beberapa
bagian yang sudah mulai menerapkannya seperti karyawan yang lama mengarahkan
karyawan yang masih baru. Oleh karena itu perubahan budaya dalam perusahaan
merupakan faktor penting dalam terjadinya proses penyebaran dan pembagian
pengetahuan dengan menggunakan saran yang sudah ada.
Pendekatan Push dan Pull diperlukan agar informasi dapat sampai kepada
orang yang membutuhkan, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam proses
pengambilan keputusan di dalam perusahaan.
3.6.5 Pemanfaatan Pengetahuan
Dengan pemanfaatan share point portal server sebagai sarana pendukung
dalam proses pemanfaatan pengetahuan diharapkan karyawan di dalam Guna Elektro
dapat memanfaatkan data, informasi yang ada di dalamnya untuk mendukung proses
bisnis mereka.
perusahaan akan menjadi tolok ukur bagi suksesnya proses manajemen pengetahuan.
Bila secara tradisional akan membutuhkan waktu yang lama dalam pencarian
informasi atau pengetahuan yang dibutuhkan, dengan pemanfaatan sistem manajemen
pengetahuan dan sarana pendukungnya akan membuat pencarian akan menjadi lebih
tepat dan cepat serta dengan bentuk sesuai dengan yang dibutuhkan.
Oleh karena itu dalam pengembangannya prototipe ini diusahakan dapat
diakses oleh pengguna dengan mudah dan gampang penggunaannya, bersifat
terintegrasi, sehingga semua informasi yang dibutuhkan terdapat dalam suatu wadah
tanpa harus mencarinya disemua bagian di dalam perusahaan, informasi selalu
disesuaikan dengan perkembangan, dan digunakan sebagai proses pembelajaran
karyawan baru.
3.6.5 Pemeliharaan Pengetahuan
Hilangnya pengetahuan di dalam perusahaan akan berpengaruh bagi tingkat
kompetensi perusahaan itu sendiri karena akan mengakibatkan tidak konsistennya
dalam memberikan barang atau jasa kepada para pelanggannya, respon yang lama
dalam memecahkan suatu masalah yang sudah pernah terjadi, proses bantuan
terhadap pelanggan menjadi terganggu.
Oleh
karena
itu
diperlukan
adanya
kerja
yang
konsisten
untuk
selalu
perusahaan, virus, sistem komputer yang rusak, penyimpanan data yang gagal,
adanya tindakan para penyusup ke dalam sistem komputer perusahaan.
Data yang penting untuk disimpan dalam perusahaan adalah:
1. Dokumentasi dari peristiwa penting, misal proyek atau perolehan penghargaan.
2. Risalah rapat.
3. Pengetahuan karyawan yang sudah didokumentasikan dan dibagikan ke sesama.
4. Data yang berhubungan dengan pelanggan, pemasok ataupun dengan publik.