You are on page 1of 12

anau yang terletak di puncak gunung yang berketinggian 1.

690 dpl ini merupakan sebuah


danau yang unik, dimana air nya memiliki 3 warna dan unik sekali. Saat saya melintasi
daerah itu dengan pesawat, terbukti memang sungguh indah sekali. Kelimutu sendiri
memiliki arti yaitu, keli yang artinya gunung dan mutu berarti mendidih. terletak di Pulau
Flores. Danau tersebut merupakan sebuah danau vulkanik dan dari ketiga warna warna
tersebut bisa berganti ganti warna nya sesuai perjalanan waktu dan gejala vulkanik yang
terjadi pada gunung tersebut. dan terkadang dikaitkan berubahnya warna tersebut dikaitkan
dengan mitos mitos datangnya bencana yang sangat dipercayai masyarakat sekitar
(Kecamatan Wolowaru, kabupaten Ende, NTT). Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga
bagian yang sesuai dengan warna - warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru
atau "Tiwu Nuwa Muri Koo Fai" merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi
yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau "Tiwu Ata Polo" merupakan tempat
berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan
kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau "Tiwu Ata Mbupu" merupakan
tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal. luas ketiga danau itu
1.051.000 meter persegi dengan volume 1.292 juta meter kubik. Danau ini sendiri ditemukan
oleh
Van
Such
Telen,
warga
negara
Belanda,
tahun
1915.

Sebenarnya mengapa danau tersebut bisa memiliki warna ya? apa ada yang iseng memberi
pewarna? hehehe joke. berubahnya warna berhubungan dengan zat besi dan gas belerang
yang sangat tinggi, dikarenakan gunung ini masih aktif, pembiasan matahari, serta pantulan
dinding batu sekitaran danau itu turut andil menjadi penyebab berubah warna nya, selain itu
adanya mikro biota dalam air yang menjadikan nya berwarna seperti itu (hal serupa juga
terjadi dengan laut hitam dan laut merah). Contohnya antara lain meningkatnya kandungan
besi (fe) dalam air mengakibatkan air menjadi berwarna kemerahan dan hijau bisa
ditimbulkan dengan adanya lumut lumut yang hidup di dasar danau.
Kelimutu adalah nama gunung berapi yang berada di Flores Nusa Tenggara Timur (NTT),
tepatnya berada kabupaten Ende Flores. Gunung Kelimutu mempunyai keunikan tersendiri
yaitu memiliki danau berwarna yang selalu berubah-ubah, danau tiga warna itu menjadi
sangat terkenal sehingga ramai di kunjungi wisatawan asing manca negara. Danau Kelimutu
terkenal ketika berwarna Merah, Biru, dan Putih (seperti susu) warna-warna itu cerah bukan
buram tetapi selalu berubah mengikuti warna dasar kawah gunung berapi itu.
Ketika saya pergi ke sana, saya masih kecil hehehe sekarang saya kelas lima SD Tunas
Bangsa Sunter, tepatnya waktu itu saya sebelum masuk TK Tunas Bangsa Sunter, setelah
pulang dari Flores saya masuk TK. Sejarah mencatat awal mulanya daerah ini di temukan
oleh seorang dari negara Belanda yang bernama Van Such Telen pada tahun 1915 Waw
saya di mana? Karena keindahan warna air di kawah dan pemandangan alam dengan pohon
pinus yang rimbun, Danau Kelimutu menjadi terkenal di dunia dan menjadi salah satu dari 9
keajaiban dunia.

Sejak 26 Febuari tahun 1992 pemerintah Indonesia menetapkan Danau Kelimutu dan
sekitarnya menjadi kawasan Konservasi Alam Nasional Indonesia. Menurut cerita Ayah
bahwa Danau Kelimutu juga terkenal sangat angker dan dari cerita keangkeran Kelimutu
terkenal hingga ke negara lain, hal itu dapat di buktikan dengan buku yang di tulis oleh
Y.Bouman yang melukiskan keindahan Danau Kelimutu pada tahun 1929 mengatakan selain
indah juga angker. Ternyata bule-bule itu suka dengan keajaiban warna Danau Kelimutu dan
alam yang indah untuk kemudian mereka membuat penelitian.
Tahun 1975 Ayah pergi ke sana, mencapai puncak menggunakan mobil Land Rover
membutuhkan waktu 2 hari pulang pergi dari puncak gunung. Jalan menuju puncak Kelimutu
waktu itu berliku-liku, licin dan sempit hanya cukup untuk satu mobil, kiri dan kanan jalan
terdapat jurang yang dalam dan tebing yang tinggi. Sehingga jika ada mobil yang sedang
menuju ke atas harus bersama-sama jika ada rombongan mobil yang turun dari puncak
gunung Kelimutu, mobil lain yang hendak naik harus menunggu bergantian melintasi jalan
itu tetapi sekarang keadaannya telah berubah jalannya sudah di perbaiki pemerintah setempat
tetapi mobil tidak bisa lagi mencapai bibir danau pengunjung harus melewati jalan setapak
kurang lebih satu kilometer untuk mencapai bibir danau.
Keindahan dan keangkeran seolah menyatu di puncak gunung yang terdapat danau tiga warna
itu, wisatawan asing suka itu, mereka datang tidak hanya untuk melihat keajaiban Danau
Kelimutu tetapi setelah tiba di sana mereka pergi ke hutan di sekitar untuk melihat-lihat
sambil menyelidiki, tetapi wisatawan lokal akan merasa seram dan ngeri karena Danau
Kelimutu tidak seperti danau biasa yang sering kita lihat, ketiga danau berwarna itu berada di
lubang kawah yang luas (seperti sumur besar). Pinggiran danau yang terjal itu juga mudah
longsor karena keadaan tanah yang labil.
Luas danau Kelimutu kurang lebih satu kilometer persegi dengan kemiringan dinding danau
70 derajat, jarak dari permukaan air kurang lebih 50 meter hingga 150 meter. Para wisatawan
tidak berani berdiri langsung di pinggir danau karena kondisi tanah di sekitarnya labil
sehingga mudah longsor Aduh seram banget Helikopter juga tidak berani melintas tepat
di permukaan danau yang seperti sumur luas itu, pihak Taman Nasional Kelimutu membuat
pagar pembatas dengan jarak yang aman untuk wisatawan, sementara jika hari telah senja
angin bertiup cukup kencang menerpa hutan pinus yang berada di sekitar danau sehingga
menimbulkan suara-suara aneh seperti suara orang menangis dan suara tangisan bayi yang
berasal dari gesekan daun dan batang pohon pinus, cemara, kayu merah dan edelweiss di
puncak gunung sehingga menimbulkan suasana angker hehehe danau tiga warna itupun
akan tertutup oleh kabut dengan jarak pandang sekitar satu meter.
Masyarakat setempat percaya perubahan warna danau itu mempunyai arti tersendiri. Mereka
menyebut Tiwu Kelimutu, tiwu berarti danau, kata Kelimutu mempunyai dua arti, Keli
berarti Gunung, Mutu berarti Mendidih atau Panas terbakar. Penduduk setempat percaya
Danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan menyebut ketiga danau itu dengan nama
berbeda.
Danau berwarna biru disebut Tiwu Nuwa Muri Koo Fai danau tempat berkumpulnya roh
pemuda dan pemudi yang telah meninggal. Danau berwarna putih disebut Tiwu Ata Mbupu
yang berarti danau orangtua sebagai tempat berkumpulnya roh orangtua mereka yang telah
meninggal. Danau yang berwarna merah disebut Tiwu Ata Polo yang berarti danau setan
atau hantu tempat berkumpulnya roh orang yang telah meninggal tetapi selama hidup orangorang itu selalu melakukan kejahatan. Perubahan warna danau sering terjadi sehingga tidak

bisa memakai warna danau sebagai patokan nama dan letak, ketiga nama danau itu lebih
mudah di ingat letak dan tempatnya dengan nama Tiwu Ata Mbupu, Tiwu Nuwa Muri Koo
Fai dan Tiwu Ata Polo.
Danau Tiwu Ata Mbupu atau danau roh para orang tua dan danau Tiwu Nuwa Muri Koo Fai
atau danau roh pemuda dan pemudi letaknya berhimpitan hanya di batasi oleh dinding tanah
kawah yang tipis dengan permukaan yang lancip sehingga mudah longsor jika terjadi hujan
atau gempa sedangkan danau Tiwu Ata Polo atau danau roh para orang jahat (daerah Flores
juga terkenal dengan tukang santet/tenung) letaknya berjauhan.
Perubahan warna Danau Kelimutu sering terjadi karena disebabkan oleh karbon, mineral dan
biota jenis lumut yang melekat pada batu-batuan di dasar danau dalam kawah tersebut. Pada
bulan Mei 1997 terjadi perubahan warna, Tiwu Ata Polo dari sebelumnya cokelat maupun
hijau tua menjadi merah hati, Tiwu Ata Mbupu dari cokelat tua dan hitam berubah menjadi
hijau kecoklatan.
Rute termuda untuk mencapai lokasi Taman Nasional Kelimutu, pertama jika dari Jakarta
mengambil rute perjalanan udara Jakarta - Kupang - Maumere Flores. Jika berangkat dari
Surabaya - Kupang - Maumere Flores. Lebih banyak pilihan jika dari Denpasar Bali,
hehehe lokasi wisata yang indah dan alami terbentang dari Bali, Lombok hingga ke Flores
dan Alor. Jika ingin langsung dan cepat adalah pilihan rute penerbangan Denpasar langsung
ke Maumere. Pilihan kedua dari Denpasar - Kupang - Maumere.
Pilihan ketiga dari Denpasar Bali terserah kamu lewat darat dan laut. Setelah Bali bisa
mampir dulu ke Pantai Senggigi Lombok, Taman Nasional Komodo kemudian Taman
Nasional Kelimutu. Perjalanan dari Komodo ke Kelimutu juga terdapat beberapa
perkampungan suku-suku setempat yang layak dikunjungi. Tetapi itu memerlukan fisik yang
kuat, kamu harus benar-benar siap fisik dan mental untuk melintasi laut dengan kapal dan
jalan darat yang panjang dan berliku-liku, naik turun gunung terjal dengan mobil di jalan
sempit terutama di daerah Flores. Saya sendiri heran lalu bertanya kepada Ayah ketika
mengikuti beliau ke Flores. Papi ko ga nyampai-nyampai ini dari tadi belok-belok melulu di
hutan kapan tiba? baru belok kiri belum sempat lurus roda mobil kami sudah belok lagi dan
naik turun gunung. Jika melakukan perjalanan di Flores sebaiknya pilih perjalanan waktu
siang hari, siapkan camera dengan lensa yang baik, pemandangan alam dari puncak gunung
ke lembah hingga laut dengan pulau-pulau kecil di sekitarnya sungguh indah.
Pemandangan alam sungguh menakjubkan ketika melintasi daerah Lombok hingga Flores.
Semua pantai indah segar alami! Kondisi pantai asli, belum terjamah tangan orang jahil, air
laut yang bening hingga kamu bisa melihat dasar laut yang indah penuh dengan terumbu
karang warna-warni dan itu benar-benar indah di perairan Komodo dan Rinca Labuhan Bajo.
Jika dari Komodo harus melintasi tiga kabupaten baru mencapai Danau Kelimutu, Jadi lebih
mudah datang dari Maumere kemudian bisa kembali ke Jakarta, Surabaya, Denpasar Bali dan
Kupang Darwin juga dari Maumere.
Pilihan rute perjalanan terakhir untuk mereka yang datang dari Australia bisa melewati
Darwin - Kupang - Maumere Flores. Perjalan selanjutnya untuk semua yang telah tiba di
Maumere bisa menggunakan tranportasi darat dengan kendaraan umum atau mobil sewaan
hingga lebih bebas menuju Moni, Moni adalah kampung terdekat menuju Danau Kelimutu, di
sana juga tersedia Cottage dan Homestay, tempat penginapan yang di kelola pemerintah serta
penduduk.

Menurut laporan dari Taman Nasional Kelimutu, koordinator teknis Dwi Sutantohadi
perubahan warna danau itu telah terjadi lagi sejak Desember lalu. Perubahan warna itu terjadi
pada kawah Tiwu Ata Polo dan Tiwu Nua Muri Koo Fai. Tiwu Ata Polo yang biasanya
berwarna cokelat tua kehitaman kini telah berubah warna menjadi hijau tua, sedangkan Tiwu
Nua Muri Koo Fai dari hijau muda berubah menjadi hijau kebiru-biruan. Sementara satu
danau yang lain, Tiwu Ata Mbupu warnanya masih seperti biasa, hijau tua kehitaman.
Perubahan ini adalah hal yang biasa merupakan fenomena alam, jadi jangan di kaitkan
dengan hal-hal mistik. Perubahan warna danau karena proses unsur kimia tanah yang
merupakan bagian dari aktivitas gunung api. Penduduk setempat percaya bahwa gejala alam
ini mempunyai arti dan mereka percaya ini sebagai tanda atau peringatan alam yang harus
diperhatikan.
Berikut foto-foto dari Danau Kelimutu:

Tiga danau yang letaknya berdekatan satu sama lain itu juga tidak bernama. Di sisi timur, terdapat
dua danau, yang airnya masing-masing berwarna hijau dan cokelat tua. Untuk danau yang berwarna
hijau, masyarakat biasanya menyebutnya dengan danau arwah muda-mudi (tiwu nua muri koo fai).
Yang berwarna cokelat tua disebut danau arwah tukang tenung atau orang jahat (tiwu ata polo). Di
sisi barat ada satu danau yang berwarna hijau lumut atau gelap, yang biasa disebut danau arwah
orangtua (tiwu ata mbupu).
Perubahan warna
Sejumlah kalangan menduga, perubahan warna air di danau itu disebabkan aktivitas Gunung Berapi
Kelimutu, pembiasan cahaya matahari, adanya mikro biota air, terjadinya zat kimia terlarut, serta
akibat pantulan warna dinding dan dasar danau. Penjelasan singkat bahwa perubahan warna air ke
biru putih (sekarang hijau) dimungkinkan oleh perubahan komposisi kimia air kawah akibat perubahan
gas-gas gunung api, atau dapat juga akibat meningkatnya suhu.
Sementara itu, meningkatnya konsentrasi besi (Fe) dalam fluida menyebabkan warna merah hingga
kehitaman (sekarang cokelat tua). Adapun warna hijau lumut dimungkinkan dari biota jenis lumut
tertentu.Lalu soal dinding pemisah antara tiwu nua muri koo fai dengan tiwu ata polo diberikan
penjelasan singkat bahwa dari sudut geologi, bagian dinding danau merupakan bagian yang paling
labil. Dengan posisi berdekatan, apalagi jika terjadi gempa dengan skala besar, tidak menutup
kemungkinan kedua danau ini akan menyatu.Selain itu, mengingat Pulau Flores termasuk daerah
rawan gempa, diperlukan kajian untuk dapat menginformasikan kepada wisatawan pada lokasi mana
harus berlindung ketika berada di sekitar Danau Kelimutu.

On the uniquely beautiful island of Flores is the Kelimutu National Park, where the famous
Mount Kelimutu volcano resides with its striking tri-colored lakes resting in its caldera.

These stunning colored lakes are the most famous attraction in Flores and an absolute must
visit. They are without a doubt one of the most amazing natural phenomenons in Flores, if not
the world.

The Colored Lakes of Mount Kelimutu


Going from west to east, the first of these lakes is called Tiwu Ata Mbupu (Lake of the
Ancestors Souls, Lake of Old People). This first and most westerly lake is located 1.5 km
west of the other two lakes. The second lake is named Tiwu Nuwa Muri Koo Fai (Lake of
Young Peoples Souls, Lake of Young Men and Maidens)and the third lake is called Tiwu Ata
Polo (Lake of Evil Spirits, Bewitched or Enchanted Lake). The second and third lake are
separated by a steep, narrow stone wall of crater measuring 50 to 150 meters.

The three lakes vary in color from each other and each one changes colors irregularly, almost
whimsically, lending the whole area a wonderfully surreal atmosphere that have led to many
locals myths and speculations about the origin of Kelimutu.
Currently, one of the lakes is black-brown, another is green, and the last one is in the process
of changing from green to red. When Dutch geologists discovered the craters in 1914, the
colors were reported to be red, blue and white. A few years ago, the lakes were white,
turquoise and red. In November 2009, they were black, turquoise, and a coca-cola brown.
And again in July 2010, the lakes were resplendent in various shades of green. As you can
see, they change colors almost as often as a mood ring on a teenage girl and the changes
happen suddenly.

A popular myth suggests that the changing colors is caused by the neglected ancestral souls.
The scientific community chalks it up to discoloration by sunlight and the varying mineral
contents of the water from Kelimutu volcanic activity. Which explanation you choose to go
with is up to you

Mount Kelimutu, with its tri-colored crater lakes, is probably the most amazing natural
phenomenon in Flores. Beyond that, the steaming mountain is also the islands most famous
tempat angker, or mystical, haunted place.
Scientific explanations aside, there are many myths about the origin of Kelimutu. This is one
of the reasons why Mount Kelimutu was, and still is a sacred place for the local people. Over
the years, the three crater lakes have often changed color. At present, one of the lakes is
black-brown, one is green, and one is currently changing from green to a reddish color. A
reason may be the varying mineral contents of the water. Another explanation suggests that
the changing colors are caused by the neglected ancestral souls.
The first lake is named Tiwu Ata Mbupu (lake of the ancestors' souls ); the second is named
Tiwu Nuwa Muri Koo Fai (lake of young peoples souls); and the third is called Tiwu Ata
Polo (lake of evil spirits). The first and second lakes are situated close together; while the
third lake is about 1.5km to the west. Kelimutu is a beautiful place at any time of the day.
However, the best time to enjoy this magical place is in the early morning when the clouds
havent yet covered the view. Many visitors prefer to see the sunrise.

The most popular and convenient starting point to visit Kelimutu is Moni, a village close to
the Transflores highway. Whereas until not too long ago visitors had to hike all the way up
to Kelimutu, there is now a paved road to a parking lot where you can enjoy a 30-minute
walk through a lush forest full of birdsong, before entering the lake area.
Moni, too, is worth a stay. You can do many nice treks in the fertile surroundings of rice
fields, forests, and hills. Relax in the hot springs nearby, look at some fine Lio ikat in the
market, or enjoy a performance of local dance and music. Another starting point to Kelimutu,
and a good alternative to Moni, is Detusoko village, which is about 33km from Kelimutu.
Kelimutu National Park
The Kelimutu crater lakes are only a small part of the Kelimutu National Park. This
fascinating area belongs to the worldwide protected areas and is internationally recognized by
the United Nations Environment Program. Due to its unique natural features, its high
biodiversity, and cultural heritage, Kelimutu National Park attracts thousands of tourists each
year. Numerous hills and mountains (Mount Kelibara is the highest peak at 1,731 m) give this
region its characteristic touch and provide a habitat for at least 19 rare, endemic bird species.
As in so many places in Flores, traditional architecture, dances, and ikat weaving are still
deeply rooted among the local people.
Facilities
If you choose Detusoko Village as your starting point, you can spend the night in the
guesthouse called Wisma Santu Fransiskus (+62 81314350522 ), which is managed by the
Sisters of the Saint Francis Order. The nuns use the income of the guesthouse for their social
work to help orphaned children in Detusoko.
If you prefer to start from Moni, you can choose one of the many basic to mid-range cottages
or hotels. Get ready for your hiking tour with an energetic meal from a local restaurant or
warung. In Moni you can find some small shops with a basic range of products, and a market
where you can buy agricultural products, food, clothes, and much more for the daily life. The
market opens every Monday, Tuesday and Sunday, whereas Monday is the happening day.

They are located on the same volcanic peak yet each of the three crater lakes
atop Kelimutu in Indonesia is a markedly different color. It is the only place on
earth where this amazing color variation takes place.
The three lakes all have different names and local people have for centuries
believed that the lakes are the spiritual resting place of their ancestors. It is said
the lakes change color according to the mood of the spirit and if that is the
case then the souls moods are constantly restless.
The Lake of Old People (Tiwu Ata Mbupu) at the western point of the volcano is
typically blue. Lying apart from the other two crater, this is where it is said the
spirits of the old who have led righteous lives go to rest.
The two other lakes share a crater wall. The Lake of Young Men and Maidens
(Tiwu Nuwa Muri Koo Fai) is characteristically green. The third, the Enchanted
Lake (Tiwu Ata Polo) can often be blood red but in the pictures here appears an
olive color.
This is the one where the bad people go, young, old, male or female. Kelimutu
itself means Boiling Lake and often visitors can see wreathes of steam rise from
the surface of the lakes.
Although no extensive scientific survey has ever been undertaken below the
surface of the lakes it is assumed that the color deviations are due to underwater
fumaroles. These are openings in the planets surface which let out gas and
steam sulfur dioxide, hydrogen chloride and sulfide as well as carbon dioxide.
This creates an upwelling (normally an oceanographic term) which drives denser
nutrient-rich (and so colored) water upwards to the surface, driving that which
had been on top downwards, so changing its appearance.
Mount Kelimutu is situated in an eponymous national park on the island of Flores.
Although the island is 350-km in length the park itself is small, with the nearest
city (Ende) being 60-km away. However, the small farming village of Moli lies
near the volcano and is often used as a base camp by those hardy enough to
trek to the crest of Kelimutu.
The visitor is never quite sure what color the lakes will be when they reach the
top as they vary significantly. Unlike other crater lakes where the color variation
can be predicted, this is not the case with these three lakes. The colors you see
here are blue, green and black (and they predominate) yet the lakes also change
to white, red and blue too.
Those who make the journey to volcanos crest usually do so in at daybreak. The
three lakes are often shrouded in mist later in the morning. However, by mid-

afternoon they are usually haze free and those who venture here then are often
the only people around. They must remember to start the treck down to Moli
before the evening sets in, however.
A number of unwary visitors have followed an unofficial trail around the rim of
the lakes. Loose volcanic rock has made this trail hazardous not to mention the
fumes which arise from the lakes, known to make people collapse. Those who
have fallen in to the lakes have not come out alive.
In 1995 a Dutch tourist fell down the precipitous slope in to Tiwu Nua Muri Kooh
Fai lake. Although a five day extensive search for his body was conducted his
body was never recovered. One can only hope that his spirit joined those of the
young men and maidens resident there. People have, though, generally stayed
behind the fences since then.
Despite the fact the volcano and lakes are little known outside Asia, many
consider Kelimutu to be one of the seven wonders of nature. It is hard to
disagree.

You might also like