You are on page 1of 3

Ledakan Penduduk Merupakan Ancaman

Terbesar Bagi Indonesia


OPINI | 17 December 2012 | 03:52

Dibaca: 2184

Komentar: 0

Mari Renungkan Apa yang Akan Kita Wariskan pada Anak Cucu Kita
Berdasarkan hasil sensus penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia adalah
237,6 juta jiwa (melebihi angka proyeksi nasional), bertambah sekitar 32,5 juta
jiwa selama 10 tahun terakhir, artinya setiap tahun ada penambahan penduduk
sebesar 3,25 juta.
Saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-4 negara dengan jumlah penduduk
terbesar di dunia. Ini bukan suatu aib, bahkan bisa menjadi kekuatan negeri
yang membanggakan, dengan syarat, seluruh manusia yang terlahir di bumi
Indonesia adalah sumber daya manusia yang berkualitas. Sampai disini, coba
kita renungkan, fakta yang sesungguhnya terjadi.

ledakan penduduk-foto bkkbn

Penyebab pesatnya pertumbuhan penduduk


Turunnya angka kematian disumbangkan oleh beberapa faktor yaitu
meningkatnya produksi dan distribusi pangan, tersedianya sarana prasarana air
bersih dan sanitasi, penemuan vaksin dan obat-obatan, dan meningkatnya
pendidikan dan standar kehidupan masyarakat.
Secara umum angka kematian menurun jauh lebih cepat dibandingkan dengan
angka kelahiran. Kawasan Asia, Afrika dan Amerika Latin adalah yang tercepat
dalam pertumbuhan penduduk.
Konsekuensi pertumbuhan penduduk yang pesat
Dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49% per tahun,
penduduk Indonesia pada 45 50 tahun mendatang diperkirakan akan berlipat
ganda yakni menjadi 480 juta jiwa.

Pertumbuhan penduduk yang meningkat drastis, tentunya menyisakan penduduk


miskin. Penduduk miskin mempunyai keterbatasan mengakses kebutuhan dasar
yang tentunya berpengaruh pada tubuh yang lemah dan kesehatan secara
keseluruhan, sehingga mereka tidak dapat mencari nafkah dengan baik,
tentunya hal ini membawa konsekuensi pada kemiskinan yang lebih dalam dan
panjang dari generasi ke generasi, biasa disebut lingkaran setan kemiskinan,
atau kemiskinan struktural.
Jadi, sangat perlu untuk menggeser nilai tradisional bahwa banyak anak banyak
rejeki, menjadi keluarga kecil sehat sejahtera.
Menurut Sestama BKKBN, Sudibyo Alimoeso, proyeksi penduduk perlu
direvisi, kalau tidak direvisi, dampaknya akan sangat luas kalau dikaitkan
dengan penyediaan kebutuhan dasar penduduk, seperti pelayanan kesehatan,
pangan, perumahan, lapangan kerja, dan lainnya.
Dampak jumlah penduduk Indonesia yang merupakan pemandangan
keseharian:
Tak terbilang banyaknya penderitaan bangsa ini, yang diakibatkanlangsung
maupun tidak langsung oleh ketidak mampuan bangsa ini memenuhi kebutuhan
penduduk Indonesia.
1.Macet lalu lintas
2.Tawuran

4. sampah menggunung
5.impor singkong

3.Banjir
Keluarga Berencana
Dalam mengupayakan pengendalian laju pertumbuhan penduduk, menurut
Kepala BKKBN, Sugiri Syarief memerlukan upaya percepatan dan strategi yang
lebih inovatif, salah satunya adalah melalui KB Mandiri Lingkaran Biru , pada
Hari Kontrasepsi Dunia, 26 september yang lalu.
KB Mandiri Lingkaran Biru pertama kali diluncurkan oleh Presiden Soeharto
pada akhir 1987 dengan empat jenis kontrasepsi, yaitu IUD, pil, implan dan
suntik. Program itu sukses karena pelaksanaannya dilakukan dengan mendorong
pasangan usia subur mengikuti KB sendiri menggunakan alat dan obat berlogo
lingkaran biru yang dijual di tempat-tempat pelayanan, dokter, dan bidan praktik
swasta.

Menandai 25 tahun program KB Mandiri Lingkaran Biru pada 26 September


lalu dan Hari Kontrasepsi Dunia 2012, BKKBN menggelar program bertema
Revitalisasi dan Reaktualiasi Lingkaran Biru Menuju Kemandirian Bangsa.
Program itu bertujuan meningkatkan minat penyedia pelayanan KB swasta
dalam mendongkrak kualitas pelayanan KB mandiri bagi pasangan usia subur
keluarga sejahtera II ke atas
Keluarga Berencana menjadi kebutuhan sangat mendesak ketika ancaman
ledakan penduduk menghadang di depan mata, dan seharusnya menjadi hulu
bagi kebijakan pembangunan bidang-bidang lain.
Kemiskinan struktural, krisis pangan, pengangguran, arus penduduk masuk kota
menghasilkan perumahan kumuh, kemacetan, krisis energi dan air bersih adalah
persoalan yang akan menerpa jika laju pertumbuhan penduduk tak terkendali.
Kita tahu bahwa cadangan minyak kita hanya untuk 10 tahun mendatang.
Berapa lama cadangan energi tak terbarukan seperti batubara dan gas dapat
memenuhi kebutuhan manusia Indonesia? Apa yang akan kita wariskan kepada
anak cucu kita kelak? Tanah yang tandus karena terlalu banyak ditanami kelapa
sawit dan tembakau? Kemiskinan dan kebodohan? Oleh karena itu, sejak saat
ini kita perlu mengupayakan terwujudnya keluarga kecil sehat sejahtera, dan
kelak menurunkan anak cucu yang lebih berkualitas dan berdaya saing secara
global. Anak cucu kita diharapkan mempunyai kemampuan berinovasi untuk
mengatasi berbagai krisis di masa yang akan datang, mengejar ketertinggalan di
segala bidang, kelak meningkatkan peradaban dan martabat bangsa.

You might also like