You are on page 1of 10

Cosolvent

Apa itu cosolvent?


Cosolvent adalah pelarut yang
ditambahkan dalam suatu sistem untuk
membantu melarutkan atau
meningkatkan stabilitas dari suatu zat,
cara ini disebut kosolvensi.
Bahan yang termasuk cosolvent adalah
sebagai berikut: etanol, propilen glikol,
polietilen glikol, dan glikofural.

Apa itu cosolvent?


Cosolvent dapat menghilangkan kontaminan
dengan dua cara, yakni :
1. Dengan menambah tingkat kelarutan kontaminan
dalam air.
2. Dengan mengurangi tengangan antar muka
antara air dan kontaminan yang dapat
menyebabkan mobilisasi langsung NAPLs (NonAqueous Phase Liquids).
Beberapa jenis cosolvent dapat digunakan sebagai
substrat oleh mikroba yang dapat memungkinkan
terjadinya bioremediasi jika digunakan pada tingkat
non-toksik.

Apa itu cosolvent?


Cosolvent merupakan suatu pelarut yang
digunakan dalam remediasi air tanah secara insitu, contohnya metode flushing.
Cosolvent flushing bisa diaplikasikan untuk tanah
atau air tanah dalam melarutkan kontaminan.
Solvent (pelarut) dan kontaminan terlarut dipompa
ke atas dan diolah di atas tanah. Penghalang fisik
(dinding penghalang) dapat dipasang untuk
mencegah penyebaran solvent dan kontaminan.

in-situ flushing

Kontaminan
Jenis-jenis polutan yang dapat diremediasi dengan
cosolvent adalah :
Limbah kimia dari perusahaan farmasi atau obat-obatan
Non-aqueous phase liquid (NAPL)
Volatile organic compounds (VOCs)
Semivolatile organic compounds (SVOCs)
Polychlorinated byphenyls (PCBs)
Limbah dari pestisida
Dioxin
Sianida
Limbah kimia yang bersifat korosif (garam-garam sulfat)

Kelebihan Cosolvent
Dapat menghilangkan kontaminan dengan efisiensi yang
cukup besar
Sangat aplikatif digunakan untuk menghilangkan
kontaminan dalam area kontaminasi yang luas termasuk
air tanah jenuh
Meningkatkan fungsi pump and treat konvensional
sehingga mempercepat proses remediasi.
Dapat digunakan secara bersama-sama dengan teknologi
lain.
Tidak perlu melakukan pemindahan terhadap tanah yang
terkontaminasi dalam jumlah yang besar

Kerugian Cosolvent
Remediasi lingkungan tercemar dengan menggunakan
cosolvent adalah termasuk dalam remediasi kimiawi
karena digunakan bahan kimia untuk menghilangkan
polutan di lingkungan.
Remediasi lingkungan tercemar secara kimiawi memang
lebih cepat prosesnya daripada biologis, namun tentu
akan meninggalkan pencemar baru di lingkungan yaitu
pelarut konsolven itu sendiri.
Pemakaian cosolvent sendiri juga dibatasi untuk
menghindari toksisitas, iritasi jaringan, dan respon
tonisitas pada membran biologis
Membutuhkan tes laboratorium dan studi lanjut, serta
dalam beberapa kasus dilakukan uji coba lapangan
sebelum menentukan pelarut yang akan digunakan,

Faktor Batas
Lamanya waktu remediasi akibat difusi dalam zat cair
berlangsung lambat
Potensi penyebaran kontaminan melebihi zona
penangkapan air yang terkontaminasi
Kinerja teknologi ini dapat dibatasi oleh keheterogenan
akuifer
Teknologi ini mungkin tidak efektif digunakan pada
lapisan lempung atau batuan retak
Adanya persyaratan peraturan yang dapat menbatasi
injeksi kimia kosolven di beberapa negara.

Daftar Pustaka
Dense Nonaqueous Phase Liquids Team.
2003. Technical and Regulatory Guidance
for Surfactant/Cosolvent Flushing of
DNAPL Source Zones.
Roote Diane S. 1997. In Situ Flushing.
Technology overview report TO-97-02.
GWRTAC. Interstate Technology &
Regulatory Council.

You might also like