You are on page 1of 5

-- Tips belajar Bahasa Inggris

Sebelum memulai percakapan ini, ada baiknya membaca kutipan petuah


Lintang, di Novel Laskar Pelangi, kepada Ikal, tentang belajar Bahasa
Inggris:
Memikirkan struktur atau dimensi waktu dalam sebuah bahasa asing yang
baru saja kita kenal tidak lebih dari hanya akan merepotkan diri
sendiri. Sadarkah kau bahasa apapun di dunia ini, dimana pun, mulai dari
Bahasa Navajo yang dipakai sebagai sandi tak terpecahkan di perang dunia
ke dua, Bahasa Gaelic yang amat langka, Bahasa Melayu pesisir yang
berayun-ayun, sampai Bahasa Mohican yang telah punah, semuanya adalah
kumpulan kalimat, dan kalimat tak lain adalah kumpulan kata-kata.
Nah, kata apapun, pada dasarnya adalah kata benda, kata kerja, kata
sifat dan kata keterangan, paham? Ini bukan masalah bahasa yang sulit
tapi masalah cara berpikir.
Berangkatlah dari sana, pelajari bagaimana menggunakan kata benda, kata
kerja, kata sifat dan kata keterangan dalam sebuah kalimat Inggris.
Petuah Lintang ini layak direnungkan bahwa bahasa pada dasarnya adalah
kata. Sebelum belajar bahasa dan kalimat yang menyeramkan, belajarlah
kata. Meskipun ini pasti bukanlah petuah yang paling sempurna tetapi
setidaknya akan mudah disetujui bahwa tidak akan ada manfaatnya kita
mengetahui aturan dan trik berbahasa kalau kita miskin kosakata?. Benar
tidak ya?
Meski demikian, perlu disederhanakan tujuan kita, bahwa saat ini kita
sedang membahas sebuah ujian/test yang bernama TOEIC. Meskipun pada
dasarnya sebuh ujian disusun untuk mengetahui kemampuan seseorang, tetap
saja ujian apapun memiliki kelemahan. Banyak orang yang kalau diajak
bercakap-cakap Bahasa Inggris terdengar sangat bagus tetapi selalu gagal
memperoleh skor TOEFL tinggi. Sebaliknya, ada seorang kawan yang kalau
bicara sangat mengenaskan tetapi skore TOEFLnya di atas 500. Adakah yang
salah dengan ujian, termasuk TOEFL dan TOEIC? Bisa ya, bisa tidak.
Setidaknya kita harus paham bahwa sebuah ujian bisa dipelajari.
Pintar Bahasa Inggris dalam konteks yang sesungguhnya dan komprehensif
pasti akan membuat nilai kita bagus, tetapi ini tidak untuk mengatakan
bahwa untuk memperoleh nilai bagus kita harus pintar Bahasa Inggris
secara komprehensif. Orang bisa saja menerapkan strategi tertentu, bukan
untuk pintar berbahasa Inggris tetapi sekedar untuk mendapatkan nilai
bagus dalam ujian TOEFL atau TOEIC.

Seperti halnya TOEFL atau IELTS, TOEIC memuat empat kemampuan dasar
bahasa Inggris: Mendengarkan (Listening/L), Membaca (Reading/R) ,
Menulis (Writing/W) dan Berbicara (Speaking/S). Berikut beberapa tips
untuk mendapatkan nilai yang baik.
Kenali model tes TOEIC. Jangan pernah ikut test jika belum hafal di luar
kepala struktur test TOEIC. Seseorang harus bisa menjelaskan dengan mata
terpejam berapa soal yang harus dijawab dan berapa waktu yang tersedia
untuk masing-masing bagian. Pelajari TOEIC dari sumber resmi yaitu
Educational Testing Service (ETS) www.ets.org kemudian klik TOEIC.
Lakukan latihan dengan model yang sama dengan aslinya, biasakan
melakukan latihan dengan pewaktuan yang persis sama dengan keadaan
sebenarnya. Jangan melakukan latihan sambil lalu yang mudah terhenti
oleh rengekan anak, gangguan murid, permintaan suami/istri untuk bikin
teh dll. Alokasikan tempat dan waktu yang khusus. Ingat, ini memerlukan
komitmen. Dalam menjawab soal, tandai yang ragu-ragu atau sekedar tebak.
Setelah latihan, periksa yang salah dan yang ragu-ragu atau sekedar
tebak. Bisa jadi yang ragu-ragu atau sekedar tebak tadi juga benar,
tetapi kita perlu mengetahui alasan yang sesungguhnya.
Kalau memiliki buku TOEIC baru, jangan menjawab di buku tersebut,
fotokopi bukunya dan coretlah pada lembar fotokopian. Jika ujiannya
mengharapkan kita mengisi formulir yang akan dibaca komputer (dengan
pensil 2B) lakukan hal yang sama pada latihan. Simulasikan persis
seperti ketika ujian yang sebenarnya.
Catat skor dari waktu ke waktu dan lihatlah perkembangannya. Perhatikan
di mana kekuatan dan kelemahan kita dari keempat bagian yang diujikan.
Berikan perhatian yang khusus pada bagian tersebut.
Tips untuk Listening:
Yang paling penting adalah kebiasaan mendengar. Hal ini tidak mudah
dilakukan dan hanya bisa ditingkatkan dengan latihan. Mulai sekarang,
tutuplah bagian bawah layar TV kalau menonton film barat agar tidak
terbiasa membaca terjemahannya. Atau kalau punya DVD, biasakan menonton
DVD film barat dengan subtitle (terjemahan) Bahasa Inggris, bukan bahasa
Indonesia sehingga kita akan mendengar sambil membaca sebuah kalimat
dalam Bahasa Aslinya. Ini sangat membantu.
Satu hal yang sangat penting, mendengar adalah persoalan kemampuan dan
empati. Banyak orang yang tidak bisa mendengar, bahkan dalam bahasa
ibunya. Jika kita apriori atau tidak berempati kepada topik yang
dibicarakan, kita tidak akan mendengarkan dengan baik. Mendengar adalah

juga persoalan mengendalikan ego.


Untuk bagian I (melihat foto), biasanya cukup jelas. Biasanya hanya ada
satu jawaban yang jelas-jelas benar dan yang lainnya jelas keliru atau
tidak ada hubungannya. Dalam hal ini perhatikan foto dan apa kegiatannya
atau kondisi yang terjadi. (lihat contoh di website).
Untuk bagian II (Question-Response), perhatikan pertanyaan atau
pernyataannya. Biasanya seputar waktu, tempat, siapa, dan konfirmasi
(question tag). Kadang bisa juga pertanyaan why. Tapi yang penting
adalah bahwa di sini tidak terlalu diperlukan kemampuan untuk menjawab
pertanyaan yang sulit tetapi lebih pada mencocokkan jawaban yang paling
masuk akal. Misalnya jika ada pertanyaan where, tentu kita tidak akan
menjawab terkait siapa dan waktu.

Untuk bagian III (percakapan singkat). Ini tidak mudah tetapi bukan
tidak mungkin. Kalau memungkinkan, baca dulu pertanyaannya sebelum
percakapan dimulai sehingga kita akan memiliki gambaran isi
percakapannya. Setelah itu, "lupakan" pertanyaan dan fokuslah pada
percakapan. Nikmati percakapan tersebut seakan kita terlibat. Masalah
sering muncul karena kita khawatir tidak akan mengerti dan tidak
menikmati percakapan sehingga perasaan khawatir mengalahkan segalanya.
Sekali lagi ini tidak mudah, tetapi dengan latihan, akan ada kemajuan.

Untuk Bagian IV (mendengarkan monolog/kuliah/talks). Ini bahkan lebih


sulit dari 3, tipsnya hampir sama.
Tips untuk Reading
Tidak ada tips yang lebih ampuh untuk ini selain rajin membaca.
Part V: Incomplete Sentence. Di sini perlu pemahaman grammar dan
penguasaan vocabulary.

Part VI: Text Completion. Kalau pada Part V kita harus melengkapi sebuah
kalimat, pada part VI kita harus melengkapi teks atau paragraf. Tidak
banyak tips untuk ini kecuali kita mengerti kosa katanya dan konteks
kalimatnya. Perlu banyak belajar untuk ini.

Part VII: Reading Comprehension. Kalau bacaannya berupa kumpulan


paragraf, baca kalimat pertama dan terakhir setiap paragraf dan pahami.
Ingat, pahami, bukan sekedar dibaca. Kemudian baca pertanyaannya

sehingga kita akan memperoleh gambaran di paragraf mana kira-kira


jawabannya. Kadang kita tidak perlu membaca semua bacaan kecuali kita
adalah seorang pembaca cepat dengan pemahaman di atas 90%. Saya tidak
termasuk tipe itu
Tips untuk Speaking
Sampai kini saya meyakini bahwa berbahasa asing, terutama berbahasa
Inggris adalah persoalan 'gaya' dan 'ajum'. Jika seseorang memiliki
tingkat ke-gaya-an yang sangat rendah atau dengan kata lain dia adalah
penganut pepatah lama "de ngaden awak bisa depang anake ngadanin"
(jangan merasa bisa, biarlah orang lain yang menilai), saya khawatir
orang tersebut tidak akan bisa berbicara Bahasa Inggris dengan baik.
Kita perlu sedikit ajum dan gaya untuk bisa berbicara Bahasa Inggris.
Percayalah bahwa kita harus memaknai pepatah lama nenek moyang kita
dengan sangat proporsional. Jangan telan mentah-mentah dan berkreasilah.
Jika kita merasa tidak lancar berbicara, ngomonglah dengan pelan. Tidak
terburu-buru untuk menyembunyikan kelemahan pengucapan kita. Banyak
orang melakukan ini. Untuk bisa berbicara yang baik, kita harus menjadi
pendengar yang baik. Belajarlah dengan serius soal pronounciation karena
ini memang perlu dipelajari. Jangan terlalu percaya bakat, semua ada
caranya. Dengarkan film bahasa Inggris dan perhatikan bagaimana penutur
asli berucap. Ini tidak mudah dan sayapun yang sudah belajar bahasa
Inggris lama dan tinggal di LN bertahun2 tetap mengalami kesulitan soal
ini. Hal ini akan lebih bermasalah lagi kalau kita merasa malu berbicara.
Lakukan latihan. Buatlah pasangan yang menjadi penanya dan kita
menjawab. Ini memang tidak mudah dilakukan oleh orang yang sudah senior
terutama di Bali. Selalu ada keengganan belajar sesuatu, dan ada
perasaan koh (enggan) melakukan sesuatu sesuai petunjuk. Kita terlalu
mudah berucap "nah de je bes serem" (sudahlah, jangan terlalu dibuat
rumit). Kalau kita ingin bisa, lakukan sekarang. Tinggalkan rasa enggan,
lupakan kecanggungan. Semua orang perlu belajar, biarpun dari orang
orang yang lebih muda sekalipun.

Tips untuk Writing


Ada orang pintar mengatakan, jangan bermimpi bisa menulis dengan baik
dalam bahasa asing jika belum bisa menulis dalam bahasa ibu. Pernyataan
ini kelihatan menakut-nakuti tapi benar adanya. Menulis adalah persoalan
kemauan mengekspresikan diri, dalam bahasa apapun itu. Ada orang yang
begitu di depan komputer atau buku akan berdiam diri berjam-jam tanpa

bisa memulai. Memulai selalu sulit. Kalau menurut saya, menulis adalah
persoalan kebiasaan dan latihan. Sebelum bertanya apakah kita bisa
mendapatkan skor TOEIC yang tinggi untuk writing, tanyakanlah seberapa
sering kita menulis dalam hidup? Kita menjumpai hal-hal menarik dalam
hidup setiap detiknya tetapi jarang sekali tergerak untuk menuliskannya.
Ini masalah kebiasaan.
Kembali kepada TOEIC, untuk beberapa pertanyaan Writing di awal (1-7)
yang umumnya mendeskripsikan gambar atau menjawab pertanyaan, tidak
banyak yang bisa diberikan tipsnya. Tetapi kalau untuk pertanyaan nomor
8 (essay), saya punya jawabannya. Kira-kira seperti yang saya
percakapkan dengan seorang kawan di bandara beberapa waktu lalu.

You might also like