You are on page 1of 2

IMUNITAS TERHADAP INFEKSI Strongylus

Akibat dari infeksi parasit dapat disebabkan oleh tidak adanya reaksi imun sehingga
terjadi superinfeksi berat di satu pihak dan di pihak lain terjadi reaksi imunopatologik yang
berlebihan sehingga mengancam jiwa. Parasit harus berada di antara kedua ekstrem ini untuk
menghindari kematian pejamu dan pada saat yang sama menghindar dari reaski imun, supaya
ia sendiri tetap hidup. Pada kenyataannya, setiap parasit mempunyai mekanisme yang sangat
kompleks sampai terjadinya kematian.

Respons Imunitas Humoral


Antibodi yang spesifik ditemukan dalam konsentrasi dan afinitas cukup memadai
efektif untuk memberikan proteksi terhadap parasit. Gambaran reaksi imun terhadap infeksi
cacing adalah eosinofilia dan peningkatan jumlah IgE. Pada manusia, jumlah IgG dalam
serum dapat meningkat dari normal 100 ng/ml menjadi 10.000 ng/ml. Perubahan ini
merupakan tanda dari adanya reaksi terhadap limfokin tipe Th2. Kenaikan yang luar biasa
dari IgE memperkuat pandangan bahwa IgE mereupakan parameter penting dalam
pertahanan. Rangsangan antigen spesifik untuk untuk terbentuknya sel mastoid yang dilapisi
IgE menyebabkan terjadinya eksudasi serum protein dengan konsentrasi antibodi protektif
yang tinggi untuk semuan kelas imunoglobulin dan dilepaskannya faktor kemotaktik eosinofil
. Dalam perjalananya, protein utama pembentuk inti dari granula eosinofil padat elektron
dilepaskan ke parasit dan mengakibatkan kerusakan. Peran imunitas seluler tampak menonjol
karena eosinofil dapat mengekspresikan MHC kelas II dan IgG-mediated ADCC ditingkatkan
oleh GM-CSF dan TNF. Bukti lain tentang keterlibatan sel ini terlihat dari penelitian bahwa
proteksi menggunakan transfer pasif dengan antiserum in vivo dapat dihambat dengan
pemberian serum antieosinofil sebelumnya. Reaksi yang diperantarai IgE mungkin penting
dalam penyembuhan dari infeksi, sedangkan resisitensi pada iundividu yang telah divaksinasi
mungkin lebih tergantung pada adanya antibodi IgG dan IgA. Selanjutnya kemampuanuntuk
mengatasi cacing tertentu dapat diarahkan kepada produksi limfokin tipe Th1 seperti IFN
dari TH2 yang menghasilkan IgE.

Respons Imunitas Seluler


Meskipun makrofag mempunyai kemampuan mikrobisidal ampuh termasuk adanya
peran NO (nitric oxide). Seperti pada infeksi mikrobakteri, sel T penghasil sitokin sangat
penting untuk makrofag melaksanakan kemampuan membunuh dan menyingkirkan
pengganggu yang tidak diinginkan. Efek ini bisa dilihat secara in vitro bila IFN- dengan
penambahan TNF, ditambahkan dalam biakan makrofag, yang mendukung pertumbuhan
intrasel parasit. Eliminasi infestasi cacing usus merupakan pendekatan yang khusus berupa
gabungan reaksi seluluer dan humoral untuk menghilangkan infeksi yang masuk. Penelitian
pada tikus (ogilvie) menunjukkan bahwa meskipun antibodi menyebabkan kerusakan pada
cacing, sel T donor imun juga diperlukan untuk terjadinya ekspulsi kuat yang mungkin terjadi
melalui kombinasi stimulasi motilitas usu oleh sel mastoid dan aktivasi sitokin dari sel goblet

usus yang berjumlah banyak. Kedua jenis sel ini menghasilkan campuran molekul
glycosilated dengan berat molekul tinggi yang membentuk gel viskoelastikdisekeliling
cacing, sehingga terjai proteksi permukaan kolon dann usus halus dari invasi. Pada parasit
yang bertahan bertahun-tahun mengahadapi reaksi imunologik, interaksi dengan antigen
asing sering menyebabkan kerusakan jaringan. Reaksi hipersensitivitas lambat yang
disebabkan adanya TNF yang memungkinkan telur meloloskan diri dari kapiler intestinal
kedalam lumen usus untuk meneruskan siklus hidup di luar pejamu.

You might also like