Professional Documents
Culture Documents
2015
Bab I:
Teori lendutan dan putaran sudut dengan Bidang Momen sebagai Muatan
1.1.Umum
Dalam mencari lendutan y dan putaran sudut pada balok diatas balok dengan dua
perletakan ada beberapa cara, salah satunya adalah dengan cara bidang momen sebagai
muatan. Dalam bab ini dikhususkan dengan cara bidang momen sebagai muatan. Cara ini
akan membantu perhitungan momen, gaya lintang pada analisa struktur terutama pada
struktur statis tak tertentu.
Secara umum untuk mencari lendutan y dan putaran sudut digunakan rumus sebagai
berikut :
_
M
y
EI
(1.1)
EI
(1.2)
Dimana M adalah Momen dari luas bidang momen sebagai muatan, sedangkan Q
adalah gaya lintang dari luas bidang momen sebagai muatan.
1.2 Lendutan dan putaran sudut pada balok dua tumpuan dengan beban terbagi
rata
Aplikasi dari bidang momen sebagai muatan dapat dilihat pada Gambar 1.1, dimana suatu
balok diatas dua perletakan dengan beban terbagi rata q dengan bentang L dan
mempunyai kekakuan EI akan dihitung lendutan maximum y max yang terjadi dan
putaran sudut A dan B pada perletakan. Cara yang dibuat pada bab ini adalah dengan
bidang Momen sebagai muatan. Tentu harus diketahui dahulu bidang Momennya baru
kemudian dapat dihitung lendutan dan putaran sudutnya.
Bidang Momen dari gambar 1.1 adalah pada gambar 1.2 dimana Momen maximum
ditengah bentang adalah Mmax = 1/8 qL2. Bidang Momen tersebut dibuat jadi muatan.
[Type text]
[Type text]
[Type text]
ANALISA STRUKTUR 1
2015
q
B
EI
A
ymax
L
_
_
1
L
2
AV
1
L
2
BV
Jika beban seperti pada gambar 1.2 maka reaksi yang terjadi ditumpuan A dan B didapat
AV B V A
1 3
ql
24
Page 2
ANALISA STRUKTUR 1
2015
3
a
8
7
b
10
2
b
5
7
b
10
3
b
10
1
a
4
3
a
4
Lendutan maximum y max ditengah bentang pada beban terbagi rata pada gambar 1.1
berdasarkan rumus 1.1 adalah
_
M1
y max
EI
1
3
1 3 1
1
3
5
M = AV . l A. l =
ql . l ql 3 . l =
ql 4
2
16
24
2
24
16
384
maka
y max
5
ql 4
384 EI
(1.3)
A
Q
ql 3
A A V
EI
EI 24 EI
(1.4)
Page 3
ANALISA STRUKTUR 1
2015
B
Q
ql 3
B B V
EI
EI 24 EI
(1.5)
1.3 Lendutan dan putaran sudut pada balok dua tumpuan dengan beban terpusat.
Suatu balok dengan dua perletakan dibebani dengan P ditengah bentang dapat dilihat di
gambar 1.4.
P
A
ymax
L
Gambar 1.4 : lendutan, putaran sudut pada balok diatas dua perletakan.
Untuk menghitung besarnya y max , A dan B digunakan bidang momen sebagai muatan
seperti pada gambar 1.5. Di gambar ini dapat dilihat bebannya adalah bidang momen
yang berbentuk segitiga dimana A adalah luas segitiga sebelah kiri dan sama juga
besarnya dengan beban segitiga sebelah kanan karena bebannya simetri.
R A A 161 PL2
PL
A
Page 4
ANALISA STRUKTUR 1
2015
Dengan demikian
_
Maka
1
48
PL3
M 12 L
EI
PL3
48EI
_
RA
PL2
Putaran sudut pada perletakan sebelah kiri adalah A
dan sedangkan untuk
EI 16 EI
_
R
PL2
perletakan sebelah kanan B B
.
EI 16 EI
1.4 Lendutan dan putaran sudut pada balok kantilever dengan beban terpusat.
Suatu balok kantilever seperti gambar 1.6. hendak dihitung lendutan (ymax) dan dan
putaran sudut .
EI
B
ymax
L
PL
A
EI
2/3L
Page 5
ANALISA STRUKTUR 1
2015
1
1 2 2
2
3
= 3
2
2
Page 6
ANALISA STRUKTUR 1
2015
Tabel 1: Lendutan dan putaran sudut dengan berbagai beban dan variasi
Page 7
ANALISA STRUKTUR 1
2015
Bab II:
Menghitung Momen dan Gaya Lintang pada balok dua perletakan statis
tak tertentu
Pada bab ini akan dibahas balok diatas dua perletakan dengan kondisi statis tak tentu
dimana dengan perletakan jepit sendi, jepit-jepit dengan berbagai variasi beban.
2.1 Balok diatas dua perletakan dengan jepit sendi dengan beban terpusat.
Pada gambar 2.1 adalah balok diatas dua perletakan dengan beban terpusat ditengah
bentang dan perletakan adalah jepit sendi. Yang akan dicari adalah Momen dan Gaya
Lintang.
P
C
A
B
1
MA
A*
B*
M A 163 PL
Bidang Momen
Mc
5
32
+
11
R A 16
P
Bidang Lintang
+
-
RB 165 P
Page 8
ANALISA STRUKTUR 1
2015
Dari gambar 2.1 yang harus dicari adalah MA. Untuk mendapatkannya maka berdasarkan
syarat batas bahwa pada perletakan jepit putaran sudut adalah nol. Dan pada gambar 2.1
bahwa balok dengan tumpuan jepit sendi dapat dibuat dengan metode superposisi
menjadi dua balok, yakni satu dengan balok dengan perletakan sendi dan bekerja gaya P
sedangkan yang satu lagi adalah perletakan sendi-sendi dengan hanya MA saja yang
bekerja.
Dari pendekatan putaran sudut diperletakan jepit adalah nol maka
A A* 0
PL2
dari bab sebelumnya. Dan untuk mencari A* dapat dicari dengan
16 EI
bidang Momen sebagai muatan pada gambar 2.2. Dimana A adalah luas Bidang Momen
yakni A 12 LM A . Dari gambar ini maka didapat Reaksi di A adalah R A 13 M A L .
Dengan demikian putaran sudut dititik menjadi:
Sedangkan A
A*
M AL
3EI
Dengan
M B 0 maka
M AL
PL2
3PL
= 0 sehingga didapat M A
16 EI
3EI
16
MA
A
L
Gambar 2.2: Bidang momen akibat MA
1
2
11
P . Dan kemudian
A
B
16
5
demikian M C
PL . Gambar Bidang Momen dan Bidang Lintang dapat dilihat di
32
gambar 2.1.
RA
Page 9
ANALISA STRUKTUR 1
2015
2.2. Balok dengan dua perletakan jepit sendi dan beban terbagi rata.
Digambar 2.3 dapat dilihat balok dengan dua perletakan jepit sendi dengan beban terbagi
rata. Maka balok tersebut dapat dibuat menjadi dua balok seperti pada bab 2.1, dimana
balok yang pertama dijadikan statis tertentu dengan beban terbagi rata q, dimana
M L
ql 4
, sedangkan akibat MA putaran sudut A* A . Sama dengan bab 2.1
A
3EI
24 EI
putaran sudut di titik A adalah nol.
Dengan demikian
M AL
ql 3
1
= 0 dan MA= ql 2 .
24 EI
3EI
8
q
A
L
MA
EI
RB
RA
M lap 161 ql 2
M A 18 ql 2
R A QA 85 ql 2
R A QA 83 ql 2
0 , RAL - MA -
1 2
1
1
ql = 0, RAL - ql 2 - ql 2 =0
8
2
2
5 2
3
ql . Dengan M A 0 didapat RB = ql 2 . Gambar Bidang Momen dan
8
8
Gaya Lintang dapat dilihat di Gambar 2.3
Maka RA =
Page 10
ANALISA STRUKTUR 1
2015
dM x
R A qx 0
dx
5 2
5
ql qx 0 dan x L
8
8
dimana x adalah jarak dari titik A.
2
9
1
5
5 1
1 5
ql 2 ql 2
M max ( x 8 L) ql 2 . l ql 2 q l =
14
8
8 8
2 8 128
5
5l 25l 2 16l 2 5l 3l
1
Dengan
2.3 Balok diatas dua perletakan dengan jepit jepit dengan beban terbagi rata.
Balok dengan perletakan jepit-jepit dan beban q terbagi rata dapat dilihat di gambar 2.4,
dimana dengan cara yang sama dengan bab 2.1 dan 2.2 adalah bahwa putaran sudut
ditumpuan A dan tumpuan B adalah nol dikarenakan perletakannya jepit.
Page 11
ANALISA STRUKTUR 1
2015
MA
MA=
MB
1 2
ql
12
MB =
+
ML=
1
RA= ql
2
1 2
ql
12
1 2
ql
24
+
-
1
RB= ql
2
L
Gambar 2.4: Balok dengan perletakan jepit-jepit
dan beban terbagi rata.
Persamaan pada titik A, adalah A A* A** 0
ql 3
Dari bab 1.1 dalam kondisi perletakan sendi-sendi putaran sudut A
24 EI
M AL
didapat dari gambar.2.2, sedangkan A** didapat
3EI
dari bekerjanya MB pada titik B, sedangkan MA=MB, seperti pada gambar 2.5
Sedangkan putaran sudut A*
A**
MB
M B .L M A L
6 EI
6 EI
Page 12
ANALISA STRUKTUR 1
Maka A A* A**
MA
2015
M l M L
gl 4
A A 0
24 EI 3EI
6 EI
1 2
1
ql demikian juga M B ql 2
12
12
1
1
1 2
Momen maximum pada tengah bentang adalah M max ql 2 ql 2
ql
8
12
24
M
A
L/2
MB
L/2
Page 13
ANALISA STRUKTUR 1
2015
Tabel : Momen tumpuan pada balok diatas dua perletakan dengan beban yang variatif
Page 14
ANALISA STRUKTUR 1
2015
Page 15
ANALISA STRUKTUR 1
2015
Page 16
ANALISA STRUKTUR 1
2015
Tugas 1:
Soal 1: Gambarkan bidang M dan Q
0.5L
0.75L
P
q
L
Soal 3: Gambarkan bidang M dan Q
0.25L
0.25L
Page 17
ANALISA STRUKTUR 1
Nim akhir
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0
L(m)
6
8.5
8
6.5
7.5
7
9
10
5
5.5
2015
P(kN)
10
55
15
20
40
45
30
25
70
50
q(kN/m)
5
5
6
7
8
8
9
10
4
3
Page 18
ANALISA STRUKTUR 1
2015
Bab III:
Balok menerus diatas beberapa perletakan
Suatu konstruksi dengan balok menerus diatas beberapa perletakan dapat dilihat
digambar 3.1.
Cara untuk menghitung gaya-gaya dalam pada konstruksi ini ada beberapa cara seperti
dengan cara Bidang Momen sebagai muatan, Unit Load Method, Clayperon, Slope
Deflection, Cross, Finite Element Methode, Kraftgrossverfahren, dll.
q
A
EI
1
2
q
1
2
EI
L
q
RB
Page 19
ANALISA STRUKTUR 1
2015
Pada konstruksi tersebut titik B dilepas terlebih dahulu, maka dititik B akan terjadi
lendutan kebawah sebesar B . Lantas kemudian dititik B dikerjakan gaya satuan RB = 1,
maka pada titik B akan terjadi deflection keatas sebesar 11 . Oleh karena sebenarnya
dititik B lendutan adalah nol maka dapat dibuat persamaan seperti dibawah ini
B + RB 11 = 0
Dimana lendutan jika titik B dilepas, sedangkan 11 adalah lendutan dengan gaya satu
satuan. Dan yang tidak diketahui pada persamaan ini adalah RB.
5 ql 4
dapat dilihat di bab I perhitungannya, yakni lendutan pada balok dua
384 EI
tumpuang dengan perletakan sendi-sendi dengan beban terbagi rata. Sedangkan 11 =
Besar B =
l3
, dimana ini adalah lendutan pada balok diatas dua perletakan sendi-sendi dengan
48 EI
beban terpusat P=1 ditengah bentang seperti yang telah dihitung di Bab I.
5 ql 4
l3
- RB.
=0
384 EI
48 EI
RB
5
ql
8
0 , R A .l RB . 12 l 12 ql 2 0 ,
RA .l 85 ql. 12 l 12 ql 2 0
RA
V 0 , R
3
ql ,
16
3
ql
16
RB RC ql ,
3
5
3
ql ql ql ql (memenuhi).
16
8
16
Page 20
ANALISA STRUKTUR 1
2015
dM X
3
R A qx ql qx 0
dx
16
2
3
3
3
1 3
3 2
x l dan M max ( x 163 l ) ql. l q l
ql
16
16 16
2 16
32
3
1
1
2
M B ( x 12 l ) ql. 12 l q 12 l ql 2
16
2
32
Pada batang BC momen adalah simetri dengan batang AB. Gambar Bidang Momen dan
Lintang dapat dilihat di gambar 3.3.
MB
M max
3 2
ql
32
1 2
ql
32
M max
3 2
ql
32
+
B
1
2
Qa
3 2
ql
16
1
2
L
QB
13 2
ql
16
+
A
+
-
QC
B
QB
3 2
ql
16
13 2
ql
16
Page 21
ANALISA STRUKTUR 1
2015
Mm
Mkr
kr
A
Mkn
kn
B
B0 B*
1
1 1 3 M B 12 L M B 12 L
q( 12 l ) 3
( l)
24 EI
24 EI 2
3EI
3EI
MB
1 2
ql
32
Dalam hal contoh soal ini harga MB adalah sama jika dibandingkan antara unit load
method dengan Clayperon.
Berikutnya adalah contoh penyelesaian dengan balok diatas 4 perletakan dengan EI yang
sama seperti pada gambar 3.5.
Page 22
ANALISA STRUKTUR 1
2015
B
MB
C
MC
Pada titik B
M L M L M L
ql 3
ql 3
B B C dan 8M B 2M C ql 2
,
24 EI 24 EI
3EI
3EI
6 EI
Pada titik C
C0 C*
0
B
*
B
M L M L M L
ql 3
ql 3
C C B dan 2M B 8M C ql 2
24 EI 24 EI
3EI
3EI
6 EI
1 2
ql , gambar Bidang
10
MB
1 2
ql
10
A
M max
MC
B
2 2
ql
25
C
M max
Q A 52 ql
1 2
ql
40
M max
QB 12 ql
D
2 2
ql
25
QC 53 ql
B
QB ql
C
Qc ql
3
5
1 2
ql
10
D
QD ql
1
2
2
5
Gambar 3.6: Bidang Momen dan Lintang pada beban terbagi rata
diatas 4 perletakan
Prof Dr.-Ing Johannes Tarigan
Page 23
ANALISA STRUKTUR 1
2015
Untuk menghitung Reaksi pada perletakan A, B, C dan D maka batang tersebut dipisah
menjadi 3 batang statis tertentu yakni AB, BC dan CD.
Batang AB
q
l
RA
RB M B
1 2
ql
10
1 2
l
3
ql ql. 0 , RB ql , selanjutnya
10
2
5
1
l
2
dengan M B 0 , R A .l ql 2 ql. 0 , R A ql .
10
2
5
Maka dengan
0 didapat RB .l
Page 24
ANALISA STRUKTUR 1
2015
Metode Cross dapat digunakan untuk menghitung Gaya dalam pada konstruksi Balok
diatas beberapa perletakan ataupun pada konstruksi portal Bidang.
3.3.1 Penggunaan Cross pada balok diatas beberapa tumpuan
Dalam metode Cross ada dikenal istilah a.l. Momen Primer, Kekakuan dan Koefisien
distribusi. Momen Primer dikenal dengan kondisi Momen pada balok diatas dua
perletakan dengan kondisi perletakan jepit atau sendi. Ini sudah diperkenalkan pada bab
sebelumnya. Momen primer dapat ditentukan dengan tabel yang sudah pernah diberikan.
Kenyataannya pada balok diatas beberapa perletakan kondisinya perletakan yang diapit
dua balok akan mengalami pengaruh sama lain. Padahal pada perletakan momen harus
seimbang atau M 0 . Oleh karena itu maka untuk mengiterasi perbedaan kedua
Momen tergantung kepada koefisien distribusi. Dan Koef distribusi sangat tergantung
kepada kekakuan. Sebagai contoh dapat dilihat balok diatas 3 perletakan digambar..
P
MBA
P1
MBC
C
EI
L1
EI
L2
Momen Primer MBA dan MBC dapat dihitung dengan tabel yang sudah diberikan.
Sedangkan koefisien distribusi dapat dihitung dengan
kondisi perletakan jepit-jepit
Kekakuan
4 EI
k
L
Kekakuan
3EI
k
L
Koefisien distribusi adalah faktor pembagi disetiap simpul yang dapat dihitung
berdasarkan kekakuan balok yang bertumpu pada simpul. Secara umum mengitung
koefisien distribusi adalah
Page 25
ANALISA STRUKTUR 1
2015
mi
k mi
k mi
EI
MBA
L1=6m
MBC
MCB
L2=6m
1 2
ql = - 4.5 tm, tanda minus berlawanan dengan jarum jam dan
8
1 2
ql = + 5.33 tm dimana tanda positif adalah karena searah dengan jarum
12
1 2
jam dan MCB =
ql =-5.33 tm. Sedangkan kekakuan balok AB adalah
12
3EI 3EI
4 EI 4 EI
sedangkan balok BC kekakuannya k
k
0.5EI .
L1
6
L2
8
MBC = +
BA
k AB
k AB k BC
BC
k BC
k AB k BC
BA 0.427
BC 0..573
Page 26
ANALISA STRUKTUR 1
2015
Momen Primer
MBA
-4.5
Koef.
Distribusi
MBC
5.33
BA
BA
0.427
-0.354
-4.854
0.573
-0.476
4.854
MCB
-5.33
-0.238
-5.568
A
MBA=-4.854
MBC=4.854
MCB=-5.568
Untuk mengambarkan Bidang Momen dan Gaya Lintang terlebih dahulu dibuat free
body/pemisahan balok per balok.
Balok AB
q=1t/m
MBA=4.854
A
B
RA
RB
RB 3,809 t
R A 2,191 t
l
RB .l M BA q.l. 0
2
l
R A .l M BA q.l. 0
2
6
RB .6 4.854 1.6. 0
2
6
R A .6 4.854 1.6. 0
2
Page 27
ANALISA STRUKTUR 1
2015
M x RA .x 1 2 qx 2 2,191.x 0,5.x 2
dM x
2,191 x 0 sehingga x 2,191
dx
Batang BC
q=1t/m
MCB=5.568
MBC=4.854
RB
RC
RB = 2,881 ton
M
M
B
B
Rc = 3,119ton
dM x
2,881 x 0 x 2,881 m
dx
Selanjutnya gambar bidang Momen dan gaya lintang dapat dilihat digambar dibawah ini
4.854
5.568
`
A
C
+
+
Prof Dr.-Ing Johannes Tarigan
Page 28
ANALISA STRUKTUR 1
M 2,4 tm
2,191
ton
2015
M 0,700 tm
2,881
ton
B
3,119
ton
3, 809ton
A
A
B C D
D
C
A
A
A B
4 EI 2 EI
L
L
4 EI 3EI
0.75 *
L
L
k BC 0.5 *
k AB
k BC
4 EI
L
Page 29
ANALISA STRUKTUR 1
2015
Bab IV:
Metode Cross pada Portal
Menghitung gaya dalam portal dapat digunakan metode Cross. Dalam tulisan ini ada dua
type portal yakni Portal tidak bergoyang dan portal bergoyang. Portal tidak bergoyang
diartikan jika tidak terjadi perpindahan kearah horizontal sedangkan disebut portal
bergoyang jika terjadi perpindahan diarah horizontal.
4.1 Portal tidak bergoyang.
Portal tidak bergoyang terjadi jika portalnya dan bebannya simetri. Sebagai contoh dapat
dilihat portal dibawah ini
q = 10 t/m
B
EI
h=8m
EI
EI
D
L=8m
Momen Primer
M BC = +
M BC = -
1
12
1
12
ql 2 = + 53,33 tm
ql 2 = - 53,33 tm
Kekakuan
kAB = kCD=
kBC =
4 EI 4 EI
= 0.5 EI
L
8
4 EI 4 EI
= 0.5 EI
L
8
Koefisien distribusi
Prof Dr.-Ing Johannes Tarigan
Page 30
ANALISA STRUKTUR 1
2015
AB
k AB
0.5EI
0.5
k AB k BC 0.5EI 0.5EI
BC
k BC
0.5EI
0.5
k AB k BC 0.5EI 0.5EI
CB 0.5
CD 0.5
Iterasi
Untuk hitungan iterasi dapat dilihat di tabel dibawah
Batang
BA
Momen Primer
-13.333
-4.1664
-0.2604
-0.0163
-0.001
0.5
0
26.665
BC
CB
CD
0.5
53.33
0.5
-53.33
0.5
0
0.5
0
-26.665
-13.333
33.331
33.331
16.666
-4.166
2.083
2.083
1.042
-0.260
0.130
0.130
0.065
-0.016
0.008
0.008
0.004
-0.001
0.001
0.001
0.000
-35.553
35.553
17.777
-8.333
16.666
-8.333
-0.521
1.042
-0.521
-0.033
0.065
-0.033
-0.002
0.004
-0.002
0.000
Momen
-17.777
35.553
35.553
Page 31
ANALISA STRUKTUR 1
2015
C
35,553
35,553
h=8m
D
A
17,777
17,777
Bid. M
Batang AB
HB
35,553
h=8m
17,777
HA
A
+
Bid. M
Bid. Q
Batang CD
Perhitungan sama dengan batang AB
Bid. M
HC=6,6662
5
Bid. Q
35,553
+
D
Page 32
ANALISA STRUKTUR 1
2015
+
17,777
HD=6,6662
5
Batang BC
q=10 t/m
35,553
35,553
RA
35,553
RC
35,553
Bid Momen
+
44.447
+
Bid. Lintang
RA = 0,5. q. L = 0,5 .10. 8 = 40 ton
RB = 40 ton
Mmax = 1/8. q l2 35,553 = 1/8. 10. 82 35,553 = 44.447 tm
Secara keseluruhan Bidang Momen, Lintang dan Normal akan digambarkan dibawah ini.
Namun sebelumnya digambarkan Reakasi yang terjadi pada Portal, dari hasil batang AB,
BC dan CD.
B
HA=6,66625
Prof Dr.-Ing Johannes Tarigan
HB=6,66625
Page 33
ANALISA STRUKTUR 1
RA=40 ton
2015
RB=40 ton
.
35,553
35,553
44.447
+
17,777
+
-
40 t
17,777
6,66625
6,66625
Bidang Normal dapat digambarkan dari Reaksi yang terjadi secara berkaitan. Reaksi di
titik B dan C akan menjadi Normal tekan pada batang AB dan CD, sedangkan reaksi dari
gaya Horizontal di A dan C akan menjadi Normal di batang BC.
6,66625
6,66625
Page 34
ANALISA STRUKTUR 1
40
2015
40
B
C
B
k BC 0.5 *
A
D
B
k BC
4 EI 2 EI
L
L
4 EI
L
M total Mo cM dimana c adalah suatu koefisien yang akan didapat dari perhitungan
horizontal H cHo 0 dimana H adalah gaya horizontal akibat portal tidak bergoyang
dan Ho adalah suatu gaya horizontal yang dihitung dari satu satuan gaya. Untuk jelasnya
lihat gambar dibawah.
=
Prof Dr.-Ing Johannes Tarigan
tdk bergoyang
bergoyang
Page 35
ANALISA STRUKTUR 1
2015
Mo
c.M
M1
k1
M1
M2
l1
l2
k2
M2
l k
M 1l12 M 2 l 22
atau M 2 M 1 1 2
l 2 k1
6 EI 1 6 EI 2
M1
k1
M1
M2
l1
k2
l2
Page 36
ANALISA STRUKTUR 1
2015
l k
M 1l12 M 2 l 22
2
atau M 2 M 1 1 2
3
l 2 k1
6 EI 1 3EI 2
Dengan memisalkan M1 menjadi satu satuan gaya, maka akan didapat koefisien c dari
perjumlahan gaya horizontal di level 1 dari portal a maupun b.
Contoh perhitungan portal bergoyang dapat dilihat berikut ini, dimana dalam contoh ini
diambil dari bab sebelummnya, dan hanya ditambah gaya horizontal H=10 ton. Untuk
kasus tidak bergoyang sudah diselesaikan sebelumnya dan pada bab ini hanya
menambahkan hal yang bergoyang saja.
q = 10 t/m
H = 10 ton
h=8m
EI
B
EI
EI
D
L=8m
Untuk kasus mencari koefisien c maka portal diatas akan dimodelkan menjadi. Pada
kolom AB akan dimisalkan 1 satuan, sedangkan pada kolom CD juga menjadi sama
besarannya karena kolom sama tinggi, kekakuannya juga sama.
C
B
M=100 tm
EI
EI
M = 100 tm
EI
M=100 tm
L=8m
Prof Dr.-Ing Johannes Tarigan
M = 100 tm
D
Page 37
ANALISA STRUKTUR 1
2015
EI
MBA=60 tm
MCD = 60tm
EI
EI
MAB=80 tm
MDC = 80 tm
D
A
Kiri
B
Kanan
Kiri
C
Kanan
0.50
0.50
0.50
0.50
100.00
100.00
(37.50)
(18.75)
(2.34)
(1.17)
(0.15)
(0.07)
(0.01)
(0.00)
M
Primer
100.00
100.00
Siklus 1
(25.00)
(50.00)
(50.00)
(25.00)
(18.75)
(37.50)
9.38
4.69
(1.17)
(2.34)
0.59
0.29
(0.07)
(0.15)
0.04
0.02
(0.00)
(0.01)
Siklus 2
9.38
4.69
Siklus 3
0.59
0.29
Siklus 4
0.04
0.02
Page 38
ANALISA STRUKTUR 1
80.00
60
80
60.00
2015
(60.00)
(60.00)
60.00
80.00
60
80
- 10 6.66 6.66 c(
80 60 80 60
)0
8
8
8
8
H 0
10
10
M0
M
c. 1 0
h
h
c(
)0
8
8
8
8
8
8
8
8
-17.777
-35.553
35.553
c
-0.2857
-0.2857
-0.2857
Bergoyang
80
60
-60
Momen Total
-40.633
-52.695
52.695
Page 39
ANALISA STRUKTUR 1
MCB
MCD
MD
-35.553
35.553
17.777
2015
-0.2857
-0.2857
-0.2857
-60
60
80
-18.411
18.411
-5.079
C
52.695
18.411
h=8m
D
A
40.633
-5.079
Batang AB
HB
52,695
h=8m
40.633
HA
A
+
Bid. M
Bid. Q
Batang CD
C
Bid. M
Bid. Q
HC
18,411
Prof Dr.-Ing Johannes Tarigan
Page 40
ANALISA STRUKTUR 1
2015
+
D
5,079
HD
Batang BC
q=10 t/m
52,695
18.411
RB
52,695
RC
Bid Momen
18.411
+
45,365
+
Bid. Lintang
-
M
M
RC = 35,7145 ton
RB = 44,2855 ton
Mx RB .x 12 qx 2 52,695
dMx
RB . qx 0 , 44,2855 10 x = 0, x = 4,43 m
dx
M max 45,365 tm
Secara keseluruhan Bidang Momen, Lintang dan Normal akan digambarkan dibawah ini.
Namun sebelumnya digambarkan Reakasi yang terjadi pada Portal, dari hasil batang AB,
BC dan CD.
Prof Dr.-Ing Johannes Tarigan
Page 41
ANALISA STRUKTUR 1
2015
C
10 ton
B
A
HA=16,666 t
HB=6,666
RA=44 ton
RB = 36 ton
.
52,695
18,411
45,365
40,633
5,079
+
-
36 t
16,666
6,666 t
Bidang Normal dapat digambarkan dari Reaksi yang terjadi secara berkaitan. Reaksi di
titik B dan C akan menjadi Normal tekan pada batang AB dan CD, sedangkan reaksi dari
gaya Horizontal di A dan C akan menjadi Normal di batang BC.
ton
10 ton
Page 42
ANALISA STRUKTUR 1
2015
44
36
V. Beban virtuel
L
L
M M
MM
QQ
NN
SSs
ds
ds
ds T T ds
1 P
EI
GF
EF
GJ T
EF
0
0
S Ss
EF
Suatu rangka batang dengan beban P=10 kN dititik C, tentukan lendutan dititik m.
E=2,1x104 kN/cm2
Page 43
ANALISA STRUKTUR 1
2015
P=10 kN
6
8
4
7
m
2.00
2.00
P=1
2.00
2.00
Batang
S
kN
0
1
2
3
4
5
6
7
8
-10
-10
11.2
0
-5
-10
11.2
0
-8
0
-1
1.1
0
-0.5
-1
1.1
0
-0.5
F
cm2
S cm
20
20
10
10
15
20
10
10
15
100
200
224
200
100
200
224
200
100
s
F
kN/cm
0
100
280
0
17
100
280
0
17
S. S .
794
_
E.
S . S .s
794
EF
Page 44
ANALISA STRUKTUR 1
Maka
2015
794
0.038 cm
2.1 *10 4
MM
QQ
P
ds
ds
EI
GF
0
q
P
L2
P=1
_
_
1
M
.
M
dx
Q
.
Q
dx
EI
GF 0
L
Pada titik x
Prof Dr.-Ing Johannes Tarigan
Page 45
ANALISA STRUKTUR 1
2015
M= 0.5 qx2
_
M x
Q=qX
_
Q 1
q x4 l
qx l
q 4
q 2
3
0
.
5
qx
.
dx
qx
.
1
.
dx
0
0
L
L
EI 0
GF 0
EI 8
GF 2
8EI
2GF
E
G
1
atau
2(1 )
E 21
8EI q 2
1 4
L
qL 2GF
qL4 8I 1
8EI L2 F 1
qL4
8EI
Dengan I=F*i2
2
qL4
i
1 8 1
8EI
L
Contoh profil I 240 dengan L=200
F
46.1
=
2.478
FSteg 0.8724 2 *1.31
2
200
L
Catatan, pada batang yang langsing jika 1 maka effek dari gaya lintang terhadap
h
lendutan dapat diabaikan.
qL4
8EI
Page 46
ANALISA STRUKTUR 1
2015
L
Dihitung lendutan ditengah bentang dengan metode gaya virtual dengan mengabaikan
effek gaya lintang
_
_
M . M .ds
1
m
M
.
M
.dx
EI
EI
Mx=0.5ql x- 0.5 qx2
M = 0.5 x
Karena bidang momen simetris maka dkali 2
_
M . M .ds
2
m 2
EI
EI
4
5qL
m
384 EI
q
0.5qLx 0.5qx .0.5x...dx 2EI Lx
2
0.25qx 3 dx
1.4. Portal
q
q
b
0.5qx(l x)
d
a
d
a
Page 47
ANALISA STRUKTUR 1
q
2015
q
a
L
_
_
1
2
M
.
M
.
dx
M
.
M
.dh
EI o
EI 0
Mx=0.5 qx(l x- x2)
M =h
L
h
_
1
2
2
2
d
0
.
5
qx
(
Lx
x
).
h
.
dx
0
.
5
qx
(
LX
x
).
0
.
dh
EI o
EI 0
1
qL3 .h
2
d
0
.
5
qx
(
Lx
x
).
h
.
dx
EI o
12 EI
II Menghitung perputaran sudut
L
MM
QQ
NN
1.
ds
ds
ds
EI
GF
EF
0
0
2.1 Balok overhang
Page 48
ANALISA STRUKTUR 1
2015
PL
P
A
B
L
M
M
MM
1.
ds
EI
_
Dimana M = Px dan M 1
L
1
1 PL2
1.
Px
.
1
.
dx
EI
EI 2
(putaran sudut di titik b)
2.2 Balok dengan oversteck
P
C
C
L
Page 49
ANALISA STRUKTUR 1
2015
M=1
C
L
Batang AB
L
MM
1.
ds
EI
Mx
Pc
x
L
1
x
L
Batang BC
M=PX
M=1
M
c
L
c
P cL c 2
MM
MM
1 pc 1
1.
x x.dx px.1.dx
EI
EI
EI L L
EI
2
3
Daftar Pustaka
Prof Dr.-Ing Johannes Tarigan
Page 50
ANALISA STRUKTUR 1
2015
Page 51