You are on page 1of 6

KASUS OBSERVASI BEDAH

AMPUTASI TIBIA FIBULA DEKSTER

A. TINJAUAN KASUS
Signalemen
Nama Hewan

: Caca

Jenis/Ras Hewan

: Kucing/ DSH (Domestic Short Hair)

Jenis Kelamin

: Betina

Umur

: 2 tahun

Anamnesa
Kucing datang ke klinik tanggal 19 Mei 2014 dengan keadaan kaki kanan
seperti jari, telapak kaki sudah tidak ada hingga terlihat bagian tulang kaki.
Menurut informasi dari klien, kucing berkelahi dengan musang.
Temuan Klinis
Ektremitas kaudal dekster mengalami fraktur dan bagian phalangs, metatarsal
sampai tarsal hilang.
Tindakan Awal
Dilakukan pembersihan luka menggunakan NaCl dan wet verband agar
bagian luka bersih dan meminimalkan terjadi nya jaringan nekrotik dan
memperbaharui jaringan. Teknik wet verband ini harus dibasahi setiap 2 jam
sekali menggunakan NaCl. Pengobatan yang diberikan yaitu antibiotik (betamox
) dan diberikan antiinflamasi (meloxicam ).
Diagnosa
Amputasi

B. DISKUSI DAN PEMBAHASAN


Kasus kucing Caca Pada tanggal 20 Mei 2014 (Selang 1 hari hewan datang
dan di rawat inap) luka pada extremitas caudal dexter mulai membusuk dan bau.
Dokter hewan memutuskan untuk melakukan amputasi pada ekstremitas kaudal
dekster. Menurut (Fossum, 2002) amputasi adalah tindakan memisahkan bagian
tubuh sebagian atau seluruh bagian ekstremitas dengan kondisi pilihan terakhir
manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak mungkin dapat
diperbaiki dengan menggunakan teknik lain, atau kondisi organ dapat
membahayakan keselamatan pasien secara utuh. Amputasi dilakukan dengan
alasan yaitu: pada bagian luka dan sekitarnya sudah terjadi pembusukan dan bau,
agar tidak terjadi pembentukan kalus.
Tahapan dalam operasi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu pre operasi,
operasi dan post operasi. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan sebelum
dilakukan operasi (pre operatif) amputasi adalah mempersiapkan alat dan bahan
yang digunakan untuk operasi, persiapan ruang operasi, persiapan alat bedah,
persiapan

operator

dan

asisten

operator, preparasi

hewan,

pembiusan,

pencukuran/pembersihan daerah sayatan.


Pre operasi diawali dengan persiapan hewan dipuasakan selama 6-8 jam
sebelum operasi untuk menghindari refleks muntah ketika diberikan anastesi. Hal
ini sangat penting, dikarenakan pada proses operasi akan diberikan obat-obat
anastesi yang berhubungan beberapa organ di dalam tubuh.
Kucing diinduksi dengan xylazine 2% dan ketamine 10%. Pemberian
induksi kombinasi xylazine dan ketamine sangat baik dan efektif karena memiliki
rentang keamanan yang luas. Kombinasi obat ini juga dapat meningkatkan kerja
masing-masing obat, dimana xylazine memberikan efek relaksasi otot yang baik
sedangkan ketamin memberikan efek analgesik yang baik. Sedangkan mekanisme
kerja ketamin adalah sebagai antagonis non komptetitif pada reseptor N-metil-Daspartat (NMDA). Reseptor NMDA adalah suatu reseptor kanal ion Na +, Ca2+ dan
K+. Apabila blokade pada reseptor NMDA ini maka akan terjadinya blokade
aliran ion sepanjang membran neuron sehingga terjadi hambatan pada depolarisasi
neuron di SSP. Makin tinggi dosis anestesi kombinasi antara xylazine dan ketamin

yang digunakan maka makin panjang pula waktu pemulihan anestesinya. Selain
itu, dilakukan injeksi analgesik perioperatif menggunakan ketoprofen. Ketoprofen
merupakan analgesik golongan non steroid anti inflamatory drugs (NSAID) yang
bekerja menghambat siklus cyclooxigenase (COX), lipo-oxygenase, dan
bradikinin dengan efikasi dan durasi yang baik sehingga akan mencegah
terjadinya nyeri akut intraoperatif dan post operatif (Schmitz, et al., 2003).
Dilakukan pemberian gentamicin pada mata untuk mencegah adanya iritasi
dan ulser kornea. Pada saat reaksi induksi obat sudah mulai terlihat secara nyata,
maka dilakukan pemasangan anastesi inhalasi. Bahan anastesi inhalasi yang
digunakan adalah isofluran dengan cara pemasangan masker. Selanjutnya, bidang
sayatan dibersihkan menggunakan antiseptik yang mengandung alkohol 70% dan
iodine dan ditutup mengguakan kain drape.
Amputasi dilakukan dengan kondisi luka atau penyakit yang tidak
berespon terhadap pengobatan lokal seperti patah tulang yang parah, tumor,
gangren dan infeksi yang bisa merambat ke daerah sekitarnya. (Fossum, 2002).
Prosedur amputasi di awali dengan insisi kulit melingkar dibagian 1/3 dari tibiafibula di persendian kemudian di preparir. Setelah itu, preparasi muskulus
gastrocnemius, M. tibialis anterior, M. Paroneus Longus, M. Flexor digitalis
profundus, M. Extensor digitalis longus hingga persendian femoralis. Hati-hati
dengan pembuluh darah. Setelah dilakukan preparasi pada muskulus dilanjutkan
ligasi pada arteri femoris posterior dan Vena Saphena di klem dengan arteri
klemp, diikat menggunakan vicryl 3.0 lalu di potong, N saphenus juga di potong.
Kemudian dilakukan penyayatan pada ligament, tendon dan persendian femoralis
namun patella masih tetap ada. Setelah dilakukan penyayatan, luka bekas sayatan
dengan menjahit musculus bagian dalam dengan menutup os femur menggunakan
benang monofilament (vicryl) 3-0 dengan teknik jahitan continuous suture.
Melakukan penjahitan pada kulit dengan benang mono filament (nylon) 3-0.
Teknik jahitan simple interrupted.
Menurut Dupre (2009), penggunaan tipe jahitan sederhana tidak akan
meningkatkan resiko terjadiya alergi apabila dikerjakan dengan benar serta memiliki

waktu persembuhan yang relatif lebih cepat. Untuk lebih jelas prosedur amputasi dapat
dilihat pada gambar dibawah ini:

Proses Preparasi kulit melingkar di bagian 1/3 dari tibia-fibula di


persendian agar musculus mudah terlihat kemudian di preparir

Preparasi muskulus yang berhingga persendian femoralis. Hati-hati dengan


pembuluh darah karena banyak arteri, nervus.

Penyayatan pada ligament, tendon dan persendian femoralis namun patella masih
tetap ada.

Melakukan penutupan luka bekas sayatan dengan menjahit musculus bagian


dalam dengan menutup os femur menggunakan benang (vicryl) 3-0. Teknik
jahitan continous suture.

Melakukan penjahitan pada kulit dengan benang mono filament (nylon) 3-0.
Teknik jahitan simple interrupted.
Terapi yang diberikan pada Caca adalah terapi infus Ringer laktat (RL) karena
kondisi yang dehidrasi dan membutuhkan asupan energi kemudian diberikan
injeksi vitamin C. pemberian vitamin C bertujuan untuk meningkatkan system
imun pada Opat. Menurut Merck (2005) Fluid theraphy (intravena) dapat
membantu terjadinya mengurangi dehidrasi. Selain itu fluid therapy juga dapat
menyebabkan produksi urine lebih cair, membantu eliminasi dari debris inflamasi.
Cairan infus yang perlu diberikan ialah larutan Ringer Laktat 5% dengan dosis 20

40 cc/kgBB/hari. Setelah dilakukan tindakan awal kucing Caca dipantau


kesehatannya setiap hari, agar diketahui perkembangan kesehatanya dirawat inap.
C. REFERENSI
Fossum, T.W. 2002. Small Animal Surgery, ed 2nd Mosby,.St. Lois London.
Philandelphia sydney. Toronto.
Stanley, H.D., C.G. Peter, A.E. Susan and C.S. Neil, 2009.

Color Atlas of

Veterinary Anatomy. Volume 3.


Schmitz, G., H.Lepper and M. Heidrich. 2003. Farmakologi dan toksikologi edisi
3. Penerbit buku kedokteran EGC. Hal 163.

You might also like