You are on page 1of 54

Derajat Kebebasan (Degree Of Freedom, DOF)

Posted: 16 Mei 2011 in TEORI ANALISA DINAMIKA STRUKTUR

1
Derajat kebebasan (degree of freedom) adalah derajat independensi yang diperlukan untuk
menyatakan posisi suatu system pada setiap saat. Pada masalah dinamika, setiap titik atau massa
pada umumnya hanya diperhitungkan berpindah tempat dalam satu arah saja yaitu arah
horizontal. Karena simpangan yang terjadi hanya terjadi dalam satu bidang atau dua dimensi,
maka simpangan suatu massa pada setiap saat hanya mempunyai posisi atau ordinat tertentu baik
bertanda negative ataupun bertanda positif. Pada kondisi dua dimensi tersebut, simpangan suatu
massa pada saat t dapat dinyatakan dalam koordinat tunggal yaitu Y(t). Struktur seperti itu
dinamakan struktur dengan derajat kebebasan tunggal / SDOF ( Single Degree of Freedom )
system.
Dalam model system SDOF atau berderajat kebebasan tunggal, setiap massa m, kekakuan k,
mekanisme kehilangan atau redaman c, dan gaya luar yang dianggap tertumpu pada elemen fisik
tunggal.
Struktur yang mempunyai n-derjat kebebasan atau struktur dengan derajat kebebasan banyak
disebut multi degree of freedom (MDOF). Akhirnya dapat disimpulkan bahwa jumlah derajat
kebebasan adalah jumlah koordinat yang diperlukan untuk menyatakan posisi suatu massa pada
saat tertentu.

Single Degree of Freedom System ( SDOF )

1. Persamaan Differensial Pada Struktur SDOF


System derajat kebebasan tunggal (SDOF) hanya akan mempunyai satu koordinat yang
diperlukan untuk menyatakan posisi massa pada saat tertentu yang ditinjau. Bangunan satu
tingkat adalah salah satu contoh bangunan derajat kebebasan tunggal.
Berdasarkan prinsip keseimbangan dinamik pada free body diagram tersebut, maka dapat
diperoleh hubungan,
p(t) fS fD = m atau m + fD + fS = p(t)

( 2.4.1 )

dimana :
fD = c.
fS = k.y

( 2.4.2 )

Apabila persamaan 2.4.2 disubtitusikan ke persamaan 2.4.3 , maka akan diperoleh :


m+ c+ ky = p(t)

( 2.4.3 )

Persamaan (2.4.3) adalah persamaan differensial gerakan massa suatu struktur SDOF yang
memperoleh pembebanan dinamik p(t). pada problema dinamik.

Yang penting untuk diketahui adalah simpangan horizontal tingkat atau dalam persamaaan
tersebut adalah y(t).
2 Persamaan Differensial Struktur SDOF akibat Base Motion
Beban dinamik yang umum dipakai pada analisa struktur selain beban angin adalah beban
gempa. Gempa bumi akan mengakibatkan permukaan tanah menjadi bergetar yang getarannya
direkam dalam bentuk aselogram. Tanah yang
bergetar akan menyebabkan semua benda yang berada di atas tanah akan ikut bergetar termasuk
struktur bangunan. Di dalam hal ini masih ada anggapan bahwa antara fondasi dan tanah
pendukungnya bergerak secara bersama-sama atau fondasi dianggap menyatu dengan tanah.
Anggapan ini sebetulnya tidak sepenuhnya benar karena tanah bukanlah material yang kaku
yang mampu menyatu dengan fondasi. Kejadian yang sesungguhnya adalah bahwa antara tanah
dan fondasi tidak akan bergerak secara bersamaan. Fondasi masih akan bergerak horizontal
relative terhadap tanah yang mendukungnya. Kondisi seperti ini cukup rumit karena sudah
memperhitungkan pengaruh tanah terhadap analisis struktur yang umumnya disebut soilstructure interaction analysis.
Untuk menyusun persamaan differensial gerakan massa akibat gerakan tanah maka anggapan di
atas tetap dipakai, yaitu tanah menyatu secara kaku dengan kolom atau kolom dianggap dijepit
pada ujung bawahnya. Pada kondisi tersebut ujung bawah kolom dan tanah dasar bergerak secara
bersamaan. Persamaan difrensial gerakan massa struktur SDOF akibat gerakan tanah selanjutnya
dapat diturunkan dengan mengambil model seperti pada gambar :

( gambar 1. Struktur SDOF Akibat Base Motion )


Berdasarkan pada free body diagram seperti gambar di atas maka deformasi total yang terjadi
adalah :
ytt (t) = y(t) + yg (t)

( 2.4.4 )

Dari free body diagram yang mengandung gaya inersia f1 tampak bahwa persamaan
kesetimbangannya menjadi
fI + fD + fS = 0
dimana inersia adalah,
fI = my t

( 2.4.5 )
( 2.4.6 )

Dengan mensubstisusikan persamaan (2.4.2) dan (2.4.6) ke (2.4.4) dan (2.4.6), sehingga
diperoleh persamaaannya sebagai berikut,
my + cy + ky= - mg (t)

( 2.4.7 )

Persamaan tersebut disebut persamaan difrensial relative karena gaya inersia, gaya redam dan
gaya pegas ketiga tiganya timbul akibat adanya simpangan relative. Ruas kanan pada
persamaan (2.4.7) disebut sebagai beban gempa efektif atau beban gerakan tanah efektif. Ruas
kanan tersebut seolah menjadi gaya dinamik efektif yang bekerja pada elevasi lantai tingkat.
Kemudian gaya luar ini akan disebut sebagai gaya efektif gempa :
Peef (t) mg (t).

( 2.4.8 )

3. Persamaan Differensial Struktur MDOF ( Multi Degree of Freedom)


a) Matriks Massa, Matriks Kekakuan dan Matriks Redaman
Untuk menyatakan persamaan diferensial gerakan pada struktur dengan derajat kebebasan
banyak maka dipakai anggapan dan pendekatan seperti pada struktur dengan derajat kebebasan
tunggal SDOF. Anggapan seperti prinsip shear building masih berlaku pada struktur dengan
derajat kebebasan banyak (MDOF). Untuk memperoleh persamaan diferensial tersebut, maka
tetap dipakai prinsip keseimbangan dinamik (dynamic equilibrium) pada suatu massa yang
ditinjau. Untuk memperoleh persamaan tersebut maka diambil model struktur MDOF.
Struktur bangunan gedung bertingkat 3, akan mempunyai 3 derajat kebebasan. Sering kali
jumlah derajat kebebasan dihubungkan secara langsung dengan jumlahnya tingkat. Persamaan
diferensial gerakan tersebut umumnya disusun berdasarkan atas goyangan struktur menurut first
mode atau mode pertama seperti yang tampak pada garis putus-putus. Masalah mode ini akan
dibicarakan lebih lanjut pada pembahasan mendatang. Berdasarkan pada keseimbangan dinamik
pada free body diagram. maka akan diperoleh :

Pada persamaan-persamaan tersebut diatas tampak bahwa keseimbangan dinamik suatu massa
yang ditinjau ternyata dipengaruhi oleh kekakuan, redaman dan simpangan massa sebelum dan
sesudahnya. Persamaan dengan sifat-sifat seperti itu umumnya disebut coupled equation karena
persamaan-persamaan tersebut akan tergantung satu sama lain. Penyelesaian persamaan coupled
harus dilakukan secara simultan artinya dengan melibatkan semua persamaan yang ada. Pada
struktur dengan derajat kebebasan banyak, persamaan diferensial gerakannya merupakan
persamaan yang dependent atau coupled antara satu dengan yang lain.
Selanjutnya dengan menyusun persamaan-persamaan di atas menurut parameter yang sama
(percepatan, kecepatan dan simpangan) selanjutnya akan diperoleh :

Persamaan-persamaan di atas dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai berikut :

(Pers. 2.4.14 dapat ditulis dalam matriks yang lebih kompleks,


[M]{} + [C]{} + [K]{Y} = {F(t)}
Yang mana [M], [C] dan [K] berturut-turut adalah mass matriks, damping matriks dan matriks
kekakuan yang dapat
ditulis menjadi,

Sedangkan {}, {} dan {Y} dan {F(t)} masing-masing adalah vektor percepatan, vektor
kecepatan, vektor simpangan
dan vektor beban, atau,

Secara visual Chopra (1995) menyajikan keseimbangan antara gaya dinamik, gaya pegas, gaya
redam dan gaya inersia seperti pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Keseimbangan Gaya Dinamik dengan fS, fD, dan f1 (Chopra, 1995)
b) Matriks Redaman
Pada persamaan diferensial di atas, maka tersusunlah berturut-turut matriks massa, matriks
redaman dan matriks kekakuan. Sebagaimana telah dibahas sebelumnya bahwa kekakuan kolom
sudah dapat dihitung secara lebih pasti. Kekakuan kolom dapat dihitung berdasarkan model
kekakuan balok yang dipakai. Dengan demikian matriks kekakuan sudah dapat disusun dengan
jelas. Pada bagian lain yang sudah dibahas adalah massa struktur. Apabila model distribusi massa
struktur sudah dapat dikenali dengan baik, maka massa setiap derajat kebebasan juga dapat
dihitung dengan mudah. Akhirnya matriks massa juga dapat disusun secara jelas. Maka sesuatu
yang perlu dibahas lebih lanjut

adalah matriks redaman. Sebelum menginjak matriks redaman maka akan dibahas terlebih
dahulu jenis dan sistem redaman.
c) Non Klasikal / Non Proporsional Damping
Apabila matriks massa dan matriks kekakuan telah dapat disusun, maka selanjutnya tinggallah
matriks redaman. Pada struktur SDOF, koefisien redaman c dapat dihitung yaitu merupakan
produk antara rasio antara redaman-redaman kritik. Pada Bab III telah dibahas tentang sistem
redaman yaitu redaman klasik ( clasiccal damping ) dan redaman non-klasik ( non clasiccal
damping ). Damping non-klasik dapat tergantung pada frekuensi ( frequency dependent ). Clough
dan Penzien (1993) memberikan contoh damping non-klasik.
Pada gambar 2.4.a tampak kombinasi antara struktur beton di bagian bawah misalnya dan
struktur baja pada bagian atas. Jenis bahan akan mempengaruhi rasio redaman. Antara struktur
beton dan struktur baja akan mempunyai perbedaan rasio redaman yang cukup signifikan. Oleh
karena itu sistem struktur mempunyai rasio redaman yang berbeda. Prinsip non-klasikal damping
akan berlaku pada struktur tersebut. Pada gambar 2.4.b adalah sistem struktur yang
memperhitungkan efek / pengaruh tanah dalam analisis struktur. Analisis struktur seperti itu
biasanya disebut analisis interaksi antara tanah dengan bangunan (soil-structure interaction
analysis). Struktur tanah umumnya mempunyai kapasitas meredam energi atau mempunyai rasio
redaman yang jauh lebih besar daripada bangunan atas. Disamping itu interaksi antara tanah dan
fondasi sebenarnya adalah interaksi frequency dependent, artinya kualitas
interaksi akan dipengaruhi oleh frekuensi beban yang bekerja.

Gambar 2.4 Struktur Dengan Damping Non-Klasik (Clough & Pensien, 1993)
Apabila interaksi antara tanah dengan struktur dipengaruhi frekuensi, maka kekakuan dan
redaman interaksi juga frequency dependent. Pada kondisi tersebut sistem struktur tidak akan
mempunyai standar mode shapes (akan dibahas kemudian). Dengan memperhatikan kenyataankenyataan seperti itu maka ada empat hal yang perlu
diperhatikan. Pertama rasio redaman struktur atas yang dipengaruhi oleh level respon, kedua
rasio redaman pada stuktur atas dan bawah sangat berbeda, ketiga rasio redaman struktur bawah
tergantung pada frekuensi beban dan keempat sistem struktur tidak akan mempunyai standar
mode shapes. Apabila analisis struktur akan memperhatikan hal itu semua, maka problemnya
tidak hanya terletak pada redaman tetapi penyelesaian yang komprehensif terhadap sistem
struktur. Penyelesaian soil-structure interaction pada bangunan bertingkat banyak sungguhlah
tidak sederhana. Oleh karena itu memperhitungkan redaman non-klasik ini memerlukan
kemampuan yang sangat khusus.
d) Klasikal / Proposional Damping

Damping dengan sistem ini relatif sederhana bila dibanding dengan nonklasikal damping.
Namun demikian penggunaan sistem damping seperti ini juga terbatas, yaitu hanya dipakai pada
analisis struktur yang tidak memperhatikan interaksi antara tanah dengan bangunan. Ada juga
yang memakainya, namun hal itu disertai dengan anggapan-anggapan. Analisis struktur yang
menggunakan damping jenis ini adalah analisis struktur elastik maupun inelastik yang mana
struktur bangunan dianggap dijepit pada dasarnya.
Pada analisis dinamik yang menggunakan superposisi atas persamaan independen (uncoupled
modal superposition method) maka masih dapat dipakai, prinsip ekivalen damping rasio, yaitu
yang dinyatakan dalam bentuk,
Cj = 2 j Mj j

(2.4.18)

yang mana Cj, Mj adalah suatu simbol yang berasosiasi dengan mode j, dan j berturut-turut
adalah rasio redaman dan frekuensi sudut mode ke-j.
Untuk menyederhanakan persoalan umumnya dipakai rasio redaman yang konstan, artinya nilai
rasio redaman diambil sama untuk semua mode. Apabila hal ini telah disepakati maka analisis
dinamik struktur dengan modal analis tidak memerlukan matriks redaman. Cara ini mempunyai
kelemahan, karena pada mode yang lebih tinggi umumnya frekuensi sudut dan rasio redaman
akan lebih besar.
Pada analisis dinamik yang melakukan integrasi secara langsung dan analisis dinamik inelastik,
maka konsep ekivalen damping ratio sebagaimana tercantum pada persamaan 2.4.18 tersebut
tidak dapat dipakai. Pada kedua analisis ini diperlukan suatu matriks redaman, dan oleh
karenanya matriks redaman perlu disusun. Didalam analisis tersebut damping matriks disusun
berdasarkan satu dan dua nilai proporsional damping. Terdapat beberapa sistem redaman
proporsional yang dapat disusun yang secara skematis ditunjukkan oleh gambar 2.5

Gambar 2.5 Jenis-Jenis Proporsional Damping

Simpangan (Driff) Akibat Gaya Gempa


Posted: 13 Mei 2011 in TEORI ANALISA DINAMIKA STRUKTUR

1
Simpangan (driff) adalah sebagai perpindahan lateral relative antara dua tingkat bangunan yang
berdekatan atau dapat dikatakan simpangan mendatar tiap tiap tingkat bangunan (horizontal story
to story deflection).

Simpangan lateral dari suatu system struktur akibat beban gempa adalah sangat penting yang
dilihat dari tiga pandangan yang berbeda, menurut Farzat Naeim (1989):
1. Kestabilan struktur (structural stability)
2. Kesempurnaan arsitektural (architectural integrity) dan potensi kerusakan bermacammacam komponen bukan struktur
3. Kenyaman manusia (human comfort), sewaktu terjadi gempa bumi dan sesudah
bangunan mengalami gerakan gempa.
Dalam pada itu juga, Richard N. White (1987) berpendapat bahwa dalam perencanaan bangunan
tinggi selalu dipengaruhi oleh pertimbangan lenturan (deflection), bukannya oleh kekuatan
(strength).
Simpangan antar tingkat dari suatu titik pada suatu lantai harus ditentukan sebagai simpangan
horizontal titik itu, relative terhadap titik yang sesuai pada lantai yang berada dibawahnya.
Perbandingan antar simpangan antar tingkat dan tinggi tingkat yang bersangkutan tidak boleh
melebihi 0.005 dengan ketentuan dalam segala hal simpangan tersebut tidak boleh lebih dari 2
cm. Terhadap simpangan antar tingkat telah diadakan pembatasan-pembatasan untuk menjamin
agar kenyamanan bagi para penghuni gedung tidak terganggu dan juga untuk mengurangi
momen-momen sekunder yang terjadi akibat penyimpangan garis kerja gaya aksial didalam
kolom-kolom (yang lebih dikenal dengan P-delta).
Berdasarkan UBC 1997 bahwa batasan story driff atau simpangan antar tingkat adalah sebagai
berikut :
Untuk periode bangunan yang pendek T< 0.7 detik, maka simpangan antar tingkat m
0.0025Ih atau 2.5% dari tinggi bangunan.
Untuk periode bangunan yang pendek T> 0.7 detik, maka simpangan antar tingkat m 0.002Ih
atau 2.0% dari tinggi bangunan.

Dinamik Karakteristik Struktur Bangunan


Posted: 13 Mei 2011 in TEORI ANALISA DINAMIKA STRUKTUR

Pada persamaan difrensial melibatkan tiga properti utama suatu struktur yaitu massa, kekakuan
dan redaman. Ketiga properti struktur itu umumnya disebut dinamik karakteristik struktur.
Properti-properti tersebut sangat spesifik yang
tidak semuanya digunakan pada problem statik. Kekakuan elemen / struktur adalah salah satusatunya karakteristik yang dipakai pada problem statik, sedangkan karakteristik yang lainnya
yaitu massa dan redaman tidak dipakai.
1. Massa
Suatu struktur yang kontinu kemungkinan mempunyai banyak derajat kebebasan karena
banyaknya massa yang mungkin dapat ditentukan. Banyaknya derajat kebebasan umumnya
berasosiasi dengan jumlah massa tersebut akan

menimbulkan kesulitan. Hal ini terjadi karena banyaknya persamaan differensial yang ada.
Terdapat dua permodelan pokok yang umumnya dilakukan untuk mendeskripsikan massa
struktur.
2. Kekakuan
kekakuan adalah salah satu dinamik karakteristik struktur bangunan yang sangat penting
disamping massa bangunan. Antara massa dan kekakuan struktur akan mempunyai hubungan
yang unik yang umumnya disebut karakteristik diri atau Eigenproblem. Hubungan tersebut akan
menetukan nilai frekuensi sudut , dan periode getar struktur T. Kedua nilai ini merupakan
parameter yang sangat penting dan akan sangat mempengaruhi respon dinamik struktur. Pada
prinsip bangunan geser ( shear building ) balok pada lantai tingkat dianggap tetap horizontal baik
sebelum maupun sesudah terjadi pergoyangan. Adanya plat lantai yang menyatu secara kaku
dengan balok diharapkan dapat membantu kekakuan balok sehingga anggapan tersebut tidak
terlalu kasar. Pada prinsip desain bangunan tahan gempa dikehendaki agar kolom lebih kuat
dibandingkan dengan balok, namun demikian rasio tersebut tidak selalu linear dengan
kekakuannya. Dengan prinsif shear building maka dimungkinkan pemakaian lumped mass
model. Pada prinsip ini, kekakuan setiap kolom dapat dihitung berdasarkan rumus yang telah
ada. Pada prinsipnya, semakin kaku balok maka semakin besar kemampuannya dalam
mengekang rotasi ujung kolom, sehingga akan menambah kekuatan kolom. Perhitungan
kekakuan kolom akan lebih teliti apabila pengaruh plat lantai diperhatikan sehingga
diperhitungkan sebagai balok T.
3. Redaman
Redaman merupakan peristiwa pelepasan energi ( energi dissipation) oleh struktur akibat adanya
berbagai macam sebab. Beberapa penyebab itu antara lain adalah pelepasan energi oleh adanya
gerakan antar molekul didalam material, pelepasan energi oleh gesekan alat penyambung
maupun system dukungan, pelepasan energi oleh adanya gesekan dengan udara dan pada respon
inelastic pelepasan energi juga terjadi akibat adanya sendi plastis. Karena redaman berfungsi
melepaskan energi maka hal ini akan mengurangi respon struktur.

SEKILAS MENGENAI
ANALISA DINAMIK STRUKTUR
I.1. Simpangan Dinamik Struktur (DLF)

I.1.2.

Kekakuan Struktur
Kekakuan struktur tiap kolom dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Di mana :
K

= Kekakuan Kolom (Kg/cm)

= Momen Inersia (cm4)

= Panjang Bentang (cm)

b dan h

= Dimensi Kolom (cm)

= Modulus Elastik Beton (2 x 106 kg/cm2)

1.1.2. Plot Simpangan Struktur


Secara umum apabila frekuensi sudut beban dekat dengan frekuensi sudut struktur maka respon
struktur akan membesar.

Dimana :
Y(t)

= Plot Simpangan Struktur (rad cm/kg detik)

= Rasio Frekuensi

= Kekakuan struktur (kg/cm)

1.1.3. Dynamic Magnification Factor atau Dinamyc Load


DLF dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Dari Gambar di atas terlihat bahwa nilai DLF akan besar sekali pada rasio redaman (3) yang
relative kecil, dan rasio frekuensi (r) yang mendekati 1.
I.2. Mode Shape Struktur
Getaran bebas pada struktur derajat kebebasan banyak akan struktur yang penting dan sangat
bermanfaat. Karakter karakter tersebut adalah frekuensi sudut (w) periode getaran (T) dan
frekuensi alam.
Dapat dihitung dengan cara:

Berdasarkan keseimbangan gaya-gaya pada free body dapat disusun Persamaan Diferensial
gerakan:
m1.y1 + K1.y1 -K2 (y2-y1) =0
m2.y2 + K2(y2-y1) -K3 (y3-y2) =0
m3.y3 + K3(y3-y2) -K4 (y4-y3) =0
m4,y4 + K4 (y4-y3) =0
Persamaan tersebut dapat ditulis menjadi:
m1.y1 + (K1+K2)y1 -K2 .y2 =0
m2.y2 - K2.y1 +(K2+K3)y2-K3.y3 =0
m3.y3 - K3.y2 +(K3-K4)y3 - K4.y4 =0

m4.y4 - K4.y3 + K4.y4 =0


Dapat ditulis dalam bentuk matrik :

Beberapa contooh metode shape struktur :

I.3. Respon Struktur Terhadap Gempa El-Centro


Gempa merupakan fenomena alam yang terjadi dan tid ak dapat dielakan dari kehidupan
manusia. Gempa bumi adalah getaran atau gegaran pergerakan perrnukaan bumi. Permukaan
bumi senantiasa bergerak dalam pergerakan tektonik, dan gempa bumi terjadi disebabkan
tekanan melebihi kemampuan bumi meredamnya. Salah satu kaitan gempa bumi didalam teknik
sipit adalah dampak dari getaran gempa tersebut terhadap bangunan di permukaan bumi. Sesuai
dengan getaran yang dihasilkan gempa dan mutu serta kualitas mendesain sebuah bangunan akan
berdampak terhadap bangunan itu sendiri, Di dalam perencanaan struktur beton bertulang
khususnya gedung, analisa beban yang diberikan selain beban sendiri bangunan, beban hidup,
serta beban angin, beban gempa juga harus diperhitungkan, berkaitan dengan wilayah Indonesia
yang terletak pada jalur wilayah gempa. Perencanaan yang melibatkan beban gempa adalah
bertujuan agar bangunan yang didesain tahan terhadap gempa.

Gempa El-Centro yang terjadi di California Amerika Serikat satu gempa terdahsyat yang
pernah terjadi di bumi ini dimana sekitar 80 % bangunan yang ada dikota California bagian utara
di jalan Imperial mengalami kerusakan yang sangat parah. Disepanjang jalan Brawley sebagai
pusat bisnis kota, seluruh struktur bangunan nengalami kerusakan yang parah. Dampak getaran
yang terjadi dirasakan sampai sekitar 40 mil disepanjang jalan Imperial. Kerugian yang
diperkirakan pada saat itu adalah sekitar $US 6 juta. Gempa El Centro perancangan bangunan
tahan gempa. Nilai magnitude gempa El Cen tro adalah 7.1.
UBC ( Uniform Building Code ) adalah salah satu pedoman perancangan bangunan
gedung tahan gempa dimana pedoman ini dibuat berdasarkan observasi Northridge di California
pada kelakuan struktur terhadap gempa.tahun 1994 dan gempa Hyogoken-Nanbu di Kobe,
Jepang pada tahun 1995. Kedua gempa ini memberikan efek yang sangat signifikan terhadap
perancangan dan pendetailan sebuah struktur, terutama perancangan struktur di daerah beresiko
gempa yang tinggi. Peraturan UBC telah dibuat pada tahun 1994, dan direvisi ulang pada tahun
1997 setelah gempa dahsyat terjadi di kota Kobe, Jepang. Peraturan UBC juga merupakan
peraturan yang dibuat berdasarkan peraturan ACI 318- 95. Perancangan gaya geser dasar
minimum pada daerah Zone 4 menurut UBC juga dibuat berdasarkan hasil penelitian dan
observasi gerakan tanah pada daerah sekitar pada saat terjadi di gempa Nortbridge pada tahun
1994.
Peraturan UBC 94S2 merupakan peraturan yang selalu di struktur tahan gempa dengan
menggunakan respon spektrum yang telah diobservasi dan diakui secara luas. Sementara gempa
El-Centro yang memberikan respon spektrum efek yang sangat signifikan juga sangat
berpengaruh besar terhadap struktur sehingga didalam perencanaan sebuah struktur dengan
metode analisa dinamis kita dapat mengetahui sebuah struktur yang di disain dengan
memperhitungkan analisa respon spektrum peraturan UBC 94S2 dapat dinyatakan aman atau
tidak apabila didisain dengan menggunakan respon spektrum dan gempa El-Centro dan berapa
besar perbedaan dari keduanya.
Gempa El Centro terjadi di Imperial Valley, California pada tanggal 15 Oktober 1979.
Gempa El Centro dapat dirasakan sekitar lebih dari 128.000 km luasan area. Dampak terburuk
yang dirasakan di bagian Utara California dan bagian Selatan Negara Imperial dimana sebelas
perusahaan dan dua 216 rumah hancur. Empat ratus perusahaan dan 1565 rumah rusak berat.
Walaupun tidak ada korban jiwa, sembilan puluh satu orang dilaporkan terluka akibat benda benda tajam yang melayang dan tertimpa akibat reruntuhan benda. Salah satu struktur terbaik
yang ada runtuh akibat getaran gempa E| Centro, Untuk bangunan yang bukan tergolong struktur
juga dalam keadaan rusak berat termasuk dampak terhadap abutmen jembatan yang terjadi retak-

retak dan badan jalan yang mengalami pergeseran akibat merosot dan hancur. Gempa El Centro
juga memberikan dampak yang cukup besar di bidang pertanian, dimana saluran -saluran dan
bangunan-bangunan Irigasi mengalami kerusakan yang cukup fatal, Goncangan akaibat gempa
El Centro menyebabkan keruntuhan bendungan di sepanjang 13 km Timur Kanal Calexico.
Setiap akselerogram mengandung ketidakpastian untuk dipakai disuatu lokasi. Karena itu harus
ditinjau sedikitnya 4 buah akselerogram gempa yang berbeda. Gempa El Centro dianggap
sebagai standar, karena akselerogramnya mengandung frekuensi yang lebar, tercatat pada jarak
sedang dan pusat gempa dengan magnitude yang sedang pula. Sebagai alternatif maka
diperbolehkan mempergunakan percepatan tanah yang disimuiasikan sebagai gerak respons
dinamik riwayat waktu.

Riwayat Waktu Gempa El-Centro di California

Kerusakan pada sendi plastis kolom akibat gempa El-Centro di California

Semoga hasil Posting saya ini dapat membantu rekan-rekan Fakultas Teknik Sipil pada
umumnya dan rekan-rekan Fakultas Teknik Sipil Unissula yang mengambil Mata Kuliah Analisa
Dinamik Struktur pada khususnya..
Terima Kasih

ANALISIS GEMPA
Sejarah Analisis Gempa
Analisis Gempa atau Seismik adalah bagian dari analisis struktur dan perhitungan respon dari
sebuah bangunan struktur untuk gempa bumi. Ini adalah bagian dari proses perencanaan struktur,
rekayasa gempa bumi atau penilaian struktural dan retrofit (lihat rekayasa struktural) di daerah
rawan gempa bumi.

Seperti yang terlihat dalam gambar, bangunan memiliki potensi untuk berdeformasi menurut
pola gelombang selama gempa bumi. Hal ini disebut mode dasar atau fundamental mode , dan
merupakan respon frekuensi terendah bangunan. Sebagian besar bangunan, memiliki mode yang
lebih tinggi dari respon, yang unik selama gempa bumi. Angka ini hanya menunjukkan mode
kedua, tetapi ada yang lebih tingg. Namun mode pertama dan kedua cenderung menyebabkan
kerusakan yang paling banyak.
>
Ketentuan awal untuk ketahanan seismik yaitu persyaratan desain untuk gaya lateral dimana
beban gempa tiap tingkat sebanding dengan proporsi berat bangunan. Pendekatan ini diadopsi
dalam lampiran dari 1927 Uniform Building Code (UBC), yang digunakan di pantai barat
Amerika Serikat . Hal Ini kemudian berkembang bahwa sifat dinamik struktur mempengaruhi
beban yang dihasilkan selama gempa bumi. Pada Los Angeles County Building Code tahun 1943
ketentuan untuk memvariasikan beban berdasarkan jumlah tingkat lantai diadopsi (berdasarkan
penelitian yang dilakukan di Caltech bekerjasama dengan Universitas Stanford danPantai AS dan
Geodetic Survey , yang dimulai pada tahun 1937) .
>
Konsep respon spectra dikembangkan pada 1930-an, tapi tidak sampai 1952 bahwa komite
bersama dari San Francisco Bagian dari ASCE dan Insinyur Struktural Asosiasi California Utara
(SEAONC) mengusulkan menggunakan periode alami bangunan (yang invers frekuensi) untuk
menentukan gaya lateral [1] .
University of California, Berkeley merupakan perguruan tinggi awal yang mengembangkan
analisis struktur seismik berbasis-komputer, diketuai oleh Profesor Ray Clough (yang juga
menciptakan istilah elemen hingga). Diantara mahaiswanya adalah Edward L Wilson, yang
kemudian menulis program SAP pada tahun 1970, generasi awal yang mengembangkan program
Analisis Elemen Hingga .
>
Analisis Statik Ekivalen
Metode ini mendefinisikan serangkaian gaya yang bekerja pada sebuah gedung untuk mewakili
efek dari gerakan tanah gempa, biasanya ditentukan oleh desain seismik spektrum respon. Dalam
metode ini diasumsikan bahwa bangunan merespon gempa dalam mode fundamental. Respon
dibaca dari desain spektrum respons, mengingat frekuensi alami bangunan (baik dihitung atau
ditentukan oleh peraturan/kode bangunan). Penggunaaan metode ini diperluas dalam banyak
peraturan bangunan dengan menerapkan faktor penambahan (untuk bangunan tinggi) dengan
beberapa mode yang lebih tinggi, dan (untuk tingkat rendah) yang mengalami rotasi. Untuk
mempertimbangkan dampak karena pelelehan struktur, peraturan banyak menerapkan faktor
modifikasi yang mengurangi kekuatan desain (misalnya faktor reduksi kekuatan, R).

>
Analisis Respon Spektrum
Pendekatan ini memperhitungkan beberapa mode respons bangunan. Hal ini diperlukan dalam
banyak peraturan bangunan kecuali untuk bangunan yang sangat sederhana atau sangat kompleks
struktur. Respons struktur dapat didefinisikan dari kombinasi dari banyak mode khusus sehingga
dalam rangkaian getaran sesuai dengan beban harmonik. Analisis dengan komputer dapat
digunakan untuk menentukan mode untuk struktur. Untuk setiap mode, respon dibaca dari
spektrum desain, berdasarkan pada frekuensi modal dan massa modal dan kemudian
dikombinasikan untuk memberikan perkiraan total respon struktur.
Kombinasi Modal terdiri atas :
1. Metode absolut puncak : nilai yang ditambahkan bersama-sama
2. Kuadrat akar dari jumlah kuadrat (SRSS)
3. Kombinasi Kuadrat Lengkap (CQC) sebuah metode yang merupakan perbaikan pada SRSS
untuk mode berjarak dekat.
Hasil dari analisis respon spektrum dengan menggunakan respon spektrum gerakan tanah
biasanya berbeda dari yang akan dihitung langsung dari analisis linier dinamik menggunakan
gerakan tanah langsung, karena terdapat tahapan informasi yang hilang dalam proses
menghasilkan respon spektrum. Dalam kasus di mana struktur sangat tidak teratur, sangat tinggi
atau sangat penting bagi masyarakat di respon bencana, pendekatan respon spektrum tidak lagi
sesuai, dan analisis kompleks analisis dibutuhkan, seperti non-linear analisis statis atau dinamis.
>
Analisis Dinamis Linier
Prosedur statis sesuai apabila efek mode yang lebih tinggi tidak signifikan. Ini umumnya berlaku
untuk jangka pendek, bangunan biasa. Oleh karena itu, untuk bangunan tinggi, bangunan yang
mengalami torsi, atau sistem non-ortogonal, sebuah diperlukan prosedur dinamis. Dalam
prosedur dinamik linier, gedung dimodelkan sebagai sistem derajat-kebebasan-banyak (MDOF)
dengan matriks kekakuan elastis linear dan matriks redaman viskos setara.
Masukan seismik dimodelkan baik menggunakan analisa spektral modal atau analisis riwayat
waktu tetapi dalam kedua kasus, kekuatan-kekuatan internal yang sesuai dan perpindahan
ditentukan menggunakan analisis elastis linier. Keuntungan dari prosedur dinamik linier
berkaitan dengan prosedur statis linear adalah bahwa mode yang lebih tinggi dapat
diperhitungkan. Namun, hal ini didasarkan pada respon elastis linier dan karenanya penerapan
menurun dengan meningkatnya perilaku nonlinear didekati dengan faktor reduksi kekuatan
global.
Dalam analisis dinamik linier, respon struktur terhadap gerakan tanah dihitung dalam domain
waktu dan semua fase informasi itu dipertahankan. Metode analitis dapat menggunakan
dekomposisi modal sebagai alat untuk mengurangi derajat kebebasan dalam analisis.
>
Analisis Statis Non-Linier
Secara umum, prosedur linier yang berlaku saat struktur diharapkan tetap hampir elastis untuk
tingkat pergerakan tanah atau ketika hasil desain dalam distribusi hampir seragam di seluruh
respon nonlinier struktur. Sebagai tujuan bahwa kinerja struktur menyiratkan tuntutan inelastis
yang lebih besar dengan peningkatan prosedur linier ke titik yang membutuhkan tingkat tinggi
konservatif dalam asumsi permintaan dan kriteria penerimaan untuk menghindari kinerja yang
tidak diinginkan. Oleh karena itu, prosedur memasukkan analisis inelastik dapat mengurangi
ketidakpastian dan konservatif. Pendekatan ini juga dikenal sebagai analisis pushover. Sebuah
pola gaya diterapkan pada model struktural yang mencakup sifat non-linear (seperti pada baja),
dan gaya total diplot terhadap perpindahan referensi untuk menentukan kurva kapasitas. Ini
kemudian dapat dikombinasikan dengan kurva persyaratan (biasanya dalam bentuk percepatanperpindahan spektrum respon (ADR)). Hal ini pada dasarnya adalah mengurangi masalah dengan
membawa ke tingkat kebebasan tunggal. Prosedur nonlinier statik ekuivalen SDOF

menggunakan model struktural yang mewakili gerakan tanah seismik dengan spektrum respons.
Story drift (perpindahan tingkat) dan komponen gaya terkait terhadap parameter permintaan
global oleh kurva pushover atau kapasitas merupakan dasar dari prosedur statis non-linear.
Analisisi Dinamik Non-linier
Analisis nonlinier dinamik memanfaatkan kombinasi catatan gerakan tanah dengan model
struktural rinci, sehingga mampu menghasilkan hasil dengan ketidakpastian yang relatif rendah.
Dalam analisis dinamik nonlinear, model struktural rinci dikenakan ke rekaman gerakan tanah
(ground-motion) menghasilkan estimasi deformasi komponen untuk setiap derajat kebebasan
dalam model dan respon modal yang digabungkan dengan menggunakan skema seperti jumlahkuadrat-akar (SRRS).
Dalam analisis dinamis non-linear sifat non-linier struktur dianggap sebagai bagian dari suatu
domain analisis waktu. Pendekatan ini adalah yang paling ketat dan digunakan oleh beberapa
peraturan bangunan untuk bangunan dengan konfigurasi yang tidak biasa atau untuk keperluan
khusus. Namun, respon dihitung bisa sangat sensitif terhadap karakteristik gerakan tanah
individu digunakan sebagai input seismik, sehingga diperlukan beberapa analisis menggunakan
catatan gerakan tanah yang berbeda untuk mencapai estimasi yang handal dari distribusi
probabilistik respon struktural. Karena sifat-sifat respon gempa tergantung pada intensitas, atau
keparahan, dari getaran seismik, penilaian yang komprehensif untuk berbagai analisis dinamik
nonlinear pada berbagai tingkat intensitas untuk mewakili skenario yang mungkinn untuk gempa
yang berbeda. Hal ini mengakibatkan munculnya metode seperti Incremental Dynamic Analysis.

Download Spreadsheet Excel Perencanaan Jembatan Tipe Beton

Perencanaan jembatan mengikuti Standar Bina Marga (BM-70). Input gaya dan
geometri struktur cukup mudah dan sederhana pada lembar perhitungan input
data. Output dari program ini adalah dimensi jembatan dan gambar penulangan
jembatan. Silahkan jika ingin mendownload Perhitungan struktur atas jembatan
beton tipe Balok T lebar jembatan 5 m, dengan 2 buah gelagar : Bridge (Tbeam).xls
Berikut

adalah

tampilan

screen

shoot

programnya

Sedangkan untuk perhitungan struktur desain gelagar jembatan beton tipe balok-T
(T-Beam Girder), yang sesuai tipe jembatan BM-100 Bina Marga. Dimana lebar jalur
lalu lintas 7.00 m (atau didesain sesuai kebutuhan), dengan jumlah gelagar 5 buah,
atau lebih. Bentang jembatan balok-T sesuai BM-100 adalah 5 m sampai 25 m.
Perhitungan tulangan beton menggunakan cara Ultimit. Program perhitungan
tersebut dapat anda download disini.

Untuk perhitungan stabilitas dan struktur pilar jembatan tipe beton. Input gaya dan
geometri struktur cukup mudah dan sederhana pada lembar perhitungan input
data. Output dari program ini adalah dimensi pilar dan gambar penulangan pilar
jembatan. File ini saya peroleh dari Mas Arga yang juga telah di publish. Silahkan
jika ingin mendownload spreadsheet excel: Pilar Jembatan.xls

Jembatan dengan struktur beton mempunyai beberapa kelemahan, sehingga tentu


kita lebih sering menjumpai Jembatan dengan struktur baja, silahkan baca
Kelebihan Jembatan dengan Struktur Baja. Semoga bermanfaat...

Kelebihan Menggunakan Struktur Baja untuk Jembatan


Pembangunan jembatan sudah mengambil banyak bentuk struktural dari tahun ke tahun.
Jembatan yang dapat dilalui bisa digolongkan berdasarkan fungsinya seperti jalan raya, jalan
kereta api, pejalan kaki, dan semacamnya. Secara struktur dapat dibagi ke dalam kategori bahan
dari baja atau beton. Walaupun baja sudah umum digunakan dalam konstruksi jembatan, tapi
kemajuan terakhir di teknologi material, besi baja telah memberikan dampak yang besar terhadap
perkembangan perencanaan jembatan.
Keuntungan memakai material besi/ baja daripada beton
Selain kapasitas baja untuk menahan beban berat selama masa layan, perencanaan juga harus
memasukkan faktor arsitektur. berdasarkan pertimbangan itu
, jembatan baja menawarkan beberapa keuntungan daripada beton.
1. Besi baja mempunyai kuat tarik dan kuat tekan yang tinggi, sehingga dengan material yang
sedikit bisa memenuhi kebutuhan struktur.
2. Keuntungan lain bisa menghemat tenaga kerja karena besi baja diproduksi di pabrik, sehingga
di lapangan hanya tinggal pemasangannya saja.
3. Setelah selesai masa layan, besi baja bisa dibongkar dengan mudah dan dipindahkan ke tempat
lain, setelah masa layan, jembatan baja bisa dengan mudah diperbaiki dari karat yang
menyebabkan penurunan kekuatan strukturnya.
4. Pemasangan jembatan baja di lapangan lebih cepat dibandingkan dengan jembatan beton dan
memerlukan ruang yang relatif kecil di lokasi konstruksi. Ini adalah salah satu keuntungan dari
jembatan baja ketika lokasi itu berhubungan dengan lokasi proyek padat dan sempit.
5. Rendahnya biaya pemasangan, jadwal konstruksi yang lebih cepat, dan keselamatan kerja
sewaktu pemasangan lebih terjamin.
Kelemahan memakai material besi/ baja daripada beton
Tapi baja juga memiliki kelemahan seperti :
1. Bisa berkarat
2. Lebih berisik jika dilewati beban seperti kereta api.
Karena itu ada penelitian dan pengembangan untuk masalah ini yaitu mengembangkan baja mutu
tinggi tahan korosi yang sangat berguna jika jembatan berada di daerah laut yang kadar

garamnya tinggi. Untuk mengatasi kebisingan , maka dikembangkan beton komposit dengan baja
di atas permukaannya, sehingga bisa menurunkan tingkat kebisingan.
Penelitian di dalam kualitas baja yang digunakan di dalam pembangunan jembatan, bersamaan
dengan metoda-metoda konstruksi lainnya , sudah membuat produksi dan pemasangan jembatan
baja bentang yang panjang. Dan komponen struktur baja dapat dibuat sepanjangnya- panjangnya
dan pemasangan dapat dibagi menjadi beberapa blok-blok, Sedangkan pengiriman komponen
dan pemasangan di lapangan dapat bekerja dengan cepat dan mudah. Jembatan baja dapat
dikhususkan untuk dibengkokkan atau disesuaikan dengan kondisi- kondisi di lapangan dengan
sempurna. Di mana lokasi berisi sebagian besar dari lumpur dan bumi lemah, konstruksi dari
suatu jembatan baja dapat dilakukan dengan mudah dan aman karena berat baja hanya 25 - 35 %
dari bobot mati struktur beton yang setara.
Salah satu keuntungan besi baja dalam masalah keamanan strukturnya adalah besi baja
mempunyai kekuatan struktur yang pasti bila dibandigkan dengan beton yang kekuatan
strukturnya berubah berdasarkan campuran semen dan airnya. Karena diproduksi di pabrik, besi
baja mempunyai kualitas yang seragam dan ketelitian ukuran yang tinggi daripada beton. Beban
angin juga menjadi lebih kecil dalam jembatan yang memakai material baja. Ini dikarenakan
material struktur dengan memakai baja lebih kecil daripada jembatan dari beton. Besi itu juga
sangat keras, sehingga walaupun sudah mencapai titik leleh karena beban jembatan,besi baja
masih bisa kembali ke bentuk asalnya, berbeda dengan beton yang sangat rapuh, sekali dia
meregang akan retak. Bila beton meregang dalam waktu lama, beton cenderung untuk menyusut
dan deformasinya akan menghasilkan retak. Sedangkan baja tidak bermasalah seperti beton yang
punya kecenderungan untuk retak sewaktu masa pengecoran karena efek pengeringan. Dalam hal
ini jembatan baja lebih bagus dari beton dari sisi penampilan. Dalam hal gempa baja juga
menunjukkan daya tahannya daripada beton.

Konstruksi Atap Baja Ringan

Langkah untuk mengganti konstruksi atap kayu dengan material baja ringan dan
genteng metal adalah langkah tepat, karena dengan mengganti material kayu
dengan material alternatif ini berarti kita juga telah membantu menyelamatkan
hutan dan mencegah terjadinya bencana alam.
Sesuai dengan namanya, material ini memang sangat ringan. Bobotnya per meter
persegi hanya sekitar 12 kg dibandingkan dengan rangka kayu yang bobotnya
sekitar 40 kg/m2. Baja ringan merupakan baja mutu tinggi yang memiliki sifat
ringan dan tipis, namun memiliki fungsi setara baja konvensional. Baja ringan ini
termasuk jenis baja yang dibentuk setelah dingin (cold form steel). Meskipun tipis,
baja ringan memiliki kekuatan tarik yang tinggi yaitu sekitar 550 MPa, sementara
baja biasa sekitar 300 MPa. Ketebalan baja ringan untuk atap ringan yang beredar
sekarang
ini
berkisar
dari
0,4
mm

1mm.

Walaupun ringan tapi Anda tidak perlu khawatir karena material berbahan baku
zincalume atau galvalume ini daya tahannya lebih unggul dibandingkan material
kayu. Selain itu kecepatan dalam perakitan (20-30 m2/hari) dengan tenaga kerja
yang lebih sedikit akan memberikan nilai ekonomis sehingga dapat menekan biaya
pembangunan. Biaya per meter persegi jika ingin merenovasi atap dengan material
baja ringan tergantung kualitas dan merk dagang material ini di pasaran, kisaran
harganya antara 110 ribu 180 ribu per m2. Jika dibandingkan dengan harga kayu
yang tahan rayap (kelas I), tentunya harga baja ringan ini relatif murah.
Jika ita mendapatkan job untuk mendesain atap baja ringan dengan SAP atau
STADPRO, ada beberapa parameter yang harus kita perhatikan.

Beberapa parameter tersebut adalah :


1. Tegangan maksimum 550 MPa
2. Kuat leleh 550 MPa
3. Modulus geser 80.000 MPa
4. Modulus Elastisitas 200.000 MPa
5. Berat Jenis 7400 kg/m3

Source : Handbook Energy and Calculation with Directory of Products and Services,
Pister D OSBORN. Butterworth & Co. (published), 1985, UK
Peraturan Muatan Indonesia 1970, Depth. PUTL, DC DPMB 1980, Bandung
Perhitungan kuda- kuda rangka baja ringan sangat berbeda dengan kayu, yakni
cenderung lebih rapat. Semakin besar beban yang harus dipikul, jarak antar kudakuda semakin pendek. Misalnya untuk genteng dengan bobot 40 kg/m2 jarak kudakuda atap baja bisa dibuat setiap 1,4 m. Sementara bila bobot genteng mencapai
75kg/m2, maka jarak kuda- kuda atap baja ringan menjadi 1,2 m.

Gambar 1. Pemasangan Rangka Atap Kuda- Kuda


Konstruksi atap baja ringan ini tidak membutuhkan konstruksi tambahan karena
bobotnya lebih ringan dari material kayu, sehingga struktur rumah Anda sudah
cukup kuat untuk menahan beban atap tersebut. Hanya ada sedikit catatan untuk
material penutup atap atau genteng yang akan digunakan, karena semakin berat
jenis genteng yang digunakan, maka jarak antar rangka kuda- kudanya semakin
rapat sehingga beban atap pun akan semakin berat. Berikut ini adalah beberapa
kekurangan
dan
kelebihan
dari
atap
baja
ringan
:

Kekurangan :
1. Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu, sistem
rangkanya yang berbentuk jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafon.
2. Karena strukturnya yang seperti jaring ini maka bila ada salah satu bagian
struktur yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya maksudnya jika
salah satu bagian kurang memenuhi syarat keamanan, maka kegagalan bisa
terjadi secara keseluruhan (biasanya perhitungan strukturnya langsung
dilakukan oleh structural engineer dari aplikatornya).
3. Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan
dibentuk berbagai profil. (makanya jarang digunakan pada bangunan
tradisional)

Kelebihan:

1. Karena bobot rangka atap yang ringan menurut konstruksi sipil maka
dibandingkan kayu, beban yang harus ditanggung oleh struktur di bawahnya
lebih rendah (jadi lebih irit strukturnya).
2. Baja ringan bersifat tidak membesarkan api (non-combustible).
3. Tidak bisa dimakan rayap (memangnya rayap makan baja atap ringan?.)
4. Pemasangan rangka baja relatif lebih cepat apabila dibandingkan rangka
kayu.
5. Baja ringan nyaris tidak memiliki nilai muai dan susut, jadi tidak berubah
karena panas dan dingin (itu kata aplikatornya lho).

Jika anda menggunakan genteng metal untuk penutup atap rumah, tentunya
material ini sudah sesuai untuk diaplikasikan pada konstruksi baja ringan karena
bobot genteng ini juga sangat ringan sekitar 5 kg/m2. Jika ingin
mengaplikasikannya pada rangka kayu juga tidak masalah, Anda hanya harus
menyesuaikan jarak reng yang disyaratkan oleh produsen genteng metal tersebut,
karena bentuk dan ukuran genteng metal ini juga bervariasi. Genteng metal ini juga
bebas perawatan karena tahan terhadap karat, jamur, pecah serta perubahan
warna karena faktor cuaca.

Gambar 2. Jenis- jenis Genteng Metal


Pengerjaan konstruksi atap baja ringan ini membutuhkan keahlian khusus, sehingga
praktisnya anda dapat menghubungi beberapa aplikator baja ringan untuk dapat
membandingkan harga serta kualitasnya. Anda cukup menyerahkan desain
arsitektur dari bangunan anda atau mengundang aplikator tersebut untuk
mensurvei bangunan anda dan mereka akan membuat rancangan atap dengan
menggunakan software khusus yang hasilnya lebih akurat.

Pelaksanaan Pondasi Bore Pile


Pekerjaan pondasi umumnya merupakan pekerjaan awal dari suatu proyek. Oleh
karena itu langkah awal yang dilakukan adalah pemetaan terlebih dahulu. Inilah
gunanya ilmu ukur tanah. Umumnya yang ngerjain adalah alumni STM geodesi dan
pertanahan. Proses ini sebaiknya dilakukan sebelum alat- alat proyek masuk,
karena jika sesudahnya wah susah itu untuk nembak-nya. Dan dari pemetaan ini
dapat diperoleh suatu patokan yang tepat antara koordinat pada gambar kerja dan
kondisi lapangan. Bayangin!! jika salah kerja di tempat orang lain. Bisa kacau
itu..!!
Berikut ini adalah tahapan- tahapan awal pekerjaan :

Foto 1 : Excavator mempersiapkan areal proyek agar alat-alat berat yang lain bisa
masuk.

Pekerjaan pondasi tiang bor memerlukan alat- alat berat dalam suatu proyek .
Disebut alat- alat berat memang karena bobotnya yang berat, makanya manajer
proyek harus dapat memastikan perkerjaan persiapaan apa yang diperlukan agar
alat yang berat tersebut dapat masuk ke areal dengan baik. Jika tidak disiapkan

dengan baik, bisa saja alat berat tersebut ambles karena daya dukung tanahnya
yang jelek.

Foto 2 : Bahkan bila perlu, dipasang juga pelat- pelat baja.


Pelat baja tersebut dimaksudkan agar alat- alat berat tidak ambles jika kekuatan
tanahnya diragukan. Jika sampai ambles, untuk ngangkat kembali biayanya lebih
besar dibanding biaya yang diperlukan untuk mengadakan pelat- pelat tersebut.
Perlu tidaknya pelat-pelat tersebut tentu didasarkan dari pengalaman- pengalaman
sebelumnya, nggak ada itu di buku teks. Itu yang saya maksud dengan seni agar
pekerjaan lancar. Coba, di buku mana itu ada..!?

Foto 3 : Pekerjaan penulangan pondasi tiang bor.

Paralel dengan pekerjaan persiapan, maka pembuatan penulangan tiang bor telah
dapat dilakukan. Ini penting, karena jangan sampai sudah dibor, eh ternyata
tulangannya belum siap. Jika tertunda lama, tanah pada lubang bor bisa rusak
(mungkin karena hujan atau lainnya). Bisa- bisa perlu dilakukan pengerjaan bor lagi.
Pemilihan tempat untuk merakit tulangan juga penting, tidak boleh terlalu jauh,
masih terjangkau oleh alat- alat berat tetapi tidak boleh sampai mengganggu
manuver alat- alat berat itu sendiri. Ini gambar detail strukturnya, biasanya
digambarkan seperti ini. Ini fondasi franki yang terkenal itu, yang dibagian
bawahnya membesar. Itu khas-nya Franky. Ada yang diameternya lebih dari 1 m,
tapi prinsipnya hampir sama. Kedalaman pondasi adalah sampai tanah keras (SPT
50) dalam hal ini adalah 17-18 m (lokasi di Bogor).

Gambar 4 Detail Pondasi Franki


Jika alat-alat berat sudah siap, juga tulangan- tulangannya, serta pihak ready mix
concrete-nya sudah siap, maka dimulailah proses pengeboran. Skema alat- alat
bornya adalah.

Gambar diatas bisa menggambarkan secara skematik alat- alat yang digunakan
untuk mengebor. Dalam prakteknya, mesin bor-nya terpisah sehingga perlu crane
atau excavator tersendiri seperti ini.

Foto 5 : Persiapan Alat Bor

Perhatikan mesin bor warna kuning belum dipasangkan dengan mata bornya yang
dibawah itu. Saat ini difoto, alat bor sedang mempersiapkan diri untuk memulai.

Foto 6. tahapan Awal Pengeboran


Kecuali alat bor dengan crane terpisah, pada proyek tersebut juga dijumpai alat bor
yang terintegrasi dan sangat mobile. Mungkin ini yang lebih modern, tetapi
kelihatannya jangkauan kedalamannya lebih terbatas dibanding yang sistem
terpisah. Mungkin juga, karena diproyek tersebut ada beberapa ukuran diameter
tiang bor yang dipakai. Jadi pada gambar- gambar nanti, fotonya gabungan dari dua
alat tersebut.

Pengeboran
Ini merupakan proses awal dimulainya pengerjaan pondasi tiang bor, kedalaman
dan diameter tiang bor menjadi parameter utama dipilihnya alat-alat bor. Juga
terdapatnya batuan atau material dibawah permukaan tanah. Ini perlu diantisipasi
sehingga bisa disediakan metode, dan peralatan yang cocok. Kalau asal ngebor,
bisa-bisa mata bor-nya stack di bawah. Biaya itu. Ini contoh mesin bor dan auger
dengan berbagai ukuran siap ngebor.

Foto 7. Mesin Bor dan Auger


Setelah mencapai suatu kedalaman yang mencukupi untuk menghindari tanah di
tepi lubang berguguran maka perlu di pasang casing, yaitu pipa yang mempunyai
ukuran diameter dalam kurang lebih sama dengan diameter lubang bor.

Foto 8. Persiapan Pemasangan casing


Perhatikan mesin bor-nya beda, tetapi pada prinsipnya cara pemasangan casing
sama: diangkat dan dimasukkan pada lubang bor. Tentu saja kedalaman lubang
belum sampai bawah, secukupnya. Kalau nunggu sampai kebawah, maka bisa-bisa
tanah berguguran semua. Lubang tertutup lagi. Jadi pemasangan casing penting.

Foto

9.

Casing

yang

telah

tertanam

di

dalam

tanah

Setelah casing terpasang, maka pengeboran dapat dilanjutkan. Gambar di atas,


mata auger sudah diganti dng Cleaning Bucket yaitu untuk membuang tanah atau
lumpur di dasar lubang.

Foto 8. Pembersihan lumpur dan tanah di dalam lubang


Jika pekerjaan pengeboran dan pembersihan tanah hasil pengeboran dan akhirnya
sudah menjadi kondisi tanah keras. Maka untuk sistem pondasi Franky Pile maka
bagian bawah pondasi yang bekerja dengan mekanisme bearing dapat dilakukan
pembesaran. Untuk itu dipakai mata bor khusus, Belling Tools sebagai berikut.

Foto 10. Penggunaan mata bor Belling Tool untuk pengeboran tanah keras.
Akhirnya setelah beberapa lama dan diperkirakan sudah mencapai kedalaman
rencana maka perlu dipastikan terlebih dahulu apakah kedalaman lubang bor sudah
mencukupi, yaitu melalui pemeriksaan manual.

Foto 11. Pemeriksaan kedalaman manual pondasi

Perlu juga diperhatikan bahwa tanah hasil pemboran perlu juga dichek dengan data
hasil penyelidikan terdahulu. Apakah jenis tanah adalah sama seperti yang
diperkirakan dalam menentukan kedalaman tiang bor tersebut. Ini perlu karena
sampel tanah sebelumnya umumnya diambil dari satu dua tempat yang dianggap
mewakili. Tetapi dengan proses pengeboran ini maka secara otomatis dapat
dilakukan prediksi kondisi tanah secara tepat, satu persatu pada titik yang dibor.
Apabila kedalaman dan juga lubang bor telah siap, maka selanjutnya adalah
penempatan tulangan rebar.

Foto
12.
Pengangkatan
tulangan
Jika perlu, mungkin karena terlalu dalam maka penulangan harus disambung di
lapangan. Ngangkatnya bertahap.

Foto 13. Penyambungan tulangan pondasi

Ini kondisi lubang tiang bor yang siap di cor.

Gambar

14.

Kondisi

lubang

pondasi

yang

telah

siap

di

cor

Pengecoran beton :
Setelah proses pemasangan tulangan baja maka proses selanjutnya adalah
pengecoran beton. Ini merupakan bagian yang paling kritis yang menentukan
berfungsi tidaknya suatu pondasi. Meskipun proses pekerjaan sebelumnya sudah
benar, tetapi pada tahapan ini gagal maka gagal pula pondasi tersebut secara
keseluruhan.
Pengecoran disebut gagal jika lubang pondasi tersebut tidak terisi benar dengan
beton, misalnya ada yang bercampur dengan galian tanah atau segresi dengan air,
tanah longsor sehingga beton mengisi bagian yang tidak tepat.

Adanya air pada lobang bor menyebabkan pengecoran memerlukan alat bantu
khusus, yaitu pipa tremi. Pipa tersebut mempunyai panjang yang sama atau lebih
besar dengan kedalaman lubang yang dibor.

Foto

14.

Pipa

Tremi

untuk

pengecoran

Cukup panjang kan..? Inilah yang disebut pipa tremi. Foto ini cukup menarik karena
bisa mengambil gambar mulai dari ujung bawah sampai ujung atas. Ujung di bagian
bawah agak khusus lho, nggak berlubang biasa tetapi ada detail khusus sehingga

lumpur tidak masuk kedalam tetapi beton di dalam pipa bisa mendorong keluar.
Mau tahu detailnya..?

Foto

15.

Pengecoran

dengan

pipa

tremi

Yang teronggok di bawah adalah corong beton yang akan dipasang di ujung atas
pipa tremi, tempat memasukkan beton segar. Yang di bawah ini pekerjaan
pengecoran pondasi tiang bor di bagian lain, terlihat mesin bor (warna kuning) yang
difungsikan crane-nya (mata bor nya nggak dipasang, mesin bor non-aktif).

Posisi sama seperti yang diatas, yaitu pipa tremi siap dimasukkan dalam lobang bor.

Pipa tremi sudah berhasil dimasukkan ke lubang bor. Perhatikan ujung atas yang
ditahan sedemikian sehingga posisinya terkontrol (dipegang) dan tidak jatuh.
Corong beton dipasang. Pada kondisi pipa seperti ini maka pengecoran beton siap.
Truk readymix siap mendekat.

Pada tahap pengecoran pertama kali, truk readymixed dapat menuangkan langsung
ke corong pipa tremi seperti kasus di atas. Pada tahap ini, mulailah pengalaman
seorang
supervisor
menentukan.
Kenapa ?
Karena pipa tremi tadi perlu dicabut lagi. Jadi kalau beton yang dituang terlalu
banyak maka jelas mencabut pipa yang tertanam menjadi susah. Sedangkan jika
terlalu dini mencabut pipa tremi, sedangkan beton pada bagian bawah belum
terkonsolidasi dengan baik, maka bisa-bisa terjadi segresi, tercampur dengan tanah.
Padahal proses itu semua kejadiannya di bawah, di dalam lobang, nggak kelihatan
sama sekali. Jadi pengalaman supervisi atau operator yang mengangkat pipa tadi
memegang peran sangat penting. Sarjana baru lulus pasti kesulitan mengerjakan
hal tersebut. Pada kasus ini, tidak hanya teori, lha itu seninya di lapangan. Perlu
feeling yang tepat. Ingat kalau salah, pondasi gagal, cost-nya besar lho.

Jangan sepelekan aba-aba seperti di atas. Belum tentu seorang sarjana teknik sipil
yang baru lulus dengan IP 4.0 bisa mengangkat tangan ke atas secara tepat. Karena
untuk itu perlu pengalaman. Jadi menjadi seorang engineer tidak cukup hanya
ijazah sekolah formil, perlu yang lain yaitu pengalaman yang membentuk mental
engineer yang handal.

Jika beton yang di cor sudah semakin ke atas (volumenya semakin banyak) maka
pipa tremi harus mulai ditarik ke atas. Perhatikan bagian pipa tremi yang basah dan
kering. Untuk kasus ini karena pengecoran beton masih diteruskan maka diperlukan
bucket karena beton tidak bisa langsung dituang ke corong pipa tremi tersebut.

Adanya pipa tremi tersebut menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar lubang
langsung dan tanpa mengalami pencampuran dengan air atau lumpur. Karena BJ
beton lebih besar dari BJ lumpur maka beton makin lama-makin kuat untuk
mendesak lumpur naik ke atas. Jadi pada tahapan ini tidak perlu takut dengan air
atau lumpur sehingga perlu dewatering segala. Gambar foto di atas menunjukkan
air / lumpur mulai terdorong ke atas, lubang mulai digantikan dengan beton segar
tadi.

Proses pengecoran ini memerlukan supply beton yang continuous, bayangkan saja
bila ada keterlambatan beberapa jam. Jika sampai terjadi setting maka pipa
treminya bisa tertanam lho dibawah dan nggak bisa dicabut. Sedangkan kalau
keburu di cabut maka tiang beton bisa tidak continue. Jadi bagian logistik /
pengadaan beton harus memperhatikan itu.

Jika pengerjaan pengecoran dapat berlangsung dengan baik, maka pada akhirnya
beton dapat muncul dari kedalaman lobang. Jadi pemasangan tremi mensyaratkan
bahwa selama pengecoran dan penarikan maka pipa tremi tersebut harus selalu
tertanam pada beton segar. Jadi kondisi tersebut fungsinya sebagai penyumbat
atau penahan agar tidak terjadi segresi atau kecampuran dengan lumpur.
Sampai tahap ini pekerjaan tiang bor selesai.

Download Spreadsheet Excel Perencanaan Dinding Penahan pada Bendung

Salah satu bagian penting dari suatu bangunan bendung


adalah dinding penahan tanah. Dinding penahan ditempatkan pada kedua sisi
tubuh bendung untuk menahan timbunan tanah dan menjadi satu kesatuan
bangunan bendung. Panjang dan bentuk dinding penahan didesain sesuai standar
kriteria untuk tembok pangkal bendung (KP-02). Lokasi dinding penahan dari salah
satu bendung yang direncanakan dapat dilihat pada Gambar Denah DP Bendung
terlampir.

Berikut adalah tampilan programnya :

Berikut adalah analisa gaya dalam yang bekerja pada Dinding Penahan :

Dengan program perhitungan ini, maka perencanaan dinding penahan menjadi


sangat mudah. Langkah perhitungan dalam program ini meliputi :

Input data geometri dan karakteristik tanah,

Perhitungan stabilitas,

Perhitungan gaya dan momen,

Perhitungan tegangan beton,

Perhitungan pembesian, dan penggambaran pembesian.

Perhitungan tegangan beton dan pembesian menggunakan standar ACI.

Program ini dilengkapi dengan makro untuk proses perhitungan gaya dan momen,
serta perhitungan tegangan beton dan pembesian. Untuk itu macro harus diaktifkan
dalam program excel dengan cara : Klik Office Button > Excel Option > Trust Center
> Trust Center Setting.. > Macro Settings > aktifkan radio button Enable all macros

Program perhitungan ini akan terus diperbaiki untuk mengurangi kesalahankesalahan dalam perhitungan, dan untuk menambah item-item baru dalam
perhitungan. Untuk itu diharapkan koreksi dan masukan dari para pembaca.

Download Spreadsheet Excel, Perencanaan Pondasi Telapak

Perencanaan pondasi harus mencakup segala aspek agar terjamin keamanan sesuai
dengan persyaratan yang berlaku, misalnya penentuan dimensi pondasi yang
meliputi panjang, lebar dan tebal, kemudian jumlah dan jarak tulangan yang harus
dipasang pada pondasi. Adapun peraturan untuk perencanaan pondasi telapak
tercantum pada SNI 03-2847-2002 merujuk pada pasal 13.12 dan pasal 17. Jika
teman2 ada yang belum memiliki peraturan tersebut. Silahkan klik disini untuk
download SNI 03-2847-2002.

Desain Perencaan Fondasi Telapak


1. Menentukan Dimensi Pondasi
Dimensi yang direncanakan meliputi : panjang, lebar dan ketebalan telapak
pondasi. Semuanya harus di desain sedemikian rupa, sehingga tegangan yang
terjadi pada dasar pondasi tidak melebihi daya dukung tanah dibawahnya
.
2. Mengontrol Kuat Geser 1 Arah
Kerusakan akibat gaya geser 1 arah terjadi pada keadaan dimana mula- mula
terjadi retak miring pada daerah beton tarik (seperti creep), akibat distribusi beban
vertikal dari kolom (Pu kolom) yang diteruskan ke pondasi sehingga menyebabkan
bagian dasar pondasi mengalami tegangan. Akibat tegangan ini, tanah memberikan
respon berupa gaya reaksi vertikal ke atas (gaya geser) sebagai akibat dari adanya
gaya aksi tersebut. Kombinasi beban vertikal Pu kolom (ke bawah) dan gaya geser
tekanan tanah ke atas berlangsung sedemikian rupa hingga sedikit demi sedikit
membuat retak miring tadi semakin menjalar keatas dan membuat daerah beton
tekan semakin mengecil.
Nahdengan semakin mengecilnya daerah beton tekan ini, maka mengakibatkan
beton tidak mampu menahan beban geser tanah yang mendorong ke atas,
akibatnya beton tekan akan mengalami keruntuhan. Berikut ini ilustrasinya :

Gambar 1. Kerusakan Pondasi Akibat Gaya Geser 1 arah

Kerusakan pondasi yang diakibatkan oleh gaya geser 1 arah ini biasanya terjadi jika
nilai perbandingan antara nilai a dan nilai d cukup kecil, dan karena mutu beton
yang digunakan juga kurang baik, sehingga mengurangi kemampuan beton dalam
menahan beban tekan.

Gambar 2. Keretakan Pondasi Akibat Gaya Geser 1 arah

3. Mengontrol Kuat Geser 2 Arah (Punching Shear)


Kuat geser 2 arah atau biasa disebut juga dengan geser pons, dimana akibat gaya
geser ini pondasi mengalami kerusakan di sekeliling kolom dengan jarak kurang
lebih d/2. Berikut ini ilustrasinya :

Gambar 3. Kerusakan Pondasi Akibat Gaya Geser 2 arah


4. Menghitung Tulangan Pondasi
Beban yang bekerja pada pondasi adalah beban dari reaksi tegangan tanah yang
bergerak vertikal ke atas akibat adanya gaya aksi vertikal kebawah (Pu) yang
disalurkan oleh kolom. Tulangan pondasi dihitung berdasarkan momen maksimal
yang terjadi pada pondasi dengan asumsi bahwa pondasi dianggap pelat yang
terjepit dibagian tepi- tepi kolom. Menurut SNI 03-2847-2002, tulangan pondasi
telapak berbentuk bujur sangkar harus disebar merata pada seluruh lebar pondasi
(lihat pasal 17.4.3)
5. Mengontrol Daya Dukung Pondasi

Pondasi sebagai struktur bangunan bawah yang menyangga kolom memikul bebanbeban diatasnya (bangunan atas), harus mampu menahan beban axial terfaktor
(Pu) dari kolom tersebut. Maka dari itu beban dari Pu diisyaratkan tidak boleh
melebihi daya dukung dari pondasi (Pup) yang dirumuskan sebagai berikut :
Pu < Pup
Pup = x 0,85 x fc x A
Dimana :
Pu = Gaya aksial terfaktor kolom. (N)
Pup = Daya dukung pondasi yang dibebani... (N)
fc = Mutu beton yang diisyaratkan. (Mpa)
A
= Luas daerah yang dibebani(mm2)
Untuk memudahkan perhitungan desain pondasi tersebut, dibuatlah rumus- rumus
yang dimasukkan dalam Spreadsheet Excell. Salah satu kekuatan Excel adalah
bahasa macro-nya. Hal ini tentu tidak lepas dari aplikasi Visual Basic (Visual Basic
for Application) yang bekerja dengan Excel. Macro yang selama ini kita kenal,
umumnya digunakan otomasi langkah- langkah pekerjaan dalam aplikasi
perkantoran. Namun dalam hal lain, juga dapat digunakan untuk aplikasi
perhitungan. Disini terdapat kombinasi yang unik antara spreadsheet dan Visual
Basic yang ternyata banyak memberikan kemudahan bagi pemakai.
Nahberikut adalah salah satu aplikasi excel yang diterapkan pada bidang teknik
sipil, dimana kemampuan Excel dalam mengolah teks, angka, rumus, database dan
grafik akan dimanfaatkan sepenuhnya untuk membuat spreadsheet desain Pondasi
telapak bujur sangkar. Berikut ini adaah tampilan spreadsheet excell nya :

Gambar 4. Input Data Pondasi Telapak

Gambar 5. Skema Perhitungan Fondasi

Gambar 6. Analisa Perhitungan

Gambar 7. Desain Tulangan

Gambar 8. Lampiran Peraturan SNI 03-2847-2002 yang terkait

Gambar 9. Laporan singkat perhitungan

Download Ketentuan Standard Detail Struktur

Dalam Proyek konstruksi, terutama gedung. Dibutuhkan


banyak acuan dan standar untuk menciptakan suatu konstruksi yang kokok.
Hitungan dari Perencana Struktur belum ada artinya, sebelum Ia membuat Gambar
rekayasa struktur, yaitu gambar- gambar yang disiapkan oleh Perencana Struktur
yang mencakup secara lengkap catatan- catatan dan informasi penting dalam
bentuk yang dapat ditafsirkan tepat dan akurat agar dapat diaplilasika di lapangan.

Kewajiban Perencana Struktur adalah melengkapi persyaratan- persyaratan desain


dengan keterangan yang jelas, dan kewajiban Pembuat Detail adalah melaksanakan
persyaratan- persyaratan tersebut. Spesifikasi atau gambar- gambar dari Perencana
Struktur yang kurang jelas atau kurang lengkap tidak boleh diserahkan begitu saja
kepada Pembuat Detail. Perencana Struktur tidak boleh menginstruksikan Pembuat
Detail agar mencari sendiri informasi yang diperlukan untuk menyiapkan gambargambar pelaksanaan dari suatu referensi tertentu.
Informasi yang diperlukan oleh Pembuat Detail harus ditafsirkan sendiri oleh
Perencana Sruktur dan diberikan dalam bentuk detail perencanaan yang spesifik
atau catatan yang jelas untuk dipatuhi Pembuat Detail. Jika ditemukan
ketidaklengkapan, keraguan, atau ketidakcocokan, maka informasi tambahan,
penjelasan, atau koreksi yang diminta oleh Pembuat Detail harus diberikan kepada
Perencana Struktur. Dalam proyek konstruksi terutama Gedung, banyak kita jumpai
detail- detail perencanaan yang berupa detail penulangan, panjang penjangkaran,
bengkokan, kait, sambunga (joint), dll yang semuanya harus akurat untuk menjamin
kekuatan struktur yang Kita bangun. Berikut adalah beberapa hal yang harus
diperhitungkan.

1. Kait Standar
Pembengkokan tulangan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

Bengkokan 180 ditambah perpanjangan 4db, tapi tidak kurang dari 60 mm,
pada ujung bebas kait.

Bengkokan 135 ditambah perpanjangan 6db, tapi tidak kurang dari 75 mm,
pada ujung bebas kait.

Bengkokan 90 ditambah perpanjangan 12db pada ujung bebas kait.

Detail dari pembengkokan tulangan dijelaskan pada Tabel 1 berikut.


Tabel 1. Kait Standar untuk Tulangan Utama

2.

Kait

Pengikat

dan

Sengkang

Ketentuan untuk sengkang dan kait pengikat adalah sebagai berikut :

Batang D-8 sampai D-25 bengkokan 135 ditambah perpanjangan 6ds atau
tidak kurang dari 75 mm pada ujung bebas kait.

Batang D-16 dan yang lebih kecil, bengkokan 90 ditambah perpanjangan


6ds pada ujung bebas kait.

Batang D-19, D-22, dan D-25, bengkokan 90 ditambah perpanjangan 12ds


pada ujung bebas kait.
Tabel 2. Kait Standar untuk Sengkang dan Kait Pengikat

Detail dari penggambaran sengkang dapat dilihat pada Gambar berikut :


Gambar1.

Detail

Sengkang

Secara

Umum

Gambar 2. Detail Alternatif pada Sengkang

3.

Diameter

Bengkokan

Minimum

Diameter untuk bengkokan minimum tulangan harus memenuhi persyaratan


sebagai berikut :

Diameter bengkokan yang diukur pada bagian dalam batang tulangan tidak
boleh kurang dari nilai dalam Tabel 2.2. Ketentuan ini tidak berlaku untuk
sengkang dan sengkang ikat dengan ukuran D-10 hingga D-16.

Diameter dalam dari bengkokan untuk sengkang dan sengkang ikat tidak
boleh kurang dari 4db untuk batang D-16 dan yang lebih kecil. Untuk batang
yang lebih besar daripada D-16, diameter bengkokan harus memenuhi Tabel
3.

Diameter dalam untuk bengkokan jaring kawat baja las (polos atau ulir) yang
digunakan untuk sengkang dan sengkang ikat tidak boleh kurang dari 4db
untuk kawat ulir yang lebih besar dari D7 dan 2db untuk kawat lainnya.

Tabel

3.

4.

Tabel

Diameter

Batasan

Bengkokan

Spasi

Minimum

Tulangan

Batasan spasi tulangan yang diizinkan adalah sebagai berikut :

Jarak bersih antara tulangan sejajar dalam lapis yang sama, tidak boleh
kurang dari db ataupun 25 mm.

Bila tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan
pada lapis atas harus diletakkan tepat di atas tulangan di bawahnya dengan
spasi bersih antar lapisan tidak boleh kurang dari 25 mm.

Batasan spasi penulangan balok dapat dilihat pada Gambar berikut :

Keterangan
b1
Syarat =
>
>

25

=
mm>

Jarak
1,25d

bersih
dari
1,5d

ukuran

antar
agregat

Berikut adalah contoh aplikasi detail penulangan di lapangan :

Gambar 4. Hubungan Balok Induk dengan Balok Anak

:
tulangan
maksimum

Gambar 5. Hubungan Joint Balok dengan Kolom Tipe 1

Gambar 6. Hubungan Joint Balok dengan Kolom Tipe 2

Gambar 7. Hubungan Joint Balok induk dengan Balok Anak

Gambar 8. Detail Penulangan Balok Induk

Gambar 9. Detail Penulangan Balok dengan Plat

Gambar 10. Detail Penulangan Balok dengan Plat

Gambar 11. Detail Penulangan Core Lift

Gambar 12. Detail Penulangan Core Lift

Gambar 13. Detail Penulangan Ground Tank

Gambar 14. Detail Penulangan Balok- Kolom

Gambar 15. Detail Penulangan Poer Pondasi Tiang Pancang

Gambar 16. Detail Penulangan Balok Ikat (Tie Beam)

You might also like