Professional Documents
Culture Documents
tahun dan mengakar dalam jiwa bangsa Indonesia. Ia ada dalam alam kesadaran
masyarakat sebagai alam sadar orang akan tergerak melaksanakan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan bermasyarakat seperti halnya menjaga kebersamaan, prinsip-prinsip
nilai kebenaran dan keadilan.
Pada masa Orba, Pancasila digerakkan dari atas melalui program- program yang telah
dirumuskan pemerintah, top down. Di era reformasi, negara hampir jarang menyebut kata
Pancasila, terlebih membuat program yang berbau Pancasila. Pancasila sengaja dibiarkan
tanpa ada perhatian yang serius dari negara. Di saat seperti itulah, muncul keunikan
bangsa ini, yaitu nilai-nilai Pancasila terus hidup sebagai akar falsafah bangsa.
Kemudian Pancasila mengeluarkan kesaktiannya dengan membangkitkan kesadaran
publik tentang nilai-nilai kebenaran yang diyakini secara substansial. Kebenaran tidak
hanya milik penguasa semata, tetapi rakyat sudah mampu membedakan dan memilah apa
yang dinamakan sebagai kebenaran yang hidup. Ada dua arus kesaktian Pancasila, arus
atas dan bawah. Arus atas, kesaktian Pancasila diwujudkan oleh kelompok menegah-atas
dengan pembelaan terhadap kriminalisasi pimpinan KPK, Bibit-Candra. Arus bawah,
kesaktian Pancasila diwujudkan dalam perlawanan rakyat kecil, Ibu Prita dalam
menghadapi RS Omni Internasional. Aksi koin peduli Prita dan dukungan masyarakat
terhadap KPK melalui gerakan sosial merupakan bentuk nyata protes masyarakat
terhadap ketidakadilan dan kebenaran. Protes itu menunjukkan buruknya pengadilan di
Indonesia. Dari dua kasus tersebut, baik masyarakat dan pers secara sadar telah
membangkitkan kesadaran kolektif untuk memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan,
persatuan, kebenaran, dan keadilan sosial.
Seiring derasnya arus globalisasi dan permasalahan bangsa kekinian, nilai-nilai Pancasila
harus selalu dihidupkan agar bisa hadir di tengah-tengah masyarakat. Permasalahan
bangsa sudah kompleks. Segala macam bencana baik bencana alam dan sosial terus
melanda bangsa ini. Persatuan dan kesatuan mulai rapuh di tengah pertikaian para elite
yang menjalar ke bawah, bahkan akhir-akhir ini konflik sesama warga terjadi di Tarakan,
Kalimantan Timur, kemanusiaan dan ketuhanan semakin sirna di beberapa daerah dengan
adanya kekerasan terhadap jemaat HKBP di Bekasi. Rasa keadilan sosial menjadi
harapan yang semakin menjauh dari masyarakat.
Penegakan Pancasila sebagai ideologi yang beradab dan bermartabat di tengah-tengah era
globalisasi ini sangat penting. Pancasila diletakkan sebagai falsafah dan dasar negara
untuk memperkokoh kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita tidak bisa lepas dan lari
dari gempuran modernitas dan globalisasi. Peringatan Hari Kesaktian Pancasila adalah
bukti sejarah bahwa bangsa ini bisa bertumbuh menjadi bangsa yang besar ketika mampu
menggerakkan seluruh elemen bangsa untuk bersatu dan memaknai Pancasila sebagai
ideologi pemersatu bangsa.
Kesaktian Pancasila hendaknya dimaknai sebagai suatu tekad yang mampu
membangkitkan semangat kebersamaan, kebenaran, keadilan, dan persatuan yang kini
mulai mengancam.
Kini saatnya kita membangkitkan kesadaran kolektif bahwa Pancasila mempunyai peran
besar dalam mempersatukan keberagaman bangsa Indonesia. Pancasila hadir bukan
sebagai simbol dan alat indoktrinasi politik, tetapi Pancasila hadir menjadi tulang
punggung tegaknya NKRI dan keberagaman sampai sekarang ini. Semoga bangsa ini
menjadi bangsa yang cerdas dan menemukan kembali jati diri sebagai manusia Indonesia
yang Pancasilais. Diasma Sandi Swandaru Staf Pusat Studi Pancasila UGM, Sedang
Menyelesaikan S2 Hukum Kenegaraan UGM
Sumber:
http://cetak.kompas.com/read/2010/10/02/15402516/mencari.kesaktian.pancasila