You are on page 1of 3

Mengarap tanda penghubung

Menemukan kembali diri(self) dan yang lain(the


other)dalam penelitian kualitatif
MICHELE FINE
Sebagian besar penelitian kualitatif telah menghasilkan ulang,seandainya
syarat kontradiksi,wacana bersifat menjajahtantangthe other.Tulisan ini berupaya
untuk meninjau ulang bagaimana proyek-proyekpenelitian kualitatif telah me-lainkan (othered)dan mengkaji sederet teks aktivis dan/atau post modern baru yang
mempersoalkan pe-lain-nan (Othering).
Pertama, saya mengkaji tanda penghubunmg (hyphen)yang menggabungkan
self-other dalam pergaulan hidup sehari hari,yakni,tanda penghubung yang
memisahkan sekaligus meleburkan identitas identitas pribadi dengan temuan kita
tentang others.Kemudian saya membahas bagaiman para peneliti kualitatif
menggarap tanda penghubung ini.
Dalam tulisan ini saya mengumpulkan sederet karya tulis tentangmenulisi
Other, dengan mencermati berbagai argument yang digunakan oleh para pakar
kritis, feminis, dan/atau dunia ketiga tentang ilmu social sebagai alat
dominasi.Uraian ini menghimpun sederet pertanyaan campur aduk tentang metode,
etika, dan epistemology seiring dengan pemikiran ulang kita bagaimana peneliti
telah berbicara
tentang dan demikepentingan others sambil; menjelaskan diri kita dan
kepentingan kita sendiri,dengan ,emgubur berbagai kontradiksi yang menyelimuti
tanda penghubung self-other.
Sejarah mengubah konsepsi anda tentang diri anda.oleh karenanya, hal
mpenting lainnya tentang identitas adalah bahwa sebagian identitas itu berupa
hubungan antara anda dengan orang yang lain.Hanya ketika ada the-other-lah anda
dapat mengenal diri anda(self).menemukan kenyataan mengandung arti
menemukan dan menyingkap seluruh sejarah nasionalisme dan rasisme yang
sangat besar. Rasisme adalah struktur wacana dan representasi yang berupa
membuang the other secara simbolis-menghapusnya,menempatkannya di dunia
ketiga, di pinggir.
Stuart hall menelusuri benang-benang dirinya di sepanjang tubuh dan kelas
sosialnya.dengan menyadari bahwa representasi aneka- dirinya selalu terposisikan
secara politis, ia juga melihat aneka dirinya tersebut sebagai yang dirundingkan
secara pribadi.BagiM Hall,self mewujud sebagai vthe other merupakan fakta
temuan. Namun dalam tulisan ini, tampaknya Hall bergerak di antara dua

posisi.pada satu posisi,ia memandang self dan other bersifat cair. Posisi the other
memerlukan pengukuhan seorang others agar self dapat terbentuk.ironisnya,
dengan menjelaskan dua oposisi biner, Hall munculkan kembali pemisahan dan
bergerak menjauh dari upayanya mengkaji yang ada di antara.menyingkap
batas-batas kabur antara,seperti yang dipahami oleh Jackie,merupakan tugas
penting bagi para peneliti.
Jackie mencampurbaurkan autobiografinya dengan batas-batas
bersekat kami tentamng dirinya (self) dan interpretasi-interpretasilegal, bergender,
dan berciri ras tentang ke-lain-annya (other) yang mengelilingi dirinya.
Biddy Mrtin dan Chandra Talpade Mohanty(1986) memperluas percakapn ini
ketika keduanya memunculkan analisis tentang Rumah sebagai tempat untuk
membentuk self dan membuang opthers. Kedunya menulis ketegangan antara
hasrat akan rumah, keselarasan, kesamaan dengan kesadaran akan represi dan
kekerasan yang menjadikan rumah, keselarasan, dan kesamaan dapat dibayangkan
dan sekaligus memperkuatnya,tampak jelas dalam gerakan kisah tuturan akibat
gerakan-gerakn balik yang sangat cermat dan efektif yang tidak menghapuskan
keinginan positif menuju keutuhan dan kesatuan, namun menguncang dan
menumbangkannya.
Hubungan antara hilangnya komunitas dengan hiklangnya diri amatlah
penting. Hingga kadar runtuhnya identyitas berjalan seiring dengan runtuhnya
rumah dan komunitas serta didasarkan pada keseragaman dan kenyamanan, pada
kulit, darah, dan hati, maka pelepasan rumah secara otomatis mengandung arti
pelepasan diri (self) dan sebaliknya .
Kedua penulis ini mengakui bahwa diri (self) dan the other berada disisi-sisi
yang berlawanan dari pintuyang sama. Rumah dan dunia nyata berhasil dipisah.
Rumah menjanjikan kenyamanan, sedangkan dunia nyatamemunculkan bahaya. Pelain-an (othering) membantu kita menyangkal bahaya yang mengintai di dalam
rumah-rumah kita. Pe-lain-an menghalangi kita melihat kenyamanan yang berada di
luar.
Self dan Other merajut secara erat.Hubungan ini, seperti yang dialami para
peneliti dengan subjek yang ditelitinya, pada lazimnya kabur dalam teks-teks ilmu
social, yang melindungi hak istimewa, menjaga jarak, dan melestarikan
kontradiksi.Meskipun menghadapi aneka penolakan, para peneliti kualitatifselalu
tejebak pada tanda penghubung.
Yang saya maksudkan dengan menggarap tanda penghubung adalah bahwa
para peneliti perlu menjajagi dan mencari tahu bagaimana kita terhubung dengan
aneka konteks dan subjek yang kita teliti, dengan memahami jumlah kita banyak
dalam hubungan-hubungan tersebut.

Menggarap tanda penghubung mengandung arti menciptakan kesempatan


bagi peneliti dan subjek penelitian untuk membahas:1) sesuatu yang berlangsung
di antara dan yang tidak; 2) sesuatu didalam relasi-relasi yang dirundingkan yang
kisahnya sedang dituturkan, alasannya, kepsada siapa, dengan interpretasi
bagaimana, dan 3) kisah siapa yang sedang disamarkan, apa alasannya, kepada
siapa, dan dengan akibat apa.

You might also like