You are on page 1of 58

DASAR INSTALASI

TEGANGAN MENENGAH
Politeknik Negeri Malang

TOPIK BAHASAN
Pengertian istilah yang terkait dengan PME S & D
Pengertian PME S & D
Tujuan & Target PME S & D
Prinsip PME S & D

Supply Side Management (SSM)

Tuuan & Target SSM


Kiat pelaksanaan SSM
Wawasan energi global
Analisis kebutuhan daya

Demand Side Management (DSM)


Tujuan & Target DSM
Kiat pelaksanaan DSM
Analisis kebutuhan beban

PENGERTIAN ISTILAH (1)

Beberapa istilah yang terkait dengan Perencanaan Manajem

1.

ENERGY MANAGEMENT / Manajemen Energi (ME) :


Mengelola energy (lingkup makro) agar efisien, efektif dan
rasional

2.

3.

ENERGY CONCERVATION / Konservasi Energi (KE) :


Mengupayakan agar tiap unit output mengkonsumsi energy
secara hemat

ENERGY AUDIT / Audit Energi (AE) :


Membuat perhitungan penggunaan energy dan menemukan
peluang penghematan serta menyajikan dalam bentuk angka
atau grafis

PENGERTIAN ISTILAH (2)


4.

POWER MANAGEMENT / Manajemen daya (PMS) :


Menata kapasitas daya agar terjadi kesesuaian sumber dan
beban, sehingga tiap unit output mengkonsumsi energy secara
hemat

5. LOAD MANAGEMENT / Manajemen beban :


Menata kapasitas beban agar memanfaatkan energi secara
optimal

6. DEMAND SIDE MANAGEMENT / Manajemen Sisi Beban :


Menata penggunaan energi supaya optimal, lebih ke arah
menata perilaku konsumen
7. SUPPLY SIDE MANAGEMENT / Manajemen Sisi Beban :
Menata pengadaan energi dari sisi sumber agar sesuai
dengan kebutuhan beban

PENGERTIAN PME SUPPLY & DEMAND


Kegiatan terstruktur untuk menyinkronkan kebutuhan
energi pada sisi beban dengan penyediaan energi pada
sisi sumber, sehingga dicapai prinsip, tujuan dan target
manajemen energi.
NETWORK
SUPPLY

DEMAND

LOSSES (sekecil mungkin)

Kontinyu, andal, ekonomis dengan power quality OK

GAMBARAN PROGRAM SSM & DSM

KEBUTUHAN / KEMAMPUAN

Tambahan kapasitas dari pembangkit di luar PLN

Daya mampu maksimum

tu
u
b
Ke

o
n
n
ha

l
a
rm

dg
n
ha
u
t
bu
e
K

m
a
r
rog
p
n

n
Dg

SM
S
am
r
g
pro

M
DS

T+t1

T+t1+t2

Tahu
n

KENAPA PERLU PME S & D ?

Cadangan energi menipis


Pengupayaan energi terbatas
Kebutuhan energi meningkat exponensial
Kondisi sosio ekonomis
Kondisi politis

TUJUAN, SASARAN & TARGET


Tujuan :
Menurut GBHN :

Memelihara sumber daya alam (energi)


Memanfaatkan secara efisien & rasional
Mencapai keseimbangan & pemerataan pembangunan
Pelestarian lingkungan

Sasaran :
Pemanfaatan energi secara bijaksana
Peningkatan efisiensi energi nasional melalui
penurunan intensitas penggunaan energi
Peningkatan nilai tambah atas penggunaan per unit
energi

Target : (minimal)
Mampu menghitung besaran kebutuhan (demand)
Mampu menghitung besaran supply

LANGKAH MENCAPAI SASARAN

Meningkatkan kesadaran masyarakat


Meningkatkan pengetahuan masyarakat
Penciptaan iklim usaha berwawasan hemat energi
Gerakan hemat energi / Konservasi Energi

PRINSIP PME S & D


UPAYA MENCEGAH / MENUNDA
KEKURANGAN DAYA LISTRIK

1. SUPPLY SIDE MANAGEMENT (SSM)


Upaya mengatasi kekurangan daya dengan
pengaturan pada sisi sumber energi

2. DEMAND SIDE MANAGEMENT (DSM)


Upaya mengatasi kekurangan daya dengan
pengaturan pada sisi beban / konsumen

ORGANISASI PME S & D


Komitmen Top Manajemen
Pembentukan Organisasi (bila belum ada): Penunjukkan Komite Energi, Manajer Energi dsb.
Penetapan Target Penghematan Energi (Btu, kWh dll)
Pengalokasian Dana, Waktu dan Personil untuk Mendukung Pelaksanaan Program.

Komite Energi
Merupakan wadah personil dari setiap unit/divisi terkait, yang disesuaikan dengan kebutuhan
program.
Memudahkan dicapainya persetujuan untuk program yang melibatkan banyak unit/divisi.
Memperlancar komunikasi, baik itu antar unit/divisi, maupun dengan top manajemen.

Manajer Energi
Penanggung jawab program dengan tugas dan kewenangan: Membuat Perencanaan,
Mengarahkan, Mengkoordinir, Mengawasi, dan Mengevaluasi Keberhasilan Program.

Planning
Leading
Controlling

Pelaksana Manajemen Energi


Melaksanakan kegiatan manajemen energi pada fase kegiatan audit, analisis, implementasi lingkup
kecil dipimpin oleh manager energy.
Sebagai pelaksana pencapaian target, bekerjasama dengan konsultan, surveyor, dll

BAGAN ORGANISASI PME S & D

Top Management
Komitmen
External
Assistant

Committee
Manager energy
Pelaksana

Energy Saving/
Penghematan Energi

Surveyor

Goal

TAHAPAN / FASE MANAJEMEN ENERGI


Fase Inisiasi:

-Sepakat melaksanakan ME
-Membentuk TIM ME
-Sosialisasi dan koordinasi

Fase Audit Dan Analisis :

-Mencermati data yang telah ada (Hasil ukur, data instalasi)


-Melihat standard yang sesuai
-Menemukan peluang penghematan
-Memilih perbaikan prosedur / peralatan yang efisien
-Mencoba dalam lingkup kecil/modifikasi
-Evaluasi dan Penyempurnaan

Fase Implementasi :

-Implementasi dalam lingkup luas


-Kebutuhan investasi
-Aplikasi prinsip penghematan energi
-Selalu Evaluasi dan Monitoring

13

PENDAPAT AHLI MANAJEMEN ENERGI


Herb Echerlin - University of Texas, USA:

ENERGY CONSERVATION IS FIRST A PEOPLE


PROBLEM AND THEN A TECHNICAL PROBLEM
Promoting
Monitoring

Reporting
Monitoring
Reporting

Manager
Energy

Promoting

L
People 70-80%

Technical 70-80%

SUPPLY SIDE MANAGEMENT

Yang dimaksud supply bisa berupa :


1. Pembangkit / generator : bagi sistem yang besar
2. Trafo : bagi sistem yang sedang, misal industri
3. Batas KVA terpasang : bagi konsumen kecil

Ketiganya kapasitas dinyatakan dalam


KVA atau MVA

TUJUAN DAN TARGET


Tujuan :

Memilih pembangkit yang efisien


Bahan bakar murah
Persediaan masih cukup lama
Ramah lingkungan

Target minimal
Menghitung kapasitas KVA terpasang

KIAT DARI SISI SUPPLY

Memanfaatkan Captive Power


Menekan susut distribusi
Uprating trafo yang sudah kelebihan beban
Menambah kapasitas pembangkitan
Membatasi kapasitas daya terpasang (contoh)

No.

Pembangkit

Kapasitas (MW)

Selesai

1
2
3
4
5
6
7
8

PLTG Muara Tawar


PLTU Tanjung Jati B
PLTP Bedugul
PLTP Dieng
PLTP Patuha
PLTP Wayung Windu
PLTP Cibuni
PLTP Kamojang

2 x 143
2 x 660
10
3 x 60
3 x 60
2 x 110
10
60

2004
2006
2006
2002, 2006, 2007
2006, 2007, 2008
2000, 2006
2006
2006

WAWASAN ENERGI GLOBAL


Pertumbuhan Konsumsi Energi Dunia

Konsumsi Berbagai Jenis Energi Dunia

PERKIRAAN KONSUMSI ENERGI PER JENIS PENGGUNAAN 2001-2010


(Ribuan BOE)

300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0

2001

Household

2003

Transportation

2005

2010

Industry

Transportation sector to be the


biggest energy user sector

CADANGAN ENERGI NASIONAL 2003


CADANGAN
TOTAL

SISA
CADANGAN

PRODUKSI

RASIO
(SISA
CADANGAN/
PRODUKSI)

86.9 Milyar bbl

5 Milyar bbl

500 Juta bbl

10 Tahun

Gas Alam

385 TSCF

90 TSCF

2.9 TSCF

30 Tahun

Batu Bara

50 Milyar Ton

5 Milyar Ton

100 Juta Ton

50 Tahun

JENIS ENERGI
Minyak Bumi

JENIS ENERGI

POTENSIAL

KAPASITAS TERPASANG

Tenaga Air

75.67 GW

4200 MW

Panas Bumi

27 GW

807 MW

500 MW

84 MW

49.81 GW

445 MW

Energi Surya

4.8 kWh/ m2/ hari

8 MW

Energi Angin

3-6 m/ detik

0.6 MW

Mini/ Microhydro

Biomass

KONSUMSI ENERGI PRIMER 19702003 (JUTA BOE)


800
700
600

Panas Bumi

500
400

Juta BOE

1970
Minyak Bumi
Gas Bumi : 6%
Batu Bara : 1%
Tenaga Air : 5%
Panas Bumi : 0%

Gas Bumi

Tenaga Air

: 88%

2003
Minyak Bumi
Gas Bumi : 21%
Batu Bara : 20%
Tenaga Air : 4%
Panas Bumi : 2%

Batu Bara

300
200

Minyak Bumi

100
0

1970

1975

1980

1985

1990

1995

2000

2003

Tahun

Pertumbuhan konsumsi energi primer 1970-2003 = + 8,5 % per tahun


Peranan minyak bumi masih dominan

KONSUMSI ENERGI PER KAPITA 2000-2001


(TOE)

9.00

8.16 7.99

8.00
7.00
6.00
5.00

4.13 4.10

4.00

3.40

3.44

3.00
2.02

2.00
0.95 1.02

1.00

2.07

0.48 0.50

0.00
Jepang

OECD Eropa

Tahun 2000

Thailand

Indonesia

Malaysia

Amerika Utara

Tahun 2001

Sumber : Handbook of Energy & Economic Statistics in Japan, 2004

KONSUMSI ENERGI AKHIR PER SEKTOR 1970-2003


(JUTA BOE)
200
180

Juta BOE

160
140
120
100
80
60
40
20
0

1970

1980

1990

Rumah Tangga

2000

Tahun
Industri

2001

2003

Transportasi

Pertumbuhan konsumsi energi = + 7 % per tahun

Pada tahun 1970 konsumsi energi terbesar adalah sektor rumah tangga
Sejak tahun 1984 konsumsi energi terbesar adalah sektor industri
Sejak tahun 1996 konsumsi energi terbesar adalah sektor transportasi
Sejak tahun 2001 konsumsi energi terbesar adalah sektor industri

POTENSI PENGHEMATAN ENERGI


Potensi Penghematan
Energi

Konsumsi
Energi Total
(Juta BOE)

(Juta BOE)

Industri

194.36

29.15 58.30

15 30

Transportasi

169.73

42.43

25

Rumah
Tangga dan
Komersial

134.63

13.46 29.93

10 - 20

Sektor

*) Sumber RIKEN 2002

Persentasi
(%)*

ANALISIS KAPASITAS DAYA TERPASANG

Penilaian kesesuaian
kapasitas daya
terpasang dengan
kebutuhan beban yang
ada di lingkungan kerja
kita
(agar tidak

Dimana ?
PUTM

Langganan
PUTM

Langganan
PUTR

TR 20kV/380 V

PUTR

Pengertian Dasar
Daya Aktif, P [ W, kW]

Daya Listrik

Daya Reaktif, Q [VAR, kVAR]


Daya Semu, S [ VA, kVA]

Kapasistas Daya Terpasang

Daya Listrik
Daya Satu Fase
Ip
Vp

Beban

Cos = Faktor Daya


= P/S

Daya Semu [VA, kVA, MVA]


S = Vp x Ip
Daya Aktif [W, kW, MW]
P = Vp x Ip x Cos
= S x Cos
Daya Reaktif [ VA, kVA, MVA]
Q = Vp x Ip x sin

Daya Listrik
Daya Tiga Fase
R
S

IL
VL

T
N

VP

B
e
b
a
n

Daya Semu [VA, kVA, MVA]


S = 3 VL x IL
Daya Aktif [W, kW, MW]
P = 3 VL x IL x Cos
(beban seimbang)
Daya Reaktif [ VA, kVA, MVA]
Q = 3 VL x IL x sin
(beban seimbang)

Kurve Beban Harian


POWER

CONNECTED LOAD
(CL)

SYSTEM CAPACITY
(CS)
LOAD CURVE(LC)

AVERAGE LOAD
(AL)
MAX. DEMAND (MD)
0

6
DEMAND FACTOR (DF)
LOAD FACTOR (LF)
CAPACITY FACTOR (CF)

12

18

24 TIME

= MD / CL 0<=DF<=-100%
= AL / MD
0<=LF<=100%
= MD / CS
0<=CF<=100%

Karakteristik beban
Beban terpasang : total KW (KVA) peralatan listrik yang
terhubung dengan instalasi, termasuk yang akan terhubung
dengan instalasi melalui stop kontak.
Kebutuhan maksimum (max. demand):
Kebutuhan terbesar yang terjadi pada periode
waktu tertentu
Faktor Kebutuhan (Demand Factor) FK=
Kebutuhan maksimum (puncak)/beban terpasang
Faktor Beban (Load Factor) FB= Beban ratarata/beban maksimum
Faktor kapasitas CF : beban maksimum/kapasitas
sistem.

PERAN FAKTOR KEBUTUHAN


& FAKTOR BEBAN
Faktor kebutuhan (FK)menggambarkan prosentase
penyerapan daya kW terhadap seluruh beban yang
mungkin terpasang.
FK <= 1

Faktor beban (FB) menggambarkan beratnya


instalasi menyangga panas selama melayani beban.
FB < 80%, Batas daya terpasang 100%
FB >= 80%, Batas daya terpasang 125%

Faktor kapasitas CF : menggambarkan prosentase


pembebanan maksimum kapasitas sumber sistem.

Penentuan Kapasitas Daya


Terpasang (case study)
Suatu hotel memerlukan sistem catu daya listrik untuk memenuhi
kebutuhan beban seperti yang ditunjukkan berikut ini. Hitung
kapasitas daya terpasang.
??
?

PT-PH
126,25 kVA

P-LT ATAP
162,5 kVA

P-PAB
37,5 kVA

P-EM ATAP
70,125 kVA

P-AHU BS
76,825 kVA

P-CH
736,75 kVA

Penentuan Kapasitas Daya


Terpasang

Tentukan jumlah kebutuhan beban:


126,25+162,5+37,5+70,125+76,825+738,75 = 1211,95 kVA
Tentukan Faktor Kebutuhan (lihat tabel):
Untuk hotel, FK = 0,6 0,8 dan dipilih 0,7
Kebutuhan beban maksimum adalah 0,7 x 1211,95 kVA = 848,4
kVA
Kapasitas daya terpasang = kebutuhan beban maksimum +
cadangan.
Jika cadangan ditetapkan 20 %(artinya faktor kapasitas 80%)
maka kapasitas daya terpasang adalah: 848,4 kVA x 120 % =
1018 kV diambil 1000 kVA
Pembatas arus = S/(3. VL)=1000kVA/(3. 380V)=1519,34 A

TABEL FAKTOR KEBUTUHAN FK


Jenis Bangunan

Faktor Kebutuhan

Keterangan

Rumah Tinggal :
Perumahan
Flat tanpa pemanas
Flat dg pemanas

Kebutuhan total =
pemanas+AC+umum

0,4
0,6
0,8-1,0

Bangunan Umum :
Hotel dll
Kantor
Departemen store
Sekolah
Rumah sakit

0,6-0,8
0,5-0,8
0,7-0,9
0,6-0,7
0,5-0,75

Industri logam

0,5-0,7

Industri makanan

0,7-0,9

Industri semen

0.8-0,9

35000 ton/hr

Lift

0,5

Berubah dg waktu

Crane

0,7

intermitten

Pemeriksaan Kapasitas Daya


Terpasang (melalui pengukuran)
Pengukuran daya aktual
Pembuatan kurva beban
Berdasarkan kurva beban diperoleh:
- kebutuhan maks.(aktual) = 485 kW
- kebutuhan rata-rata = 355 kW
- Faktor daya rata-rata = 0,87
Jumlah beban terpasang = 1211,95 kVA

Pemeriksaan Kapasitas Daya


Terpasang (melalui pengukuran)
Faktor Kebutuhan (FK)
FK = kebutuhan maks./beban terpasang
= 485 kW/1211,95 kVA
(kebutuhan maks. dlm kVA= 485/cos
= 557,47 kVA)
Jadi, FK = 557,47 / 1211,95 = 0,46

Pemeriksaan Kapasitas Daya


Terpasang (melalui pengukuran)
Kapasitas Daya Terpasang (KDT)
KDT = (FK x Beban Terpasang) + cadangan
Jika cadangan daya = 20 %, maka
KDT = (0,46 x 1211,95) x 120 %
= 669 kVA ~ 700 kV
Arus = 700kVA/(3x380 V= 1063,5 A

DEMAND SIDE MANAGEMENT


Upaya Perusahaan Penyedia Energi
(Listrik) untuk mempengaruhi & mengubah
perilaku pelanggan agar menggunakan
energi secara efisien, baik besaran maupun
waktu, sehingga dapat memberikan manfaat
bagi pelanggan, perusahaan maupun
masyarakat

MANFAAT DSM BAGI


PELANGGAN
Biaya rekening listrik berkurang namun
penggunaan tetap terpenuhi.
Meningkatkan effisiensi energi listrik -- efisiensi
produksi.
Meningkatkan pendapatan pelanggan dengan
penghematan.

MANFAAT DSM BAGI PERUSAHAAN


Mengupayakan pengurangan pertumbuhan beban puncak
sistem.
Dapat mengurangi bahan bakar, biaya operasi, dan biaya
pemeliharaan
Dapat menunda pembangunan pembangkit listrik &
jaringan
Dapat tetap menjaga ketersediaan pasokan energi listrik
Menjalin hubungan kerjasama yang lebih baik dengan
pelanggan.
Memberlakukan standar peralatan hemat energi.
Membentuk iklim kompetisi -- meningkatkan produksi.

MANFAAT DSM BAGI MASYARAKAT


Dapat menghindari pemadaman bergilir
Dapat menghemat sumber daya alam
Dapat memberi kesempatan penyediaan energi
listrik bagi masyarakat yang belum menikmati
listrik.
Memasyarakatkan Konservasi Energi dan Hemat
Energi.
Meningkatkan effisiensi ekonomi nasional.
Melestarikan sumber daya alam dan dampak
lingkungan.
Memberlakukan standar peralatan hemat energi.

GAMBARAN MANFAAT DSM


Th 2003 Pelanggan R1 untuk wilayah DIY &
Jateng lebih dari 5 juta, jika 10%pelanggan
menghemat 30 watt saja, akan terjadi
penghematan 15 juta watt atau 15 MW.
Pembangunan setiap 1 kW pembangkit perlu biaya
1.000 USD, sehingga pengeluaran yang dapat
ditunda sebesar : 15.000 x 1.000 USD = 15 juta
USD atau sekitar 150 milyar rupiah. Baru untuk
DIY & Jateng.

KIAT TEKNIS DSM


6 Strategi DSM :
1. Peak Clipping (Pemangkasan Beban
Puncak).
2. Valley Filling.
3. Load Shifting.
4. Konservasi Energi.
5. Strategi Load Growth.
6. Flexible Load Shape

UPAYA PEAK CLIPPING


MW

JAM

Peak Clipping (Pemangkasan Beban Puncak) : Program untuk


mengurangi beban pada saat WBP
Mengurangi pemakaian lampu 25 watt per pelanggan di saat beban
puncak, berarti 25 watt x 620.000 pel = 15.500.000 watt > 15 MW.
Matikan peralatan listrik sekiranya tidak diperlukan.
Hindari penggunaan berlebihan, khususnya di waktu beban puncak.

UPAYA VALLEY FILLING


MW

JAM

Valley Filling (Penambahan Beban) : Program


untuk menambahan / meningkatkan beban pada
saat LWBP

UPAYA LOAD SHIFTING


MW

JAM

Load Shifting (Pengalihan Beban) :


Program untuk menggeser beban dari WBP ke LWBP
Menganjurkan penggunaan listrik untuk kegiatan produktif (industri)di
siang hari
Menyeterika pada siang hari
Pompa air dilengkapi bak penampung, diisi pada siang hari.
Penggunaan peralatan rumah tangga lainnya di siang hari.

UPAYA KONSERVASI ENERGI


MW

JAM

Konservasi Energi : Program untuk menurunkan/ menghemat


pemakaian listrik

Mensosialisasikan lampu hemat energi


Pemanas air menggunakan solar / gas / surya
Pemanfaatan tata ruang : cukup ventilasi dan tanpa AC
Pembangkitan sendiri (untuk kawasan kecil) misal PLTS,
PLTM.

STRATEGI LOAD GROWTH &


FLEXIBLE LOAD SHAPE
Strategic Load Growth (Pertumbuhan
Beban) : Program untuk meningkatkan /
pemasaran pemakaian listrik

MW

JAM

Flexible Load Shape (Pola Beban


Fleksibel) : Program untuk memperbaiki
dan menjaga sistem dengan mengurangi
beban / pemadaman

MW

JAM

KONDISI SAAT INI SISTEM JAWA_BALI

Pertumbuhan kebutuhan listrik sangat tinggi dan keterbatasan kapasitas


pembangkit di saat waktu beban puncak

2003

2004

2005

2006

Daya terpasang (MW) 18.608 18.608 18.608

19.928

Daya mampu (MW)

15.025 15.025 15.025

16.127

Beban puncak (MW)

14.397 14.997 15.643

16.300

Cadangan

628

(173)

28

(618)

Keterbatasan kemampuan pengadaan investasi untuk pembangunan pembangkit


baru.
Biaya BBM yang melonjak dan sumber terbatas
Rasio kelistrikan di Jateng & DIY baru mencapai 58,5%.

KONDISI SAAT INI


Tingkat pertumbuhan kebutuhan listrik yan cukup tinggi
dan keterbatasan kapasitas pembangkit khususnya pada
WBP
Keterbatasan kemampuan investasi untuk pembangunan
pembangkit baru dan penyambungan baru (potensi pasar).
Bila kondisi normal bisa menyambung rata-rata 450.000
pelanggan, maka dalam kondisi saat ini hanya bisa
menyambung 170.000 180.000 pelanggan per tahun.
Rasio kelistrikan di DIY & Jateng saat ini adalah 58,5%,
yang berarti kira-kira 14,65 juta penduduk atau 3,56 juta
KK belum memperoleh sambungan listrik.

Program DSM :

CONTOH KIAT DSM

Program Terang, bertujuan mengurangi konsumsi listrik dengan


menggunakan lampu hemat energi (CFL) di rumah tangga (450 VA)
Program Penerangan Jalan Umum (PJU), bertujuan mengurangi
konsumsi listrik dengan menggunakan lampu hemat energi (CFL) pada
penerangan jalan umum
Program Peduli, difokuskan pada pemotongan beban puncak dengan
memberikan potongan harga setiap pembelian lampu CFL di rumah
tangga (< 900 VA)

Selama periode tahun 2003-2004, diperoleh pengurangan


beban puncak sekitar 200 MW (jam puncak)

Potensi DSM :
Sektor Residensial :

Kontribusi terhadap :

-Sistem Penerangan
40-45% LWBP 18-20%
-Lemari Es
21-28% WBP
35-40%.

Sektor Komersial :
-Sistem Room AC
-Sistem Penerangan

45-55% LWBP
10-15% WBP

5-10%
5-15%.

Sektor Industri :
-Sistem Prosesing
-Sistem Penerangan

20-27% LWBP
8-15% WBP

44-53%
44-53%.

Keberhasilan DSM (1):


Hasil studi di Thailand :
1.

Terbukti menghemat 450 MW dalam 5 tahun.

2.

Sistem Penerangan :
- Ganti lampu incrancendent dengan compact fluorecent.
- Ganti T-12 (flat tube) dengan T-8 (thin tube) fluorecent.
- Ganti standar magnetic dengan low ballast (hemat 5 W).
- Ganti magnetic dengan electronic ballast.
- Ganti low efficiency mercury / fluorecent di pelataran pabrik
dengan high pressure sodium.
- Penggantian ini akan menghasilkan penghematan biaya
antara 0.8 - 2.2 cents USD/kWh.

Keberhasilan DSM (2)


Hasil studi di Thailand :
Sistem Lemari Es :

- Pabrikan lemari es diwajibkan membuat lemari es hemat


energi : peningkatan effisiensi kompressor, mempertebal
dinding isolasi, perbaikan gasket dan karet pintu.
- Penggantian ini akan menghasilkan penghematan biaya
antara 0.8 - 1.6 cents USD/kWh.

Sistem Room AC :

- Pabrikan AC diwajibkan membuat AC yang hemat energi :


peningkatan effisiensi kompressor, menambah permukaan
heat transer, perbaikan desai tube, perbaikan desain fan
dan peningkatan effisiensi motor.
- Perbaikan ini akan menghasilkan penghematan biaya
antara 0.3 - 3.6 cents USD/kWh.

TIGA PENDEKATAN DASAR


1. Regulasi dan tekanan ekonomi
2. Peningkatan efisiensi :
Pebaikan prosedur,
penggunaan peralatan efisien
3. Substitusi bentuk enegi

Terima Kasih

You might also like