Professional Documents
Culture Documents
b. Penerimaan Obat
LPLPO terdiri atas rangkap tiga, satu lembar yang berwarna putih dikirimkan unuk Dinas Kesehatan
Kota/Kabupaten, dua lembar yang berwarna kuning dan merah dikirimkan pada Gudang Farmasi
Kota/Kabupaten sebagai laporan penggunaan obat dan permintaan atas obat. Item-item obat yang disetujui
pengadaannya oleh Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten akan dikirimkan pada Puskesmas yang bersangkutan
setiap dua bulan sekali melalui Gudang Farmasi Kota/Kabupaten. Lembar LPLPO yang berwarna kuning akan
dikembalikan pada Puskesmas sebagai arsip. Item-item obat yang diminta tetapi tidak dapat terpenuhi
pengadaannya akan disertakan keterangannya pada LPLPO.
Item obat dan alkes yang diterima dicocokkan dengan LPLPO, kemudian dilakukan pengecekan terhadap
tanggal kadaluarsa dan kondisi item. Obat dan alkes yang telah dicek disimpan dalam gudang dengan kondisi
First In first Out (FIFO). Penerimaan item obat dan alkes dicatat dalam Kartu Stok.
c. Manajemen SDM
Apoteker berkoordinasi dengan kepala puskesmas berperan dalam pengaturan jadwal serta job descripton dari
masing-masing SDM di kamar obat Puskesmas. Dalam hal pengaturan jadwal misalnya, karena jam layanan
Puskesmas pagi dan sore, maka perlu adanya rolling SDM untuk ditempatkan pada jam pelayanan sore. Selain
itu perlu diatur jadwal penempatan SDM di kamar obat Puskesmas Pembantu di Kelurahan Kemayoran.
d. Pembuatan Protap Pelayanan Kefarmasian
Untuk menjamin mutu pelayanan kefarmasian maka apoteker bisa membuat prosedur penerimaan resep,
peracikan obat, penyerahan obat, dan pelayanan informasi obat. Prosedur tetap ini bisa dilihat di Pedoman
Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas (Depkes, 2006).
Page 1
Page 2