You are on page 1of 28

IMMUNOGENETIK

LIMFOSIT T & B, SEL IMUNOKOMPETEN

September, 2014
Kedokteran Hewan
Universitas Brawijaya

ANGGOTA KELOMPOK
KELOMPOK 1

Andini Aprilia S
Dika Putri Edrianingtyas
Siti Qurnia
Dzikiria Shoimah
Mariana Ruth Hutabarat
Gabriella Dini Melati DP
Dhia Indah Fitri
Reza Albert Patria
Reyudzky Putri
Amalia Citra Dewanti

Visti Ajeng Naval


Aprillia Ratih Indra
Monalisa Kuswardana
Abdul Wahid
Deasy Andini Ersya
Putri
Yulis Indah Arisyanti

LIMFOSIT T DAN LIMFOSIT B


LIMFOSIT T
Limfosit T (sel T) adalah limfosit kecil yang
dikembangkan di timus, fungsinya adalah
mengatur respon sistem kekebalan terhadap selsel yang terinfeksi atau ganas
progenitor sel asal sumsum tulang yang
bermigrasi ke timus berdiferensiasi menjadi sel T
Sel T yang nonaktif disirkulasikan melalui
kelenjar getah bening dan limpa yang
dikonsentrasikan dalam folikel dan zona
marginal sekitar folikel

LIMFOSIT T DAN LIMFOSIT B


LIMFOSIT B
Limfosit B (sel B) adalah jenis sel darah
putih yang membuat antibodi dan merupakan
bagian penting dari respon kekebalan. Jika
dirangsang oleh suatu antigen, limfosit B
menjadi sel memori atau sel plasma yang
membentuk antibodi terhadap antigen itu.
Setelah matang, sel B bergerak ke organorgan seperti limpa, kelenjar getah bening
dan tonsil (Baratawidjaja, 2010).

Fungsi Limfosit T Dan Limfosit B


Respons imun humoral, dalam bentuk produksi
antibodi
diperantarai oleh sel, disertai pengeluaran
berbagai limfokin oleh limfosit atau sitotoksik,
disertai pembentukan limfosit pembunuh
sitotoksik
Limfosit T berperan dalam imunitas
seluler dan memodulasi responsivitas
imun. Limfosit B terutama bertanggung
jawab untuk imunitas humoral dan
pembentukan antibodi.

Limfosit T

Limfosit B
Berperan dalam imunitas selular
Berperan dalam imunitas humoral
Menyerang antigen yang berada Menyerang antigen yang ada di cairan
di dalam sel
Terdapat 3 jenis Limfosit T yaitu:

antar sel

Limfosit T pempantu (Helper T


cells),

berfungsi

mengantur Terdapat 3 jenis sel Limfosit B yaitu :

sistem imun dan mengontrol

Limfosit

kualitas sistem imun

atau

Sitotoksik,
tubuh

Limfosit

sel

terinfeksi

oleh

Limfosit B dalam jumlah banyak dan


cepat
Limfosit

patogen

mengingat
Limfosit

surpressor

menurunkan

dan
respon

imun

memori,
antigen

menyimpan
yang

masuk ke dalam tubuh

(Surpressor T cells), berfungsi


menghentikan

memproduksi

Limfosit B pembelah, menghasilkan

menyerang

yang

plasma,

antibodi

Limfosit T pembunuh(Killer T
cells)

pernah

MHC (Major Histocompatibility


complex )
terdapat dua kelas yaitu MHC I yang ditemukan pada
semua sel bernukleus, MHC II yang terbatas pada
beberapa jenis sel khusus yang meliputi magrofaga,
sel B, sel T yang telah diaktifkan, dan sel sel yang
menyusun bagian anterior timus. Tugas MHC adalah
sebagai penyajian atau presentasi antigen.
Ada dua jenis utama sel T, Sel T sitotoksik
mempunyai reseptor antigen yang terikat dengan
fragmen antigen yang diperlihatkan oleh MHC I, Sel T
helper mempunyai reseptor yang terikat dengan
fragmen antigen yang diperlihatakan oleh MHC II

MHC (Major Histocompatibility


complex )
sel T helper akan merangsang sel B yang
kemudian menghasilkan sel plasma dan
mensekresikan antibodi serta merangsang sel
sitotoksik, sehingga menghasilkan sel sel T
sitotoksik yang aktif
Pengaktifan sel B dibantu oleh IL-2 dan sitokin
lain yang disekresikan oleh sel T- helper yang
diaktifkan oleh antigen yang sama. Dimana sel
B ini akan menghasilkan sel sel memori dan
klon klon sel sel plasma dimana tempat
antibodi disekresikan.

Kaitan Limfosit dengan Gizi


tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
asupan energi, protein, besi, seng dengan
status imunitas karena status imunitas tidak
hanya dipengaruhi oleh poin diatas
banyak faktor yang dapat mempengaruhi
seperti asupan gizi mikro, infeksi penyakit,
sanitasi , usia, dll
vitamin dan mineral seperti vitamin A, B
kompleks, C, D, dan E serta SE memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap status
imunitas

(lanjutan..) Kaitan Limfosit


dengan Gizi
Defisiensi vitamin A mengakibatkan penurunan jumlah
leukosit , sel T, jumlah sel NK, IgG
Suplementasi vitamin A akan meningkatkan proliferasi
limfosit dan aktifitas sitotoksik sel.
Defisiensi B6 akan menurunkan kadar limfosit, produksi
IL-2 dan respon Ab.
Defisiensi vitamin C akan menurunkan aktifitas fagosit
dan resistens terhadap tumor.
Defisiensi vitamin D menyebabkan penekanan aktifitas
sel T dan Th1, dimana vitamin D berperan dalam
menstimulasi pembentukan monocyte dan makrofag.
Defisensi Se akan berdampak dalam penurunan produksi
Ab, sintesis sitokin dan proliferasi limfosit.

IMUNOKOMPE
ImunokompetenTEN
adalah
kemampuan

sistem imun untuk menstimulus dan


menyebarkan antibodi serta respon tubuh
lain terhadap masuknya antigen.
Sifat imunokompeten pada sistem imun
dapat
melemah,
yang
dipengaruhi
beberapa faktor seperti usia sel T, infeksi
virus, radiasi, dan pengobatan kemoterapi

Sel-sel Imunokompeten
1. Limfosit
Sel limfosit berperan dalam sistem perlindungan
tubuh dengan mensintesis dan mensekresi antibodi
atau immunoglobulin ke dalam jaringan darah
sebagai respon terhadap keberadaan benda asing.
Sel limfosit merupakan respon imun spesifik yang
terdiri dari respon humoral dan seluler. Respon
humoral dilakukan oleh sel limfosit B, dimana sel ini
menghasilkan antibodi sebagai respon imunnya,
sedangkan respon imun seluler dilakukan oleh sel
limfosit T, dimana sel ini menghasilkan limfokinase
yang dapat menolak keberadaan benda asing

Sel-sel Imunokompeten
2. Netrofil
Pada fase seluler awal proses inflamasi, sel
pertama yang tertarik ke daerah inflamasi adalah
neutrofil. Berkurangnya inflamasi mengakibatkan
jumlah sel neutrofil juga berkurang.
Neutrofil sebagai bagian dari leukosit yang
berbentuk polimorfonuklear, atau lazim juga
disebut neutrofil polimorfonuklear, berperan
penting dalam mekanisme pertahanan tubuh
terhadap invasi bakteri. Neutrofil polimorfonuklear
sebagai sistem imun non spesifik

Sel-sel Imunokompeten
2. (lanjutan..) Netrofil
Di
jaringan
sasaran,
neutrofil
aktif
mematikan
dan
menghancurkan mikroba. Jumlahnya meningkat cepat dan mencapai
puncaknya dalam 24 48 jam. Bila tidak terjadi infeksi, neutrofil
berumur pendek dan jumlahnya menurun dengan cepat setelah hari
ke-3. Neutrofil akan bereaksi terhadap inflamasi dengan
berakumulasi mendekati sel endotel dinding venula. Proses ini
disebut
marginasi. Akumulasi dan penempelan neutrofil pada
permukaan endotel terjadi karena adanya molekul adhesi yang
dilepaskan endotel akibat pengaruh IL-1 yang diproduksi neutrofil.
Molekul adhesi tersebut antara lain P-selektin, intercellular adhesion
molecule-1 (ICAM-1). Selanjutnya neutrofil bergulir pada permukaan
endotel akibat daya dorong aliran plasma. Penempelan neutrofil pada
endotel makin kuat dan bergerak aktif secara diapedesis, kemudian
berhenti dan mengeluarkan
pseudopodia,
mengerutkan diri
menyusup melewati celah antara membran basalis sel endotel dan
bermigrasi meninggalkan kapiler menuju jaringan interstitial yang
rusak

Sel-sel Imunokompeten
Eosinofil
memproduksi
mediator
toksin
eosinofil
inflamatori yang unik yang disimpan dalam
granul-granul dan disintetis setelah sel ini
teraktivasi,
granul
tersebut
mengandung
kristaloid yang terdiri dari Major Basic Protein
(MBP) dan matrix yang terdiri dari Eosinophil
Cationic Protein (ECP), peroxidase eosinofil dan
Eosinophil Derived Neurotoxin (EDN) yang
mengandung efek sitotoksin pada epitelium
repiratori.

Sel-sel Imunokompeten
(lanjutan..)
Eosinofil terjadi melalui 4 proses:
Diffrensiasi sel-sel progenitor dan proliferasi
eosinofil pada sumsum tulang
Interaksi antara eosinofil dan sel endotel,
termasuk : rolling, adhesi dan migrasi
eosinofil
Rangsangan kimia yang menarik eosinofil ke
lokasi tertentu
Aktivitas serta destruksi eosinofil

Sel-sel Imunokompeten
Basofil
sitoplasma basofil terisi granul yang lebih
besar, dan seringkali granul menutupi inti,
granul
bentuknya
ireguler
berwarna
metakromatik,
dengan
campuran
jenis
Romanvaki tampak lembayung. Granula basofil
metakromatik dan mensekresi histamin dan
heparin, dan
keadaan tertentu, basofil
merupakan sel utama pada tempat peradangan
ini dinamakan hypersesitivitas kulit basofil.

Sel-sel Imunokompeten
Monosit
Merupakan sel leukosit yang besar 3-8% dari jumlah leukosit
normal, diameter 9-10 um tapi pada sediaan darah kering
diameter mencapai 20um, atau lebih. Inti biasanya eksentris,
adanya lekukan yang dalam berbentuk tapal kuda
Monosit ditemui dalam darah, jaingan penyambung, dan ronggarongga tubuh.
Monosit tergolong fagositik mononuclear (system retikuloendotel)
dan mempunyai tempat-tempat reseptor pada permukaan
membrannya.
Untuk imunoglobulin dan komplemen.
Monosit beredar melalui aliran darah, menembus dinding kapiler
masuk kedalam jaringan penyambung.
DaIam darah beberapa hari.
Dalam jaringan bereaksi dengan limfosit dan memegang peranan
penting dalam pengenalan dan interaksi sel-sel
immunocmpetent dengan antigen

Thankyou for your attention !


Wassalamualaikum wr.wb

You might also like