You are on page 1of 11

ANALISA KEGAGALAN DESAIN K0MP0NEN

ELEMENT COVER (ELCO) OIL FILTER


DENGAN METODE FMEA

(FAILURE MODE AND EFFECTS ANALYSIS)


DI PT. SELAMAT SEMPURNA TBK.
Muhammad Kholil1, Erry Rimawan2
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik
Universitas Mercu Buana, Jl Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650

E-mail: m.kholil@mercubuana.ac.id1;
ABSTRAK

Filter oli terdiri dari berbagai macam komponen dan diantaranya adalah elco.
Kadangkatanya komponen tersebut mengalami kegagalan desain. Dari bermacam-macam
bentuk kegagalan yang berasal dari klaim pelanggan yang terangkum dalam rekaman klaim
pelanggan, ada yang memerlukan perhatian serius, yaitu potensi kegagalan yang dominan.
Untuk mengetahui klaim yang dominan terhadap (potensial failure), dilakukan analisa terhadap
bermacam-macam kegagalan yang ada. Kegagalan-kegagalan tersebut yang pada awalnya
berbentuk kasus, ditransformasikan kedalam bentuk nilai/angka, yang mana nilai-nilai tersebut

adalah sebuah standar yang telah ditetapkan didalam referensi manual Potential Failure Mode
and Effects Analysis (Chrysler Corporation, Ford Motor Company, General Motor Corporation).
Dari nilai-nilai yang telah ditetapkan, yaitu nilai Detecton serta nila Severityyang diperoleh
dari brainstorming serta pengaiaman team. Serta nilai Occurance yang diperoleh dari
perhitungan PPM yang kesemua potensi kegagalan tersebut ditransformasikan kedalam
Possible failure Rates, didapat nilai RPN, nilai RPN itu adalah hasil perkalian dari ketiga unsur
diatas. RPN yang telah dibuat iistnya menggambarkan bahwa RPN dengan nilai 128, Potential
Failuts Mode : Pin Hole pada area seam, menduduki peringkat tertinggi. Meskipun demikina
potential yang lainpun perlu ditindak lanjuti sesuai analisanya, yang mana perbaikan dilakukan
dengan skala prioritas, dari RPN tertinggi ke RPN yang terendah.
Kata Kunci : Oil Filter, Element Cover, Manajemen Kualitas, DFMEA, PPM, Fish Bone Diagram,
Pareto Laws, Risk Priority Number.
ABSTRACT

Oil Filter is consisted of some component, such as elco. Sometime some component are

fail in design process. Many kinds of failure from customer is summarized in customer claim
record, byreviewing this customer claim record there are failures that should be under seriously
attentian i, e. dominant failure potention. To know the dominant claim to be come potential
failure is by analyzed those kinds of failure. Inthe beginning of failure are from of case. Then
transformated to from value/number which these numbers or values are stated in Manual

Reference of Potential Failure Mode and Effects Analysis (Chrysler Corporation, Ford Motor
Company, General Motor Corporation).
Base on stated value, detection value and severity value are defined from team member

brainstorming and experience even occurance values are definied by PPM calculation. All
potential failure transformized in to possible failure rates and founded as RPN value, RPN value
is result of time calculation of those values (Severity, Occurance, Detection). RPN is listed and
show the RPN value 128, as potential failure mode : Pin Hole at seam acreage, so that it is
leveled on the highest level on RPN list. Although as like this, otherpotential should be follow up
as its analyzed result which the action of improvement is guided base on priority scale, from the
highest RPN level to the lowest one.

Key Words : Oil Filter, Element Cover, Quality Management, DFMEA, PPM, Fish Bone
Diagram, Pareto Laws, Risk Priority Number.

35

1.

c.

Pendahuluan

Strategi

kompetisi

yang

paling

dapat

Pendeatan
system
seragam/sama untuk

mutu
yang
pengembangan

subkontraktor

diandalkan oleh perusahaan manufaktur


adalah "strategi kualitas". Oleh karena itu,

d. Mengurangi variasi dan meningkatkan

perusahaan manufaktur harus terus berusaha

e.

efisiensi

untuk
mengembangkan
konsepsi
dan
teknologi
kualitas,
sejalan
dengan

Untuk menerapkan ISO/TS dengan


efektif, selain dibutuhkan pemahaman
terhadap struktur ISO/TS 16949 juga
dibutuhkan, beberapa
dokumen
yang
berfungsi sebagai tools yang merupakan
penunjang untuk menjamin kesesuaian
produk dari desain hingga sampai pada
pengiriman, tools ini sama dengan yang
digunakan di QS 9000, (Yuwono Wijanarko,
PQM Newsletter 02/04, hal 4 ) yaitu :
a. APQP, Advanced
Product Quality

kecenderungan globalisasi. Diantara alternatif

pilihan yang ada, nampaknya sistem


manajemen kualitas seperti ISO 9000, QS
9000, Six Sigma, Malcolm Baldrige dan

ISO/TS 16949 adalah pilihan yang tepat dan


efektif bagi perusahaan manufaktur. Sistemsistem tersebut merupakan tool atau alat

untuk membantu perusahaan agar bekerja


dengan lebih terorganisir serta membantu
pengelolaan dan pengontrolan proses bisnis
yang berjalan di perusahaan dengan
berpegang pada standar mutu yang telah
ditetapkan. Sistem mutu seperti ISO 9000,
TS 16949, QS 9000, Six Sigma, dan Malcolm

Planning, adalah suatu


perencanaan produk.

b. PPAP,

terbukti

luas

di

dunia.

Salah

satu

Parts

adalah

untuk

Approval

tools

untuk

c.

FMEA, Failure Mode and Effect Analysis,


adalah suatu tools yang mengidentifikasi
dan
menghilangan
kemungkinan
kegagalan produk/proses.
d. MSA, Measurenment System Analysis,
adalah tools untuk menganalisis apakah
suatu sistem pengukuran berfungsi

tersebut yaitu perusahaan tidak perlu lagi


membuat suatu standar sistem mutu baru,

yang perlu dilakukan hanyalah mengadaptasi


sistem tersebut untuk disesuaikan dengan
model bisnis dan kondisi perusahaan
Pemilihan suatu sistem mutu yang akan
adopsi sangat ditentukan oleh beberapa
faktor,
diantaranya
adalah
regulasi

sesuai ketentuan.

e.

perusahaan, sasaran bisnis, konsumen dan


target pasar, bidang usaha, dan skala bisnis
perusahaan.

SPC,

Statistical

merupakan

tools

Process

untuk

Control,

mengontrol

proses dengan menggunakan data dan


analisis statistic

Tinjauan Pustaka

FMEA

adalah

sebuah

metode

untuk

mengidentifikasi dan menganalisa potensi


kegagalan serta akibatnya. Tujuan dari
FMEA adalah untuk menentukan tingkat
resiko dari setiap jenis kegagalan sehinggga
dapat diambii keputusan apakah perlu

Untuk
perusahaan
manufaktur
otomotif, saat ini standarisasi internasional

yang dipakai adalah ISO/TS 16949 yang


merupakan standar sektoral

Standar ini pengembangan dari QS 9000,


ISO 9000 Series, VDA 6., AVSQ/94,
EAQF'94 yang edisi pertamanya dikeiuarkan

diambil suatu tindakan atau tidak.

FMEA ini juga digunakan untuk


menekan kerugian yang timbul karena

padatahun 1999.

kegagalan
proses
produksi
maupun
kegagalan produk sewaktu digunakan oleh

Beberapa keuntungan yang dapat diharapkan


dari standar ini antara lain :

a.
b.

tools

mengevaluasi part-part yang dibutuhkan


dalam suatu produk.

keuntungan penerapan suatu sistem mutu

2.

Production

Process,

Baldrige adalah suatu sistem yang telah teruji


dan

Mengurangi audit pihak kedua

pengguna. Caranya adalah sebagai berikut:


1. Mengidentikasi
kegagalan
yang
mungkin terjadi.

Meningkatkan kualitas produk dan proses


Meningkatkan keyakinan di "Global
Procurement"

2. Memberi skala prioritas dari setiap


3.

36

jenis kegagalan.
Melakukan tindakan perbaikan

Bila tidak diringankan secara analisis Desing


FMEA sebagaimana tertulis dalam rencana

Dengan langkafvlangkah tersebut pada


akhirnya diharapkan
dapat mencegah

tindakan

terjadinya kegagalan.

untuk hal tersebut. (Failure mode and

Effects Analysis, Edisi Keempat, Juni 2008


Pemb entukan

jc
Jvki

Tingkat resiko

hal.16)
Design FMEA dibuat dengan asumsi
dibuat bahwa produksi sudah membuat

la.

[c-.-^J
|d

produk sesuai design, akan tetapi produk


masih tidak berfungsi / tidak berfungsi
optimal. Kegagalan pada design produk

-jrpn!
rend ah

dapat berupa :
a. Produk tidak berfungsi maksimal
b. Produk tidak dapat bekerja pada

c.

Gambar 1. Diagram Alir Pembentukan


Ttngkat Resiko
Fiiosofi

dasar

dari

FMEA

kondisi tertentu
Produk sulit untuk dirakit

Selain mempertimbangkan kegagalan pada


produk,
Design
FMEA
juga
mempertimbangan
keterbatasan
/
kemampuan manufacturing dan assembly
dan keterbatasan/ kemampuan mesin.
Bagian utama DFMEA berisikan
analisis resiko terkait dengan kegagalan
potensial, dan tindakan peningkatan yang
diambil untuk meminimalisir kegagalan yang
akan terjadi.
a.
Item / Fungsi
Tuliskan fungsi
dari
hal atau
antarmuka yang dianalisis yang diperlukan
untuk memnuhi niat desain yang didasarkan
pada
persyaratan
pelanggan
dan

adalah:

"cegah sebelum terjadi ". FMEA baik sekali


digunakan pada sistem manajamen mutu
untuk jenis industri manapun. Standar

ISO/TS-16949 (standar sistem manajemen


mutu
untuk
industri
automotive)
mensyaratkan dilakukannya FMEA pada saat
perancangan produk maupun perancangan
proses produksi. 1SO-9001 tidak secara
explicit mensyaratkan dilakukannya FMEA.
Meski begitu, baik sekali bila perusahaan
menerapkannya
untuk
memenuhi
persyaratan tentang tindakan pencegahan.
Dua Jenis FMEA yaitu :
a. Design FMEA; Analisa kegagalan produk
selama penggunaan dan akibatnya.
b. Process FMEA; Analisa jenis kegagalan
proses produksi dan akibatnya.

pembahasan tim. Jika hal atau antarmuka

mempunyai lebih dari satu fungsidengan


kegagalan
potensial
yang
berbeda
disarankan agar setiap fungsi ini dan
kegagalannya dttuliskan satu persatu, secara
singkat berisi tentang keterangan fungsi alat
yang akan digunakan.

DFMEA adalah suatu teknik analitis

yang umumnya digunakan oleh engineer


desain/team
yang
digunakan
untuk
menetapkan,
mengindentifikasi.dan
menghilangkan kegagalan yang diketahui
dan/atau potensi kegagalan,
masalah,
kesalahan dari sistem/ design/ proses/servis
sebelum
kegagalan
tersebut
sampai

b.

Kegagalan Potensial (Potensial Failure


Mode)
Kegagalan potensian didefinisikan
sebagai cara suatu komponen, sibsistem
atau sistem dapat berpotensi gagal untuk
mencapai atau menghasilkan fungsi yang
dimaksud sebagaimana yang tertulis dalam

ketangan pelanggan. DFMEA hendaknya


mencakup semua kegagalan dan penyebab
potensial yang dapat terjadi selama proses
manufaktur
ataupun
perakitan
yang
bersumber dari desain. Kegagalan tersebut
dapat diringankan melalui perubahan desain
(misalnya fitur desain yang mencegah

kolom hal.

Tentukan kegagalan fungsi yang terait


dengan
fungsi/persyaratan.
Kegagalan
potensial hendaknya dinyatakan dalama
istilah teknis, tidak harus berupa gejala yanga
teramati oleh pelanggan.

terakitnya sebuah komponen secara terbalik

Kegagalan potensial juga mungkin menjadi


penyebab kegagalan potensial ditingkat

- dengan kata lain, pencegahan kesalahan).

37

subsistem atau sisten yang lebih tinggi, atau


merupakan akibat suatu kegagalan potensial

ditingkat Komponen yang lebih rendah.


Pada kolom ini didaftar bagaimana

kegagalan dalam komponen lain didalam


suatu sistem seperti fungsi desainnya.

Failure effect pelanggan akhir


Failure effect proses berikutnya

terhadap kbmponen selanjutnya, subsistem ,

normal dan penyalahgunaan oleh konsumen

Beberapa kegagalan yang umum

berada pada pada skala 1 sampai 10.

dapat dilihat dibawah ini:


- Retak
- Terbakar
- Bocor
- Meleieh

e. Penyebab/

- Hubungan singkat (listrik)

Kegagalan

Dalam pembuatan FMEA, penentuan


semua penyebab potensial dari kegagalan
merupakan kunci untuk analisis berikutnya.

istilah fisik atau teknis. Failure mode dapat

Meskipun

diidentifukasi
dengan
melakukan
pengamatan atas data jaminan, laporan

beragam

teknik

(seperti

pengumpulan pendapat) dapat digunakan


untuk menentukan penyebab potensial dari
kegagalan.
Penyebab
potensial
dari
kegagalan digambarkan sebagai suatu

-masalah kualitas, dan laporan pengujian atas


komponen serupa. Selain itu, diskusi antar
disiplin ilmu yang berbeda dapat membuka

indikasi kelemahan desain.

failure mode yang yang mungkin terjadi.

Penyebab

potensial dari kegagalan harus didaftarkan

dengan singkat dan sepenuhnya/sedemikian


mungkin
sehingga usaha
mengenai
perbaikan dapat diarahkan pada penyebab

Akibat Potensial Kegagalan (Potensial

Effect(s) of Failure)

kegagalan

Mekanisme

Potensial

- Tergores
- terpisah
Failure mode digambarkan dalam

potensial

jalur manufaktur

sistem atau konsumen jika ini sering. Severity


hanya diaplikasikan terhadap efek saja.
Penurunan indeks ranking hanya efektif
melalui perubahan desain. Perkiraan severity

juga di identifukasi.

Akibat

atau

Severity adalah penilaian tentang


keseriusan efek dari potensi kegagalan

Failure mode harus dapat menangani


kegagalan yang dapat terjadi pada
pemakaian yang tidak sesuai kondisi yang
disyaratkan pada spesifikasi. Kesalah operasi

c.

rusak

d. Kerugian/Bahaya (Severity)
Penilaian berat ringannya kerugian
karena " Failure effectSei/er/ry"terbesar dari:

komponen tersebut dapat mengalami


kegagalan dalam menjalankan fungsi desain
yang dimaksud. Hal ini dapat meliputt

- Aus

Mesin

dimatikan

di

bersangkutan.

definisikan akibat kegagalan untuk suatu


fungsi tertentu yang dirasakan oleh

Contoh penyebab potensial tipikal sebagai


berikut:

pelanggan. Akibat kegagalan yang lazim

hendaknya dinyatakan dalam kaitannya


dengan kinerja produk atau sistem.

Akibat potensial kegagalan juga


menggambarkan tentang pengaruh yang
ditimbulkan dari potensi kegagalan. Dalam

Salah dalam menentukan material

Asumsi hidup desain tidak cukup

Over-Stressing

Kemampuan

pemberian

minyak

pelumas tidak cukup

hal ini mempengaruhi fungsi, keselamatan


dan kepuasan pelanggan.

Akibat dari
kegagalan dapat
memungkinkan akibat-akibat sebagai berikut:

Instruksi pemeliharaan tidak cukup


Kurangnya perlindungan lingkungan

Alogaritma salah

Contoh kegagalan mekanisme tipikal sebagai


berikut:

Penampilan yang buruk

Kebocoran
Berisik

Berminyak

Meleieh
Kaku

Material tidak stabil


Berkarat

Kasar

Tidak dapat dioperasikan

f.

Bahaya keamanan - kejutan listrik


Tidak dapat dirakit

Tingkat Kejadian (Occurance)


Occurance berarti menilai seberapa

sering suatu

38

penyebab

kegagalan

akan

terjadi. Gunakan data historis produk sejenis


(bila ada). Bila ada banyak penyebab dari
suatu jenis kegagalan maka beri bobot untuk
setiap penyebab untuk mencari perkiraan
nilai occurance. Kemungkinan kejadian yang
mempunyai nilai berdasarkan nilai relatif
berbanding nilai mutlak.
Perkiraan

nilai

occurance

kegagalan/efek
keseringan,
atau
menurunkan tingkat keseringan.
Pendeteksian penyebab / mekanisme
dan membimbing kepada tindakan

koreksi

Pendeteksian modus kegagalan.


Sedapat
mungkin
gunakan
kendaii
pencegahan. Peringkat occurance awal akan
terpengaruh
oleh
kendali
pencegahan
asalkan menyatu sebagai bagian dari niat
desain.
Kendall
deteksi
hendaknya
mencakup
identifikasi
kegiatan
yang
mendeteksi kegagalan dan juga mendeteksi
penyebabnya. Dan pertimbangan analisis
dilakukan juga pada pengujian, pengkajian,
dan kegiatan lainnya yang akan memastikan
kecukupan desain, seperti:
Kendali Pencegahan:
o Benchmarking
o Desain "Antigagal"
o Standar Desain dan Bahan (internal
dan eksternal)

dari

pentebab potensial kegagalan dibatasi antara


1 sampai 10. Tingakat kemungkinan yang
berdasarkan pada banyaknya kegagalan
yang diantisipasi sepanjang pelaksanaan
proses. Jika terdapat data statistik dari suatu
proses serupa data harus digunakan untuk
menentukan kejadian.
Untuk mendapatkan nilai occurance
terlebih dahulu kita menentukan nilai PPM

(Part Per Million) melalui perhitungan sebagai


berikut:

Defect Per Million Oppurtunities (DPMO)


DPMO = 1.000.000 x (Jumlah Defect /
Jumtah Oppurtunitiy)
(Evans, James R. dan Lindsay, William M.
Pengantar Six Sigma, Hat.43)

pengalaman buruk, dari desain yang

Rumus diatas ditransformasikan ke kondisi

serupa

actual sebagai berikut:


PPM =1 Qty. Defect / Qty. Product x

1.000.000

Qty. Defect: Jumlah kegagalan atau Claim


X Qty. Product : Jumlah Produksi atau
Penjualan
g.

desain

saat

ini

Studi simulasi - analisis konsep


untuk menetapkan persaratan desain
Error
proofing
(pembuktian
kesalahan)

Kendali Deteksi:

Proses Pengendalian (Current Design


Controls)
Kendali

Dukumentasi - catatan cara terbaik,

adalah

kegiatan yang dilakukan debagai bagian dari


proses desain yang telah seslesai dan akan
memastikan bahwa desainnya telah memadai
untuk persyaratan fungsional dan kehandalan
desain yang dibicarakan. List pencegahan,

o
o
o

Pengkajian desain
Pengujian terhadap Prototype
Pengujian validasi

Studi simulasi - validasi desain

Design of Experiment : termasuk


pengujian kehandalan
Membuat
tiruan
menggunakan
komponen serupa

h.

validasi/verifikasi desain, atau aktufitas lain


yang akan menjamin desain dan modus

Deteksi (Detection)

kegagalan dan atau penyebab mekanisme


dibawah pwngawasan. Current controls
(contoh
pengujian,
review
desain,
gagal/aman tekanan relief valve), perhitungan
matematis, pengujian laboratorium, review

Deteksi adalah angka untuk kendali


deteksi terbaik yang tertera pada kolom
dteksi dikendali desain. Penialain terhadap
kemampuan mengetahui tingakat kegagalan
terhadap
potensial
failure
sebelum
komponen, subsistem, atau sistem di rilis ke
produksi.

kemampuan, pengujian prototype, pengujian


kerataan) adalah hal yang telah digunakan

i.

Angka Prioritas Resiko (Risk Priority


Number)
Angka prioritas resiko merupakan
hasil dari perkalian dari nilai severity,
occurance dan nilai tingkat deteksi (RPN = S

pada desain - desain yang serupa.


Ada tiga tipe pengendali desain, yaitu :

Prefentif (pencegahan) penyebab /


mekanime

atau

modus

39

x O x D). Makin tinggi nilai RPN, makin tinggi

2. Pembahasan

kebutuhan untuk mengambil suatu tindakan.


Misalnya jika RPN > 100 = action?
Tujuan
dari
FMEA
adalah

Pengolahan data dilakukan berdasarkan


record claim yang disusun dalam table

untuk

mengidentifikasi dan mencegah kegagalan

potensi dan efek kegagalan sebagai berikut:

yang diketahui dan berpotensi. Untuk itu

asumsi dibuat bahwa setiap kegagalan

Tabel 1

mempunyai prioritas yang berbeda.

FMEA juga mernpertimbangkan


kemungkinan gagal yang terjadi di awal

IWm

seperti
instalasi
yang
tidak sesuai,
pemanasan awal yang kurang, setting awal

s^ Function
M.
B*m*nt Covtr

yang tidak sesuai, human error dll. Juga


kemungkinan terjadinya kegagalan di akhir
seperti ; Korosi, keasusan pahat/tooling dan

-Oiertapping

Pada prinsipnya tidak ada standar


baku kapan recommended action

Efted^gf
Fa Hum

*
Crack pada spot
mfding

Filter Bocoi

Pin Hole pada area

FiKef bocor

Seam (tempat

Seam

tamOmgan dan
body)

Crack dekat seam aea

FiHei Boeoc

Filter bocor

Body kpas dan Elco

Bibir Elco tajam

recommended action dilakukan berdasarkan :

Prioritas. Berdasarkan nilai

Elemet Cover Crack

TkJaktahan lertiadap
lekanan beriebih

dilakukan, tetapi sebagai petunjuk umum


RPN yang

tinggi

Potential

Fallura
Mod.

Rekomendasi

yang

Potential

- Tempal duaukan
packino

umur desain yang pendek.


j.

^S~

Apbila ada 2 RPN yang sama, prioritas


utama diberikan kepada item yang

PadOna A pecan

Bocoi area J earner

Uwutak Engine

Etcolepaj

Filler bocor

Radius dudukan

Packing/Gasket iepat

Pacing A lerialu besar


Element cowr

mempunyai nilai severity yang lebih

FiHer boco'

Defotmas i/oembuno.

tinggi.

Perhatian
keseriusan

lebih dilakukan apabila


dari efek kegagalan tinggi

Dari table potensi dan efek kegagalan elco


ditentikan nilai severity dari masing-masing

Apabila nilai frekuensi kegagalan


(occurance) tinggi. Maka biaya produksi
meningkat dikarenakan bnayak terjadi

severity (Tabel 2.1 Severity/Kegawatan) yang


penentuan nilainya ditentukan oleh tim yang
telah
disepakati
bersama.
Nilainya

(severity)

kegagalan. Nilai severity diperoleh dari tabel

defect.

Ketidakmampuan

dalam

merupakan nilai yang diputuskan dari


pengalaman dan pengetahuan teknis dari
masing - masing bagian, yang difokuskan

mendeteksi

kegagalan (detection) dapat berakibat


pada ketidakpuasan customer. Customer

pada kegagalan

kemungkinan bisa menerima barang

sebagai berikut:

defect akibat lolos dari pengecekan.


Petunjuk dalam menentukan batasan

nilai

RPN untuk recommended action

Untuk critical item, apabila 99%

dari

semua kegagalan harus dianalisa.

Skala rating 1-10, maksimum RPN = 1000


(10 x 10 x 10 darinilai occurance, detection
dan severity). 99% dari 1000 adalah 990,
maka batasan RPN = 1000-990 = 10. Jadi
untuk 99% confidence level batasan RPN
adalah 10. Nilai diatas 10 harus dilakukan
corrective action.

40

design.

Nilai

severity

Tabel 2
Item

Tabel 3

jS

IMM
Potential

Flllurs

Enacts of

FilkiK

Moos

Fill mi

Hod.

PaKntiil

Function

M.
BamntCovu

Potential

/
Crack pada spot
<*Ming

RHBrK

- Tenpat dudukan

PoUraul

0*

Orttr

PPI

0s

ftuk

(po)

Fmclon

1.

Cndipad] spol

BtiMntCew

ddro

File Beta

1QC0

IOC

iler boca

1150

BOB

osss

^IbSocs

tax)

laoo

-Tsnpa ojoiiafl
parting

puling
Pin Holepadi ana

-Owtappinii
Sen (loncat

Fdlel toes

Oerapping

toJfl

PinHoKpaJura

Sear (tempi

Sean

Sen

saT.tu>pn d/i

sarrtungan don
Ciack dikat seam Mti

FKhBscm

Elemet Cowr Crack

FAei bocor

EkmiCoerOadi

Mucosa

lira

STAGS

0.SO9

naatUhwtenBdifi

Bodykpaidari Elco

uMtaSaiMrhittp

Booy Kpa dm FJra

H)

ISIS

1052

BitarEtc tajam

Packing * pecah

Bin Elm lam

PickingA pec*

1200

B3.33

an3

Bocsr ana seanKt

Uttuiak Engim

Dccamsema

Menu* Enpie

1300

kms

15M

Elcolepai

FDIvtiacor

Elcolaps

:BbKB

1X0

U)

0)

RadM tudutsi

Packlng/Gattit kfas

fedwduditin

'danoGiiktlltpB

990

idsc

IBB

F*e bocor

:ils tear

1400

ICS6

i.a

lot,)

CnckdeUlsuiiam

lefcawi btrtet*

lekaonbaneb*

Pacing A tenasj bear


Element cover

PtangAMaUtoa
EkMciw

OHnnnasfgnniiiing

MMnaWombung

Nilai severity untuk masing - masing


kegagalan adalah 8, karena akibat yang

Tabel 4

ditimbulkan dari kebocoran filter, body lepas


dari elco, packing A pecah dan packing lepas

Item

dari elco adalah sangat tinggi, sehingga filter


tidak bisa dipakai sesuai dengan fungsinya.
bahwa

Oiim

Filhin

nilai

kemungkinan

memiliki

harus

kriteria

S^

Produk

jS~
Potential

Potential

Fa Hun

FJhct(t}of

Hod.

Failur*

D
1

Function

M,

Crack pada spot

EUmant Covtr

weWing

Filter Bocor

Filter bocor

Crack dekat learn area

Filler 6ocor

Elemet Cover Crack

FHrer bocor

TkUk tahan tertiadap

Booy lepas dari Elco

- Tempat dudukan
packing

disposal/dibuang

seluruhnya. Produk kehilangan sebagian


besar fungsi utamanya. Sehingga pelanggan
merasa tidak puas dengan produk tersebut.

- Overlapping
Seam {tempat
sambungandgn
body]

Pin Hole pada area


Seam

Untuk membuat table FMEA dibutuhkan nilai

- nilai severity, occurance dan detection. Nilai


severity dan detection akan didapat dengan
mengasumsikan langsung jenis kegagalan
dengan
tingkatan masing masing
kegagalan dalam tabel severity dan detection
yang telah ditetapkan. Sedangkan untuk
memperoleh nilai occurance akan didapat
dengan melakukan perhitungan, yaitu dengan
teriebih dahulu mencari nilai PPM (Part Per
Million/Persejuta).
Seteiah
nilai
PPM
didapatkan kemudian nilainya disesuaikan
dengan tingkatan nilai occurance yang ada
pada table occurance. Berikut perhitungan
nilai PPM dari kegagalan elco :

lekanan bertebih

Bibir Elco tajam

Packing A pecah

Bocor area >earner

Merusak Engine

Elco lepas

Filter oocor

Radius dudukan

Packing/Gasket lepas

Fitter bocor

Pacing A tertalu besar


Element cowl

Defbrmas l/gembung

Analisa penyebab kegagalan dan


penentuan

prioritas

penanganan

kegagalannya. Dalam menganalisa hal


tersebut, yang bertujuan untuk mengetahui
secara
menyeluruh
hubungan
antara
kecacatan dengan penyebabnya digunakan
41

Diagram CE/CNX (Cause and Effect


Diagram/
Constant-Noise-Experiment
Diagram). Diagram CE/CNX ini juga dikenal
sebagai Diagram sebab akibat atau Diagram

b. Bocor-Pin Hole pada area Seam, BocorCrack area seam, Body lepas dari elco, Elco

lepas dan Element cover deformasi/gembung


memiliki penyebab yang sama.

Tulang Ikan (Fishbone Diagram). Diagram


sebab akibat adalah suatu diagram yang

Fish Bone

Botor-Pm Hok Pdi iru Stirwr

menunjukan hubungan antara sebab dan

akibat.

Diagram ini dipergunakan

untuk

menunjukan faktor-faktor penyebab (sebab)


dan karekteristik kualitas (akibat) yang
disebabkan oleh faktor-faktor penyebab itu.
Untuk pengambilan keputusan, digunakan

Miami

TaUBhl

\ ^

Bocor pada seam, Pin Hole pada area seam


yang membuat filter bocor, potensi yang
mempengaruhinya adalah standar tipatan

Fun Bom

Till*,

Thickness

Clearance

Recommended
Action
:
Dilakukan
perbaikan terhadap standar Wide Thickness
Clearance (WTC).
Potensial Cause/ Mechanism of Failure:
Komprasi Material.

Until

\
*<*,

/
/'~-lS*.
EU4

/
SaUk

Una

(Wide

Standard). Untuk potensi-potensi lainnya


kurang mempengaruhi walaupun mempunyai
andil terhadap kegagalan-kegagalan yang
terjadi.Komprasi material saat forming
mebuat bahan gampang Pin Hole/Beriubang.

Crack pada spot tttkgng

Mute

Gambar 3

seamer

tlb
Srlnb

a. Crack pada Spot Welding

r,te *___/

USMi4

M'*

terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki


dampak terbesar (80%).

borpalkl.

/TcbMLtapb

/-7 /

maksimal. Hukum Pareto menyatakan bahwa


sebuah grup selalu memiliki persentase

fcUferd

cara berfikir melakukan tindakan minimal


yang mencakup / mencover masalah secara

Nina

\
\

Pareto Principle; The Pareto Law; The 80/20


rule; The Principle of Least Effort; atau The
principle of Imbalance, yaitu suatu sistem

y-

c. Element Cover Crack

Mr*

natwa
Dai* C m Part
MM
III! ill

MWU
144

Gambar 2

ikan diatas tergambarkan

\\

Crack pada Spot welding, pada diagram


tulang

^
/

bahwa

tm

iMod

Cad

penyebabnya adalah tinggi titik emboss yang


kurang stabil. Kurang stabilnya titik emboss
tersebut membuat variasi titik emboss yang

S.t-1

beragam.

Alufcrf

Gambar 4

Recomended Action : Perbaikan yang dapat


dilakukan adalah revisi dimensi terhadap

Rangkaian potensi-potensi dalam diagram

bidang kontak seat terhadap elco.

tulang ikan diatas menggambarkan bahwa


potensi yang disebabkan operator dan

Potensial Cause/ Mechanism of Failure:


Tinggi emboss tidak stabil.

material kurang dominan. Hal yang


berpengaruh adalah kondisi elco yang kritis
karena pada saat forming elco membuat
radius tekukan, yang mana radius tersebut

42

mengakibatkan penipisan terhadap material


elco.

Bocor pada area seam, yang membuat filter

Recomended
Action
:
Perbaikan
diprioritaskan pada pembesaran radius
tekukan dengan mengubah desain dies.
Potensial Cause/ Mechanism of Failure:

bocor,

Radius pada tekukan terialu kuat.

Recommended
Action
:
dilakukan
perbaikan terhadap standar Wide Thickness
Clearance (WTC).
Potensial Cause/ Mechanism of Failure:
Diameter Overlaping kurang.

BuarEkottpmfieking A pecahfsoM

Kail.

Pevnn

. Radius packing terialu besar packing lepas

Btati

FWilua

IWaA

ftaM*Tpn

'," /

aaM dudutui packfa,* IwlaluInufnlki JUOdlultopn

r*ifcrt

/ldiaaa

\/ir/

Wnan

TniiDB
\

/\.

Tu^ra.

Bibir Elco tajam menyebabkan packing A


pecah/sobek, dari rangkaian potensi-potensi
dalam
diagram
tulang
ikan
diatas
menggambarkan bahwa potensi yang
disebabkan operator dan material kurang
dominan. Hal yang berpengaruh adalah
kondisi elco yang kurang sempurna karena
pada saat arah pemotongan triming dies tidak
diperhatikan, menyebabkan bibir Eico tajam

Gambar 7

Radius dudukan packing A terialu besar


mengakibatkan packing A lepas dari elco dari

rangkaian potensi-potensi dalam diagram


tulang ikan diatas menggambarkan bahwa
hal yang berpengaruh adalah kondisi raius

elco yang terialu besar karena pada saat


forming

dan packing A pecah karena terkena bibir


elco yang tajam.
Recomended
Action
Perbaikan

triming dies dengan

__

berikut:

Ijhi

l-n_

- ~

ry/ ,J: /

M-1

\
**J.i

".

Perbaikan

Dari pengolahan data pada bab sebelumnya


dan analisa data, didapat tabel sebagai

"T

tidak

dudukan

dengan mengubah desain dies.


Potensial Cause/ Mechanism of Failure:
Radius pada tekukan telalu lebar.

Fat Boo

dies

diprioritaskan pada forming radius pada dies

e. Bocor area seam

_\t

tekukan

menyebabkan

packung A terialu besar


Recomended
Action

Potensial Cause/ Mechanism of Failure:


Arah pemotongan triming dies.

radius

diperhatikan,

mengubah desain dies.

T* t

V^L
/\~~

Gambar 5

diprioritaskan pada

mempengaruhinya

mempengaruhi walaupun mempunyai andil

Rill B

yang

terhadap kegagalan-kegagalan yang terjadi.

d. Bibir Elco tajam-packing ASobek

riaiT*

potensi

adalah standar lipatan seamer (Wide


Thickness Clearance Standard). Untuk
potensi-potensi
lainnya
kurang

u.
Sfhik

-.,

Gambar 6

43

Tabel 4
MB

yang patut mendapat perhatian serius untuk


prioritas utama perbaikan adalah :

FfltMil

PMltfll

PoatnHat

Fitn

Bha(i)H

dua{syiiltelUBi(i|

Hodt

Fill ur>

tlFillun

Potential Failure Mode: Pin Hole pada area

seam

FgldiH

Biaart caw

axVpxtaica
kin

Fib Bora

toWiiFidiw

Pis' bos

Konf ernHna1

Fan Bum

KcmprBlmawa1

BsMCna-frcfc

^bnr

fci* |di tdaiw

liaitaitatadiB

**%<* Bra

3tngguMi bauvig
tfgtvtWi]Fuav

Tinggi sntos Id* tt*J

Potential Cause: Komprasi material

Potential Effect: Filter Bocor

'Tmcatdudian

RPN No.

Wnj

&otang
SamltnM

>

Qjck a u m i n

SfcrBataaa

Pk*i*F*

*nh psmctongA

UmokEngn

MnMlwIairB

BaapM

Fkartos

Pingguvan teuaig

fe*a*i4*afi

PKkn/jiMtMpa tefcHFatttbMJwi

Bnrlccw

seam yang membuat filter bocor, potensi


yang mempengaruhinya adalah standar
lipatan seamer (Wide Thickness Clearance

taa"""

fractal* tan

128

Bocor pada seam, Pin Hole pada area

Shi

unfcuigaidg'i
bodfl

Analisa

Standard). Untuk potensi-potensi lainnya


kurang mempengaruhi walaupun mempunyai
andil terhadap kegagalan-kegagalan yang
terjadi.Komprasi

material

saat

forming

mebuat bahan gampang Pin Hole/Berlubang.

iBMikaa

Fas boor

MmAavj|

Jergguron baujro

Recommended Action/Saran perbaikan :


dilakukan perbaikan terhadap standar
Wide Thickness Clearance (WTC). Dengan
melakukan penanganan dan perbaikan

totsMtltypidiBUr

tehadap standard Wide Thicness Clearance

Tabel 5 RPN List

diharapkan pin hole pada area seam dapat di


minimalisir.

Dari nilai-nilai RPN yang telah dibuat

Potential

Failure

listnya,

hi

kegagalan elco lepas dengan nilai RPN 64.

128

120

Untuk mempermudah gambaran dari


list nilai RPN , dibuat diagram pareto.
Diagram pareto fungsinya sama dengan

Mode

PinHole padaarea

RPN

terendah

diduduki

oleh

Meskipun nilai RPN-nya rendah, juga perlu


diperbaiki sistemnya sesuai hasil analisa,

Seam

yang tentu saja dilakukan menurut urutannya.


Bocor area seamer

Element cover

120

96

Crack defeat seam area

96

Tidak tartan terhadap

80

Defocmasi/gernbung

DFMEA, yaitu menyusun sedemikian rupa


Crack pada spot

masalah dari yang paling penting ke yang


paling kurang penting. Yang membedakan

weiring

hanyalah metode penganalisaanya saja,


namun keduanya merupakan tool dari

berbagai macam tool yang ada untuk


memperbaiki kualitas.

lekanan beriebih
Radius dudukan

80

Elemet Corer Crack

54

Bibir Elco tajam

64

Elcolepas

64

PacingA terialu besar

Dari Tabel RPN dan dengan pertimbangan


nilai RPN serta pertimbangan kegagalankegagalan dan efeknya, disimpulkan bahwa

44

Tabel 6 RPN Kumulatif

NO

Potential Failure
Mode

Pin Hole pada area

RPN

128

RPN

RPN

Kumulatif

Total

% RPN
Kumulatif

128

14%

14%

seam

Bocor area seamer


Element Cover

4
5

120

248

13%

27%

120

368

13%

40%

Crack pada spot

96

464

11%

51%

weldinq
Crack dekat area

96

560

11%

61%

80

640

9%

70%

menghilangkan kegagalan yang diketahui


dan/atau potensi kegagalan, masalah,
kesalahan
dari
sistem/
design/
proses/servis
sebelum
kegagalan
tersebut sampai ketangan pelanggan.
b. Dari
Tabel
RPN dan
dengan
pertimbangan
nilai
RPN
serta
pertimbangan kegagalan-kegagalan dan

efeknya, disimpulkan bahwa yang patut


mendapat perhatian serius untuk prioritas
utama Derbaikan adalah pada Potential
Failure Mode Pin Hole pada area seam,
Potential Cause Komprasi material dan
Potential Effect Filter bocor dengan RPN

deformasi/qembunq

seam

Tidak tahan

terhadap tekanan

No. 128.

berlebih

Radius dudukan

80

720

9%

c.

79%

listnya,

packing A terialu
Element Cover

64

784

7%

86%

64

848

7%

64

912

7%
100%

93%
100%

64. Meskipun nilai RPN-nya rendah, juga


perlu diperbaiki sistemnya sesuai hasil
analisa, yang tentu saja dilakukan

crack
9
10

Bibir elco tajam


Elco lepas
Total

RPN terendah diduduki oleh

kegagalan elco lepas dengan nilai RPN

besar
8

Dari nilai-nilai RPN yang telah dibuat

912

menurut urutannya.
Daftar Pustaka

Dari data tabel RPN kumulatif di buat

' diagram pareto sebagai berikut:

Evans, James R. Dan Linsday William M.


2007. Pengantar Six Sigma, An
Introduction to Six Sigma & Process
Improvement.
Salemba
Empat.

RPN Frtkuena -*-V RPN KtmJalif

Jakarta.

Gaspersz,

Vincent. 2001.

Total

Quality

Manajemen, Gramedia Pustaka Utama.


Jakarta.

Hariwijaya dan Bisri M. Djaelani, Zenith.,


2004. Teknik Menulis Skripsi dan
Thesis, Yogyakarya.
Pende, Peter S.t Robert P. Neuman dan

/////// ///

Ronald Cavanagh., The Six Sigma


Way. New York: McGeaw - Hill. 2003

Ulrich, Karl T and Eppinger, Steven D. 2001.


Perancangan dan Pengembangan
Produk, Terjemahan oleh Nora Azmi
dan Iveline Anne Marie. Edisi Pertama.
Salemba Teknika. Jakarta

PotintiJl Flitori Modi

Gambar 8

Yuwono, Wijanarko, PQM Newsletter 02/04.

4. Kesimpulan
Berdasarkan analisa yang telah
dilakukan terhadap hasil penelitian, maka

Referensi Manual,

Potential Failure Mode

and Effects Analysis, Edisi Keempat,

penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:


a. DFMEA adalah suatu teknik analitis yang

2008. Chrysler LLC, Ford Motor


Company, General Motor Corporation.
Product Knowledge Filter, PT. Selamat
Sempurna Tbk.

umumnya digunakan oleh engineer


desain/team yang digunakan untuk
menetapkan,
mengindentifikasi.dan

45

You might also like