You are on page 1of 15

MAKALAH PBL

METABOLISME ENDOKRIN
Tutor : dr. Hartati

NAMA

: FELIANI

NIM

: 10-2009-184

KELOMPOK

: C4

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA


JAKARTA
2010

DAFTAR ISI

COVER 1
DAFTAR ISI ....2
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ....3
1.2 Tujuan .....3
2. ISI
2.1 Hormon pertumbuhan .4
2.2 Adenohipofisis ....8
2.3 Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan ..12
3. PENUTUP .14
4. DAFTAR PUSTAKA ...15

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Hormon diturunkan dari unsur-unsur penting ; hormon peptida dari protein,
hormon steroid dari kolesterol, dan hormon tiroid serta katekolamin dari asam amino.
Hormon-hormon ini kekerjasama dengan sistem saraf pusat sebagai fungsi pengatur
dalam berbagai kejadian dan metabolisme dalam tubuh. Jika hormon sudah berinteraksi
dengan reseptor di dalam atau pada sel-sel target, maka komunikasi intraseluler dimulai.
Untuk itu perlu diketahui mengenai proses pengaturan sekresi hormon , pengikatan
dengan protein transpor, pengikatan dengan reseptor dan kemampuan untuk didegradasi
dan dibersihkan agar tidak memberikan dampak metabolisme yang berkepanjangan.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui apa, fungsi, dan cara kerja hormon pertumbuhan
Untuk mengetahui inhibisi hormon pertumbuhan
Untuk mengetahui apa saja hormon yang dihasilkan adenohipofisis dan apa

fungsinya
Untuk mengetahui makroskopis dan mikroskopis adehipofisis
Untuk mengetahui faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan

BAB 2
ISI

2.1

Hormon pertumbuhan1,2

Konsep penting dalam kegiatan pemahaman pertumbuhan hormon adalah bahwa ia memiliki
dua jenis efek:

Efek langsung adalah hasil dari hormon pertumbuhan mengikat reseptor pada sel
target.Sel lemak (adipocytes), misalnya, memiliki reseptor hormon pertumbuhan, dan
hormon pertumbuhan merangsang mereka untuk memecah trigliserida dan menekan
kemampuan mereka untuk mengambil dan menumpuk beredar lipid.

Efek tidak langsung yang dimediasi terutama oleh faktor pertumbuhan sepertiinsulin-I (IGF-I) , suatu hormon yang dikeluarkan dari hati dan jaringan lain sebagai
respon terhadap hormon pertumbuhan. Mayoritas pertumbuhan meningkatkan efek
dari hormon pertumbuhan sebenarnya karena IGF-I yang bekerja pada sel target.

Menjaga perbedaan ini dalam pikiran, kita bisa mendiskusikan dua peran utama dari hormon
pertumbuhan dan yang antek IGF-I dalam fisiologi.
Pengaruh terhadap Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses yang sangat kompleks, dan membutuhkan tindakan terkoordinasi
dari beberapa hormon. Peran utama hormon pertumbuhan dalam merangsang pertumbuhan
4

tubuh adalah untuk merangsang hati dan jaringan lain untuk mengeluarkan IGF-I. IGF-I
merangsang proliferasi kondrosit (sel tulang rawan), mengakibatkan pertumbuhan
tulang. Hormon pertumbuhan tampaknya memiliki efek langsung pada pertumbuhan tulang
dalam merangsang diferensiasi kondrosit.
IGF-I juga tampaknya menjadi pemain kunci dalam pertumbuhan otot. Ini merangsang baik
diferensiasi dan proliferasi myoblasts. Hal ini juga merangsang serapan asam amino dan
sintesis protein pada otot dan jaringan lain.
Efek metabolik
Hormon pertumbuhan memiliki efek yang penting pada protein, lemak dan metabolisme
karbohidrat. Dalam beberapa kasus, efek langsung dari hormon pertumbuhan telah jelas
menunjukkan, pada orang lain, IGF-I dianggap sebagai mediator kritis, dan beberapa kasus
ternyata kedua efek langsung dan tidak langsung bermain.

metabolisme Protein: Secara umum, hormon pertumbuhan merangsang anabolisme


protein dalam jaringan banyak protein ini. pengaruh mencerminkan asam amino
meningkatkan serapan protein meningkat, sintesis dan penurunan oksidasi.

Metabolisme lemak: Pertumbuhan hormon meningkatkan pemanfaatan lemak


dengan menstimulasi pemecahan trigliserida dan oksidasi di adipocytes.

Metabolisme karbohidrat: Pertumbuhan hormon adalah salah satu dari baterai


hormon yang berfungsi untuk menjaga glukosa darah dalam kisaran normal.Hormon
pertumbuhan sering dikatakan memiliki aktivitas anti-insulin, karena menekan
kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan glukosa pada jaringan perifer dan

meningkatkan sintesis glukosa dalam hati. Agak paradoks, administrasi hormon


pertumbuhan merangsang sekresi insulin, yang mengarah ke hyperinsulinemia.
Pengendalian Sekresi Hormon Pertumbuhan
Produksi hormon pertumbuhan dimodulasi oleh banyak faktor, termasuk stres, olahraga, tidur
nutrisi, dan hormon pertumbuhan itu sendiri. Namun, pengendali utama dua hormon
hipotalamus dan satu hormon dari lambung:

Pertumbuhan hormon-releasing hormone (peningkatan GHRH) adalah peptida


hipotalamus yang merangsang baik sintesis dan sekresi hormon pertumbuhan.

Somatostatin (SS) adalah peptida yang dihasilkan oleh beberapa jaringan tubuh,
termasuk hipotalamus. Somatostatinmenghambat pelepasan hormon pertumbuhan
dalam menanggapi peningkatan GHRH dan stimulasi faktor-faktor lain seperti kadar
glukosa darah rendah.

Ghrelin adalah hormon peptida dikeluarkan dari perut. Ghrelin mengikat reseptor
pada somatotrophs dan potently merangsang sekresi hormon pertumbuhan.

Sekresi Hormon pertumbuhan juga merupakan bagian dari sebuah loop umpan balik negatif
yang melibatkan IGF-I. tingkat darah tinggi IGF-I menyebabkan penurunan sekresi hormon
pertumbuhan tidak hanya dengan langsung menekan somatotroph, tetapi dengan merangsang
pelepasan somatostatin dari hipotalamus.
Hormon pertumbuhan juga umpan balik untuk menghambat sekresi peningkatan GHRH dan
mungkin memiliki efek (autokrin) langsung menghambat pada sekresi dari somatotroph
tersebut.
Integrasi dari semua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan hormon sintesis dan sekresi
mengarah ke pola pulsatil pelepasan. basal konsentrasi hormon pertumbuhan dalam darah
sangat rendah. Pada anak-anak dan dewasa muda, masa paling intens pelepasan hormon
pertumbuhan adalah segera setelah onset tidur nyenyak.

2.2

Adenohipofisis

Anatomi3
Kelenjar hipofisis ini berbentuk Ovoid/kacang dengan ukuran 12 x 8 mm dan berat 500 mg
yang terletak di sela tursika, rongga tulang basis otak, dan dihubungkan dengan hipotalamus
oleh tungkai hipofisis atau hipofisial. Dikelilingi pembuluh darah CIRCULUS WILLISI,
Dibelakang bawah CHIASMA OPTICUM. Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan
menghasilkan bermacam- macam hormonyang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh
karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland( kelenjar induk / kelenjar ibu).
Histologi4
Mengandung 3 jenis sel:

Sel asidofil
Berbentuk bulat, bersitoplasma eosinofilik, dan bergranular
- Somatotroph: mensekresi growth hormon (GH)
- Mammotroph: mesekresi prolactin (PRL)
Sel basofil
8

Berukuran lebih besar daripada sel asidofil, bersitoplasma basofilik gelap


- Tyrotroph: mesekresi thyroid stimulating hormon (TSH)
- Corticotroph: mesekresi corticotrophin (ACTH)
- Gonadotroph: mesekresi follicle stimulating hormon (FSH) dan lutenizing hormon
(LH)
Peleapasan hormon tersebut diatur secara spesifik oleh hormon pelepas atau
penghambat (releasing atau inhibiting hormon) yang diproduksi oleh hipotalamus dan
dikirim ke adenohipofisis melalui pembuluh darah yang tergabung dalam
hypophyseal portal system.

Sel kromofob
Bersitoplasma pucat atau jernih
- Sel induk (stem cell)
- Sel kromofil yang mengalami degranulasi
- Sel folikular: berfungsi supportif dan fagositik

Adenohipofisis5-7
Hipofisis anterior tersusun atas sel kelenjar yang secara histologis dapat dibedakan menjadi 3
tipe sel yaitu sel alfa, beta (basofil), dan kromopob. Fungsi pituitaria dikontrol
oleh releasing dan inhibiting factor dari hipotalamus. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh
pituitaria anterior adalah:

1. Somatotropin (STH), atau growth hormone (GH)


Somatotropin berperan merangsang sintesis somatomedin oleh hati. Somatotropin
memiliki reseptor pada semua jaringan tubuh. Somatotropin berperan memacu
pertumbuhan semua organ tubuh sehingga dapat tumbuh secara proporsional.
Kelebihan produksi somatotropin pada masa pertumbuhan (anak-anak), akan
menimbulkan pertumbuhan yang melebihi normal yang disebut tumbuh raksasa
(gigantisme). Apabila kelebihan produksi somatotropin terjadi pada saat telah dewasa,
maka akan menyebabkan pertumbuhan menyamping dari tulang rangka yang disebut
akromegali. Sebaliknya, kekurangan produksi somatotropin akan menyebabkan
pertumbuhan terhambat atau kekerdilan yang disebut dwarf. Sebagai contoh penderita
dwarf adalah pemain sirkus. Oleh karena, somatotropin tidak begitu penting untuk
pertumbuhan syaraf, maka pada penderita dwarf tidak mengalami retardasi mental.
2. Thyroid stimulating hormone (TSH), atau thyrotrophic hormone
TSH berperan merangsang pertumbuhan dan fungsi kelenjar tiroid (terletak di daerah
leher) untuk mensekresikan hormon tiroksin. Sintesis dan sekresi TSH diatur oleh
TRH (dahulu dikenal sebagai TSH-RF, thyroid stimulating hormone releasing factor)
dari hipotalamus. Kadar tiroksin darah akan memberikan umpan-balik negatif (negatif
feedback) ke pituitaria dan hipotalamus.
3. Adrenocorticotrophic hormone (ACTH)
ACTH berperan merangsang steroidogenesis di dalam kortek adrenal.
4. PRL (Prolaktin)

10

Prolaktin berperan merangsang pertumbuhan kelenjar susu dan sintesis pogesteron


oleh korpus luteum pada beberapa spesies hewan. Sekresi PRL dihambat oleh PIF
(dahulu dikenal sebagai PRL-IF, Prolactin Inhibting Factor) yang dihasilkan oleh
hipotalamus.
5. Gonadotropin hormone (GnH)
Gonadotropin hormone berperan mengontrol fungsi gonade (ovarium dan testis).
Hormon gonadotropin dapat dibedakan menjadi 3 yaitu FSH (Follicle Stimulating
Hormone), LH (Luteinizing Hormone), dan PRL (Prolaktin).

1) Follicle Stimulating Hormone (FSH)

11

Pada wanita, FSH berperan merangsang perkembangan follikel khususnya pada


fase proliferasi yang ditandai dengan pertumbuhan follikel primer menjadi follikel
Graaf, sintesis estrogen, dan pembentukan reseptor LH pada folikel ovarium. Pada
laki-laki, FSH berperan merangsang testis untuk meningkatkan spermatogenesis.
Sekresi FSH dirangsang oleh GnRH (dahulu dikenal sebagai FSH-RF,Follicle
Stimulating Hormone-Releasing Factor) yang dihasilkan oleh hipotalamus.
2) Luteinizing Hormone (LH)
Pada wanita, LH berperan merangsang ovulasi, perkembangan (diferensiasi) sel
granulosa menjadi sel luteal (koprus luteum), dan produksi progesteron. Pada lakilaki, LH berperan merangsang testis untuk mensintesis testosteron. Sekresi LH
dirangsang oleh GnRH (dahulu dikenal sebagai LH-RF, Luteinizing HormoneReleasing Factor) yang dihasilkan oleh hipotalamus.

2.3

Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan8


Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Secara
garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu faktor dalam
(internal) dan faktor luar (eksternal/lingkungan). Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan hasil interaksi dua faktor tersebut.
Faktor internal terdiri dari perbedaan ras/etnik atau bangsa, keluarga, umur, jenis
kelamin, kelainan genetik, dan kelainan kromosom. Anak yang terlahir dari suatu ras
tertentu, misalnya ras Eropa mempunyai ukuran tungkai yang lebih panjang daripada ras
Mongol. Wanita lebih cepat dewasa dibanding laki-laki. Pada masa pubertas wanita

12

umumnya tumbuh lebih cepat daripada laki-laki, kemudian setelah melewati masa
pubertas sebalinya laki-laki akan tumbuh lebih cepat. Adanya suatu kelainan genetik dan
kromosom dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, seperti yang
terlihat pada anak yang menderita Sindroma Down.
Selain

faktor

internal,

faktor

eksternal/lingkungan

pertumbuhan dan perkembangan anak. Contoh faktor

juga

mempengaruhi

lingkungan yang banyak

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak adalah gizi, stimulasi, psikologis,


dan sosial ekonomi.
Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses tumbuh
kembang anak. Sebelum lahir, anak tergantung pada zat gizi yang terdapat dalam darah
ibu. Setelah lahir, anak tergantung pada tersedianya bahan makanan dan kemampuan
saluran cerna. Hasil penelitian tentang pertumbuhan anak Indonesia menunjukkan bahwa
kegagalan pertumbuhan paling gawat terjadi pada usia 6-18 bulan. Penyebab gagal
tumbuh tersebut adalah keadaan gizi ibu selama hamil, pola makan bayi yang salah, dan
penyakit infeksi.
Perkembangan

anak

juga

dipengaruhi

oleh

stimulasi

dan

psikologis.

Rangsangan/stimulasi khususnya dalam keluarga, misalnya dengan penyediaan alat


mainan, sosialisasi anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain akan mempengaruhi
anak dalam mencapai perkembangan yang optimal. Seorang anak yang keberadaannya
tidak dikehendaki oleh orang tua atau yang selalu merasa tertekan akan mengalami
hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangan.
Faktor lain yang tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan dan perkembangan anak
adalah faktor sosial ekonomi. Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan,
kesehatan lingkungan yang jelek, serta kurangnya pengetahuan.
13

BAB 3
PENUTUP

Kesimpulan
Pertumbuhan anak dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan yang dirangsang oleh
somatotropin. Apabila terdapat kelainan pada hormon ini, anak dapat menjadi kerdil atau
gigantisme.

14

DAFTAR PUSTAKA

1. Watson R. Anatomi & fisiologi. Jakarta: EGC; 2002.


2. Bowen
R.
Growth
hormon
(somatotropin).

2006.

Diunduh

dari:

http://www.vivo.colostate.edu/hbooks/pathphys/endocrine/hypopit/gh.html,
November 2010.
3. Kinki
M.

Anatomi

endokrin.

Diunduh

1
dari:

http://www.exomedindonesia.com/referensi-kedokteran/artikel-ilmiahkedokteran/endokrinologi-metabolik-penyakit-dalam/2010/10/28/anatomi-endokrin/,
1 November 2010.
4. Gartner LP. Color text book of histology. 2nd ed. Philadelphia: Saunders; 2001.
5. Cohen BJ, Wood DL. Memmlers the structure and function of the human body. 7th ed.
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins; 2000.
6. Bruesch SR. The hypothalamus. Tennessee: Year Book Medical Publisher; 2004
7. Bagnara JT. Endokrinologi umum. 6th ed.Yogyakarta: Airlangga University Press;
2006.
8. Chamidah AN. Deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. 2010.
Diunduh dari: http://journal.uny.ac.id/index.php/jpk/article/view/102/40, 1 November
2010.

15

You might also like