Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
Nama
1. Suraya Atika
(06141281419062)
2. Ismy Nanda Juwita (06141281419024)
3. Arta Trinanda Putri (06141281419025)
4. Mawar Vinka Putri (06141281419028)
5. Sindi Anjali Putri (06141281419066)
6. Dwi Putri Yanti
(06141281419067)
: Dra.Yetty Rahelly M.Pd
Dosen
permasalahan
landasan
pengembangan
kurikulum
dapat
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................4
A. LatarBelakang Masalah...................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................5
C. Tujuan Makalah..............................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................6
A. Upaya Mengatasi Permasalahan Profesi Pendidik PAUD.............................6
B. Upaya Mengembangkan Profesi Pendidik AUD...........................................7
C. Peran HIMPAUDI dalam mengembangkan PAUD.......................................10
PENUTUP.............................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
PENDAHULUAN
1.
bersifat mengembangkan secara terpadu dan menyeluruh agar anak dapat bertumbuh
kembang secara sehat dan optimal sesuai dengan nilai, norma, dan harapan masyarakat.
Dari hasil seminar tentang Pengembangan PAUD di Indonesia sepakati bahwa dalam
batasan ini ada beberapa ungkapan pokok yang perlu dijelaskan. Pertama, PAUD
sebagai usaha sadar dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani anak. Ungkapan ini mengandung arti bahwa PAUD merupakan suatu aktivitas
yang dilakukan secara sengaja dalam rangka mendukung dan memperlancar
pertumbuhan dan perkembangan. Kedua, anak yang dimaksud secara kronologis dibatasi
pada anak sejak lahir hingga usia enam tahun.Ketiga, pendidikan itu dilakukan melalui
upaya
penyediaan
pengalaman
dan
perangsangan
yang
kaya
dan
bersifat
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penanganan profesi pendidik anak usia dini?
2. Bagaimana upaya pengembangan profesi pendidik anak usia dini?
3. Tujuan Makalah
1. Dapat memahami dan mengimplementasikan penanganan permasalahan profesi
pendidik anak usia dini.
2. Dapat memahami dan mengimplementasikan pengembangan profesi pendidik anak
usia dini.
PEMBAHASAN
PENANGANAN DAN UPAYA PENGEMBANGAN
PROFESI PENDIDIK AUD
pendidikan dalam jabatan, serta masalah organisasi profesi PAUD. Adapun upaya-upaya yang
dapat dilakukan untuk mengatasi beberapa permasalahan tersebut adalah:
1. Memberdayakan sumber daya manusia yang potensial yang ada di daerah setempat.
Latar belakang pendidikan calon pendidik juga harus menjadi pertimbangan, karena
penanganan anak usia dini yang berkualitas tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang. Yang berlatar belakang pendidikan sarjana mungkin masih sangat langka,
karena itu warga masyarakat yang berpendidikan SLTA dapat menjadi prioritas, yang
penting mereka punya keinginan dan motivasi untuk memajukan pendidikan anak usia
dini di daerahnya. Sebelum terjun mejadi pendidik, mereka perlu mendapatkan
pelatihan yang intensif sehingga mereka memiliki bekal untuk bekerja di bidang
tersebut.
2. Untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan pendidik yang saat ini sudah
menekuni bidang pendidikan anak usia dini, perlu ada penyenggaraan pendidikan dan
latihan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Pendidikan dan latihan tersebut
sebaiknya dilaksanakan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)
yang memiliki program studi yang relevan.
3. Berkaitan dengan masih rendahnya penghargaan masyarakat terhadap pendidik PAUD
non formal, hendaknya pemerintah memfasilitasi dan memberikan kesempatan seluasluasnya kepada para tenaga pendidik tersebut untuk dapat meningkatkan
kualifikasinya melalui jenjang pendidikan S1 dalam program studi yang relevan.
Dengan adanya peningkatan kualifikasi pendidikan ini, maka tenaga pendidik PAUD
non formal memiliki posisi yang sejajar dengan tenaga pendidik PAUD formal yang
pada gilirannya akan meningkatkan pengakuan dan penghargaan masyarakat terhadap
mereka. Peningkatan kualifikasi pendidikan tersebut tentu harus dibarengi dengan
peningkatan kesejahteraan yang lebih layak.
4. Dalam kaitannya dengan masih terbatasnya jumlah perguruan tinggi yang memiliki
jurusan khusus pendidikan anak usia dini, pemerintah hendaknya memberikan
peluang yang lebih besar dan mempermudah perizinan pembukaan program studi
pendidikan anak usia dini. Dengan dibukanya peluang ini maka akses warga
masyarakat khususnya lulusan SLTA untuk memasuki program studi pendidikan anak
usia dini akan semakin mudah.
5. Pendidikan dan pelatihan berjenjang merupakan salah satu alternative yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan tenaga pendidik PAUD. Namun
tentu saja penyelenggaraan pendidikan jenis ini harus setara dengan penyelenggaraan
jenjang S1 reguler baik dari substansi programnya maupun dari bobot atau jam
pelatihannya sehingga keikutsertaan mereka dalam pendidikan dan pelatihan ini dapat
dipertanggungjawabkan jika mereka akan mengikuti studi lanjut dalam jalur
6.
pendidikan formal.
Perlu ada sosialisasi yang lebih luas dan intensif tentang organisasi profesi PAUD
kepada para pendidik PAUD non formal, sehingga keberadaan organisasi ini dapat
memberdayakan mereka secara optimal.
PAUD
dalam
menerapkan metode
telah
kerja
sama
antar
lembaga
pendidikan
pelatihan/penataran
dengan
peningkatan
2. Aktifitas HIMPAUDI
HIMPAUDI mempunyai aktifitas/kegiatan yang telah ditetapkan dalam Tata
Kerja
HIMPAUDI
(http://
www.scribd.com/doc/9628179/Himpaudi-Tata-Kerja).
Sehingga setiap HIMPAUDI di daerah harus mengikuti langkah kegiatan yang telah
ditetapkan dalam Tata Kerja tersebut. Adapun program kegiatan tersebut disusun
melalui tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan: Setelah HIMPAUDI terbentuk serta disahkan maka untuk selanjutnya
pengurus serta anggota organisasi bersama-sama membuat perencanaan program kerja
dan sosialisasi sesuai kondisi dan kebutuhan masing-masing daerah;
b. Pelak-sanaan: Perencanaan yang sudah dibuat kemudian diimplementasikan atau
dilaksanakan melalui berbagai kegiatan yang menganut prinsip-prinsip prioritas,
efektifitas dan efisiensi;
c. Monitoring dan Evaluasi: Pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan harus dimonitor
untuk melihat apakah sesuai dengan perencanaan yang dibuat. Setelah kegiatan
selesai harus dievaluasi untuk mengukur keberhasilan kegiatan. Hasil evaluasi dapat
dijadikan masukan bagi peren-canaan program berikutnya; dan
d. Pelaporan: Untuk mempertanggungjawabkan kegiatan yang telah dilaksanakan harus
membuat laporan. Laporan dibuat sebagai bentuk transparansi kepada berbagai pihak
10
terkait. Sehingga akuntabilitas dan kredibilitas himpunan dapat dijaga dengan baik.
Pelaporan berisi antara lain: laporan kegiatan dan pertangungjawaban keuangan.
3. Mensosialisasikan pentingnya PAUD yang berkualitas
Berbagai upaya untuk mensosialisasikan PAUD telah dilakukan oleh
HIMPAUDI baik di tingkat Pusat, propinsi, kabupaten/kota maupun kecamatan.
Dalam sosialisasi PAUD tersebut dilakukan berbagai kegiatan, yang seringkali
berkaitan dengan Hari Anak Nasional atau Hari Pendidikan Nasional atau Jambore
PAUD. Presiden RI telah mencanangkan pelaksanaan PAUD se-Indonesia, bersama
dengan puncak Hari Anak Nasional. Tentu sudah saatnya masyarakat bahu-membahu
mengembangkan PAUD, agar terwujud pendidikan berkualitas. Sebagai contoh: (i)
HIMPAUDI Wonosobo dengan kegiatan senam pinguin 1000 anak PAUD; (ii)
HIMPAUDI kota Malang dengan kegiatan menyanyi bersama, membaca syair,
menari, dan fashion show; (iii) HIMPAUDI kabupaten Kutai Kertanegara dengan
pertandingan futsal; (iv) HIMPAUDI Kota Pangkal Pinang dengan kegiatan baca
puisi, senam ceria dan tari kreasi baru yang merupakan ciptakan para guru; (v)
HIMPAUDI kota Bekasi dengan kegiatan pembuatan kreasi kupu-kupu dari
playdough; dan (vi) HIMPAUDI kabupaten Lampung Barat. Tujuan utama dari
kegiatan ini adalah dapat meningkatkan kesadaran orang tua, masyarakat dan
lembaga/organisasi terhadap pentingnya pembinaan pendidikan anak usia dini. Selain
itu juga untuk meningkatkan dukungan, partisipasi dan peran serta masyarakat
terhadap pengem-bangan penyelenggaraan dan pembinaan sebagai program PAUD
dan akses dan mutu layanan PAUD serta pencitraan publik terhadap PAUD. Bagi anak
sendiri kegiatan yang dilakukan HIMPAUDI ini berguna: (i) Untuk menguji
kemampuan anak dalam mengembangkan talenta, anak dapat terus melatih aspek
kemampuannya, baik motorik maupun psikologis, melatih anak menuju kemandirian
dan kedewasaan; (ii) Pemberian stimulus pengayaan pengetahuan anak, dan
pengembangan potensi serta daya kreativitas anak; (iii) Anak jadi lebih berani dan
tidak takut, dalam menghadapi berbagai persoalan, serta lebih kreatif dalam
menyikapi berbagai permasalahan; (iv) Pembentukan sikap mental dan kepribadian
anak yang berlandaskan pada nilai-nilai ajaran agama yang akan menjadi pondasi bagi
perkembangan watak dan kepribadian anak sampai mereka dewasa.
Peran HIMPAUDI dalam rencana Pemerintah akan menerapkan kebijakan
PAUD secara holistic integratif pada tahun 2009 sehingga seluruh penyelenggaraan
PAUD di Tanah Air dapat berpedoman pada suatu acuan yang sama. Dalam PAUD
holistik nantinya terdiri dari berbagai tenaga ahli, baik bidang pendidikan, kesehatan,
psikolog, ilmu gizi dan sebagainya. Pemerintah Daerah akan menjadi pelaksana utama
11
12
13
14
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Permasalahan profesi pendidik pendidikan anak usia dini non formal terutama berkaitan
dengan kuantitas (jumlah), kualitas (mutu), relevansi (kesesuaian antara keahlian dengan
kebutuhan lapangan), penyelenggaraan pendidikan prajabatan, dan penyelenggaraan
pendidikan dalam jabatan, serta masalah organisasi profesi PAUD.
Pengembangan profesi tenaga pendidik PAUD non formal secara garis besar dapat
dilakukan melalui dua macam jalur, yaitu jalur individual, dan jalur kelembagaan. Jalur
individual adalah usaha pengembangan profesi yang dilakukan oleh setiap orang baik
secara langsung maupun tidak langsung melaksanakan pekerjaan dan tugas sebagai
pendidik (guru, tutor, atau sebutan lainnya). Sedangkan jalur kelembagaan adalah upaya
pengembangan profesi pendidik PAUD yang diselenggarakan melalui lembaga
pendidikan formal, non formal, dan organisasi profesi.
B. SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16