You are on page 1of 33

Beranda

Blog,s Ayie_4reVeR
Kamis, 25 Agustus 2011
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN DI LABORATORIUM KIMIA

MODUL I
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN DI
LABORATORIUM KIMIA

Ayi Ruhiyat (1210705025)


Smester/klas: 1/ IF-A

Tanggal Praktikum : 9 November 2010


Dosen : Iis Fatmawati M.si

LABORATORIUM KIMIA DASAR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRISUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2010
I.

Pengenalan Alat dan Bahan di Laboratorium Kimia

II.

Tujuan Praktikum

a. Mengenal alat-alat dan bahan yang ada di laboratorium kimia.


b. Untuk mengetahui fungsi dan bagaimana cara menggunakan alat-alat kimia yang
ada di laboratorium.
c. Untuk melatih ketelitian kita dalam mengukur suatu zat atau unsur-unsur kimia.
III. Teori
A. Peralatan Dasar
1. Gelas Kimia (beaker) : Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala
sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas
hingga suhu 200 . Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
Fungsi :
a. Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitianYang
tinggi
b. Menampung zat kimia
c. Memanaskan cairan

d. Media pemanasan cairan


2. Labu Erlenmeyer : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin kecil
dengan skala sepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai 2 L.
Fungsi :
a. Untuk menyimpan dan memanaskan larutan
b. Menampung filtrat hasil penyaringan
c. Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada proses titrasi
3. Gelas ukur : berupa gelas tinggi dengan skala di sepanjang dindingnya. Terbuat
dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Ukurannya mulai dari 10 mL sampai
2 L.
Fungsi :
a. Untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang
tinggi dalam jumlah tertentu
4. Pipet : alat untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu maupun takaran bebas.
Jenisnya :
a. Pipet seukuran : digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara
tepat, bagian tengahnya menggelembung.
b. Pipet berukuran : berupa pipa kurus dengan skala di sepanjang dindingnya.
Berguna untuk mengukur dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara
tepat.
c. Pipet tetes : berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung
bawahnya meruncing serta ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil
cairan dalam skala tetesan kecil.

5. Buret : berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukurannya
mulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL
dengan skala 0,05 mL.
Fungsi :
a. Untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk
titrasi.
6. Tabung reaksi : berupa tabung yang kadang dilengkapi dengan tutup. Terbuat dari
kaca borosilikat tahan panas, terdiri dari berbagai ukuran.

Fungsi :
a. Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
b. Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
7. Kaca arloji : terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameter.
Fungsi :
a. Sebagai penutup gelas kimia saat memanaskan sampel
b. Tempat saat menimbang bahan kimia
c. Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator
8. Corong : terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti
gelas bertangkai, terdiri dari corong dengan tangkai panjang dan pendek. Cara
menggunakannya dengan meletakkan kertas saring ke dalam corong tersebut.
Fungsi :
a. Untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi.
9. Cawan : terbuat dari porselen dan biasa digunakan untuk menguapkan larutan.
10.

Mortar dan pestle : terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat

digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.

11.

Spatula : berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar, terbuat dari
stainless steel atau alumunium.
Fungsi :

a. Untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan


b. Dipakai untuk mengaduk larutan
12.

Batang pengaduk : terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk
cairan di dalam gelas kimia.

13.

Kawat kasa : kawat yang dilapisi dengan asbes, digunakan sebagai alas dalam
penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.

14.

Kaki tiga : besi yang menyangga ring dan digunakan untuk menahan kawat
kasa dalam pemanasan.

15.
16.

Burner / pembakar spiritus : digunakan untuk memanaskan bahan kimia.


Bola hisap : digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat
dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil
udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).

17.

Neraca analisis : digunakan untuk menimbang padatan kimia.


B. Peralatan Pendukung

1. Labu ukur : berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup; terbuat dari
kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Ukurannya mulai dari 1
mL hingga 2 L.
Fungsi :
a. Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.
Cara menggunakan :
Mengisikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan

dilarutkan.

Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok
kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya
dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai larutan homogen.

2. Labu bundar : berupa labu dengan leher yang panjang, alasnya ada yang bundar,
ada yang rata. Terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120-300 .Ukurannya mulai
dari 250 mL sampai 2000 mL.
Fungsi :
a. Untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan.
3. Corong Buchner : berupa corong yang bagian dasarnya berpori dan berdiameter
besar. Terbuat dari porselen, plastik atau kaca. Berguna untuk menyaring sampel
agar lebih cepat kering. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring
yang diameternya sama dengan diameter corong.
4. Erlenmeyer Buchner : berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin
mengecil, ada lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan selang ke pompa
vakum. Terbuat dari kaca tebal yang dapat menahan tekanan sampai 5 atm.
Ukurannya mulai dari 100 mL hingga 2 L. Dipakai untuk menampung cairan hasil
filtrasi.
Cara menggunakannya :
Diawali dengan memasang corong Buchner di leher labu, pasang selang yang
tersambung ke pompa vakum pada bagian yang menonjol.
5. Corong pisah : berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang pengisi
terletak di sebelah atas, bagian bawahnya berkatup. Terbuat dari kaca.
Fungsi :
a. Untuk memisahkan campuran larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda.
Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi.
Cara menggunakannya :
Campuran yang akan dipisahkan dimasukkan lewat lubang atas, katup dalam
keadaan tertutup. Pegang tutup bagian atas, corong dipegang dengan tangan kanan
dan kiri dalam posisi horisontal, kocok agar ekstraksi berlangsung dengan baik.

Buka tutup bagian atas, keluarkan larutan bagian bawah melalui katup secara
pelan. Tutup kembali katup jika larutan lapisan bawah sudah keluar.
6. Desikator : berupa panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan
pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi
vaseline. Ada 2 macam desikator : desikator biasa dan vakum. Desikator vakum
pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup, yang dihubungkan dengan
selang ke pompa. Bahan pengering yang biasa digunakan adalah silika gel.
Fungsi :
a. Tempat menyimpan sampel yang harus bebas air
b. Mengeringkan padatan
Cara menggunakannya :
1. Dengan membuka tutup desikator dengan menggesernya ke samping.
2. Letakkan sampel dan tutup kembali dengan cara yang sama.
Keterangan :
Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel
sudah berubah menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven bersuhu
105 sampai warnanya kembali biru.
7. Cawan petri : berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat rendah.
Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas. Berfungsi sebagai wadah menimbang
dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi.
8. Botol semprot : berupa botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik. Berfungsi
sebagai tempat menyimpan aquades. Cara menggunakannya dengan menekan
badan botol sampai airnya keluar.
9. Krusibel : berupa mangkok kecil yang dilengkapi tutup dan terbuat dari porselen
tahan panas, alumina. Dipakai sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia.
Pada saat krus masih dalam keadaan panas, jangan langsung dikenai air. Perubahan
suhu mendadak menyebabkan krus pecah.

10.

Kaki tiga krus : terbuat dari porselen dan berfungsi untuk menaruh krusibel saat
akan dipanaskan langsung di atas api.

11.

Statif : terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret,
corong, corong pisah dan peralatan gelas lainnya pada saat digunakan.

12.

Klem manice : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk
memegang peralatan gelas yang dipakai pada proses destilasi. Bagian belakangnya
dihubungkan dengan statif menggunakan klem bosshead.

13.

Klem bosshead : terbuat dari besi atau alumunium yang berfungsi untuk
menghubungkan statif dengan klem manice atau pemegang corong.

14.

Klem buret : terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang digunakan
untuk titrasi.

15.

Pemegang corong : terbuat dari besi atau baja untuk memegang corong atau
corong pisah yang dipakai pada proses penyaringan atau pemisahan. Bagian
belakang disambungkan dengan statif menggunakan klem bosshead.

16.

Tang krusibel : terbuat dari besi atau baja untuk mengambil dan membawa
krusibel.

17.

Stirrer magnetic : magnet yang digunakan untuk mengaduk larutan.

18.

Sentrifuge : berfungsi untuk mengendapkan dan memisahkan padatan dari


larutan.

19.

Chromatography chamber : terbuat dari kaca yang digunakan dalam proses


kromatografi kertas.

20.

Spectronic 20 : digunakan untuk mengukur absorbansi larutan berwarna dalam


proses spektrofotometri.
C. Teknik Dasar di Laboratorium

1. Cara memanaskan cairan

Harus memperhatikan kemungkinan terjadinya bumping (meloncatnya cairan


akibat peningkatan suhu drastis). Cara mencegahnya dengan menambahkan batu
didih ke dalam gelas kimia.
a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi

Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik diri
sendiri maupun orang lain

Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung

Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali dikocok

Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan

b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer


Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan
perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.
2. Cara membaca volume pada gelas ukur
Masukkan cairan yang akan diukur lalu tepatkan dengan pipet tetes sampai skala
yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut
adalah garis singgung skala harus sesuai dengan meniskus cairan. Meniskus adalah
garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi
zat cair dengan gelas ukur.
3. Cara menggunakan buret
Sebelum digunakan, buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan.
Cara mengisinya :
Kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong
gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata
kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari
corong tidak terpercik ke mata. Jangan sampai ada gelembung yang tertinggal di
bagian bawah buret. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran. Selanjutnya isi

buret hingga melebihi skala nol, lalu buka kran sedikit untuk mengatur cairan agar
tepat pada skala nol.
4. Cara menggunakan neraca analitis

Nolkan terlebih dulu neraca tersebut

Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan

Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca

Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut

Cara menghirup bau zat


Ingat : Jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung! Gunakan
tangan dengan mengibaskan bau sedikit sampel gas ke hidung.

IV. Data Pengamatan


1. Daftar Nama dan Fungsi Alat-Alat Laboratorium Kimia
No
1

Nama Alat
Gelas Ukur

Fungsi
Untuk mengukur volume larutan tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang

Keterangan
berupa gelas tinggi dengan skala
tinggi

dalam jumlah tertentu

di sepanjang dindingnya.
Terbuat dari kaca atau plastik
yang tidak tahan panas

Batang Pengaduk

Labu Ukur

Digunakan untuk mengaduk cairan di dalam


gelas kimia.
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi
tertentu dan mengencerkan larutan.

Corong

Untuk menyaring campuran kimia dengan


gravitasi.

Labu Erlenmeyer

Buret

Untuk menyimpan dan memanaskan larutan


Menampung filtrat hasil penyaringan
Menampung titran (larutan yang dititrasi) pada
proses titrasi
Untuk mengeluarkan larutan dengan volume
tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.

terbuat dari kaca tahan panas


terbuat dari kaca dan tidak boleh
terkena panas karena dapat
memuai
terbuat dari plastik atau kaca
tahan panas dan memiliki
bentuk seperti gelas bertangkai,
terdiri dari corong dengan
tangkai panjang dan pendek.
berupa gelas yang diameternya
semakin ke atas semakin kecil
dengan skala sepanjang
dindingnya
berupa tabung kaca bergaris dan
memiliki kran di ujungnya.

Tabung Reaksi

Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan


kimia
Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala
kecil

berupa tabung yang kadang


dilengkapi dengan tutup.
Terbuat dari kaca borosilikat
tahan panas, terdiri dari
berbagai ukuran.

Pipet

Akuades

10

Gelas piala

11

Neraca analitik digital

Alat untuk mengambil cairan dalam jumlah


tertentu maupun takaran bebas.
Untuk menetralkan larutan atau sebagai
penampung air
Untuk mengukur volume larutan atau cairan.

Terbuat dari kaca atau karet.


Terbuat dari plastik atau karet
Terbuat dari kaca

Untuk menimbang padatan kimia.

2. Daftar Nama,Rumus,Dan Ciri Fisik Beberapa Zat Kimia Yang Umum


No
1
2

V.

Nama Senyawa
Garam
Air

Rumus Kimia
NaCl
O

Ciri Fisik
Serbuk
Zat Cair

Keterangan

Pembahasan
Pada peraktek pengenalan alat dan bahanyang ada dilaboraturium kimia yaitu,
pertama kita menyiapakan alat dan bahan yang akan kita guanakan untuk praktek.
Kemudian kita mengetahui dulu nama-nama alat dan bahan yang sudah tersedia d
meja praktikum beserta fungsi-fungsi semua alat tersebut.dalam peraktek ini kita
mempersiapkan

alat-alatnya

sebagai

berikut:tabung

reaksi,

pipet

volume,buret,corong gelas,labu ukur, labu erlermeyer, gelas piala,dan gelas ukur.


Setelah kita sudah menyiapkan alat dan bahan serta sudah mengetahui nama
dan

fungsinya,kemudian

kita

mulai

dengan

menimbang

CaC

sejumlah

1,25grm,kemudian di larutkan sejumlah 20 mL akuades dalam gelas piala,setelah


itu pindahkan sebanyak 10 mL filtrate dengan pipet ke dalam labu erlermeyer 100

mL.kemudian isilah buret ukuran 50 Ml dengan akuades sampai tanda batas terus
keluarkan akuades sebanyak 24,1 mL dan di tampung dengan labu Erlenmeyer 100
mL.sehingga kita dapat menghitung hasil dari percobaan itu dengan rumus mol atu
molaritas.
Dik :
= 20 Ml
Mr NaCl = (Ar Na)+(Ar Cl)
=(23)+(35,5)=58,5
Massa Na = 1,25 grm
n = = =0,02 mmol
m = = =0,001 M
Atau dengan cara ini
M=
=

VI. Kesimpulan
Jadi setelah kita melaksanakan peraktek tentang pengenalan alat dan bahan di
laboratorium kimia kita kita dapat mengetahui nama-nama alat dan bahan serta
fungsinya.dan kita juga dapat melatih ketelitian kita dalam mengukur suatu zat
atau senyawa.Dan setelah melakukan percoban dapat di ambil kesimpulan dengan
mengitung hasil peraktikum yang kita lakukan dengan mengunakan rumus mol dan
molaritas.dan dari hasil penghitungan tersebut hasinya n = 0.01 mmol dan m =
0,002 M

VII. Daftar Fustaka


Buku kimia kelas X dan X1
Buku Panduan Praktikum Kimia Dasar

www.google.com
http://mgmpkimiasumbar.wordpress.com/2008/08/31/alat-dan-bahan-kimia

Alat Gelas Laboratorium Kimia

Dalam sebuah laboratorium, pada umumnya terdapat alat-alat praktikum seperti labu ukur,
tabung reaksi, pipet tetes dan lain-lain. Alat praktikum diantaranya adalah terbuat dari bahan
gelas (mudah pecah). Sebuah Pusat Laboratorium Terpadu atau biasa dikenal dengan sebutan
PLT yang berlokasi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berada di kampus 1 yang juga
bersebelahan dengan Fakultas Sains dan Teknologi (SainTek) ini mempunyai berbagai macam
alat kimia yang terbuat dari gelas. Diantaranya adalah sebagai berikut :

No

Alat

Fungsi

Erlenmeyer

Tempat membuat larutan. Dalam membuat


larutan erlenmeyer yang selalu digunakan.

1.
2.
Labu destilasi
3.
Gelas Beaker

4.
Corong gelas

Untuk destilasi larutan. Pada bagian atas


terdapat karet penutup dengan sebuah lubang
sebagai tempat termometer.
Tempat untuk menyimpan dan membuat
larutan. Beaker glass memiliki takaran namun
jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk
mengukur volume suatu zat cair.
Corong dibagi menjadi dua jenis yakni corong
yang menggunakan karet atau plastik dan
corong yang menggunakan gelas. Corong
digunakan untuk memasukan atau memindah

larutan dari satu tempat ke tempat lain dan


digunakan pula untuk proses penyaringan
setelah diberi kertas saring pada bagian atas.
5.
Buret

Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan


tertentu dapat pula digunakan untuk mengukut
volume suatu larutan.

ROTARY EVAPORATOR DAN ULTRAVIOLET LAMP

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum


Pengenalan dan Pengoprasian Alat

Oleh :
Ayu Pangestu

J3L110085

Setyo Wuri Handayani

J3L110132

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA


DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2011

ROTARY EVAPORATOR
A. Fungsi Alat

Gambar 1. Rotary Evaporator


Rotary evaporator ialah alat yang biasa digunakan di laboratorium kimia untuk
mengefisienkan dan mempercepat pemisahan pelarut dari suatu larutan. Alat ini
menggunakan prinsip vakum destilasi, sehingga tekanan akan menurun dan pelarut akan
menguap dibawah titik didhnya. Rotary evaporator sering digunakan dibandingkan dengan
alat lain yang memiliki fungsi sama karena alat ini mampu menguapkan pelarut dibawah titik
didih sehingga zat yang terkandung di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu tinggi.
B. Cara Kerja
Rotary evaporator bekerja seperti alat destilasi. Pemansan pada rotary evaporator
menggunakan penangas air yang dibantu dengan rotavapor akan memutar labu yang berisi
sampel oleh rotavapor sehingga pemanasan akan lebih merata. Selain itu, penurunan tekanan
diberikan ketika labu yang berisi sampel diputar menyebabkan penguapan lebih cepat.
Dengan adanya pemutaran labu maka penguapan pun menjadi lebih cepat terjadi. Pompa
vakum digunakan untuk menguapkan larutan agar naik ke kondensor yang selanjutnya akan
diubah kembali ke dalam bentuk cair.
Labu disimpan dalam labu alas bulat dengan volume 2/3 bagian dari volume labu
alas bulat yang digunakan, kemudian waterbath dipanaskan sesuai dengan suhu pelarut yang
digunakan. Setelah suhu tercapai, labu alas bulat dipasang dengan kuat pada ujung rotor yang

menghubungkan dengan kondensor. Aliran air pendingin dan pompa vakum dijalankan,
kemudian tombol rotar diputar dengan kecepatan yang diinginkan.
C. Bagian-bagian Alat
Terdapat beberapa bagian alat rotary evaporator, diantaranya :
1. Pendingin
Pendingin berfungsi mendinginkan air yang akan dipompakan ke kondensor.

Gambar 2.

Pendingin

2. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengubah uap menjadi bentuk cair kembali.

Gambar 3.
Kondenasor

3.

Penangas Air/Watherbath
Digunakan
untuk
memanaskan
sampel

dengan

suhu yang dapat


diatur
kebutuhan.

sesuai

A
B

Gambar 4. Watherbath
Keterangan :
C
A. Layar penampil suhu
B. Tombol Up/Down untuk menaik turunkan suhu
C. Tombol untuk mengatur suhu

4.

Pompa Vakum
Pompa vakum digunakan
untuk

mengatur

tekanan

dalam

labu,

sehingga

mempermudah

penguapan

sampel.

Gambar 6. Pompa Vakum


D. Cara Penyimpanan
Rotary evaporator biasanya disimpan di laboratorium instrumen. Sebaiknya rotary
evaporator disimpan di meja atau tempat yang permanen untuk menghindari adanya
guncangan yang dapat merusak alat. Selain itu, rotary evaporator lebih baik disimpan di
tempat yang tidak terlalu panas atau tidak terlalu lembap.
E. Cara Perawatan
Perawatan rotary evaporator terdapat bermacam-macam. Perawatan pada pendingin
yaitu air yg digunakan air aquabides untuk mencegah kerusakan pendingin akibat terjadinya
perkaratan pada bagian dalam alat. Aquabides tersebut juga harus diganti secara berkala,
misalnya jika sering digunakan diganti setiap 2 minggu sekali.
Perawatan pada alat gelas sama seperti peralatan gelas yang lain, yaitu disimpan
dalam keadaan yang bersih dan kering disimpan di tempat yang memiliki temperatur
ruangan. Penangas air dirawat dengan cara mengganti air secara berkala, misalnya jika sering
digunakan dua kali dlam seminggu. Selain itu, ada baiknya setiap alat yang memiliki saklar
tersendiri. Penangas air untuk saklar penangas air, pendingin untuk saklar pendingin, begitu
juga seterusnya.
F. Cara Menggunakan
Menghidupkan alat, semua kabel disambungkan ke dalam saklar masing-masing.
Pertama pendingin dihidupkan dengan menekan tombol On/Off untuk power dan On/Off
untuk vakum, ditunggu beberapa saat hingga temperatur menunjukkan temperatur standar
yaitu 25C. Temperatur kemudian diatur dengan cara menekan tombol set kemudian
mengatur suhu sesuai dengan yang diinginkan dengan menekan tombol Up/Down.
Setelah suhu diatur, pasanglah labu sampel pada rotor penggerak dan labu destilat.
Untuk memudahkan dalam melepas labu dioleskan vaselin pada bagian penghubung kedua
benda, digunakan juga klip untuk memperkuat sambungan. Penangas air dinyalakan dengan
menekan tombol On/Off dan suhu diatur dengan menekan tombol set dan Up/Down untuk
mengatur suhunya sesuai dengan yang diinginkan. Rotavapor dinyalakan dengan menekan

tombol On/Off dan kecepatan berputarnya diatur sesuai keinginan dengan memutar knop
pemutar. Kemudian, pompa vakum dinyalakan.
Cara mematikan alat harus berurutan sesuai prosedur. Pertama matikan pompa
vakum dengan menekan tombol On/Off. Setelah itu, matikan penangas air dengan perlahanlahan menurunkan suhu penangas air secara bertahap. Kedua matikan rotavapor dengan
menurunkan kecepatannya hingga rotor berhenti berputar. Terakhir, matikan pendingin
dengan mengenbalikan suhu pendingin kembali ke suhu standar kemudian matikan dengan
menekan tombol On/Off untuk power dan On/Off untuk pompa. Biarkan semua sampel yang
telah dipisahkan turun ke dalam labu destilat. Kemudian labu destilat dan labu yang berisi
sampel dilepaskan dari sambungan dengan kondensor. Sebelumnya lepaskan klipnya terlebih
dahulu.
G. Hal-hal yang Harus Diperhatikan
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjalankan rotary evaporator,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Selang air serta tekanan in out tidak boleh tertukar
2. Perhatikan petunjuk masing-masing alat, karena kemampuan alat pompa vakum berbedabeda. Jika tertara matikan vakum setiap 30 menit (untuk menghindari panas berlebih
pada vakum) atau tekanan maksimal 30 Psi (perhatikan jarum pengatur tekanan, jangan
sampai melebihi ketentuan agar tehindar dari bahaya ledakan); pengurangan tekanan
pada jalan membuka cerat pengatur tekanan pada ujung kondensor atau pada pompa
vakum.
3. Urutan pemasangan dan pengoprasian juga pelepasan serta pengnonaktifan lat harus
tertib. Terutama saat akan melepas alas labu bulat. Jika labu alas bulat sulit dilepas,
kemungkinan masih tersisa tekanan dalam kondensor, bukalah kran pengatur dengan
seksama dengan waktu yang tidak boleh lama (cepat). Untuk membantu melepas labu
alas bulat, oleskan pada sambungan antara labu bulat dengan kondensor.
4. Suhu pada watherbath harus disesuaikan dengan pelarut yang digunakan. Misalnya, jika
pelarut yang digunakan adalah n-butanol yang memilki titik didih 75-78C, maka suhu
yang digunakan berkisar 60-65C pada tekanan 15-20 Psi.

ULTRAVIOLET LAMP
A. Fungsi Alat

gambar

7. Lampu UV
Lampu UV banyak

dipakai

dalam kehidupan sehari-

hari. Mulai dari pekerja bank hingga seorang analis di laboratorium sering
menggunakannya. Fungsi dari lampu ultraviolet bermacam-macam, diantaranya ialah
dalam kromatografi (menandai spot yang tidak dapat dilihat melalui sinar tampak).
Dalam dunia perbankan, lampu UV digunakan untuk membedakan uang palsu dengan
uang asli melalui gambar atau garis yang terlihat pada panjang gelombang sinar
ultraviolet.
Lampu ultraviolet juga digunakan sebagai alat untuk membunuh kuman dan
bakteri. Lampu UV memancarkan sinar Ultraviolet yang memilki kemampuan untuk
mempengaruhi fungsi sel makhluk hidup dengan mengubah materi inti sel atau DNA,
sehingga makhluk tersebut mati. Jenis lampu ultraviolet tersebut dengan panjang
gelombang 200-260 nm atau lebih dikenal dengan UV C.
B. Cara Kerja
Seperti halnya lampu jenis lain, lampu UV pun memilki cara kerja yang hampir
sama. Sinar ultraviolet dipancarkan dari lamou ultraviolet yang dilindungi oleh kaca
berwarna hitam. Kaca tersebut melindungi lampu ultraviolet dari kerusakan akibat kontak
dengan pelarut organik. Terdapat dua jenis lampu UV yang terdapat pada keseluruhan
perangkat UV. Pertama lampu yang memancarkan sinar pada gelombang dibawah 366
nm dan kedua pada panjang gelombang 254 nm. Jika sinar yang dibutuhkan untuk
menyinari suatu alat berada pada panjang gelombang 300nm, maka lampu yang akan

menyala ialah lampu dengan panjang gelombang 366 nm. Begitu juga sebaliknya jika
sampel yang digunakan berada pada panjang gelombang di bawah 254 nm.
C. Spesifikasi Alat
1. CAMAG UV Lamps

Gambar 8. Lampu
CAMAG
Terdiri dari dua
macam

panjang

gelombang yaitu 254


nm

dan 366 nm dengan

daya

2 x 8 watt dalam

posisi

berdiri.

Dapat

melihat

objek

dengan

ketebalan

sampai

mm

dengan ukuran objek 20x20 cm. Lampu dilindungi dengan perisai diketiga sisinya.
Lampu mudah diangkat dan diberdirikan sehingga memudahkan dalam melihat objek.
Fitur utama :
a. Dua panjang gelombang (254 dan 366 nm)
b. Dua tabung cahaya masing-masing 8 watt
c. Didukung dengan 12 AC V dari adaptor listrik yang disediakan atau 12 DC V
untuk kabel penghubung opsional
d. Mati otomatis, sehingga mengurangi resiko terkena radiasi.
2. CAMAG Kabinet UV

Gambar 9. Lampu UV
Kabinet
Cabinet

UV

digunakan

cocok
dalam

pemeriksaan
kromatografi lapis tipis dan objek lain diruangan gelap. Bagian depan kotak ditutup
dengan roller shutter yang dapat memutar ke kiri dan ke kanan, sebagai tempat
memasukkan atau menandai objek. Sebuah kaca filter dibagian luar berfungsi untuk
melindungi mata dari pantulan sinar UV. Cabinet UV telah didesain khusus untuk
memudahkan pengamatan serta keamanan dan kenyamanan pengamat karena jarak
antara lampu UV dan mata pengamat telah diperhitungkan secara akurat.
Fitur utama :
a. Terbuat dari plastik tahan goncangan
b. Sebuah kaca filter berguna untuk melindungi mata dari pantulan radiasi sinar UV
c. Compatible dengan semua seri lampu UV CAMAG 022.91XX
D. Bagian-bagian Lampu UV

A
B
D

Gambar 10. Bagian-bagian Lampu UV


Keterangan :
A. Tombol set untuk pengatur panjang gelombang dan tombol On/Off
B. Bagian lampu
C. Roller Shutter
D. Bagian kaca untuk melihat objek

E. Cara Perawatan
Perawatan dilakukan secara berkala pada lampu UV yang sering digunakan.
Hal ini dilakukan untuk memperpanjang umur alat dan memperbaiki sistem kerja alat.
Cara perawatan lampu UV adalah :
a. Box harus bersih dari bedu baik luar maupun dalam
b. Lampu UV harus disimpan di meja datar, stabil, dan tidak goyang (meja permanen)
c. Untuk mengamati spot pada kromatografi lapis tipis atau kromatografi kertas platnya
harus kering ketika dimasukan
F. Cara Menggunakan
1. Sambungkan kabel pada sumber arus listrik lebih baik jika menggunakan stabilizer
2. Tekan tombol On/Off
3. Panaskan selama 15 menit
4. Atur panjang gelombang sesuai dengan yang diinginkan
5. Masukkan sampel yang akan diamati
6. Amati warna yang berpendar
7. Setelah selesai tekan On/Off
8. Cabut dari sumber arus listrik.

DAFTAR PUSTAKA
Anomin , ______, terhubung berkala http://ebookbrowse.com/pm-long-wave-uv-lamppdf-d123036005

Anomin,_____. Terhubung berkala http://www.mrclab.com/Media/Uploads/RE2000AOPR.pdf


diCcKHa_bEcKry
Mengenai Saya

mahardhika dian
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

Blogger news
my blog
hii guys... THANKS FOR YOU OPEN MY BLOG.. DONT FORGET TO JOIN THIS SITE
Okay?? ^^FIHGTING
MY PHOTOS ^^

Glitterfy.com - Photo Flipbooks

Followers
flagcounter

WAKTU-Time
Archives
o

2012 (40)

Juni (11)

Mei (29)

ISOLASI BAKTERI

Ciprofloxacin

Gentamisin

Chloramphenicol

Fungsi Amoxicillin sebagai antibiotik

Amankah Pacaran Backstreet?

9 Tips Jika Cinta Bertepuk Sebelah Tangan!

Manfaat Vitamin B kompleks bagi kesehatan

mutasi GENOM ^^

dna TEST

Tes DNA BIOMOLEKULER

Kecelakaan Sukhoi.

COUPLES OF DIFFERENT RELIGIONS

Apa yang akan terjadi kalau anda dan pasangan berb...

Cowok Idaman Para Cewek Cewek : Mas kerja dimana? ...

NGE'kEKK

Properties of the Mangosteen fruit

Khasiat Buah Manggis

Regina - Indonesian Idol

Regina - Indonesian Idol

Sukhoi aircraft crashed

Jatuhnya Pesawat Sukhoi

SISTEM URGENETAL

DIGESTION SYSTEM

Pacaran Menurut Alkitab

DESINFEKTAN dan ANTISEPTIK

AUGMENTED REALITY

AUTOCLAVE dan WATERBATH

Lencana Facebook
Dicckha Beckry

Buat Lencana Anda

AUTOCLAVE dan WATERBATH


Diposkan oleh mahardhika dian |
undefinedundefined
undefined

AUTOCLAVE

Autoclave adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi


suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (121 0C, 15 lbs)
selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan
untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf.
Suhu yang tinggi inilah yang akan membunuh microorganisme. Autoklaf terutama
ditujukan untuk membunuh endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi oleh
bakteri, sel ini tahan terhadap pemanasan, kekeringan, dan antibiotik. Pada spesies
yang sama, endospora dapat bertahan pada kondisi lingkungan yang dapat
membunuh sel vegetatif bakteri tersebut. Endospora dapat dibunuh pada suhu
100 C, yang merupakan titik didih air pada tekanan atmosfer normal. Pada suhu
121 C, endospora dapat dibunuh dalam waktu 4-5 menit, dimana sel vegetatif
bakteri dapat dibunuh hanya dalam waktu 6-30 detik pada suhu 65 C.
Perhitungan waktu sterilisasi autoklaf dimulai ketika suhu di dalam autoklaf
mencapai 121 C. Jika objek yang disterilisasi cukup tebal atau banyak, transfer
panas pada bagian dalam autoklaf akan melambat, sehingga terjadi perpanjangan
waktu pemanasan total untuk memastikan bahwa semua objek bersuhu 121 C
untuk waktu 10-15 menit. Perpanjangan waktu juga dibutuhkan ketika cairan dalam
volume besar akan diautoklaf karena volume yang besar membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk mencapai suhu sterilisasi. Performa autoklaf diuji dengan indicator
biologi, contohnya Bacillus stearothermophilus.
Terdapat tiga jenis autoklaf, yaitu gravity displacement, prevacuum atau high
vacuum, dan steam-flush pressure-pulse. Perbedaan ketiga jenis autoklaf ini
terletak pada bagaimana udara dihilangkan dari dalam autoklaf selama proses
sterilisasi.
1.

Gravity Displacement Autoclave


Udara dalam ruang autoklaf dipindahkan hanya berdasarkan gravitasi. Prinsipnya
adalah memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara
terletak di bawah uap. Cara kerjanya dimulai dengan memasukan uap melalui
bagian atas autoklaf sehingga udara tertekan ke bawah. Secara perlahan, uap mulai
semakin banyak sehingga menekan udara semakin turun dan keluar melalui saluran
di bagian bawah autoklaf, selanjutnya suhu meningkat dan terjadi sterilisasi.
Autoklaf ini dapat bekerja dengan cakupan suhu antara 121-134 C dengan waktu
10-30 menit.

2.

Prevacuum atau High Vacuum Autoclave


Autoklaf ini dilengkapi pompa yang mengevakuasi hampir semua udara dari dalam
autoklaf. Cara kerjanya dimulai dengan pengeluaran udara. Proses ini berlangsung
selama 8-10 menit. Ketika keadaan vakum tercipta, uap dimasukkan ke dalam
autoklaf. Akibat kevakuman udara, uap segera berhubungan dengan seluruh
permukaan benda, kemudian terjadi peningkatan suhu sehingga proses sterilisasi
berlangsung. Autoklaf ini bekerja dengan suhu 132-135 C dengan waktu 3-4 menit.

3.

Steam-Flush Pressure-Pulse Autoclave


Autoklaf ini menggunakan aliran uap dan dorongan tekanan di atas tekanan
atmosfer dengan rangkaian berulang. Waktu siklus pada autoklaf ini tergantung
pada benda yang disterilisasi.
Prinsip Cara Kerja Autoclave

Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoclave lama kelamaan akan
mendidih.
Uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoclave.
Setelah udara dalam autoclave diganti dengan uap air, katup udara/uap ditutup
sehingga tekanan udara dalam autoclave naik.
Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai
dan timer mulai menghitung waktu mundur.
Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan
turun perlahan hingga mencapai suhu 0.

Beberapa media atau bahan yang tidak disterilkan dengan autoklaf adalah
:
Bahan tidak tahan panas seperti serum, vitamin, antibiotik, dan enzim
Paelarut organik, seperti fenol
Buffer engan kandungan detergen, seperti SDS

WATERBATH
Waterbath adalah instrumen ilmiah yang digunakan untuk mengatur suhu zat
mengalami panas. Waterbath sering digunakan di dalam laboratorium ilmu kimia
yang berhubungan dengan temperature aplikasi.
Aplikasi Waterbath
Waterbath adalah contoh yang sangat baik dari kemampuan air untuk
mempertahankan panas untuk waktu yang lama. Waterbath digunakan dalam
berbagai situasi. Beberapa dari aplikasi mereka termasuk:

Pemanasan Reagen

Penentuan coliform

Contoh Pencairan

Pemeriksaan bakteriologi

Tes mikrobiologi

Waterbath digunakan di berbagai bidang untuk berbagai tujuan. Beberapa industri


di mana mereka sering digunakan adalah:

Laboratorium Pendidikan

Klinis Laboratorium

Penelitian Laboratorium

Laboratorium Teknologi Pangan

Air Limbah Laboratorium

Waterbath Kontrol
Waterbath memiliki fitur kontrol berbagai kontroler yang berhubungan dengan
pengaturan suhu. Waterbath digunakan sebagai alat keamanan untuk mencegah
pemanasan zat yang berlebihan.

Pengendalian Suhu di Bath Air: Semua sistem waterbath memiliki kontrol


untuk mengatur suhu. Hal ini terkait dengan lampu indikator. Jika lampu
menyala berarti waterbath pemanas. Ketika waterbath mencapai temperatur yang diset, tombol on-off akan memelihara siklus agar temperatur tetap.

Pengendalian Keselamatan di Bath Air: Seiring dengan kontrol suhu,


kebanyakan waterbath memiliki kontrol keamanan. Kontrol keamanan
digunakan untuk mengatur suhu maksimal waterbath. Biasanya sudah diatur
tepat di atas kontrol suhu. Sebuah lampu indikator terpasang dengan kontrol
keamanan.

Kontrol di Bath Air: Kontrol ini tersedia hanya dengan getaran waterbath.
Mekanisme getaran dapat diaktifkan atau dinonaktifkan. Kecepatan getaran
juga dapat diatur.

Fitur Waterbath
Beberapa fitur umum dari waterbath laboratorium adalah:

Waterbath ditemukan dalam sistem kontrol analog serta dalam sistem


kontrol digital.

Beberapa waterbath menawarkan microprocessor controller suhu dengan


mengatur suhu digital dan pembacaan.

Jaket pemanasan udara menghindari hot spot.

Ruang kecil dalam pemanasan dapat mencegah kelelahan.

.Gambar Waterbath.

Diposkan oleh mahardhika dian


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
0 komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Beranda
Copyright 2011 diCcKHa_bEcKry.All rights reserved. Powered by Blogger
Luggage, Live In Las Vegas, Las Vegas Recreation, Free SharePoint hosting.

You might also like