You are on page 1of 22

Konsep Masyarakat dan Sosial Budaya masyarakat Indonesia SertaPerbedaan

Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan kami makalah ini adalah
untuk menambah pengetahuan kepada pembaca tentang ISB ( Ilmu Sosial Budaya
Dasar) serta untuk menyelesaikan tugas.
Ucapan terima kasih atas selesainya tugas ini dan semoga bermanfaat bagi
penulis sendiri dan bagi pembaca. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada para staf
dosen selaku dosen pengampu mata kuliah ilmu sosial budaya dasar yang telah
membimbing penyusunan malakah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................
DAFTAR ISI...................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................
1.2 Tujuan.............................................................................................................
1.3 Rumusan Masalah ..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Identifikasi konsep kebudayaan dan Perkembangan Sosial Budaya Masyarakat
Indonesia.....................................................................................................................
2.2 Identifikasi konsep Masyarakat dan Sosial Budaya Masyarakat
Indonesia.....................................................................................................................
2.3 Masyarakat pedesaan dan perkotaan...............................................................
2.4 Definisi Masyarakat.......................................................................................
2.5 Unsur-Unsur Masyarakat...............................................................................
2.6 Syarat-syarat masyarakat................................................................................
2.7 Ciri-ciri masyarakat desa dan masyarakat kota..............................................
2.8 Sumber daya yang ada di pedesaan dan perkotaan dalam upaya kesehatan ibu dan anak
2.9 Masalah-masalah masyarakat pedesaan dan perkotaan
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok
orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka),
dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada
dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah
suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah
sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).
Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang
yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Kebudayaan atau budaya menurut Bapak Antropologi Indonesia
Koenjtaraningrat (1996), adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar. Pengertian tersebut merujuk pada
gagasan J. J Honigmann (1973) tentang wujud kebudayaan atau disebut juga
gejala kebudayaan. Honigmann membagi kebudayan kedalam tiga wujud,
yakni kebudayaan dalam wujud ide, pola tindakan dan artefak atau bendabenda.
Mengacu pada konsep diatas, jika dikembalikan pada realita yang ada
di kehidupan bangsa Indonesia, kiranya kita bisa memilah setiap wujud
kebudayaan yang ada, minimal dari yang kita temui setiap harinya. Sejalan
dengan itu, kemudian akan muncul pertanyaan klasik apakah ada yang
namanya budaya Indonesia?serta kaitannya dengan masyarakat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimanakah perkembangan sosial budaya yang ada di Indonesia?
2. Bagaimanakah konsep kebudayaan Indonesia?
3. Perbedaan kehidupan perkotaan dan pedesaan?
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem
Sosial Budaya Indonesia. Serta bertujuan untuk membantu para pembaca
makalah mengetahui bagaimana kebudayaan itu berkembang di Indonesia
dan mengetahui macam-macam kebudayaan yang ada di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP BUDAYA DAN PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA
MASYARAKAT INDONESIA
I. Pengertian Kebudayaan
Pengertian kebudayaan menurut dari beberapa pendapat:
Kebudayaan adalah peradaban yang mengandung pengertian yang luas
meliputi pemahaman. dan perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat (kebiasaan)
dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat. (Taylor,
1981)

a. Menurut Koentjoroningrat (1980)


Budaya berasal dari kata BUDHAYAH yang berasal dari kata budhi yang
berati budi atau akal. Kebudayaan adalah hal-hal yang bersangkutan dengan
akal. Kata budaya berati perkembangan majemuk dari budi dan daya. Jadi
kebudayan adalah hasil cipta rasa dan karsa
b. Menurut Sidi Gozaila
Kebudayaan dalah cara berpikir dan cara merasa, yang menyatakan diri
dalam seluruh segi kehidupan dari golongan manusia yang membentuk satu
kehidupan sosial dalam ruang dan waktu
c. Menurut Ki Hajar Dewantara
Terdapat 2pengertian mengenai kebudayaan:
1. Kebudayaan adalah buah budi manusia
2. Kebudayaan adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang
kuat, yakni alam dan jaman (kodrat dan manusia) dalam perjuangan mana
terbukti kejayaan hidup manusia
d. Menurut Iris Beaber dan Linda Beaner
Kebudayaan sebagai pandangan yang koheren tentang sesuatu yang
dipelajari, dibagi, atau yang dipertukarkan oleh sekelompok orang
e. Menurut Larry A. Samovar & Richard E. Porter
Kebudayaan berarti sebagai simpanan akumulatif dari pengetahuan,
pengalaman, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, pilihan waktu, peranan,
relasi ruang, konsep yang luas dan obyek material atau kepemilikan yang
dimiliki dan dipertahankan oleh sekelompok orang atau suatu generasi
f. Menurut Gudykunt dan Kim (1992)
Sistem pengetahuan yang dipertukarkan oleh sejumlah orang dalam
kelompok yang besar
g. Menurut Edward T. Hall (1981)
Kebudayaan adalah komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan
h. Menurut M.J Herkovits & Bronislaw Malinowski
Cultural Determinism yang berarti bahwa segala sesutu yang terdapat di
dalam masyarakat ditentukan adanya kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri.
Kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic (artinya berada diatas
sesuatu badan) karena kebudayaan yang turun menurun dari generasi ke
generasi tetap hidup terus meskipun orang-orang yang menjadi masyarakat
senantiasa silih berganti
i. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman
Kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta manusia
j. Menurut Linton
Kebudayaan adalah konfigurasi dari tingkah laku yang dipelajari dari hasil
tingkah laku yang unsur-unsur pembentuknya didukung dan diteruskan oleh
anggota dari masy tertentu
k. Menurut Sultan Takdir Ali Syahbana
Manifestasi suatu bangsa

l. Menurut Moh. Hatta


Kebudayaan adalah ciptaan hidup dari suatu bangsa
m. Menurut Haji agus Salim
Kebudayaan adalah persatuan istilah budi dan daya menjadi makna sejiwa
dan tidak dapat dipisah-pisahkan
n. Menurut Mukti Ali (1982)
Kebudayaan adalah budi daya, tingkah laku manusia yang digerakkan oleh
akal dan perasaannya.
II. Tujuan dan ruang lingkup kebudayaan

Tujuan:

Mengembangkan kepribadian, kepekaan dan wawasan pemikiran yang


berkenaan dengan kebudayaan agar daya tangkap, persepsi dan penalaran
mengenai lingkungan budaya masyarakat dapat lebih manusiawi

Tujuan yang diharapkan dapat :

1. Mengusahakan penajaman kepekaan masyarakat terhadap lingkungan


budaya
2. Memberi kesempatan kapada masyarakat untuk dapat memperluas
pandangan mereka tentang masalah kemanusiaan dan budaya
3. Mangusahakan agar masyarakat tidak jatuh ke dalam sifat-sifat
kedaerahan
4. Menjembatani para masyarakat kita agar lebih mampu berdialog satu
sama lain

Ruang lingkup
Berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah
kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan budaya
Hakekat manusia sebagai kesatuan atau universal akan membentuk
beraneka ragam kebudayaan masing-masing sesuai dengan jaman dan
tempatnya.
III. Wujud dari kebudayaan
Wujud Kebudayaan
J. J Honigmann (dalam Koenjtaraningrat, 2000) membedakan adanya
tiga gejala kebudayaan : yaitu : (1) ideas, (2) activities, dan (3) artifact, dan
ini diperjelas oleh Koenjtaraningrat yang mengistilahkannya dengan tiga
wujud kebudayaan :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide,
gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.

2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan


berpola dari manusia dalam masyarakat
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Mengenai wujud kebudayaan ini, Elly M.Setiadi dkk dalam Buku Ilmu
Sosial dan Budaya Dasar (2007:29-30) memberikan penjelasannya sebagai
berikut :
1. Wujud Ide
Wujud tersebut menunjukann wujud ide dari kebudayaan, sifatnya
abstrak, tak dapat diraba, dipegang ataupun difoto, dan tempatnya ada di
alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu
hidup.
Budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan
memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam
masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini bisa juga disebut
adat istiadat.
2. Wujud perilaku
Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan
dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri.
Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam
sistem ssosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan
berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat. Bersifat
konkret dalam wujud perilaku dan bahasa.
3. Wujud Artefak
Wujud ini disebut juga kebudayaan fisik, dimana seluruhnya
merupakan hasil fisik. Sifatnya paling konkret dan bisa diraba, dilihat dan
didokumentasikan. Contohnya : candi, bangunan, baju, kain komputer dll.
IV. Orientasi Nilai Budaya
Orientasi nilai adalah bersifat komplek tetapi terpola..pada prinsip..
yang mengutamakan tatanan dan langsung pada tindakan dan pikiran
manusia yang berhubungan dengan solusi dalam memecahkan masalah.
Ada tiga asumsi:
1. Orang dalam semua budaya harus menemukan solusi untuk memecahkan
masalah
2. Solusi yang tersedia tidak terbatas
3. Satu solusi cenderung dipilih anggota budaya tertentu. Semua solusi yang
potensial tampak pada setiap budaya.
Orientasi human nature
Human nature adalah menunjuk pada karakter pembawaan sifat
manusia. Yang dipandang sebagai berpembawaan baik, jahat atau campuran
dari itu. Manusia dipandang tidak hanya sebagai baik atau jahat tetapi juga
untuk merubah dan tidak dapat berubah. Kita harus mengakui bahwa
hubungan manusia sebagai campuran baik dan buruk sedangkan yang tidak
sama adalah sebagai pandangan adalah netral.Ada enam solusi potensial
pada masalah ini yaitu;

1. manusia yang jahat tetapi dapat merubah


2. manusia itu jahat tapi tidak dapat dirubah
3. manusia adalah netral yang respek pada baik dan jahat
4. manusia adalah campuran baik dan jahat.
5. manusia itu baik tapi dapat berubah
6. manuysia itu baik dan tidak dapat berubah
> Orientasi nature/alam -person
Ada tiga tipe utama yaitu:
1. Menguasai alam: orientasi ini,melihat bahwa semua kekuatan alam dapat
mengatasi masalah
2. Harmoni dengan alam : orientasi ini bahwa disini tidak ada perbedaan
antara kehidupan manusia , sifat dan supernatural.
3. Penaklukan terhadap alam yang unggul di negara seperti Spanish
Amerika, yaitu kita percaya bahwa tidak ada sesuatu yang dapat dikerjakan
untuk mengontrol alam jika ada ancaman tidak sesuatupun yang dapat
terlepas dari bahaya.
> Orientasi waktu
Merupakan orientasi pada tiga masa yaitu
1. Waktu masa lalu adalah unggul dalam budaya dalam penempatan nilai
yang tinggi pada tradisi di masa lalu
2. Orientasi masa sekarang yaitu dimana orang-orang memberi perhatian
yang relatif kecil pada apa yang dikerjakan pada masa lalu dan pada apa
yang akan terjadi masa depan.
3. 0rientasi masa depan dimana memiliki nilai tinggi.
> Orientasi aktivitas
Aktivitas manusia dapat dilihat dalam tiga cara yaitu:
1. Doing, orientasi ini melibatkan pada tipe aktivitas yang hasilnya tampak
pada eksternal individu yang diukur dengan sesuatu
2. Being adalah merupakan lawan yang exterm dari orientasi doing
3. Becoming merupakan integrasi keseluruhan pada perkembangan diri.
> Orientasi relational
Menurut Kluckhon dan Strodbeck memisahkan tiga cara untuk mengartikan
hubungan dengan orang lain yaitu:
1. Individualism
orientasi ini ditandai dengan otonomi individu dengan kata lain individu
adalah unik dan sebagai entitas tersendiri. Prioritas tujuan dan sasaran nya
adalah memprioritaskan pada individu daripada kelompok.Contoh negara
yang seperti ini adalah Amerika Serikat
2.Orientasi langsung atau lineality
orientasi ini memfokuskan pada kelompok dengan tujuan kelompok adalah
lebih utama. Menurut Kluckhon dan Strodbeck kontinyuitas dari kelompok
adalah melalui waktu. Individu-individu adalah penting hanya untuk anggota
kelompok tersebut.Contohnya beberapanegara aristokrasi di Eropa.
3. Collaterality
orientasi ini memfokuskan pada kelompok tetapi bukan perluasan kelompok
melalui waktu. Agaknya fokus pada perluasan kelompok secara lateral/ ke

samping (anggota kelompok dari individu yang paling dekat dalam waktu
dan tempat). Tujuan dari kelompok ditas kepentingan individu. Pada
kenyataannya orang-orang tidak mempertimbangkannya kecuali vis a vis/
sebagai lawan anggota kelompok. Contoh identifikasi orang jepang dengan
perusahaannya di mana dia bekerja atau universitas di mana dia belajar.
> Penerapan Orientasi
Nilai orientasi ini digunakan untuk memahami komunikasi dengan strangers.
Dengan mempertimbangkan dua budaya yang tampaknya mirip misalnya
inggris dan Amerika Serikat. Sementara ada juga yang mirip di
permukaannya saja ternyata berbeda orientasinya. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya misunderstanding antara orang-orang dalam
budaya yang berbeda.
V. Perubahan Kebudayaan
Pengertian perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dalam
masyarakat yang terjadi karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur
kebudayaan yang saling berbeda sehingga tercapai keadaan yang tidak
serasi fungsinya bagi kehidupan.
Semua terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya
yang tidak berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan
didalam masyarakat.
Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian yaitu :
kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi dan filsafat bahkan perubahan dalam
bentuk juga aturan-aturan organisasi social. Perubahan kebudayaan akan
berjalan terus-menerus tergantung dari dinamika masyarakatnya.
Ada faktor-faktor yang mendorong dan menghambat perubahan
kebudayaan yaitu:
1. Mendorong perubahan kebudayaan
Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah,
terutama unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan material).
Adanya individu-individu yang mudah menerima unsure-unsur perubahan
kebudayaan, terutama generasi muda.
Adanya faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.
2. Menghambat perubahan kebudayaan
Adanya unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah
seperti :adat istiadat dan keyakinan agama ( kebudayaan non material)
Adanya individu-individu yang sukar menerima unsure-unsur
perubahan terutama generasi tu yang kolot.
Ada juga faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan
kebudayaan :
1.
Faktor Intern
-

Perubahan Demografis
Konflik Sosial
Bencana Alam
Perubahan Lingkungan Alam;L;

2. Faktor Ekstern
- Perdagangan
- Penyebaran Agama
- Peperangan
VI. Kaitan Manusia Dan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah
manusia sebagai perilaku kebudayaan. Dan kebudayaan merupakan obyek
yang dilaksanakan manusia. Tetapi apakah sesederhana itu hubungan
keduanya? Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai
dwitunggal, maksudnya adalah bahwa walaupun keduanya berbeda tapi
keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan. Dan
setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia
agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhirnya merupakan satu
kesatuan
Contoh :
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di
Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar sedangkan di
Lampung, pihak laki-laki yang melamar.
2. Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of
life )
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak
yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk
menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa
lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of
value)
3. Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada
lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian,
etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang.
Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama,
menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan
kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan berdasarkan profesi
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian
seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan
dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai
kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya.
Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.

VII. Unsur-unsur kebudayaan

1. Bahasa

Adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk


saling berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun
gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau
kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain.
Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum
dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk
berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi dan
adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk
mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni
(sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu
pengetahuan dan teknologi
2. Sistem teknologi
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai,
serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan.
Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang
hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi
tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik),
3. Sistem mata pencaharian
Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada
masalah-ma/salah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:

berburu dan meramu

beternak

bercocok tanam di ladang

menangkap ikan

4. Organisasi social
Adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi
sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan
negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia
membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang
tidak dapat mereka capai sendiri. Yang meliputi: kekerabatan, asosiasi dan
perkumpulan, system kenegaraan, system kesatuan hidup dan perkumpulan.
5. Sistem pengetahuan
Adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat,
keadaan, dan harapan-harapan.
Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:

pengetahuan tentang alam

pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewandi sekitarnya

pengetahuan tentang tubuh manusia, pengetahuan tentang sifat dan


tingkah laku sesama manusia
o
o

pengetahuan tentang ruang dan waktu

6. Religi dan upacara keagamaan


Dapat dicontohkan agama merupakan sebuah unsure kebudayaan yang
penting dalam sejarah umat manusia yang merupakan sebuah institusi
dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk
beribadah dan untuk mendapatkan kebahagiaan sejati. Yang meliputi:
a) Sistem kepercayaan
Merupakan suatu keyakinan pada sesuatu hingga mengakibatkan
penyembahan kepada Tuhan, roh atau lainnya
b) Sistem nilai dan pandangan hidup
Merupakan suatu konsep atau cara pandang manusia yang mengandung
nilai-nilai yang bersifat mendasar tentang diri dan dunianya yang menjadi
panduan untuk meraih keh

idupan yang bermakna


c) Komunikasi keagamaan
Adalah suatu proses penyampaian informasi keagaaman (pesan, ide,
gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi
diantara keduanya
d) Upacara keagamaan
Adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang yang melakukan ritual-ritual untuk memuja Tuhan dan biasanya
disertai dengan persembahan
7. Kesenian
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari
ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata
ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia
menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga
perwujudan kesenian yang kompleks.
4.5

Jenis-jenis kebudayaan di Indonesia

Prof. Dr Koentjaraningrat menguraikan tnetang jenis kebudayaan dibagi


menjadi 3 :

Jenis kebudayaan sebagi kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai, norma,


peraturan. abstrak terikat sistem budayaadat-istiadat

Sebagai suatu kompleks akativitas serta tindkan berpola dari manusia


dalam masyarakat konkrit sistem sosial

Sebagai benda-benda hasil karya manusia kebudayaan fisik


seluruh hasil karya manusia

Ciri-ciri kebudayaan di Indonesia


Sebagai potensi dasar, unsur-unsur kebudayaan Bali yang khas, unggul dan
menyiratkan nilai-nilai luhur yang positif perlu dikedepankan
Sebagai cara atau pendekatan, terkristalisasi bahwa hakikat pendekatan
kebijaksanaan
VII. PERKEMBANGAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT INDONESIA
Posisi Indonesia terletak di persimpangan dua Samudra (Hindia dan
Pasifik) dan dua Benua (Asia dan Australia), yang sejak dahulu merupakan
daerah perlintasan dan pertemuan berbagai macam agama dan ideologi
serta kebudayaan.
Dalam kondisi yang demikian, maka terdapat 5 lapisan perkembangan
sosial budaya Indonesia:
1.
Lapisan sosial budaya lama dan asli, yang memperlihatkan
persamaan yang mendasar (bahasa, budaya,dan adat) di samping
perbedaab-perbedaan dari daerah kedaerah. Persatuan dan kesatuan yang
bersumber kepada lapisan ini tidak di tiadakan oleh datangnya agama dan
nilai-nilai baru.
2.
Lapisan keagamaan dan kebudayaan yang berasal dari India . wilaya
Indonesia merupakan pusat pengenmangan peradaban Hindia di pulau
Jawa, namun kesadaran akan kebersamaan tetap dijunjung tinggi (Bineka
Tunggal Ika).
3.
Lapisan yang datang dengan agama islam tersebar luas di Wilayah
Indonesia yang sekaligus juga memberikan corak tata kemasyarakatan,
sebagaimana halnya agama Budha dan Hindu yang telah memberi warna
pada tatanan masyarakat dan struktur ketata Negaraan.
4.
Lapisan yang datang dari Barat bersama dengan agama Kristen
melengkapi kehidupan umat beragama di Indonesia di tengah tengah
pengaruh dominasi asing yang silih berganti dari kerajaan kerajaan Spanyol,
Portugis, Belanda, dan Inggris.
5.
Lapisan kebudayaan Indonesia yang dimualai kesadaran bangsa.
Munculnya rasa nasionalisme yang tinggi terhadap kekuasaan asing telah
memberikan inspirasi dan tekad untuk mendorong lahirnya gerakan Budi
Utomo tanggal 20 Mei 1908, kemudian disusul dengan pemantapan Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Sejak periode perkembangan Nasional, semakin dirasakannya
perkembangan perceturan ideologi yang pada garis besarnya terbagi atas 3
kategori yaitu:

1.
Ideologi yang menitikberatkan pada nilai-nilai agama
2.
Ideologi yang menitikberatkan pada sosialisme
3.
Ideologi yang menitikberatkan pada nasionalisme.
Dalam negara Republik Indinesia yang diproklamasikan pada tanggal 17
Agustus 1945 itu, nilai-nilai luhur yang merupakan
kepribadian yang
merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa inilah yang kemudian
menjadi ideologi dan dasar negara yang di kenal sebagai pancasila, yang
akhirnya di tuangkan dalam pembukaan UUD 1945. Dengan demikian,
pertumbuhan dan perkembangan sosial budaya di Indonesia pada
hakikatnya bersumber pada nilai-nilai luhur yang terkandung di dalam
falsafah dan dasar negara pancasila.
Setelah kemerdekaan, salah satu hal penting yang menyangkut konsepsi
nusantara dan yang berkembang menjadi wawasan nusantara ialah
Deklarasi 13 Desember 1957 tentang wilayah perairan Indonesia (Mochtar
Kusumaatmadja, 1993).
Bahawa segala perairan di sekitar, diantara dan yang menghubungkan
pulau-pulau atau bagian pulau-pulau yang termasuk daratan Negara
Republik Indonesia, dengan tidak memandang luas atau lebarnya adalah
bagian-bagian yang wajar daripada wilayah daratan Negara Republik
Indonesia dan dengan demikian merupakan bagian dari pada perairan
pedalaman atau perairan nasional yang berada di bawah kedaulatan mutlak
daripada negara Republik Indonesia. Lalu lintas yang damai di perairan
pedalaman ini bagi kapal asing terjamin selama dan sekedar tidak
bertentangan dengan kedaulatan dan keselamatan negara Indonesia.
Penentuan batas laut teritorial yang lebarnya 12 mil yang di ukur dari garisgaris yang menghubungkan titik-titik yang terluar daripada pulau-pulau
negara Republik Indonesia akan di tentukan dengan UDD.
Ada beberapa pertimbangan yang mendorong pemerintah mengeluarkan
pernyataan wilayah perairan Indonesia adalah sebagai berikut:
1)
Bentuk geografi RI sebagai suatu negara kepulauan memiliki sifat
dan corak tersendiri yang memerlukan pengaturan sendiri pula
2)
Bagi kesatuan wilayah RI, semua kepulauan dan laut harus dianggap
sebagai suatu kesatuan yang bulat
3)
Penetapan batas laut teritorial (1939) tidak sesuai lagi dengan
kepentingan keslamatan dan keamanan Negara RI
4)
Setiap negara yang berdaulat berhak dan berkewajiban untuk
mengambil tindakan yang di pandangnya perlu untuk melindungi keutuhan
dan keselamatan negaranya.
B. Konsep Masyarakat dan Sosial Budaya masyarakat
Dinamika sosial dan kebudayaan itu, tidak terkecuali melanda
masyarakat Indonesia, walaupun luas spektrum dan kecepatannya berbedabeda. Demikian pula masyarakat dan kebudayaan Indonesia pernah
berkembang dengan pesatnya di masa lampau, walaupun perkembangannya
dewasa ini agak tertinggal apabila dibandingkan dengan perkembangan di
negeri maju lainnya. Betapapun, masyarakat dan kebudayaan Indonesia
yang beranekaragam itu tidak pernah mengalami kemandegan sebagai

perwujudan tanggapan aktif masyarakat terhadap tantangan yang timbul


akibat perubahan lingkungan dalam arti luas maupun pergantian generasi.
Ada sejumlah kekuatan yang mendorong terjadinya perkembangan
sosial budaya masyarakat Indonesia. Secara kategorikal ada 2 kekuatan
yang mmicu perubahan sosial,
Petama, adalah kekuatan dari dalam masyarakat sendiri (internal factor),
seperti pergantian generasi dan berbagai penemuan dan rekayasa setempat.
Kedua, adalah kekuatan dari luar masyarakat (external factor), seperti
pengaruh kontak-kontak antar budaya (culture contact) secara langsung
maupun persebaran (unsur) kebudayaan serta perubahan lingkungan hidup
yang pada gilirannya dapat memacu perkembangan sosial dan kebudayaan
masyarakat yang harus menata kembali kehidupan mereka .
Betapapun cepat atau lambatnya perkembangan sosial budaya yang
melanda, dan factor apapun penyebabnya, setiap perubahan yang terjadi
akan menimbulkan reaksi pro dan kontra terhadap masyarakat atau bangsa
yang bersangkutan. Besar kecilnya reaksi pro dan kontra itu dapat
mengancam kemapanan dan bahkan dapat pula menimbulkan disintegrasi
sosial terutama dalam masyarakat majemuk dengan multi kultur seperti
Indonesia.
C. MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
A. Definisi Masyarakat Perdesaan dan Perkotaan
I. MASYARAKAT PEDESAAN
Pengertian pedesaan:
a. Menurut Sutardjo kartohadi kusuma mengemukakan, desa adalah suatu
kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan
sendiri.
b. Menurut bintarto,desa merupakanperwujudan atau kesatuan geografi, sosial
ekonomi politik,dan kultural yang terdapat di situ, dalam hubungannya dan
pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
II. MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering di sebut juga urban community. Pengertian
masyarakat kota lebih di tekankan pada sifat sifat kehidupannya yang
berbeda dengan masyarakat pedesaan. Pengertian kota dapat dikenakan
pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam
struktur pemerintahan.
B. Ciri-ciri Masyarakat Perdesaan dan Perkotaan
I. CIRI-CIRI MASYARAKAT PEDESAAN
a) Di dalam masyrakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan
lebih mendalm dan erat bila dibandingkandengan pedesaan lainya diluar
batas-batas wilahnya.
b) Sistem kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar
kekeluargaan/paguyuban.

c) Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pernian, pekerjaan


pekejaan yang bukan pertanian merupakn pekerjaan sambilan yang
biasanya sebagai pengisi waktu luang.
d) Masyarakat tersebut homogen, seperti dalam hal mata
pencarian,agama,adat istiadat dan sebagainya.
Tetapi, sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini mengenal
bermacam-macam gejala, diantaranya:
a.
Konflik (Pertengkaran)
b.
KontraversiPertentangan)
c.
Kompetisi (Persiapan)
d.
Kegiatan pada masyrakat pedesaan
II. CIRI-CIRI MASYARAKAT PERKOTAAN
1.
Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengankehidupan
keagamaan di desa.Cara kehidupan perkotaanmempunyai kecenderungan ke
arah keduniawian,bila di bandingkan dengan kehidupan warga masyarakat
desa yang cenderung ke arah keagamaan.
2.
Orang kota pada umumnya dapat mengurus diri sendiri tanpa
bergantung pada orang-orang lain.
3.
Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan
mempunyai batas- batas yang nyata.
4.
lebih mudah mendapatkan pekerjaan.pekerjaan para warga desa lebih
bersifat seragam, terutama dalam bidang bertani. Lain halnya di kota
,pembagian kerja sudah meluas, sudah ada macam-macam kegiatan
industri,sehingga tidak hanya terbatas pada satu sektor pekerjaan.
5.
jalan pikiran rasional yang pada umumnya di anut oleh masyarakat
perkotaan
6.
jalan kehidupan yang cepat di kota-kota,mengakibatkan pentingnya
faktor waktu bagi warga kota,sehingga pembagian waktu yang teliti sangat
penting.Untuk mengejar kebutuhan- kebutuhan seorang individu.
7.
perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-koya, sebab
kota-kota biasanya terbuka dalam menerima pengaru-pengaruh dari luar.hal
ini sering menimbulkan pertentangan antara golongan tua dengan golongan
muda. Oleh karena itu golongan muda yang sepenuhnya belum terwujud
kepribadiannya, lebih senang mengikuti pola-pola barudalam kehidupannya.
III. Perbedaan Masyarakat Perdesaan dan Perkotaan
Perbedaan antara desa dan kota

Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan


(rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut
Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai
hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam
masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruhpengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat
perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.

Kita dapat membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota


yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya
sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-

proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan


"berlawanan" pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat
diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:

Masyarakat Pedesaan
Perilaku homogen
Perilaku yang dilandasi oleh
konsep kekeluargaan dan
kebersamaan
Perilaku yang berorientasi
pada tradisi dan status Isolasi
sosial, sehingga statik
Kesatuan dan keutuhan
kultural
Banyak ritual dan nilai-nilai
sakral
Kolektivisme

Masyarakat Kota
Perilaku heterogen
Perilaku yang dilandasi oleh
konsep pengandalan diri dan
kelembagaan
Perilaku yang berorientasi pada
rasionalitas dan fungsi
Mobilitas sosial, sehingga
dinamik
Kebauran dan diversifikasi
kultural
Birokrasi fungsional dan nilai-nilai
secular
Individualisme
Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat
dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga
masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas
dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994). Selanjutnya Pudjiwati (1985),
menjelaskan ciri-ciri relasi sosial yang ada di desa itu, adalah pertama-tama,
hubungan kekerabatan. Sistem kekerabatan dan kelompok kekerabatan
masih memegang peranan penting. Penduduk masyarakat pedesaan pada
umumnya hidup dari pertanian, walaupun terlihat adanya tukang kayu,
tukang genteng dan bata, tukang membuat gula, akan tetapi inti pekerjaan
penduduk adalah pertanian. Pekerjaan-pekerjaan di samping pertanian,
hanya merupakan pekerjaan sambilan saja.
Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya
memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada
mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno (1992)
menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada
umumnya terpusat pada individu seorang kiyai, ajengan, lurah dan
sebagainya.
Ada beberapa ciri yang dapat dipergunakan sebagai petunjuk untuk
membedakan antara desa dan kota. Dengan melihat perbedaan perbedaan
yang ada mudah mudahan akan dapat mengurangi kesulitan dalam
menentukan apakah suatu masyarakat dapat disebut sebagi masyarakat
pedeasaan atau masyarakat perkotaan.
Ciri ciri tersebut antara lain :
1)
jumlah dan kepadatan penduduk
2)
lingkungan hidup
3)
mata pencaharian
4)
corak kehidupan sosial
5)
stratifiksi sosial

6)
mobilitas sosial
7)
pola interaksi sosial
8)
solidaritas sosial
9)
kedudukan dalam hierarki sistem administrasi nasional
VIII. Sumber daya yang ada di Pedesaan dan Perkotaan dalam upaya
kesehatan ibu dan anak :
Sumber daya ada seperti :
1) Sumber daya manusia : Jumlah penduduk yang cukup tinggi dapat dipakai
sebagai modal dasar pembangunan, bila dibarengi dengan kwalitas yang
cukup memadai. Bila sebaliknya akan menjadi beban dalam upaya
kesehatan ibu dan anak. Begitu pula dari segi tenaga kesehatan baik yang
bersumber dari swadaya masyarakat seperti kader kesehatan, dukun terlatih
akan mendukung upaya kesehatan ibu dan anak.
2) Sumber daya sarana kesehatan : Kwantitas & kwalitas sarana pelayanan
kesehatan seperti Rumah sakit, Puskesmas, Puskemas Pembantu, Polindes,
Posyandu dsb, yang ada baik di perkotaan dan pedesaan akan mempunyai
arti penting dalam upaya kesehatan ibu dan anak. Begitu pula dalam
kesediaan peralatan medis dan non medis, bahan medis dan non medis serta
obat-obatan.
3) Sumber daya dana kesehatan : Kecukupan dalam pembiayaan kesehatan
terutama untuk pelayanan kesehatan ibu dan anak mempunyai arti penting
yang sangat besar dalam kelancaran program-program kesehatan yang ada.
4) Teknologi dan pemilihan metode dalam upaya pelayanan kesehatan ibu dan
anak akan membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
IX. Masalah-masalah Masyarakat Desa dan Kota
Permasalahan masyarakat di pedesaan terkait dengan sektor sosial seperti
usaha-usaha perikemanusiaan, pendidikan yang masih rendah terutama
kaum perempuannya dan masih rendahnya status kesehatan masyarkat.
Dari sektor ekonomi sarana prasana untuk produksi barang dan jasa masih
kurang begitu pula dari sektor budaya : masih kentalnya adat-istiadat
sehingga lebih lambat dalam menerima perubahan. Untuk itu diperlukan
pembangunan masyarakat dan Pembangunan desa dengan pendekatan
kepada masyarakat serta pendekatan organisasi untuk bersama-sama
membangun masyarakat.
Permasalahan daerah perkotaan yang palin mendasar adalah tingginya
kepadatan penduduk sebagai akibat dari tingginya pertumbuhan penduduk.
Hal ini mengakibatkan turunnya kuantitas dan kualitas fasilitas masyarakat
kota seperti air minum, kesehatan, transportasi dsb. Untuk itu diperlukan
program perbaikan kampung, pembangunan perumahan murah,
peningkatan kuantitas dan kualitas air minum, sistem sanitasi, fasilitas
pendidikan dasar & menengah, fasilitas kesehatan, dan pusat-pusat
perbelanjaan.
D. Pengertian dan Definisi Masyarakat Menurut Para Ahli

Konsep tentang masyarakat pasti sering kita dengar, seperti:


masyarakat desa, masyarakat kota, masyarakat Betawi, masyarakat Jawa,
dll. Meskipun secara mudah bsia diartikan bahwa masyarakat itu berarti
warga namun pada dasarnya konsep masyarakat itu sendiri sangatlah
abstrak dan sulit ditangkap.
Istilah masyarakat berasal dari kata musyarak yang berasal dari
Bahasa Arab yang memiliki arti ikut serta atau berpartisipasi, sedangkan
dalam bahasa Inggris disebut Society.
Sehingga bisa dikatakan bahwa masyarakat adalah sekumpulan
manusia yang berinteraksi dalam suatu hubungan sosial. Mereka mempunyai
kesamaan budaya, wilayah, dan identitas.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi tentang masyarakat menurut
beberapa ahli :
1. MENURUT PETER L. BERGER
Definisi masyarakat adalah suatu keseluruhan kompleks hubungan
manusia yang luas sifatnya. Keseluruhan yang kompleks sendiri berarti
bahwa keseluruhan itu terdiri atas bagian-bagian yang membentuk suatu
kesatuan.
2. MENURUT MARX
Masyarakat ialah keseluruhan hubungan - hubungan ekonomis, baik
produksi maupun konsumsi, yang berasal dari kekuatan-kekuatan produksi
ekonomis, yakni teknik dan karya.
3. MENURUT GILLIn & GILLIN
Masyarakat adalah kelompok manusia yang mempunyai kebiasaan,
tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang diikat oleh kesamaan.
4.MENURUT HAROLD J. LASKI
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama untuk mencapai terkabulnya keinginan-keinginan mereka
bersama
5. MENURUT ROBERT MACIVER
Masyarakat adalah suatu sistim hubungan-hubungan yang ditertibkan
(society means a system of ordered relations)
6.MENURUT SELO SOEMARDJAN
Masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan
menghasilkan kebudayaan
7. MENURUT HORTON & HUNT
Masyarakat adalah suatu organisasi manusai yang saling berhubungan

8. MENURUT MANSUR FAKIH


Masyarakat adalah sesuah sistem yang terdiri atas bagian-bagian yang
saling berkaitan dan masing-masing bagian secara terus menerus mencari
keseimbangan (equilibrium) dan harmon.
a) Pengertian
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan
golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang
sama.Seperti; sekolah, keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah
masyarakat.
Dalam ilmu sosiologi kita mengenal ada dua macam masyarakat, yaitu
masyarakat paguyuban dan masyarakat petambayan.Masyarakat paguyuban
terdapat hubungan pribadi antara anggota- anggota yang menimbulkan
suatu ikatan batin antara mereka.Kalau pada masyarakat patambayan
terdapat hubungan pamrih antara anggota-anggota nya.
b) Unsur-unsur suatu masyarakat
Masyarakat mengandung unsur-unsur seperti berikut ini :

Paling tidak ada 2 orang individu;

Mereka menyadari satu kesatuan mereka;

Jangka waktu dalam berhubungan termasuk lama. Hubungan itu


melahirkan manusia yang baru yang tetap selalu berkomunikasi dan
membuat
berbagai
aturan
yang
berhubungan
dengan
keterkaitan/hubungan antar masyarakat tersebut.

Mereka menjadi sebuah sistem, yang hidup secara bersama-sama


yang pada akhirnya melahirkan apa yang di sebut kultur / kebudayaan
serta saling berhubungan antara sesama masyarakat.

c) Syarat- Syarat Masyarakat


a. Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak
b. Telaah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu.
c. Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat untuk
menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.

Bila dipandang cara terbentuk nya masyarakat:


1.Masyarakat paksaan,misalnya negara, masyarakat tawanan
2.Masyarakat mardeka

a).Masyarakat natur,yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendiri nya,


seperti: geromboklan (harde), suku (stam), yang bertalian karena hubungan
darah atau keturunan.
b).Masyarakat kultur,yaitu masyarakat yang terjadi karena kapantingn
kedunian atau kepercayaan.

Masyarakat dipandang dari sudut Antropologi terdapat dua type


masyarakat:
1) Masyarakat kecil yang belum begitu kompleks, belum mengenal
pembagian kerja, belum mengenal tulisan, dan tehknologi nya sederhana.
2).Masyarakat sudah kompleks, yang sudah jauh menjalankan
spesialisasi dalam segala bermasyarakat bidang, kerena pengetahuan
modern sudah maju,tehknologi pun sudah berkembang dan sudah mengenal
tulisan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kebudayaan adalah peradaban yang mengandung pengertian yang
luas meliputi pemahaman. dan perasaan suatu bangsa yang kompleks,
meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat
(kebiasaan) dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota
masyarakat. (Taylor, 1981)
5 lapisan perkembangan sosial budaya Indonesia:
1.
Lapisan sosial budaya lama dan asli, yang memperlihatkan
persamaan yang mendasar (bahasa, budaya,dan adat) di samping
perbedaab-perbedaan dari daerah kedaerah. Persatuan dan kesatuan yang
bersumber kepada lapisan ini tidak di tiadakan oleh datangnya agama dan
nilai-nilai baru.
2.
Lapisan keagamaan dan kebudayaan yang berasal dari India . wilaya
Indonesia merupakan pusat pengenmangan peradaban Hindia di pulau
Jawa, namun kesadaran akan kebersamaan tetap dijunjung tinggi (Bineka
Tunggal Ika).

3.
Lapisan yang datang dengan agama islam tersebar luas di Wilayah
Indonesia yang sekaligus juga memberikan corak tata kemasyarakatan,
sebagaimana halnya agama Budha dan Hindu yang telah memberi warna
pada tatanan masyarakat dan struktur ketata Negaraan.
4.
Lapisan yang datang dari Barat bersama dengan agama Kristen
melengkapi kehidupan umat beragama di Indonesia di tengah tengah
pengaruh dominasi asing yang silih berganti dari kerajaan kerajaan Spanyol,
Portugis, Belanda, dan Inggris.
5.
Lapisan kebudayaan Indonesia yang dimualai kesadaran bangsa.
Munculnya rasa nasionalisme yang tinggi terhadap kekuasaan asing telah
memberikan inspirasi dan tekad untuk mendorong lahirnya gerakan Budi
Utomo tanggal 20 Mei 1908, kemudian disusul dengan pemantapan Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan
golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang
sama.Seperti; sekolah, keluarga,perkumpulan, Negara semua adalah
masyarakat.
PERBEDAAN MASYARAKAT KOTA DAN DESA
Masyarakat Pedesaan
Masyarakat Kota
Perilaku homogen
Perilaku heterogen
Perilaku yang dilandasi oleh
Perilaku yang dilandasi oleh
konsep kekeluargaan dan
konsep pengandalan diri dan
kebersamaan
kelembagaan
Perilaku yang berorientasi
Perilaku yang berorientasi pada
pada tradisi dan status Isolasi
rasionalitas dan fungsi
sosial, sehingga statik
Mobilitas sosial, sehingga
Kesatuan dan keutuhan
dinamik
kultural
Kebauran dan diversifikasi
Banyak ritual dan nilai-nilai
kultural
sakral
Birokrasi fungsional dan nilai-nilai
Kolektivisme
secular
Individualisme
B.

SARAN
Diharapkan kepada para pembaca yang akan lebih mendalami tentang
Perkembangan Sosial Budaya Indonesia dapat mengambil Referensi yang
lain sehingga dapat membandingkan dengan Referensi yang kami gunakan
dalam penyusunan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
http://asri-blog.blogspot.com/
http://google.com
http://hanifahmadi.blogspot.com/
http://www.membuatblog.web.id/

http://www.wikipedia.com
http://teraiania.wordpress.com/2011/02/23/tugas-ibd-manusia-dan-kebudayaan/
http://fernandotb.wordpress.com/2010/12/17/kepribadian-bangsa-timur/
http://jauharieffendy.multiply.com/journal/item/35
http://vaisal.wordpress.com/2011/03/09/pengertian-kebudayaan/
http://com3nk.wordpress.com/2010/05/19/wujud-dan-unsur-kebudayaan/
http://dwikartikawati.blogspot.com/2010/08/orientasi-orientasi-nilai-budaya.html
http://kierielf.blogspot.com/2011/05/perubahan-kebudayaan.html
http://mohamadramadhona.ngeblogs.com/kaitan-manusia-dan-kebudayaan/

You might also like