Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem utilitas merupakan sarana atau unit penunjang yang diperlukan untuk
operasi suatu proses. Sarana atau unit penunjuang disini maksudnya adalah
sebuah unit yang berfungsi sebagai penyedia bahan-bahan penunjang
kegiatan pabrik. Sarana ini meliputi: unit pengolahan air, unit pembangkit
steam, unit pembangkit listrik, udara tekan dan lain-lain. Unit utilitas penting
dalam proses di dalam suatu industri. Contohnya, pada pabrik pupuk yang
memerlukan air, baik sebagai pelarut maupun keperluan pabrik lainnya,
mereka membutuhkan listrik untuk menjalankan alat-alat prosesnya dan
mereka juga membutuhkan bahan bakar untuk pengoperasian sebagai alat
yang berbahan bakar. Yang melatarbelakangi dibuatnya unit utilitas dalam
pabrik yaitu:
1. Kapasitas
Kapasitas atau daya tampung merupakan faktor pertama yang menjadi
pertimbangan ada tidaknya unit utilitas disuatu pabrik.
2. Continuitas
Hal yang tak boleh dilupakan dalam pertimbangan pengadaan unit utilitas
adalah kekontinuitasan proses pabrik yang menggunakan bahan2
penunjang tadi. Pada beberapa jenis pabrik terdapat kebutuhan yang
berbeda-beda terhadap bahan penunjang. Jika pemenuhan kebutuhan akan
bahan penunjang terjadi setiap hari. Maka alangkah lebih baiknya kalau
kita mempunyai unit utilitas. Tujuannya agar tidak kesulitan lagi
menyediakan bahan penunjang tersebut untuk kebutuhan harian.
B. Tujuan
II. ISI
b.
c.
d.
untuk keperluan
Kebutuhan sistem utilitas dan kinerjanya tergantung pada seberapa baik sistem
utilitas tersebut mampu melayani kebutuhan sistem proses utama dan tergantung
pada efisiensi penggunaan bahan baku dan bahan bakar.
Unit Utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu
pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal
sampai produk akhir. Unit Utilitas meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Intake merupakan bangunan yang berfungsi untuk menangkap air dari sungai
sesuai dengan debit yang di perlukan. Pada umumnya sumber air untuk pabrik
diambil dari sungai yang jaraknya dekat dari lokasi pabrik. Pada fasilitas water
intake terdapat unit pompa, dan dilengkapi dengan :
Air yang berasal dari fasilitas Water Intake kemudian dialirkan ke dalam instalasi
pengolahan air dengan laju alir tertentu.
2. Unit Pengolahan Air
Kebutuhan air di pabrik dapat digunakan untuk bahan baku dan pembantu
proses yaitu dalam bentuk Filter Water dan Demin Water atau Polish Water,
disamping itu diproduksi pula Potable Water sebagai air minum.
Gambar 4. Clarifier
10
Ga
mbar 4: Saringan Pasir
2.3.
Cell Pit
Cell pit merupakan tempat pencampuran air yang sudah bersih dengan
NaClO lagi untuk mematikan bakteri. Air kemudian dialirkan secara
gravitasi menuju reservoir dimana air akan disimpan untuk sementara
sampai saatnya digunakan. (Anonim; 2010)
2.4.
dialirkan menuju pump pit dengan pengaruh gravitasi. Air yang akan
dipompa oleh pump pit akan memompa air menuju water tank untuk
digunakan oleh pabrik, sementara pump pit juga akan memompa air ke
11
Recycle Water Tank digunakan sebagai air umpan demin. Air ini
diproses lagi untuk menghasilkan air yang bebas mineral dan akan
digunakan sebagai air umpan Boiler.
2.5.
Saringan
Karbon
Aktif
(Activated
Carbon
Filter)
itu
disebut
asam
kuat
cation
exchanger
resin
12
13
Reaksi ini menghasilkan H2O, oleh karena itu air demin selalu bersifat
netral. Air keluar tangki ini memiliki pH 7,5 sampai 8,5 konduktifitas
kurang dari 3
d. Mix Bed Polisher
Berfungsi untuk menghilangkan sisa-sisa logam atau asam dari proses
sebelumnya, sehingga diharapkan air yang keluar dari mix bed polisher
telah bersih dari kation dan anion. Di dalam mix bed polisher
digunakan dua macam resin yaitu resin kation dan resin anion yang
sekaligus keduanya berfungsi untuk menghilangkan sisa kation dan
anion, terutama natrium dan sisa asam sebagai senyawa silika dengan
reaksi sebagai berikut :
Reaksi Kation :
Na2SiO3 + 2 R SO3H -----> 2 RSO3Na + H2SiO3
Reaksi Anion :
Na2SiO3 + 2 R = N - OH -----> 2 RSO3Na + H2SiO3
Air yang telah bebas mineral tersebut dimasukkan ke Polish Water Tank
dan digunakan untuk air umpan boiler.
3. Unit Pembangkit Uap
Pada Unit Utilitas, sumber pembangkit uap yang digunakan untuk kebutuhan
operasi adalah Package Boiler. Air dari Polish Water Tank dimasukkan ke
dalam Deaerator untuk menghilangkan gas CO 2 dan O2 terlarut yang
menyebabkan korosi. Di deaerator juga diinjeksikan hydrazine (N 2H4) untuk
mengikat gas O2 yang terdapat dalam air. Reaksinya adalah sebagai berikut :
N2 H4 + O2 -----> 2H2O + N2
Pada outlet Deaerator juga diinjeksikan ammonia yang berfungsi untuk
mengatur pH dari boiler feed water. Package boiler menggunakan panas yang
berasal dari pembakaran fuel gas. Sistem operasinya adalah air yang dari
Deaerator masuk ke Economizer lalu dialirkan ke steam drum, dalam steam
drum diinjeksikan Na3PO4 untuk mengikat komponen hardness serta untuk
menaikkan pH airboiler. Sirkulasi antara steam drumdan coil-coil pemanas
berlangsung secara alami karena perbedaan berat jenis air dalam pipa.
14
15
16
17
18
19
pembersihan
sampah
yang
menyumbat
rack
tersebut.
2. Comminuting
20
padatan
tersebut
lebih
homogen,sehingga
mempremudah
3. Grif Removal
Penyisihan grit atau pasir dan benda-benda padat yang relatif berat
dilakukan dalam unit yang disebut grit chambers. Tujuan utama dari unit
ini adalah untuk melindungi alat-alat instalasi dari keausan akibat gesekan
(mechanical abrasion) dengan pasir atau padatan keras yang mempunyai
berat jenis yang tinggi lainnya serta menghindari adanya pengendapan
pasir/padatan berat lainnya dalam unit-unit pengolah lumpur seperti sludgethickener dan sludge digester. Bilamana mungkin, unit ini diletakkan pada
awal pengolahan.
21
Di dalam grit chamber ini, prinsip penyisihan pasir dan benda-benda padat
lainnya menggunakan teknik sedimentasi (pengendapan) secra gravitasi.
Theory tentang sedimentasi ini akan dijelaskan dalam bagian sedimentasi.
Dari segi operasinya, ada dua jenis grit chamber yaitu: Horizontal flow grit
chamber dan aerated grit chamber.
5. Sedimentasi Primer
22
B. Ion Exchange
1. Pengertian
Teknologi penukaran ion sebetulnya sudah digunakan selama bertahun-tahun
dalam industri. Dalam perkembangannya, sekarang ini ada berbagai macam
resin yang terdapat di pasaran untuk berbagai kebutuhan dan sistem
regenerasi. Dengan demikian, memungkinkan adanya penghematan dalam
investasi dan biaya operasional. Peralatan penukaran ion yang paling
sederhana digunakan di dalam softener dan yang lain adalah Double Bed
Demineralizer serta Mix Bed Demineralizer.
Double Bed Deminerlizer
23
24
2. Jenis-Jenis
Resin penukar ion merupakan suatu polimer yang terbuat dari polystyrene
dengan divinil benzene sebagi cross link. Resin penukar ion terbagi menjadi 2
jenis yaitu kation dan anion.
1. Resin kation melepaskan ion positif pada resin ( misalnya mobile H+atau
Na+) untuk ditukar dengan kandungan unsur kation pada air . Resin
kation mempunyai immobile berupa SO3- atau COO2. Resin anion melepaskan ion negative ( misal OH-atau Cl-) untuk di tukar
dengan kandungan unsur anion pada air. Resin anion mempunyai
immobile NH2+.
Jenis Media Ion Exchange
1. Resin Cation
Melepaskan ion Hydrogen (H+) untuk di tukar dengan kandungan unsur
kation pada air.
2. Anion Resin
Melepaskan ion Hydroxyl (OH-) untuk di tukar dengan kandungan unsur
anion pada air.
3. Prinsip Kerja
Air masuk pada bagian atas tangki melalui pipa, kemudian didistribusikan di
atas permukaan bed exchanger.
Air yang telah didemineralisasi dikeluarkan oleh pipa kolektor pada bagian
bawah.
25
Syarat resin :
4. Mekanisme
Proses penghilangan ion-ion yang terlarut dalam air dapat melibatkan
penukar kation (cation exchanger) yang berupa resin Na (R-Na). Prosespertukaran-ion natrium merupakan proses yang paling banyak digunakan
untuk melunakkan air. Dalam proses pelunakan ini, ion-ion kalsium dan
magnesium disingkirkan dari air berkesadahan tinggi dengan jalan pertukaran
kation dengan natrium. Bila resin penukar itu sudah selesai menyingkirkan
346 sebagian besar ion kalsium dan magnesium sampai batas kapasitasnya,
resin itu di kemudian diregenerasi kembali ke dalam bentuk natriumnya
dengan menggunakan larutan garam dengan pH antara 6 sampai 8. Kapasitas
pertukaran resin polistirena besarnya 650 kg/m3 bila diregenerasikan dengan
250 g garam per kilogram kesadahan yang dibuang.
26
Untuk penukar kation siklus natirum atau hidrogen biasanya digunakan resin
sintetik jenis sulfonat stirena -divinilbenzena. Resin ini sangat stabil pada
suhu tinggi (sampai 150 oC) dan dalam pH antara 0 sampai 14. Di samping
itu, bahan ini sangat tahan terhadap oksidasi. Kapasitas total penukar kation
bisa mencapai 925 kg CaCO3 per meter kubik penukar ion dengan siklus
hidrogen dan sampai 810 kg CaCO3 per meter kubik dengan siklus
natrium.Namun dalam praktiknya kapasitas operasi tidak setinggi itu.
Dalam reaksi pelunakan air di bawah ini, lambang R menunjukkan radikal
penukar kation. Resin tersebut menghilangkan ion Ca 2+ dan Mg 2+ penyebab
kesadahan. Reaksinya sebagai berikut:
CaCO3
R-Na
->
R2-Ca
Na2C03
27
dapat larut dan sekaligus mengembalikan penukar kation itu ke dalam bentuk
natriumnya.
Tanur itu dicuci lagi untuk membersihkannya dari hasil samping yang dapat
larut dan dari kelebihan garam; kemudian dikembalikan ke operasi untuk
selanjutnya melunakkan air. Reaksi regenerasi menggunakan air gararn
(NaCI) dapat dilukiskan sebagai berikut:
R2-Ca
NaCI
->
R-Na
CaCl2
28
C. Koagulator
1. Pengertian
Koagulasi merupakan salah satu sifat dari koloid. Partikel-partikel suatu
koloid dapat mengalami penggumpalan membentuk zat semi-padat. Partikelpartikel koloid tersebut bersifat stabil karena memiliki muatan listrik sejenis.
Apabila muatan listrik itu hilang, maka partikel koloid tersebut akan
bergabung membentuk gumpalan. Proses penggumpalan partikel koloid dan
pengendapannya disebut Koagulasi. Dalam hal ini, koagulasi koloid
merupakan proses bergabungnya partikel-partikel koloid secara bersama
membentuk zat dengan massa yang lebih besar
2. Sifat-Sifat
Faktor - faktor yang mempengaruhi koagulasi :
1. Pemilihan bahan kimia.
Untuk melaksanakan pemilihan bahan kimia, perlu pemeriksaan terhadap
karakteristik air baku yang akan diolah yaitu:
a. Suhu
b. pH
c. Alkalinitas
d. Kekeruhan
e. Warna
Efek karakteristik tersebut terhadap koagulan adalah:
a. Suhu berpengaruh terhadap daya koagulasi dan memerlukan
pemakaian bahan kimia berlebih,untuk mempertahankan hasil yang
dapat diterima.
b. pH Nilai ekstrim baik tinggi maupun rendah, dapat berpengaruh
terhadap koagulasi. pH optimumbervariasi tergantung jenis koagulan
yang digunakan.
c. Alkalinitas yang rendah membatasi reaksi ini dan menghasilkan
koagulasi
yang
memerlukan
kurang baik,
penambahan
padakasus
alkalinitas
ke
demikian, mungkin
dalam
air,
melalui
29
Dosis
optimum
mungkin
bervariasi
sesuai
dengan
koloid
yang
bermuatanpositif
digumpalkan
di
30
saling
tarik
menarik
sehingga
cenderung
untuk
membentukgumpalan yang lebih besar. Karena itu, air yang sudah mengalami
proses koagulasi ini kemudian dialirkan ke reaktor kedua untuk
prosespenggumpalan/flokulasi.
4. Mekanisme
1. Secara fisika
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti :
a. Pemanasan
Kenaikan suhu sistem koloid menyebabkan tumbukan antar partikelpartikel soldengan molekul-molekul air bertambah banyak. Hal ini
melepaskan elektrolit yang teradsorpsi padapermukaan koloid.
Akibatnya partikel tidak bermuatan. contoh: darah.
31
32
33
34
Gambar Deareator
2. Jenis-Jenis
Deaerator modern terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian de-aerating dan tangki
penyimpan air besar. Konstruksi dan operasi bagian de-aerating adalah sama
dengan pemanas hubung langsung, dimana air dikabutkan dengan
perantaraan nozzle-nozzle menjadi bentuk butir yang halus dan kemudian
bercampur secara langsung dengan uap. Gas-gas yang tidak terkondensasi
dikeluarkan dari sisi atas unit deaerating dan setelah melalui suatu kondensor
ventilasi (vent kondensor), kemudian dialirkan kembali kekondensor utama
untuk dikeluarkan dari sistem oleh pompa (udara) vakum.
Tangki penyimpan adalah cadangan untuk kebutuhan seluruh sistem dan
memasok untuk perubahan kebutuhan air dan menyediakan cadangan untuk
keadaan darurat (sebagai contoh turbin trip).
(Anonim, 2012))
Salah satu jenis Deaerator adalah jenis steamjet. Deaerator jenis ini
diletakkan diatas tangki penyimpanan air umpan (feedwater storage tank)
yang dihubungkan dengan pipa. Air yang harus dideaerasi dimasukkan ke
deaerator melalui header yang terletak di bagian atas vessel. Bagian atas
deaerator adalah tray region. Air mengalir berlawana arah dengan arah uap
setelah melewati tray dengan susunan tertentu. Aliran air yang jatuh
meninggalkan tray berlubang (perforated tray) mempunyai rasio permukaan
35
dengan volume besar, untuk membantu heat transfer dan menurunkan difusi
non condensable gas.
Bagian bawah deaerator adalah daerah steamjet. Uap diekspansi pada
orifice dan air disemprotkan untuk dikumpulkan pada suatu tempat. Disinilah
bagian deaerasi yang mempunyai koefisien heat transfer yang paling efisien
karena kondisi aliran yang turbulen.
Adapun jenis deaerator yang sering dijumpai adalah :
1. Deaerator Tipe spray
Deaerator ini dipergunakan apabila air umpan perlu dipanaskan terlebih
dahulu dengan menggunakan uap sebagai pemanas. Uap yang masuk ke
dalam deaerator, memecah aliran air menjadi serpihan-serpihan kecil yang
mengakibatkan gas-gas yang larut didalam air dipaksa keluar sehingga
konsentrasi oksigen dalam air turun.
Mekanisme proses deaerasi pada deaerator spray dapat diterangkan secara
garis besar yaitu sebagai berikut. Apabila uap masuk ke dalam deaerator
maka kontak antara uap dengan air yang masuk akan terjadi di zona
deaerasi pertama. Uap tersebut akan memecah air dan sekaligus
menghilangkan oksigen yang terkandung di dalam air dan uap yang masuk
ke dalam zona deaerasi kedua akan menghilangkan sisa-sisa oksigen.
(Anonim, 2011)
Gambar b. Deareator
36
(Sumber : http://www.taylorboiler.com/images/deaerator.jpg)
2. Deaerator Vakum
Mekanisme kerja deaerator vakum dapat dijelaskan karena gas-gas yang
terlarut dalam air dihilangkan dengan menggunakan ejaktor uap atau
dengan pompa vakum, untuk memperoleh vakum yang diperlukan.
Besarnya vakum tergantung pada suhu air, akan tetapi biasanya 730 mm
Hg.
Sistem deaerasi dengan menggunakan deaerator vakum dapat dikatakan
tidak seefesien deaerator uap, dan konsentrasi oksigen dalam air hanya
dapat diturunkan sampai kira-kira 0,2 ppm dan karbon dioksida berkisar
antara 2-10 ppm. Tergantung konsentrasi sebelum deaerasi.
Gambar c. Deareator
Vakum
(Gambar : Deaerator vakum)
3. Deaerator Tipe Tray
Pada deaerator tipe tray lebih memaksimalkan sekat-sekat (tray) sebagai
media untuk memperbesar ruang jatuh air sehingga molkul-molekul air
saling berpisah secara paksa satu dengan yang lainya, jadi tray pada
37
deaerator tipe ini adalah untuk memaksa molekul air untuk menyebar
sehingga mempermudah pelepasan udara.
3. Sifat-Sifat
Deaerator ini bekerja berdasarkan sifat dari oksigen yang kelarutanya pada
air akan berkurang dengan adanya kenaikan suhu.
Deaerator berfungsi sebagai pemanas yang pada umumnya dengan cara
kontak langsung dan fungsi penyimpanan air umpan boiler. Tangki
penyimpanan air umpan berbentuk silinder dengan ujung-ujungnya berbentuk
hemispherical. Tangki penyimpanan ini biasanya didesain dengan kapasitas
setara dengan lima menit maksimum feed water flow. Kapasitas ini
berdasarkan pada level normal pada tangki tersebut. Air umpan dari
Deaerator dikumpulkan pada sprouts dan dialirkan pada kedua sisi vessel.
Kemudian air mengalir ke bagian suction feed water pump. Konstruksi
deaerator terdiri dari deaerator-dome dan Feedwater tank yang secara
detail konstruksinya
38
Untuk menunjang operasi dari deaerator, maka pada dearator tersebut perlu
diperlengkapi dengan:
a. Vent Condensor
Condensor
ini
berfungsi
untuk
mengkondensasi
gas-gas
serta
39
bahan air ketel sedangkan drum yang lebih besar merupakan tempat
penampungan bahan air ketel yang jatuh dalam drum yang lebih kecil di
atasnya. Pada drum yang lebih kecil terdapat spray nozle yang berfungsi
untuk menyemprotkan bahan air ketel menjadi butiran-butiran halus agar
proses pemanasan dan pembuangan gas-gas dari bahan air ketel lebih
sempurna. Selain itu pada drum yang lebih kecil disediakan satu saluran vent
agar gas-gas dapat terbuang (bersama steam) ke atmosfir.
Unsur utama dalam menentukan keberhasilan dari proses ini adalah kontak
fisik antara bahan air ketel dengan panas yang diberikan oleh uap.
Deaerator pada prinsipnya hampir sama dengan heater yang lainnya yakni
juga berfungsi untuk pemanasan temperatur feedwater, akan tetapi berbeda
dalam hal prosesnya. Proses perpindahan panas yang terjadi didalam heater
adalah perpindahan panas secara tidak langsung. Air dipanaskan oleh steam
yang mengalir pada tube-tube yang ada didalam heater. Sedangkan pada
deaerator, perpindahan panas terjadi akibat dari kontak langsung antara steam
dan feedwater.
(Anionim, 2011)
40
III.
KESIMPULAN
1. Unit Utilitas merupakan unit penunjang bagi unit-unit yang lain dalam suatu
pabrik atau sarana penunjang untuk menjalankan suatu pabrik dari tahap awal
sampai produk akhir.
2. Terdapat bermacam-macam alat terutama alat pemisah pada unit utilitas untuk
menghasilkan bahan baku yang diingikan.
3. Resin penukar ion adalah suatu bahan padat yang memiliki bagian (ion positif
atau negatif) tertentu yang bisa dilepas dan ditukar dengan bahan kimia lain
dari luar.
4. Koagulasi merupakan salah satu sifat dari koloid. Partikel-partikel suatu
koloid dapat mengalami penggumpalan membentuk zat semi-padat.
5. Deaerator adalah peralatan yang digunakan untuk mengurangi kandungan gas
terutama untuk membatasi kandungan oksigen dalam air selama proses
pembuatan uap dan pembangkitan listrik.
6. Jenis-jenis Deaerator yang sering dijumpai : deaerator tipe spray , deaerator
vakum dan deaerator tipe tray .
41
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Utilitas/ Utility. http://cahayacinta7.blogspot.com/2011/02/utilitasutility.html diakses pada tanggal 1 Maret 2013 pukul 13.24 WIB.
Metcalf dan Eddy. 1979. Wastewater Engineering Treatment, Disposa, and Reuse.
(2 nd. Edition). New York ; McGraw-Hill Book Company, Inc.
Radiman. 2008. Pemisahan Udara. http://radiman.wordpress.com/2008/08/13/
pemisahan-udara/ diakses pada tanggal 1 Maret 2013 pukul 13.20 WIB.
Rahardi, J.B. 2011. Pengolahan Limbah. Bahan Kuliah TSAL.
Sumada,
Ketut.
2012.
Pengolahan
Air
Limbah
Secara
Kimia.
https://mizzpurple20.wordpress.com/2013/02/14/
belajar-merancang-pabrik-kimia-bagian-ii-menghitung-kapasitasproduksi-serta-memilih-sistem-proses-dan-sistem-pemroses/
diakses
diakses
pada
tanggal
42
PT Pusri. 2010.
http://www.pusri.co.id/