Professional Documents
Culture Documents
: Bandar Udara
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini manusia sudah mulai mengutamakan mobilitas yang cepat dalam melakukan
setiap aktivitasnya, baik dalam urusan pekerjaan ataupun urusan berpergian untuk berwisata,
mengunjungi keluarga, teman dan kerabat. Karena kebutuhan mobilitas yang tinggi tersebut,
maka diperlukan jenis transportasi, penyedia transportasi dan fasilitas yang dapat menyesuaikan
dengan kebutuhan manusia saat ini. Transportasi yang cocok untuk kebutuhan tersebut adalah
Pesawat terbang karena hemat waktu dalam memindahkan manusia dari suatu tempat ke tempat
lain. Karena banyaknya pengunaan Pesawat terbang maka harus diperhatikan pula mengenai
Bandar Udara sebagai tempat fasilitas pesawat terbang dan fasilitas penunjang lainnya.
Bandara sebagai suatu simpul dari suatu sistem transportasi udara dewasa ini memiliki
peran yang sangat penting sebagai salah satu pintu gerbang negara dari negara lain. Selain itu
juga bandara merupakan salah satu infrastruktur transportasi yang wajib ada dalam setiap negara
ini sangat berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena setiap waktu terjadi
pergerakan lalu-lintas pesawat yang datang dan pergi ke atau dari sebuah bandar udara baik dari
dalam maupun luar negeri, yang meliputi data pesawat, data penumpang, data barang angkutan
berupa cargo, pos dan bagasi penumpang yang tentunya hal ini berarti terjadi aktivitas ekonomi.
Pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur bandara tentunya hal yang mutlak dan wajib
dilakukan oleh operator bandara agar terjadi kelancaran dalam kegiatan yang berlangsung
dibandara tersebut. Hal yang perlu dicermati adalah cara pengelolaan bandara tersebut harus
sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen dalam pengelolaan dan pemeliharaan yaitu efektifitas,
efisien, dan andal. Dimana dengan menerapkan hal tersebut, maka bandara tersebut agar sesuai
kualitasnya dengan standar internasional.
Bandara dewasa ini memiliki peran sebagai front input dari suatu rantai nilai transportasi
udara, dituntut adanya suatu manajemen pengelolaan barang maupun manusia yang aman,
efektif, dan efisien sesuai standar yang berlaku secara internasional. Oleh karena itu sangat
dituntut adanya kebijakan umum yang sanggup menjamin terwujudnya tata manajemen bandara
yang paling efisien, efektif dan andal dalam pengelolaannya.
Selain memperhatikan Pengelolaan Bandara, Pengembangan Bandar udara juga penting
dilakukan untuk merespon situasi penggunaan dan kapasitas masyarakat yang semakin banyak
menggunakan jasa Bandar udara. Pengembangan Bandar udara harus memiliki perencanaan yang
matang dengan memperhatikan berbagai aspek agar segala yang direncanakan dalam
pengembangan tersebut benar dapat memberikan keuntungan baik untuk kepuasan masyarakat
dalam menggunakan jasa Bandar udara , untuk masyarakat sekitas wilayah pengembangan
Bandar udars, untuk kelancaraan operasional Bandar udara dan untuk kepentingan pihak Bandar
udara itu sendiri.
B. Rumusan Masalah:
Apa Pengetahuan Dasar Mengenai Bandar Udara (Pengertian, Jenis Bandara, Sejarah,
1.
2.
3.
4.
C. Tujuan:
1.
Untuk Mengetahui Pengetahuan Dasar Mengenai Bandar Udara (Pengertian, Jenis Bandara,
2.
3.
4.
II.LANDASAN TEORI
A. Pengertian
Pelabuhan udara, bandar udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat
terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki
sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain,
baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.
Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah
area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang
diperuntukkan baik secara keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan
pergerakan pesawat.
Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara,
termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin
tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1996 TentangKebandarudaraan pasal
1 mengatakan bahwa: Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk
mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat kargo
dan/atau pos, serta dilengkapi dengan fasilitas keselamatan penerbangan dan sebagai tempat
perpindahan antar moda transportasi.
Menurut Rahmat Tandi, Bandar Udara adalah Bandar Udara (Aerodrome) : ialah daerah tertentu
di daratan atau di perairan, termasuk semua Bangunan, Instalasi, dan Peralatan yang semuanya
atau sebagian digunakan untuk melayani kedatangan dan keberangkatan pesawat udara.
Dengan defenisi tersebut diatas maka dapat dijabarkan Bandar Udara secara terperinci diuraikan
sebagai berikut :
1.
2.
Harus jelas lokasi yang akan dipergunakan (di daratan atau di perairan).
Kemudian harus ada sarana dan prasarana yang meliputi (Bangunan; Instalasi; dan
3.
Peralatan).
Kegunaan dan manfaat dari Bandar Udara itu sendiri (Melayani kedatangan dan
keberangkatan pesawat udara).
B. Jenis- Jenis Bandar Udara
1.
Merupakan
sebuah bandar
udara yang
hanya
menangani
penerbangan
domestik
atau
penerbangan di negarayang sama. Bandara domestik tidak memiliki fasilitas bea cukai dan
imigrasi dan tidak mampu menangani penerbangan menuju atau dari bandara luar negeri.
Bandara
tersebut
umumnya
memiliki
landasan
pendek
yang
hanya
dapat
menangani pesawat jarak pendek/menengah dan lalu lintas regional. Di beberapa negara, bandar
udara sejenis itu tidak memiliki pemeriksaan keamanan / detektor logam, tetapi pemeriksaan
seperti itu telah diadakan beberapa tahun belakangan ini.
Kebanyakan bandara kotamadya di Kanada dan Amerika Serikat masuk dalam kelompok ini. Di
bandara internasional di Kanada, terdapat terminal domestik yang menangani penerbangan
di Kanada (terbang dari satu kota Kanada ke kota lainnya).
Beberapa negara kecil tidak memiliki bandar udara domestik umum, atau bahkan penerbangan
domestik umum, contohnya Belgia.
2.
Merupakan sebuah bandar udara yang melayani lalu lintas di daerah geografi berpopulasi relatif
kecil. Sebuah bandara regional umumnya tidak memiliki fasilitas bea cukai dan imigrasi untuk
memproses lalu lintas antarnegara. Di Kanada bandara regional umumnya melayani penerbangan
di Kanada dan beberapa penerbangan menuju Amerika Serikat. Beberapa bandar udara regional
AS, dianataranya menyebut dirinya bandar udara internasional, memiliki fasilitas bea cukai dan
imigrasi yang beroperasi bila diminta, tetapi kebanyakan melayani lalu lintas domestik.
Pesawat yang menggunakan bandara tersebut merupakan jet bisnis kecil, pesawat pribadi, dan jet
regional.
3.
Merupakan
sebuah bandar
udara yang
dilengkapi
dengan
fasilitas Bea
dan
Cukai dan imigrasi untuk menangani penerbangan internasional menuju dan dari negara lainnya.
Bandara sejenis itu umumnya lebih besar, dan sering memiliki landasan lebih panjang dan
fasilitas untuk menampung pesawat besar yang sering digunakan untuk perjalanan internasional
atau antarbenua.
Bandara internasional sering menangani penerbangan domestik (penerbangan yang terjadi di satu
negara) juga penerbangan internasional. Di beberapa negara kecil kebanyakan bandar udara
merupakan internasional, sehingga konsep suatu "bandara internasional" memiliki makna kecil.
Di negara-negara tersebut, terdapat sebuah sub-kategori bandar udara internasional terbatasyang
menangani penerbangan internasional, tetapi terbatas pada tujuan jarak pendek (umumnya
karena faktor geografi) atau campuran bandara sipil/militer.
III.
PEMBAHASAN
A. Sejarah Bandara
Pada masa awal penerbangan, bandara hanyalah sebuah tanah lapang berumput yang bisa
didarati pesawat dari arah mana saja tergantung arah angin.
Di masa Perang Dunia I, bandara mulai dibangun permanen seiring meningkatnya
penggunaan pesawat terbang dan landas pacu mulai terlihat seperti sekarang. Setelah perang,
bandara mulai ditambahkan fasilitas komersial untuk melayani penumpang.
Sekarang, bandara bukan hanya tempat untuk naik dan turun pesawat. Dalam perkembangannya,
berbagai fasilitas ditambahkan seperti toko-toko, restoran, pusat kebugaran, dan butik-butik
merek ternama apalagi di bandara-bandara baru.
Kegunaan bandar udara selain sebagai terminal lalu lintas manusia / penumpang juga sebagai
terminal lalu lintas barang. Untuk itu, di sejumlah bandara yg berstatus bandara internasional
ditempatkan petugas bea dan cukai. Di indonesia bandara yang berstatus bandara internasional
antara lain Polonia (Medan), Soekarno-Hatta (Cengkareng), Djuanda (Surabaya), Sepinggan
(Balikpapan), Hasanudin (Makassar) dan masih banyak lagi.
Bandara Pertama di Indonesia
Bandar udara Kemayoran merupakan bandar udara pertama di Indonesia yang dibuka untuk
penerbangan internasional. Bandara ini dibangun pada tahun 1934 dan secara resmi dibuka pada
tanggal 8 Juli 1940, meski mulai tanggal 6 Juli 1940 tercatat bandara ini sudah mulai beroperasi
dimulai dengan pesawat pertama yang mendarat jenis DC-3 Dakota milik perusahaan
penerbangan Hindia Belanda, KNILM (Koningkelije Nederlands Indische Luchtvaart
Maatschapij)
Bandara ini memiliki dua landasan pacu yang bersilangan, yakni landasan pacu utara-selatan
(17-35) dengan ukuran 2.475 x 45 meter dan landasan pacu barat-timur (08-26) dengan ukuran
1.850 x 30 meter.
Definisi terminal adalah suatu simpul dalam sistem jaringan perangkutan. Oleh karena itu
bandara dapat kita samakan dengan terminal, yang mempunyai fungsi pokok sebagai tempat :
1.
2.
3.
4.
Sebagai pengendali dan mengatur lalu lintas angkutan udara dalam hal ini adalah pesawat.
Sebagai tempat pergantian moda bagi penumpang.
Sebagai tempat naik atau turun penumpang dan bongkar muat barang/muatan.
Sebagai tempat operasi berbagai jasa seperti: perdagangan, fasilitas umum, fasilitas sosial,
5.
Dalam melakukan pengelolaan bandara yang baik tentunya harus didasarkan pada usaha yang
efektif dan efisien. Efektif dan Efisien adalah dua konsepsi utama untuk mengukur kinerja
pengelolaan / manajemen.
A. Definisi efektif adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang
tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu juga dapat disamakan dengan
memilih pekerjaan yang harus dilakukan atau cara/metoda yang tepat untuk mencapai
tujuan. [Handoko, 1998; 7]
Efektif ini dalam pengelolaan bandara dalam diterjemahkan dalam usaha berikut ini :
1.
Kapasitas Mencukupi. Dalam artian prasarana dan sarana cukup tersedia untuk
2.
3.
Biaya terjangkau. Dalam artian penyediaan layanan angkutan sesuai dengan tingkat
daya beli masyarakat pada umumnya dengan tetap memperhatikan kelangsungan hidup
usaha layanan jasa angkutan.
2.
Beban publik rendah. Artinya pengorbanan yang harus ditanggung oleh masyarakat
sebagai konsekuensi dari pengoperasian sistem perangkutan harus minimum, misalnya:
tingkat pencemaran lingkungan.
Memiliki kemanfaatan yang tinggi. Dalam artian tingkat penggunaan prasarana dan
3.
2.
3.
kepastian.
Aman dan Nyaman. Dalam artian selamat terhindar dari kecelakaan, bebas dari
gangguan baik eksternal maupun internal, terwujud ketenangan dan kenikmatan dalam
perjalanan.
Bandara sebagai suatu simpul dari suatu sistem transportasi udara dewasa ini memiliki peran
yang sangat penting sebagai salah satu pintu gerbang negara dari negara lain. Selain itu juga
bandara merupakan salah satu infrastruktur transportasi yang wajib ada dalam setiap negara ini
sangat berperan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Karena setiap waktu terjadi pergerakan lalu-lintas pesawat yang datang dan pergi ke atau dari
sebuah bandar udara baik dari dalam maupun luar negeri, yang meliputi data pesawat, data
penumpang, data barang angkutan berupa cargo, pos dan bagasi penumpang yang tentunya hal
ini berarti terjadi aktivitas ekonomi.
C. Pengelolaan dan Pemeliharaan Infrastruktur Bandara
Pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur bandara tentunya hal yang mutlak dan wajib
dilakukan oleh operator bandara agar terjadi kelancaran dalam kegiatan yang berlangsung
dibandara tersebut. Hal yang perlu dicermati adalah cara pengelolaan bandara tersebut harus
sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen dalam pengelolaan dan pemeliharaan yaitu efektifitas,
efisien, dan andal. Dimana dengan menerapkan hal tersebut, maka bandara tersebut agar sesuai
kualitasnya dengan standar internasional.
Bandara dewasa ini memiliki peran sebagai front input dari suatu rantai nilai transportasi udara,
dituntut adanya suatu manajemen pengelolaan barang maupun manusia yang aman, efektif, dan
efisien sesuai standar yang berlaku secara internasional. Oleh karena itu sangat dituntut adanya
kebijakan umum yang sanggup menjamin terwujudnya tata manajemen bandara yang paling
efisien, efektif dan andal dalam pengelolaannya.
D. Pengoperasian Bandar Udara
1. Fungsi Bandara
Fungsi bandara merupakan tempat lepas landas, mendarat pesawat udara, dan pergerakan di darat
pesawat udara. Disamping itu Bandar udara merupakan simpul dari system transportasi udara.
Perencanaan, pembangunanan dan pengoperasian suatu Bandar udara harus memenuhi ketentuan
keselamatan penerbangan yang secara internasional tercantum dalam Annex 14 Convention on
International Civil Aviation (Vol I: Aerodrome dan Vol II: Heliport).
Ketentuan ini diadopsi dalam ketentuan nasional berupa Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor 47 Tahun 2002 tentang Sertifikasi Operasi Bandar Udara dan Keputusan Direktur
Jenderal Perhubungan Udara terkait lainnya. Pengoperasian Bandar udara sesuai ketentuan
keselamatan penerbangan dimaksudkan untuk menjamin keselamatan pengoperasian pesawat
udara di Bandar udara. Berkaitan dengan hal tersebut, Penyelenggara Bandar udara mempunyai
kewajiban, sesuai ketentuan dalam CASR (Civil Aviation Safety Regulation) 139: Aerodrome,
yaitu:
Memenuhi standar dan ketentuan terkait pengoperasian Bandar udara, termasuk arahan
kompetensi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dalam jumlah yang memadai;
Menjamin Bandar udara (aerodrome) dioperasikan dan dipelihara dengan
Ditjen Perhubungan Udara melakukan pembinaan dalam pengoperasian Bandar udara berupa
penerbitan Sertifikat Operasi Bandar Udara bagi Bandar udara yang telah memenuhi kewajiban
tersebut di atas, serta melakukan pengawasan berupa audit atau inspeksi secara berkala.
Secara luas termasuk dalam pengertian Bandar udara (aerodrome) adalah heliport (tempat atau
struktur yang digunakan untuk lepas landas, mendarat dan pergerakan di darat helicopter).
2. Penyelenggara Bandar Udara
Badan Usaha Kebandarudaraan (PT. Angkasa Pura I dan II)
Ditjen Perhubungan Udara (Unit Pelaksana Teknis Ditjen Perhubungan Udara)
Pemerintah Daerah Propinsi dan Kabupaten/ Kota
Badan Hukum Indonesia.
Saat ini Angkasa Pura I mengelola 13 (tiga belas) bandar udara di kawasan Tengah dan Kawasan
Timur Indonesia serta mengelola 2 (dua) Cargo Warehousing yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Penerbangan;
Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan;
Keputusan Menteri Perhubungan No. 47 Tahun 2002 tentang Sertifikat Operasi Bandar
Udara;
Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/100/XI/1985 tentang Peraturan Tata
Tertib Bandara;
Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/13/II/1990 tentang Standar Rambu
Kecakapan Petugas dan Teknisi Perawatan Kendaraan PKP-PK serta Petugas Salvage;
Keputusan Dirjen Perhubungan Udara No. SKEP/75/III/2001 tentang Persyaratan Teknis
STKP/ SKP pengoperasian bandar udara, termasuk heliport yang diterbitkan oleh Ditjen
Equipment/ GSE);
STKP Pemandu Parkir Pesawat Udara (Marshalling);
STKP Apron Movement Controller;
STKP Helicopter Landing Officer.
Untuk mendapatkan STKP/ SKP, seseorang harus mengikuti diklat, sesuai dengan kompetensi
yang ingin dimiliki, yang diselenggarakan oleh Pusdiklat Perhubungan Udara di seluruh
Indonesia, Ditjen Perhubungan Udara atau Badan Hukum Indonesia yang telah mendapatkan
otorisasi untuk menyelenggarakan Diklat yang dikeluarkan oleh Ditjen Perhubungan Udara.
Setelah mengikuti Diklat, seseorang harus diuji kompetensi dan ketrampilannya oleh Tim Ditjen
Perhubungan Udara. Bagi peserta yang memenuhi syarat akan diterbitkan STKP/SKP.
Persyaratan untuk mendapatkan STKP/SKP sebagaimana diatur dalam ketentuan perundangan
terkait.
C. PERALATAN DAN FASILITAS BANDAR UDARA
Setiap peralatan dan fasilitas yang dioperasikan pada bandar udara harus dipelihara sehingga
memenuhi standar yang berlaku. Inspeksi terhadap bandara/ aerodrome untuk memastikan
bahwa bandara/ aerodrome dapat melayani pesawat udara dengan selamat, terutama pada
keadaan :
b. Bangunan Umum
Bangunan yang tidak termasuk bangunan operasi (tidak menunjang kegiatan operasional), yang
termasuk dalam bangunan ini adalah: Perumahan Pegawai/Karyawan dan Karyawati Bandar
Udara,Poliklinik, Gudang Barang, Peralatan Menara air.
c. Bangunan Terminal
Bangunan atau gedung untuk keperluan pelayanan penumpang, barang, dan pos yang datang dan
diberangkatkan dengan pesawat udara, yang termasuk dalam bangunan in meliputi : Ruang
tunggu, Ruang kedatangan, Check-In, Informasi dll
5.
Fasilitas Peralatan
a.
Peralatan Tower
Semua peralatan elektronika yang dipergunakan untuk hubungan timbal balik dengan
pesawat terbang melalui frekuensi radio
b.
c.
d.
Untuk menunjang pelayanan pesawat udara di darat, pada beberapa bandara tersedia peralatan
penunjang operasi darat pesawat udara (ground support equipment/ GSE). Setiap jenis peralatan
yang dioperasikan harus sesuai peruntukannya dan wajib memenui persyaratan teknis dan
spesifikasi fungsionalnya yang dibuktikan dengan Sertifikat Kelaikan Operasi yang diterbitkan
oleh Ditjen Perhubungan Udara.
Jenis peralatan dan persyaratan sertifikat kelaikan operasi diatur di dalam Keputusan Dirjen
Perhubungan Udara No. SKEP/75/III/2001 tentang Peralatan Penunjang Pelayanan Darat
Pesawat Udara (Ground Support Equipment/ GSE). Pengujian kelaikan peralatan dapat
dilimpahkan kepada pihak ketiga (Badan Hukum Indonesia) yang telah mendapatkan Sertifikat
Persetujuan dari Ditjen Perhubungan Udara. Syarat dan tata cara bagi Badan Hukum Indonesia
untuk mendapatkan Sertifikat Persetujuan sebagaimana
Perhubungan Udara No. 93 Tahun 2001 tentang Persyaratan Badan Hukum Indonesia Sebagai
Pelaksana Pengujian Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara (Ground Support
Equipment/ GSE);
Peralatan penunjang pelayanan darat pesawat udara yang dioperasikan pada suatu bandara dapat
diusahakan oleh pihak di luar bandara. Ijin pengusahaannya dikeluarkan oleh penyelenggara
bandara.
E.
Aerodrome reporting;
Akses ke daerah pergerakan pesawat udara;
Aerodrome Emergency Plan;
Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran;
Inspeksi terhadap daerah pergerakan pesawat udara dan obstacle limitation surface;
Sistem kelistrikan dan alat bantu visual;
Pemeliharaan daerah pergerakan pesawat udara;
Keselamatan kerja di aerodrome;
Manajemen pengoperasian apron;
Manajemen keselamatan di apron;
Pengawasan pergerakan kendaraan di sisi udara;
Manajemen gangguan binatang liar;
Pengawasan halangan;
Pemindahan pesawat udara yang rusak;
Penanganan bahan berbahaya;
Operasi pada jarak pandang rendah;
Perlindungan terhadap lokasi radar dan alat bantu navigasi yang terdapat di bandara.
LARANGAN
DAN
PEMBATASAN
TERHADAP HALANGAN
(OBSTACLE
setiap benda yang berdiri pada atau di atas daerah larangan terdapat halangan (obstacle
restriction surface), seperti runway strip, RESA, clearway atau taxiway strip;
setiap benda yang menembus (penetrate) kawasan keselamatan operasi penerbangan
(obstacle limitation surface/ OLS).
Obstacle limitation surface (OLS untuk non-instrument runway, non precision approach runway
dan precision approach runway category 1 meliputi:
Conical surface;
Inner horizontal surface;
Approach surface;
Transitional surface;
Take off climb surface.
Obstacle limitation surface untuk precision approach runway category 2 dan 3 meliputi:
Outer horizontal surface;
Conical surface;
Inner horizontal surface;
Approach surface;
Inner approach surface;
Transitional surface;
Inner transitional surface;
Baulked landing surface;
Take off climb surface.
Penyelenggara bandara harus menetapkan obstacle limitation surface pada aerodromenya, dan
mengawasi setiap obyek yang berada pada obstacle limitation surface. Bilamana terdapat
pelanggaran atau potensial pelanggaran, penyelenggara bandara harus melaporkan kepada Ditjen
Perhubungan Udara dan melakukan koordinasi dengan instansi atau perusahaan yang terkait
dengan obyek tersebut.
Obyek atau pendirian obyek baru yang berada di luar OLS dengan ketinggian 110 meter dari
permukaan tanah atau lebih harus dilaporkan kepada Ditjen Perhubungan Udara, dan obyek atau
pendirian obyek baru di luar OLS dengan ketinggian di atas 150 meter dari permukaan tanah
atau lebih harus dianggap sebagai obstacle kecuali dinyatakan sebaliknya oleh Ditjen
Perhubungan Udara berdasarkan suatu assessment.
Landas pacu yang mutlak diperlukan pesawat. Panjangnya landas pacu biasanya tergantung dari
besarnya pesawat yang dilayani. Untuk bandara perintis yang melayani pesawat kecil, landasan
cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan perintis umumnya
1.200 meter dengan lebar 15 meter, misal melayani Twin Otter, Cessna, dll. pesawat kecil
berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800 meter saja). Sedangkan untuk bandara yang agak
ramai dipakai konstruksi aspal, dengan panjang 1.800 meter dan lebar 20 meter. Pesawat yang
dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234, Fokker-28, dlsb.
Pada bandara yang ramai, umumnya dengan konstruksi beton dengan panjang 3.600 meter dan
lebar 30 meter. Pesawat yang dilayani adalah jet sedang seperti Fokker-100, DC-10, B-747,
Hercules, dlsb. Bandara international terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya
lalu lintas.
Apron adalah
tempat
parkir
pesawat
yang
dekat
dengan
bangunan
terminal,
sedangkan taxiway menghubungkan apron dan run-way. Konstruksi apron umumnya beton
bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari pesawat
Untuk keamanan dan pengaturan, terdapat Air Traffic Controller, berupa menara khusus
pemantau yang dilengkapi radio control dan radar.
Karena dalam bandara sering terjadi kecelakaan, maka diseduiakan unit penanggulangan
kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong dan pemadan kebakaran, mobil
pemadam kebakaran, tabung pemadam kebakaran, ambulance, dll. peralatan penolong dan
pemadam kebakaran
Juga ada fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.
Terminal Bandara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang datang atau pergi. Di
dalamnya terdapat counter check-in, (CIQ, Carantine - Inmigration - Custom) untuk bandara
internasional, dan ruang tunggu serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan penumpang. Di
bandara besar, penumpang masuk ke pesawat melalui belalai. Di bandara kecil, penumpang naik
ke pesawat melalui tangga yang bisa dipindah-pindah.
Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam bangunan terminal
Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput, termasuk taksi.
Setiap Bandara dalam melakukan pengembangan harus membuat master plan yang menjamin
bahwa seluruh airside, landside dan fasilitas lainnya mampu berkembang ataupun meningkatkan
operasi bandara dalam kaitan dalam memberikan keuntungan bagi segala yang berpartisipasi
dalam kegiatan operasi bandar udara.
Sebagai contoh, Bandar Udara Internasional Ngurah Rai Bali saat ini sedang melakukan
pengembangan fasilitas yang mereka punya, berikut data mengenai rencana pengembangan yang
akan segera direalisasikan oleh Bandar Udara Ngurah Rai.
IV.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bandar Udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah "lapangan udara, termasuk segala
bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya
fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat".
Pengelolaan Bandar Udara harus dilakukan secara:
1.
2.
3.
Pengembangan Bandar Udara yaitu, melakukan cara yang dilakukan untuk mengembangkan dan
memperluas sarana dan prasarana yang ada di Bandar Udara demi meningkatnya keuntungan
yang diperoleh untuk pihak terkait dalam pengoperasian bandara.
DAFTAR PUSTAKA
Horonjeff, R & McKelvey, F.X. Perencanaan dan Perancangan Bandar Udara. Penerbit
Erlangga, Jakarta. 1988.
Miro, Fidel. Perencanaan Transportasi : Untuk Mahasiswa, Perencana dan Praktisi. Penerbit
Erlangga. Jakarta. 2005.
http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_udara
http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Kemayoran
http://www.scribd.com/doc/13490774/Klasifikasi-Bandar-Udara
http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_udara_internasional
http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_udara_domestik
http://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_udara_regional