Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum Ergonomi dapat dikatakan sebagai kemampuan untuk
menerapkan informasi menurut karakter manusia, kapasitas dan keterbatasannya
terhadap desain pekerjaan, mesin dan sistemnya, ruangan kerja dan linkungan
sehinggamanusia dapat hidup dan berkerja secara sehat, aman, nyaman, dan
efisien. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan
atau menyeimbangkan antara fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas
maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik mauoun
mental sehingga kualitas hidup secara keselurhan menjadi lebih baik (Tarwaka,
2004).
Ergonomi bukan hanya sekedar suatu label kenyamanan untuk suatu produk.
Tetapi lebih jauh merupakan sebuah kajian komprehensif yang menuntut sebuah
studi dan pendekatan keilmuan yang lebih holistik sifatnya. Untuk dapat
menerapkan ergonomi secara lebih detail. Dalam penerapan ergonomi diperlukan
suatu seni, agar apa yang akan diterapan dapat diterima oleh pemakainya dan
memberikan manfaat yan besar kepadanya. Setiap komponen masyarakat baik
masyarakat pekerja maupun masyarakat sosial diharapkan dapat menerapakan
ergonomi dikehidupan kesehariannya dalam upaya menciptakan tidak hanya
sebatas kenyaman , tetapi tujuannya juga untuk meningkatkan kesehatan,
keselamatan dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.
Dalam rekam medis ergonomi sangat berperan penting dalam membantu
sistem kerja tenaga rekam medis dalam setiap pekerjaan yang dilakukan selama
bekerja terutama dalam mendesain tempat kerja baik tempat kerja lama maupun
tempat kerja baru dirancang seefisien mungkin dengan keterbatasan faktor finansial
maupun teknologi seperti keleluasan modifikas, ketersedian ruangan, lingkungan,
ukuran frekuensi alat yang digunakan, kesinambungan pekerjaan dan populasi
yang ingin ditarget.
B. Rumusan Masalah
upaya
memperbaiki
performance
kerja
dan
mampu
memperbaiki
BAB II
PEMBAHASAN
sesama
pekerja,
pengorganisasian
yang
lebih
baik
dan
5) Anthropometri
6) Sosiologi
7) Fisiologi, terutama berhubungan dengan temperatur tubuh, Oxygen up
take, pols, dan aktivitas otot.
8) Desain, dll.
B. Konsep Keseimbangan Dalam Ergonomi
Secara umum definisi-definisi ergonomi yang ada membicarakan masalahmasalah hubungan antara manusia pekerja dengan tugas dan pekerjaannya serta
desain dari objek yang digunakanya.
Ergonomi dapat diterapkan di mana saja, baik lingkungan rumah, di
perjalanan, di lingkungan sosial maupun dalam saat bekerja, istirahat mauoun
dalam berinteraksi sosial kita dapat melakukannya dengan sehat, aman dan
nyaman. Ergonomi juga berkaitan dengan kualitas hidup manusia. Organisasi
perburuhan internasional (ILO) menetapkan, bahwa yang dimaksud dengan kualitas
hidup manusia pekerja adalah sebagai pencapaian kualitas hidup manusia secara
optimal, baik di tempat kerja, di lingkungan social maupun di lingkungan keluarga,
hal ini pula yang menjadi tujuan utama dari penerapan ergonomi. Berikut konsep
keseimbagan kerja antara kapasitas kerja dengan tuntutan tugas, antara lain :
1. Kemampuan Kerja
Kemampuan kerja seseorang sangat ditentukan oleh :
a. Personal capacy (karakteristik pribadi) : meliputi factor usia, jenis kelamin,
pendidikan, pengalaman, status sosia, agama dan kepercayaan, status
kesehatan, kesegarantubuh dan sebagainya.
b. Physiological capacity (kemampuan fisiologis) : meliputi kemampuan dan
daya tahan cardiovascular, syaraf otot, panca indra dan sebagainya.
c. Physiological (kemampuan psikologis) : berhubungan dengan kemampuan
mental, waktu reaksi, kemampuan adaptasi, stabilitas,emosi dan sebagainya.
d. Biomechanical (kemampuan Bio-mekanik) berkaitan dengan kemampuan
dan daya tahan sendi dan persendian, tendon, dan jalian tulang.
2. Tuntutan Tugas
Tuntuntan tugas pekerjaan/aktivitas tergantung pada :
a. Task dan material characteristics (karakteristik tugas dan material) di
tentukan oleh karakteristik peralatan dan mesin, tipe, kecepatan, dan irama
dan sebagainya.
kerjanya,
ketidaknyamanan,
maka
akan
kelelahan,
terjadi
kecelakaan,
penampilan
cedera,
kahir
rasa
berupa:
sakit
dan
sebagainya.
b. Sebaliknya bila tuntutan tugas lebih rendah daripada kemampuan seseorang
dan kapasitas
1. Faktor diri, Faktor ini datang dari dalam diri si pekerja dan sudah ada sebelum
ia memulai bekerja. Faktor diri tersebut antara lain : attitude, sikap, karakteristik
fisik, minat, motivasi, usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman dan system
nilai.
2. Faktor situasional, faktor ini dating dari luar si pekerja dan hampir sepenuhnya
dapat diatur dan diubah oleh pimpinan perusahaan sehingga disebut juga
factor-faktor manajemen yang antara lain :
1) Faktor sosial dan keorganisasian seperti
karakteristik
perusahaan,
bagi
pekerja
di
dalam
pekerjaannya dan memungkinkan bahaya yang disebabkan oleh faktorfaktor yang membahayakan kesehatan.
4) Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan pekerjaan yang
sesuai
dengan
kemampuan
fisik
an
psikis
(http://www.departemenkesehatan.go.id/index.php, 2008).
4. Risiko karena Kesalahan Ergonomi
pekerjanya.
sejumlah
pekerja
dalam
peningkatan
semangat kerja.
g. Fasilitas rekreasi dan istirahat harus disediakan di tempat kerja.
h. Waktu untuk liburan harus diberikan pada semua pekerja
i. Kelompok pekerja yang rentan harus lebih diawasi misalnya;
Pekerja remaja
Wanita hamil dan menyusui
Pekerja yang telah berumur
Pekerja shift
Migrant.
j. Para pekerja yang mempunyai kebiasaan pada alcohol dan zat stimulant
atau zat addiktif lainnya perlu diawasi.
10
Tes kelelahan tidak sederhana, biasanya tes yang dilakukan seperti tes
pada kelopak mata dan kecepatan reflek jari dan mata serta kecepatan
mendeteksi sinyal, atau pemeriksaan pada serabut otot secara elektrik dan
sebagainya.
7. Permasalahan Ergonomi
Penanggulangan permasalahan ergonomi di setiap jenis pekerjaan dapat
dilakukan setelah mengetahui terlebih dahulu bagaimana proses kerja dan
posisi kerjanya. Di bawah ini akan diuraikan contoh masalah ergonomi yang
dapat timbul akibat ketidaksesuaian antara pekerja dan pekerjaannya.
8. Faktor - faktor Penyebab Masalah
Beberapa faktor - faktor yang menyebabkan terjadi masalah adalah:
a. Banyaknya properti dan perlengkapan kerja yang tidak diperlukan.
b. Banyaknya perangkat kerja yang tidak ergonomis, seperti kursi, meja, rak.
c. Kurangnya pengetahuan dan inovasi terhadap perancangan ruang kerja
yang ergonomis.
d. Minimnya dana untuk sarana prasarana.
e. Sempitnya ruang kerja
9. Akibat Permasalahan
Adapun beberapa akibat yang ditimbulkan dari masalah adalah:
a. Ketidaknyamanan dalam bekerja akan terasa.
b. Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja akan beisiko tinggi.
c. Menurunnya efisiensi dan daya kerja.
d. Meningkatkan kelelahan dan rasa nyeri dalam bekerja.
10. Pemecahan/ Solusi Masalah
Beberapa pemecahan/ solusi masalah adalah:
a. Merancang tempat kerja yang ergonomis dengan mengaplikasi data
anthropometri dan disesuaikan dengan ruang kerja.
b. Merancang ulang perangkat kerja yang ergonomis seperti kursi, meja, rak,
pintu, jendela, dan lain-lain.
c. Memperluas tempat kerja sesuai dengan kebutuhan.
d. Mengatur pencahayaan yang cukup.
D. Desain dan Ergonomi
Desain dapat diartikan sebagai salah satu aktivitas luas dari inovasi desain dan
teknologi yang digagaskan, dibuat, diperlukan (melalui transaksi jual-beli) dan
fungsional. Desain merupakan hasil kreativitas budi-daya (man-made object)
manusia yang diwujudkan untuk memenuhui kebutuhan manusia yang memerlukan
11
dan
terakhir
dengan
tahap
pendistribusian
ide
dan
gagasan,
12
(Pheasant, 1986) memberikan acuan sebagai titik tolak dalam mendesain sebuah
kursi sebagai berikut :
1. Tinggi alas Duduk (Seat Height)
Tinggi alas duduk adalah jarak yang didapat dari lantai ke arah
permukaan alas duduk.
2. Kedalaman Alas Duduk (Seat Depth)
Jarak ini di ukur dari ujung alas duduk sampai ke belakang menyentuh
sandaran punggung. Jika terlalu panjang, ujung alas duduk akan menekan
daerah lutut bagian dalam. Semakin dalam ukuran alas akan mempersulit
pungguna kursi duduk dan berdiri.
3. Sandaran Punggung (Backrest)
Pada prinsipnya, sandaran punggung berfungsi untuk menahan beban
anggota tubuh bagian atas (torso). Secara ideal posisi sandaran duduk tidak
tugak lurus terhadap alas duduk, melainkan agak condong ke belakang.
4. Lebar Alas Duduk (Seat Width)
Pada prinsipnya, sejauh tulang duduk dapat tersangga dengan baik oleh
alas duduk, dapat dikatakan kita telah duduk dengan baik. Akan tetapi, dari
perhitungan kenyamanan, hak tersebut belum dapat dikatakan sepenuhnya
nyaman karena ada bagian pantat yang harus disangga. Dengan sendirinya
jarak minimal antar tulang duduk (Ischial Tuberosities) harus diperlebar.
5. Sudut Sandaran
Sudut sandaran sebaiknya berkisar antara 105-115 derajat. Jika
pengukuran sudut rebah lebih besar dari yang direkomendasikan, akan terjadi
kemungkinan kesulitan untuk berdiri karena badan ditarik ke depan terlebih
dahulu.
6. Sandaran Lengan
Diperlikan adanya sandaran lengan sebagai alas istirahat tangan dan
tumpuan pada saat pengguna berdiri. Lebih disarankan ujung sandaran tidak
terlalu tajam.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pelaksanaan dan penerapan ergonomi di tempat kerja dimulai dari yang
sederhana dan pada tingkat individual terlebih dahulu. Ergonomi dapat diterapkan
di mana saja, baik lingkungan rumah, di perjalanan, di lingkungan sosial maupun
dalam saat bekerja, istirahat mauoun dalam berinteraksi sosial kita dapat
melakukannya dengan sehat, aman dan nyaman.
Faktor-faktor keberhasilan pencapaian tujuan ergonomi yaitu faktor Internal,
yaitu lingkungan internal organisasi yang terdiri dari kekkuatan dan kelemahan yang
ada didalam organisasi tetapi biasanya tidak dalam pengendalian jangka pendek
dari manajemen puncak. Faktor internal meliputi sarana dan prasarana, sumber
daya manusia dan koordinasi antar unit. Dan faktor eksternal, yaitu lingkungan luar
yang melengkapi operasi organisasi yang dari padanya muncul peluang dan
ancaman.
Desain merupakan hasil kreativitas budi-daya (man-made object) manusia yang
diwujudkan untuk memenuhui kebutuhan manusia yang memerlukan perencanaan,
perancangan maupu pengembangan desain, yaitu melalui tahap menggali ide atau
gagasan, dilanjutkan dengan tahapan pengembangan, konsep perancangan, sistem
dan detail, pembuatan propertipe dan proses produksi, evaluasi, dan terakhir
dengan tahap pendistribusian ide dan gagasan, penggembangan teknik, proses
produksi serta peningkatan pasar.
Bentuk kursi sangat dipengaruhi otonomi tubuh dan kebutuhan akan
komponen-komponen penyangga organ tubuh. Kursi yang baik bisa menompang
punggung dan pantat, ini bertujuan agar beban dapat terdistribusi secara merata ke
bidang sandaran dan alas duduk. Kursi ergonomis mampu meningkatkan efisiensi
dan efektivitas kerja manusia. Pada saat duduk manusia memerlukan lebih sedikit
energy daripada berdiri karena duduk mengurangi beban otot statis pada kaki. Titik
tolak dalam mendesain sebuah kursi sebagai berikut : Tinggi alas Duduk (Seat
Height), Kedalaman Alas Duduk (Seat Depth), Sandaran Punggung (Backrest),
Lebar Alas Duduk (Seat Width), Sudut Sandaran, Sandaran Lengan.
14
B. Saran
Sebaiknya setiap pekerja yang bekerja menerapkan gaya hidup yang
ergonomis agar tingkat penyakit pada setiap pekerja menurun dan gaya hidup
sehan dan nyaman pun tercapai.
15
DAFTAR PUSTAKA
Gede Arimbawa, I Made. Asfek Metodologi Dalam Peneltian Ergonomi.Institut Seni
Indonesia Denpasar, 2011.
Wardani, Laksmi Kusuma. Evaluasi Ergonomi Dalam Perancangan Desain. Jurnal
Demensi Interior 2003; 1(1): 61-73
Wiranata, Edy. Redesain Kersi Kuliah Ergonomis Dengan Pendekatan Anthirometri.
Skripsi. Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2011.
Aulia, Feby Riska. Factor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Makasar. Skripsi. Universitas Hasanuddin, 2012.
Setyawan, Febri Endra Budi. Penerapan Ergonomi Dalam Konsep Kesehatan.
2011; 7(14): 39-50
16