You are on page 1of 18

Standar Nasional Indonesia

Pedoman pelaporan, sumberdaya, dan cadangan


batubara

ICS 07.060

Badan Standardisasi Nasional

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan

SNI 5015:2011

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN
BSN
Gd. Manggala Wanabakti
Blok IV, Lt. 3,4,7,10.
Telp. +6221-5747043
Fax. +6221-5747045
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id
Diterbitkan di Jakarta

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan

BSN 2011

Daftar isi

Daftar isi..............................................................................................................................i
Prakata ..............................................................................................................................ii
Pendahuluan..................................................................................................................... iii
Pedoman pelaporan sumberdaya dan cadangan batubara.............................................. 1
1 Ruang lingkup .............................................................................................................. 1
2 Acuan normatif ............................................................................................................. 1
3 lstilah dan definisi......................................................................................................... 1
4 Tipe endapan batubara dan kondisi geologi ................................................................ 3
4.1 Kompleksitas geologi ................................................................................................ 3
4.2 Dasar klasifikasi ........................................................................................................ 6
5 Persyaratan.................................................................................................................. 8
5.1 Persyaratan yang berhubungan dengan aspek geologi ............................................ 8
5.2 Peryaratan yang berhubungan dengan aspek ekonomi............................................ 8
6 Pelaporan..................................................................................................................... 8
6.1 Pelaporan sumberdaya ............................................................................................. 8
6.2 Pelaporan cadangan batubara ................................................................................ 10
6.3 Pelaporan kualitas................................................................................................... 12
Bibliografi ........................................................................................................................ 13

BSN 2011

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan

SNI 5015:2011

Prakata

Standar Nasional Indonesia (SNI) 5015:2011, Pedoman pelaporan sumberdaya dan cadangan
batubara disusun oleh Panitia Teknik 07-02 Potensi Kebumian. Standar ini merupakan revisi
dari SNI 13-5015-1998/Amd 1 : 1999 Klasifikasi sumberdaya dan cadangan batubara. Revisi
tersebut diantaranya dilakukan pada bagian penjelasan sumberdaya dan cadangan serta
penambahan pedoman pelaporan yang harus ditandatangani oleh tenaga kompeten (competent
person).
Standar ini telah disepakati oleh pihak yang berkepentingan (stakeholders), yaitu perusahaan
tambang, perguruan tinggi/lembaga penelitian dan instansi teknis pada forum konsensus
nasional yang dilaksanakan di Jakarta pada tanggal 15 Maret 2011. Oleh karena itu, pelaporan
mengenai sumberdaya dan cadangan batubara harus mengikuti SNI ini.
Penyusunan standar ini mengacu kepada pedoman Penulisan Standar Nasional Indonesia yang
diterbitkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN), yaitu Pedoman Penulisan Standar
Nasional (PSN) 08:2007.
Dengan ditetapkannya SNI 5015:2011, Pedoman pelaporan sumberdaya dan cadangan
batubara, maka standar ini membatalkan dan menggantikan SNI 13-5015-1998/Amd 1 : 1999
Klasifikasi sumberdaya dan cadangan batubara.

BSN 2011

ii

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan

SNI 5015:2011

Pendahuluan

Batubara merupakan bahan galian yang strategis dan salah satu bahan baku energi nasional
yang mempunyai peran yang besar dalam pembangunan nasional. lnformasi mengenai
sumberdaya dan cadangan batubara menjadi hal yang mendasar di dalam merencanakan
strategi kebijaksanaan energi nasional.
Dewasa ini pemerintah tengah meningkatkan pemanfaatan batubara sebagai energi baik untuk
keperluan domestik seperti pada sektor industri dan pembangkit tenaga listrik, maupun untuk
ekspor. Sejalan dengan itu pemerintah telah melibatkan pihak swasta dalam pengusahaan
pengembangan batubara.
Cara penggolongan sumberdaya dan cadangan batubara di lndonesia masih beragam sehingga
dirasakan perlu untuk membuat suatu standar yang dapat digunakan sebagai pedoman di
dalam pengklasifikasian sumberdaya dan cadangan batubara lndonesia.
Standar ini disusun berdasarkan kaidah pertambangan yang baik dan benar (good mining
practice) yang harus digunakan pada saat penyusunan laporan sumberdaya dan cadangan
batubara.
Standar ini merupakan pedoman untuk pelaporan hasil eksplorasi dan estimasi (kriteria
klasifikasi dan kualifikasi) sumberdaya dan cadangan batubara. Istilah dan definisi yang
diberikan dalam standar ini adalah yang umum digunakan dalam pelaporan sumberdaya dan
cadangan batubara. Acuan pelaporan yang diadopsi ke dalam standar ini diambil dari The
Australian Guidelines for estimating and reporting of inventory coal, coal resources, and coal
reserves, 2003 Edition.
Dengan demikian, standar ini diharapkan dapat menghilangkan kerancuan dalam menafsirkan
berbagai istilah dan pengertian yang berkenaan dengan sumberdaya dan cadangan batubara
lndonesia.

BSN 2011

iii

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan

SNI 5015:2011

Pedoman pelaporan sumberdaya dan cadangan batubara

1 Ruang lingkup
Standar ini meliputi acuan, istilah dan definisi, estimasi (kriteria klasifikasi dan kualifikasi),
persyaratan, pelaporan, dan pemeriksaan laporan sumberdaya dan cadangan batubara.

2 Acuan normatif
Pedoman pelaporan sumberdaya dan cadangan batubara ini mengacu pada acuan sebagai
berikut :
1) The Australian Guidelines for estimating and reporting of inventory coal, coal resources,
and coal reserves, 2003 Edition.
2) SNI 7568:2010, Glosarium eksplorasi mineral dan batubara

3 lstilah dan definisi


3.1
klasifikasi sumberdaya dan cadangan batubara
pengelompokan sumberdaya dan cadangan batubara berdasarkan tingkat keyakinan geologi
dan kelayakan ekonomi.
3.2
endapan batubara (coal deposit)
endapan yang mengandung hasil akumulasi material organik yang berasal dari bekas tumbuhan
yang telah melalui proses penggambutan dan pembatubaraan litifikasi untuk membentuk lapisan
batubara. Material tersebut telah mengalami kompaksi, ubahan kimia dan proses metamorfosis
oleh peningkatan panas dan tekanan selama periode geologis. Bahan-bahan organik yang
terkandung dalam lapisan batubara mempunyai berat lebih dari 50% atau volume bahan organik
tersebut, termasuk kandungan lengas bawaan (inherent moisture), lebih dari 70%.
3.3
sumberdaya batubara (coal resources)
bagian dari endapan batubara dalam bentuk dan kuantitas tertentu serta mempunyai prospek
beralasan yang memungkinkan untuk ditambang secara ekonomis. Lokasi, kualitas, kuantitas
karakteristik geologi dan kemenerusan dari lapisan batubara yang telah diketahui, diperkirakan
atau diinterpretasikan dari bukti geologi tertentu. Sumberdaya batubara dibagi sesuai dengan
tingkat kepercayaan geologi ke dalam kategori tereka, tertunjuk, dan terukur.
3.4
cadangan batubara (coal reserves)
bagian dari sumberdaya batubara tertunjuk dan terukur yang dapat ditambang secara ekonomis.
Estimasi cadangan batubara harus memasukkan perhitungan dilution dan losses yang muncul
pada saat batubara ditambang. Penentuan cadangan secara tepat telah dilaksanakan yang
mungkin termasuk studi kelayakan. Penentuan tersebut harus telah mempertimbangkan semua
BSN 2011

1 dari 13

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan

SNI 5015:2011

faktor-faktor yang berkaitan seperti metode penambangan, ekonomi, pemasaran, legal,


lingkungan, sosial dan peraturan pemerintah. Penentuan ini harus dapat memperlihatkan bahwa
pada saat laporan dibuat, penambangan ekonomis dapat ditentukan secara memungkinkan.
Cadangan batubara dibagi sesuai dengan tingkat kepercayaannya ke dalam cadangan batubara
terkira dan cadangan batubara terbukti.
3.5
keyakinan geologi (geological assurance)
tingkat kepercayaan tentang keberadaan lapisan batubara yang ditentukan oleh tingkat
kerapatan dan kualitas titik informasi geologi serta interpretasi geologi yang meliputi ketebalan,
kemiringan lapisan, kemenerusan, bentuk, dan sebaran lapisan batubara, struktur geologi,
ketebalan tanah penutup, kualitas dan kuantitas batubara sesuai dengan tingkat penyelidikan
3.6
studi kelayakan (feasibility study)
tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek
yang berkaitan untuk menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan
(penambangan, pengolahan/pemurnian, ekonomi, pemasaran, hukum, lingkungan, sosial, dan
peraturan pemerintah), termasuk analisis lingkungan serta perencanaan pasca tambang.
3.7
sumberdaya batubara tereka (inferred coal resource)
bagian dari total estimasi sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya hanya dapat
diperkirakan dengan tingkat kepercayaan yang rendah. Titik Informasi yang mungkin didukung
oleh data pendukung tidak cukup untuk membuktikan kemenerusan lapisan batubara dan/atau
kualitasnya. Estimasi dari kategori kepercayaan ini dapat berubah secara berarti dengan
eksplorasi lanjut.
3.8
sumberdaya batubara tertunjuk (indicated coal resource)
bagian dari total sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya dapat diperkirakan
dengan tingkat kepercayaan yang masuk akal, didasarkan pada informasi yang didapatkan dari
titik-titik pengamatan yang mungkin didukung oleh data pendukung. Titik Informasi yang ada
cukup untuk menginterpretasikan kemenerusan lapisan batubara, tetapi tidak cukup untuk
membuktikan kemenerusan lapisan batubara dan/atau kualitasnya.
3.9
sumberdaya batubara terukur (measured coal resoured)
bagian dari total sumberdaya batubara yang kualitas dan kuantitasnya dapat diperkirakan
dengan tingkat kepercayaan tinggi, didasarkan pada informasi yang didapat dari titik-titik
pengamatan yang diperkuat dengan data-data pendukung. Titik-titik pengamatan jaraknya
cukup berdekatan untuk membuktikan kemenerusan lapisan batubara dan/atau kualitasnya.
3.10
cadangan batubara terkira (probable coal reserve)
bagian dari sumberdaya batubara tertunjuk yang dapat ditambang secara ekonomis setelah
faktorfaktor penyesuai terkait diterapkan, dapat juga sebagai bagian dari sumberdaya batubara
terukur yang dapat ditambang secara ekonomis, tetapi ada ketidakpastian pada salah satu atau
semua faktor penyesuai yang terkait diterapkan.

BSN 2011

2 dari 13

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan

SNI 5015:2011

3.11
cadangan batubara terbukti (proved coal reserve)
bagian yang dapat ditambang secara ekonomis dari sumberdaya batubara terukur setelah
faktor-faktor penyesuai yang terkait diterapkan.
3.12
tenaga kompeten (competent person)
seseorang yang mempunyai kompetensi dan diakui oleh pemerintah.
3.13
titik-titik pengamatan
suatu lokasi singkapan batubara, parit uji atau pemboran yang didukung geofisika logging
dimana lapisan batubara dapat diamati, diukur ketebalannya dan/atau diambil percontohnya
untuk analisis sehingga memberikan informasi variasi tingkat kepercayaan geologi. Lokasi dari
titik-titik pengamatan harus diketahui koodinat dan elevasinya sehingga keberadaan batubara
dapat ditentukan secara jelas baik di permukaan maupun di bawah permukaan. Titik-titik
pengamatan untuk perkiraan kuantitas batubara tidak selalu harus digunakan untuk evaluasi
kualitas batubara. Titik-titik pengamatan untuk evaluasi kualitas batubara umumnya didapat dari
pengujian percontoh yang didapat dari singkapan atau dari pengeboran inti yang mempunyai
recovery yang lebih dari 95%.
3.14
data pendukung
hasil pengamatan-pengamatan yang mendukung keberadaan batubara yang dikumpulkan
dengan cara interpretasi. Data pendukung bisa termasuk hasil-hasil dari pemetaan, seismik,
magnetik, gravitas dan survei-survei geofisika dan geologi lainnya, tapi tidak dapat digunakan
untuk memperkirakan kuantitas atau kualitas batubara. Suatu perusahaan, pada saat
melaporkan data interpretasi, harus mencantumkan dasar teknis dari interpretasi. Data
pendukung dapat digunakan dalam kaitannya dengan titik-titik pengamatan untuk meningkatkan
tingkat kepercayaan.

4 Tipe endapan batubara dan kondisi geologi


4.1 Kompleksitas geologi
Berdasarkan proses sedimentasi dan pengaruh tektonik, karakteristik geologi tersebut dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok utama: kelompok geologi sederhana, kelompok geologi
moderat, dan kelompok geologi kompleks. Ketiga tingkat kompleksitas geologi ini dapat terjadi di
daerah tertentu. Uraian tentang batasan umum untuk tiaptiap kelompok tersebut beserta tipe
lokalitasnya adalah sebagai berikut.
4.1.1

Kelompok geologi sederhana

Endapan batubara dalam kelompok ini umumnya tidak dipengaruhi secara signifikan oleh lipatan,
sesar, dan intrusi. Lapisan batubara pada umumnya landai, menerus secara lateral sampai
ribuan meter, dan hampir tidak mempunyai percabangan. Ketebalan lapisan batubara secara
lateral dan kualitasnya tidak memperlihatkan variasi yang signifikan.

BSN 2011

3 dari 13

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan

SNI 5015:2011

4.1.2

Kelompok geologi moderat

Batubara dalam kelompok ini diendapkan dalam kondisi sedimentasi yang lebih bervariasi dan
sampai tingkat tertentu telah mengalami pengaruh tektonik dan pasca proses pengendapan,
ditandai oleh adanya perlipatan dan sesar. Kelompok ini dicirikan pula oleh kemiringan lapisan
dan variasi ketebalan lateral yang sedang serta berkembangnya percabangan lapisan batubara,
namun sebarannya masih dapat diikuti sampai ratusan meter. Kualitas batubara secara
langsung berkaitan dengan tingkat perubahan yang terjadi baik pada saat proses sedimentasi
berlangsung maupun pasca pengendapan. Pada beberapa tempat intrusi batuan beku
mempengaruhi struktur lapisan dan kualitas batubaranya.
4.1.3

Kelompok geologi kompleks

Batubara pada kelompok ini umumnya diendapkan dalam kondisi sedimentasi yang komplek
atau telah mengalami deformasi tektonik yang ekstensif yang mengakibatkan terbentuknya
lapisan batubara dengan ketebalan yang beragam. Kualitas batubaranya banyak dipengaruhi
oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada saat proses sedimentasi berlangsung atau pada
pasca pengendapan seperti pembelahan atau kerusakan lapisan (wash out).
Perlipatan, pembalikan (overturned) dan pergeseran yang ditimbulkan oleh aktivitas tektonik,
umum dijumpai dan sifatnya rapat sehingga menjadikan lapisan batubara sulit direkonstruksi
dan dikorelasikan. Bentuk perlipatan yang kuat juga mengakibatkan kemiringan lapisan yang
terjal. Secara lateral, sebaran lapisan batubaranya terbatas dan hanya dapat diikuti sampai
puluhan meter. Ringkasan kompleksitas geologi tersebut dapat diperhatikan pada Tabel 1.

BSN 2011

4 dari 13

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan

SNI 5015:2011

ta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komers

SNI 5015:2011

Tabel 1 - Aspek tektonik dan sedimentasi sebagai parameter dalam pengelompokan kompleksitas geologi

Kondisi Geologi
Sederhana

Moderat

Kompleks

1. Variasi Ketebalan

sedikit bervariasi

bervariasi

sangat bervariasi

2. Kesinambungan

ribuan meter

ratusan meter

puluhan meter

3. Percabangan

hampir tidak ada

beberapa

banyak

1. Sesar

hampir tidak ada

jarang

rapat

2. Lipatan

hampir tidak terlipat

terlipat sedang

terlipat kuat

3. lntrusi

tidak berpengaruh

berpengaruh

sangat berpengaruh

4. Kemiringan

landai

sedang

terjal

sedikit bervariasi

bervariasi

sangat bervariasi

Parameter
I.A. Aspek Sedimentasi

I.B. Aspek Tektonik

II. Variasi Kualitas

BSN 2011

5 dari 13

4.2 Dasar klasifikasi


Klasifikasi sumberdaya dan cadangan batubara didasarkan pada tingkat keyakinan geologi dan
kajian kelayakan. Pengelompokan tersebut mengandung dua aspek, yaitu aspek geologi dan
aspek ekonomi.
4.2.1 Aspek geologi
Berdasarkan tingkat keyakinan geologi, sumberdaya terukur harus mempunyai tingkat
keyakinan yang lebih besar dibandingkan dengan sumberdaya tertunjuk, begitu pula
sumberdaya tertunjuk harus mempunyai tingkat keyakinan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan sumberdaya tereka. Sumberdaya terukur dan tertunjuk secara berturut-turut dapat
ditingkatkan menjadi cadangan terkira dan terbukti telah memenuhi kriteria layak (Gambar 1).
Tingkat keyakinan geologi tersebut secara kuantitatif diceminkan oleh jarak titik informasi
(singkapan, lubang bor).
4.2.2 Aspek ekonomi
Ketebalan minimal lapisan batubara yang dapat ditambang dan ketebalan maksimal lapisan
pengotor atau dirty parting yang tidak dapat dipisahkan pada saat ditambang, yang
menyebabkan kualitas batubaranya menurun karena kandungan abunya meningkat, merupakan
beberapa unsur yang terkait dengan aspek ekonomi dan perlu diperhatikan dalam
menggolongkan sumberdaya batubara.

BSN 2011

6 dari 13

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan

SNI 5015:2011

ta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komers

SNI 5015:2011
Gambar 1 di bawah ini memperlihatkan framework untuk mengklasifikasikan estimasi sumberdaya batubara yang mencerminkan
tingkatan keyakinan geologi yang berbeda dan estimasi cadangan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang menentukan tingkat
keyakinannya. Sumberdaya terukur bisa di tingkatkan menjadi cadangan terbukti jika faktor-faktor penentu telah diselesaikan atau
menjadi cadangan terkira jika ada satu atau lebih faktor-faktor penentu yang belum diselesaikan.

Gambar 1 Hubungan antara sumberdaya dan cadangan batubara

BSN 2011

7 dari 13

SNI 5015:2011

5.1 Persyaratan yang berhubungan dengan aspek geologi


Persyaratan jarak titik informasi untuk setiap kondisi geologi dan kelas sumberdayanya
diperlihatkan pada Tabel 2.
5.2 Peryaratan yang berhubungan dengan aspek ekonomi
Batubara jenis batubara energi rendah (low rank coal) menunjukkan kandungan panas yang
relatif lebih rendah dibandingkan dengan batubara jenis batubara energi tinggi (high rank
coal).
Tabel 2 Jarak titik informasi menurut kondisi geologi
Sumberdaya

Kondisi
Geologi

Kriteria

Sederhana

Tereka

Tertunjuk

Terukur

Jarak titik informasi (m)

1000 < x 1500

500 < x 1000

X 500

Moderat

Jarak titik informasi (m)

500 < x 1000

250 < x 500

X 250

Kompleks

Jarak titik informasi (m)

200 < x 400

100 < x 200

X 100

Untuk menjustifikasi kondisi geologi (sederhana, moderat, kompleks) ini dilakukan oleh
tenaga kompeten.

6. Pelaporan
6.1 Pelaporan sumberdaya
6.1.1 Sumberdaya batubara hanya bisa diestimasikan menggunakan data yang didapat
dari titik pengamatan. Data interpretatif bukanlah titik pengamatan, tetapi mungkin bisa
meningkatkan keyakinan dalam memperkirakan kemenerusan lapisan-lapisan batubara yang
terdapat diantara titik-titik pengamatan.
6.1.2 Estimasi tonase dari sumberdaya batubara dipersiapkan dengan menggunakan
batasan-batasan wilayah, ketebalan, densitas insitu, yang ditentukan oleh estimator yang
bersangkutan. Estimator tersebut hendaknya meyakini bahwa densitas insitu yang
digunakan dinyatakan secara jelas dan dapat dibenarkan berdasarkan landasan-landasan
teknis.
6.1.3 Sumberdaya batubara hendaknya diestimasi dan dilaporkan untuk masing-masing
lapisan batubara tersendiri atau masing-masing kelompok lapisan batubara dalam suatu
endapan batubara. Mereka hendaknya juga dibagi dan dilaporkan berdasarkan variabel
kunci seperti ketebalan, kisaran kedalaman, SR, parameter-parameter kualitas, batasanbatasan geografis, dan pertimbangan-pertimbangan geologis dan teknis. Variabel kunci dan
asumsi-asumsi tersebut untuk setiap endapan seharusnya dinyatakan secara jelas untuk
meyakinkan kejelasan dan transparansi dari laporan. Pengelompokan lapisan batubara
berisi lapisan-lapisan yang terletak berdekatan secara stratigrafi yang mungkin dianggap
sebagai suatu kesatuan tunggal untuk keperluan estimasi.
BSN 2011

8 dari 13

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan

5 Persyaratan

SNI 5015:2011

6.1.5 Berikutnya adalah petunjuk umum untuk membantu estimator dalam menentukan
kategori-kategori keyakinan yang relevan untuk estimasi sumberdaya batubara. Pada
daerah-daerah dimana lapisan-lapisan batubara terpatahkan, terintrusi, bercabang,
menghilang, atau yang mengakibatkan variasi ketebalan atau kualitas secara signifikan,
diperlukan spasi titik-titik pengamatan yang lebih rapat yang mungkin ditunjang oleh data
interpretatif.
Untuk level keyakinan tereka, jumlah dan distribusi titik-titik pengamatan, yang mungkin
ditunjang oleh data interpretatif, hendaknya dapat memberikan pemahaman yang cukup
tentang kondisi geologi untuk memperkirakan kemenerusan lapisan-lapisan batubara yang
terletak diantara titik-titik pengamatan. Mereka hendaknya juga memenuhi suatu estimasi
dari kisaran ketebalan dan kualitas yang dibuat untuk level keyakinan yang rendah (yaitu
tidak cukup untuk proses perencanaan tambang). Sumberdaya batubara tereka boleh
diestimasi dengan menggunakan data yang diperoleh dari titik-titik pengamatan dengan
spasi hingga 1,5 km. Kecenderungan dalam ketebalan dan kualitas batubara hendaknya
tidak diekstrapolasi secara tidak beralasan di luar lini terakhir dari titik-titik pengamatan.
CATATAN: Ekstrapolasi mengacu pada jarak yang mana estimasi diperluas melewati lini terakhir
dari titik-titik pengamatan memasuki daerah-daerah yang tidak ada data.

Untuk level keyakinan tertunjuk, jumlah dan distribusi serta keterpaduan dari titik-titik
pengamatan, yang mungkin ditunjang oleh data interpretatif, cukup untuk memberikan suatu
estimasi yang realistis tentang ketebalan batubara rata-rata, daerah pelamparan, kisaran
kedalaman, kualitas dan kuantitas batubara insitu. Mereka memberikan level keyakinan dari
endapan batubara yang cukup untuk membuat rencana tambang dan perolehan pencucian
batubara dan kualitas produk batubara yang akan dihasilkan. Sumberdaya batubara
tertunjuk boleh diestimasi dengan menggunakan data yang diperoleh dari titik-titik
pengamatan dengan spasi kurang dari 1 km, tapi jarak tersebut boleh diperpanjang bila ada
justifikasi teknis, misalnya jika ditunjang oleh analisis geostatistik. Kecenderungan dalam
ketebalan dan kualitas batubara hendaknya tidak diekstrapolasi melebihi setengah dari jarak
spasi titik-titik pengamatan.
Untuk level keyakinan terukur, jumlah dan distribusi serta keterpaduan dari titik-titik
pengamatan, yang mungkin ditunjang oleh data interpretatif, cukup untuk memberikan
estimasi yang dapat diandalkan tentang ketebalan batubara rata-rata, daerah pelamparan,
kisaran kedalaman, kualitas dan kuantitas batubara insitu. Hal tersebut memberikan level
keyakinan dari endapan batubara yang cukup untuk membuat rencana tambang rinci dan
menentukan biaya-biaya penambangan dan benefisiasi, estimasi perolehan pencucian
batubara dan spesifikasi dari produk batubara yang dapat dijual. Sumberdaya batubara
terukur boleh diestimasi dengan menggunakan data yang diperoleh dari titik-titik
pengamatan dengan spasi seperti yang tercantum pada tabel 2, tapi jarak tersebut boleh
diperpanjang bila ada justifikasi teknis, misalnya jika ditunjang oleh analisis geostatistik.
Kecenderungan dalam ketebalan dan kualitas batubara hendaknya tidak diekstrapolasi
melebihi setengah dari jarak spasi titik-titik pengamatan.
6.1.6

Estimasi dari sumberdaya batubara hendaknya mencerminkan urutan akurasi.

BSN 2011

9 dari 13

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan

6.1.4 Jika ada variabel kunci atau kombinasi dari variabel tidak memenuhi suatu level
untuk kondisi prospek beralasan untuk pada akhirnya bisa dilakukan penambangan secara
ekonomis di seluruh daerah yang persisten, maka sumberdaya batubara seharusnya tidak
dilaporkan untuk lapisan batubara pada daerah tersebut. Jika ada alasan-alasan yang
memaksa untuk melaporkan sumberdaya pada daerah-daerah seperti itu (seperti daerah
yang harus ditambang untuk mencapai lapisan-lapisan yang lebih prospek atau sumberdaya
dengan kualitas lebih baik), estimator hendaknya memberikan penjelasan yang diperlukan.

SNI 5015:2011

a.
b.

Nama Proyek
Status Ijin Usaha Pertambangan (IUP)/Kuaa Pertambangan(KP)/ Perjanjian Karya
Pengusahaan Penambangan Batubara (PKP2B) yang sedang dilaporkan
c. Pemegang IUP/KK/PKP2B
d. Geologi daerah penyelidikan
e. Ikhtisar dari status basis data dan model geologi yang digunakan, serta langkah-langkah
yang diambil oleh tenaga kompeten untuk memvalidasi basis data dan model geologi
tersebut
f. Keterangan bagaimana kategori-kategori keyakinan ditentukan
g. Peta-peta dan penampang untuk setiap lapisan batubara dengan skala yang cukup
memperlihatkan:
g.1
Daerah IUP/KP/PKP2B
g.2
Lokasi dan pelamparan setiap kategori, termasuk batas antara tambang
permukaan dengan tambang bawah tanah (bila ada)
g.3
Faktor-faktor yang dipakai untuk membatasi estimasi
g.4
Titik-titik pengamatan (dengan lubang bor kualitas batubara untuk setiap lapisan
yang dibedakan secara jelas)
g.5
Semua data yang bersifat interpretatif diatas dimana estimasi berlandaskan
h. Tabel-tabel untuk menampilkan hasil estimasi memperlihatkan:
h.1
Daerah IUP/KP/PKP2B
h.2
Kategori-kategori ketelitian
h.3
Daerah yang digunakan dalam estimasi
h.4
Kisaran ketebalan batubara
h.5
Densitas insitu
h.6
Kisaran kedalaman dan kisaran kualitas yang relevan dengan estimasi setiap
lapisan atau kelompok lapisan-lapisan batubara
h.7
Rujukan seharusnya juga dibuat untuk kemungkinan metode penambangan
i. Basis moisture yang digunakan dalam estimasi dan faktor penyesuaian moisture (jika
ada)
j. Uraian tentang semua faktor yang dipakai untuk membatasi estimasi
k. Perbandingan antara estimasi dengan estimasi terdahulu yang pernah dibuat untuk
endapan yang sama
l. Perbandingan antara estimasi dengan estimasi alternatif saat menggunakan beberapa
metode atau dengan penelaahan pakar
m. Pernyataan apakah laporan merupakan laporan publik
n. Nama dan kualifikasi tenaga kompeten dan hubungan tenaga kompeten dengan
perusahaan pemegang IUP/KP/PKP2B
o. Waktu estimasi (bulan dan tahun)
6.2 Pelaporan cadangan batubara
6.2.1 Cadangan batubara hanya bisa diturunkan dari sumberdaya tertunjuk dan/atau
sumberdaya terukur yang terdapat di dalam suatu rencana tambang. Cadangan batubara
tersebut mewakili tonase batubara pada moisture yang telah ditentukan, diharapkan untuk
ditambang dan diserahkan sebagai batubara Run Of Mine (ROM).
6.2.2 Dalam mengestimasi cadangan batubara, perolehan penambangan dan dilusi
penambangan harus diterapkan kepada sumberdaya batubaranya. Penyesuaian BSN 2011

10 dari 13

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan

6.1.7 Meskipun semuanya sudah diterangkan di atas, tenaga kompeten bertanggung


jawab untuk menentukan dan menjelaskan kategori-kategori sumberdaya batubara untuk
setiap endapan batubara yang diberikan. Tenaga kompeten tersebut perlu menyiapkan
dokumen teknis yang menguraikan secara lengkap proses estimasi dan asumsi-asumsi yang
digunakan. Dokumen tersebut harus mencakup:

SNI 5015:2011

6.2.3 Cadangan batubara untuk metode penambangan terbuka dan untuk penambangan
bawah tanah harus dilaporkan secara terpisah.
6.2.4 Cadangan batubara terjual diestimasi dengan menerapkan perolehan (yield) yang
diperkirakan dan faktor-faktor moisture dari produk kepada cadangan batubaranya.
Cadangan batubara terjual tersebut seharusnya dilaporkan dalam jenis produk yang luas;
misalnya, coking, PCI, atau Thermal.
6.2.5 Estimasi cadangan batubara harus menyatakan secara jelas semua faktor yang
dipakai dalam estimasi, termasuk: estimasi sumberdayanya, metode-metode penambangan
yang diusulkan, faktor pengubah yang membatasi penambangan, batubara yang hilang dan
dilusi selama penambangan yang diperbolehkan, dan faktor-faktor penyesuaian (jika ada).
Untuk cadangan batubara terjual, jika dilaporkan, perkiraan kualitas, perolehan dan dasar
perkiraan yield tersebut perlu dinyatakan. Estimasi tonase dari cadangan batubara
seharusnya dibulatkan, sepadan dengan tingkat akurasi dari estimasinya.
6.2.6 Bila estimasi sumberdaya batubara dan cadangan batubara disajikan bersama-sama,
pernyataan yang jelas harus disertakan di dalam laporan yang menjelaskan apakah
sumberdaya batubara tersebut adalah termasuk di dalam atau sebagai tambahan kepada
cadangan batubaranya.
6.2.7 Pemilihan kategori cadangan batubara yang tepat ditentukan terutama oleh tingkat
ketelitian dari sumberdaya batubara yang bersangkutan, dan harus dilakukan oleh CP.
Dalam kasus sumberdaya terukur ketidakpastian-ketidakpastian dalam faktor pengubah
mungkin menghasilkan suatu level keyakinan terkira yang akan diterapkan kepada cadangan
batubaranya. CP harus mempersiapkan suatu dokumen teknis yang sepenuhnya
menguraikan proses estimasi dan asumsi-asumsi yang dipakai.
Hanya sebagai petunjuk, dokumen tersebut sebaiknya meliputi:
a. nama proyek atau nama endapan
b. Status IUP/KP/PKP2B yang cadangannya akan dilaporkan
c. Pemegang IUP/KP/PKP2B
d. Kategori Sumberdaya cadangan ditentukan
e. Peta-peta dan penampang untuk setiap lapisan atau kelompok lapisan dalam skala yang
pantas, memperlihatkan: batas-batas IUP/KP/PKP2B, rencana penambangan, blok-blok
cadangan, penampang kerja, dan kategori sumberdayanya.
f. Lapisan-lapisan yang akan ditambang
g. Metode-metode penambangan yang diusulkan
h. Kriteria yang digunakan untuk membatasi cadangan seperti SR dan Cut-off
i. Faktor-faktor perolehan penambangan
j. Basis moisture dari estimasi dan faktor-faktor penyesuaian moisture (bila ada)
k. Dasar untuk memperkirakan perolehan pabrik preparasi
l. Spesifikasi kualitas produk batubara
m. Dasar untuk mengelompokkan jenis-jenis produk batubara
n. Tabulasi cadangan berdasarkan suatu pit/panel/strip/blok/seam, harus memperlihatkan
total cadangan batubara
o. Perbandingan dengan estimasi cadangan batubara terdahulu dari endapan yang sama
BSN 2011

11 dari 13

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan

penyesuaian untuk perubahan-perubahan dalam moisture juga sangat dianjurkan. Perolehan


dan dilusi penambangan bisa dinyatakan dalam istilah batubara hilang spesifik dan/atau
dilusi untuk setiap lapisan atau, secara alternatif, sebagai persentase perolehan
penambangan. Kecuali faktor spesifik sudah ditentukan dari studi-studi konseptual,
perolehan penambangan dan dilusi secara historis untuk metode penambangan yang
diusulkan pada daerah tertentu seharusnya digunakan. Estimator perlu melaporkan dan
menyesuaikan faktor-faktor perolehan dan dilusi penambangan yang digunakan.

SNI 5015:2011

s.

Perbandingan dengan pakar lain tentang estimasi tersebut


Status dan atau dampak dari faktor-faktor pengubah pada cadangan batubara
Nama, kualifikasi, dan pengalaman dari tenaga kompeten, dan hubungan tenaga
kompeten dengan perusahaan tambang
Waktu estimasi (bulan dan tahun)

6.3. Pelaporan kualitas


6.3.1 Untuk batubara peringkat rendah termasuk lignit dan subbituminus, nilai kalori
hendaknya dilaporkan dalam basis as received.
6.3.2 Kehati-hatian harus diterapkan untuk meyakinkan bahwa kelembapan (moisture) as
received yang dilaporkan adalah benar. Jika percontoh batubara mengering, kelembapan as
received akan menjadi terlalu rendah, dan nilai kalori akan menjadi terlalu tinggi. Untuk
mencegahnya percontoh batubara harus diambil secepatnya sebelum batubara tesebut
mengering. Percontoh tersebut seharusnya disimpan di dalam kantong percontoh yang
kedap air dan disegel rapat agar kelembapan tidak berkurang.
6.3.3 Uji laboratorium untuk equilibrium moisture atau moisture holding capacity harus
dilakukan untuk beberapa percontoh (sample) sebagai acuan menentukan tingkat moisture
yang benar.

BSN 2011

12 dari 13

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan

p.
q.
r.

SNI 5015:2011

Friedrich-Karl Bandelow, 1996. Workshop on Reassessmentn of Coal and Mineral Deposits


under Market Economy Conditions, The 3 - Dimensional Reservel Resource Classification
System - a Practical Application on Two Coal Deposits, Montan-Consulting GMBH,
Unpublished, I 4 pp.
Hughes, J.D., Klatzel-Mudry, L. and Nikols, D.J.,1989. A Standardized Coal Resourcel
Resewe Reporting System for Canada, Geol. Survey of Canada, Paper 88-21, Energy,
Mines and Resources Canada,l7 pp
Joint Committee of the Australasian Institute of Mining and Metallurgy, Australian Institute of
Geoscientists and Minerals Council of Australia, 1996. Australasian Code for Reporting of
Identified Mineral. Resources and Ore Resources, Minerals Council of Australia, 19 pp.
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 2003, Jakarta : Balai Pustaka.
Koesoemadinata, R.P., Hardjono, lsmail Usna and Harli Sumadirdja, 1978. Tertiary Coal
Basins of lndonesia, UN ESCAP, CCOP Tech.Bull., v.12, p. 43-86.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 2002.
United Nations Economic and Social Council, Economic Commission for Europe, Committee
on Sustainable Energy, 1996. United Nations International Framework Classification for
Reseves Resources - Solid Fuels and Mineral Commodities, 174 pp.
Wood, G.H., Kehn, T.M., Carter, M.D. and Culbertson, W.C.,1983., Coal Resource
Classification System of the U.S. Geological Survey, Geological Survey Circular 891, 65 pp

BSN 2011

13 dari 13

Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di www.bsn.go.id dan tidak untuk di komersialkan

Bibliografi

You might also like