You are on page 1of 28

BAB II

WETTED WALL COLUMN


1

Tujuan Percobaan
- Menentukan koefisien perpindahan massa dan koefisien perpindahan panas
-

pada fase gas


Mempelajari pengaruh variabelvariabel operasi seperti laju alir air terhadap

koefesien perpindahan massa dan panas di dalam wetted wall coloum


Tinjauan Pustaka
Wetted wall column (WWC) atau kolom dinding terbasahi merupakan suatu alat

dimana di dalamnya terjadi perpindahan massa dari fase cair ke fase gas. Pada dasarnya
susunan Wetted wall column tersebut terdiri dari tiga bagian utama yaitu kolom
perpindahan masa sistem aliran dan pengukuran fase gas serta sistem aliran dan
pengukuran fase cair. (Aguin,dwi,R, 2009)
Pada kolom basah, kontak air dan udara terjadi di kolom dengan air dialirkan dari
kolom bagian atas, sedangkan gas dari kolom isian bagian bawah, dimana terjadi kontak
antara air dan udara di dalam kolom yang menimbulkan penurunan tekanan. Penurunan
tekanan ini disebabkan adanya aliran udara yang masuk dari bawah ke atas. Selain
gesekan antara air dan dinding kolom juga menyebabkan aliran sekitar dinding juga
menyebabkan aliran sekitar dinding menjadi lambat sehingga tekanannya menurun.
Berdasarkan teori, laju alir berbanding lurus dengan penurunan tekanan untuk
setiap laju alir udara. Penurunan tekanan pada kolom basah lebih besar daripada
penurunan tekanan pada kolom kering. Hal ini disebabkan oleh adanya zat cair di dalam
menara sehingga mengurangi ruang yang tersedia untuk aliran gas. Dimana semakin
besar laju alir air pada laju alir udara yang konstan, nilai hold up semakin kecil karena
tahanan udara terhadap air semakin kecil, sehingga jumlah air yang terperangkap
semakin kecil pula. (widyasayogo, andy, 2010)
Wetted wall dapat digunakan untuk menentukan koefesien perpindahan masa gas
atau cairan dan perhitungan desain menara penyerapan, menentukan kondisi kontak
cairan ke fase gas, dan perilaku cairan dan gas pada kondisi yang berbeda. Data yang
diperoleh akan digunakan oleh simulasi perangkat lunak untuk mengetahui kondisi
operasi dari peralatan perpindahan masa seperti distilasi dan penyerapan. Contohnya
proses penyerapan amonia di udara dengan air yang diperoleh dari laburaturium. Dalam
17

18
skala pabrik, operasi harus menangani jumlah yang lebih besar sesuai dengan waktu dan
tingkat produksi industri. Oleh karena itu, data kimia saja tidak dapat membantu
perancangan peralatan. Perilaku fisik juga merupakan faktor penting mempengaruhi
operasi yang diinginkan. Berdasarkan konsep ini kolom dalam bentuk silinder
digunakan untuk mendukung pembentukan film cair daerah itu sendiri memberikan area
cairan yang akan dikontakkan dengan udara atau uap yang dibiarkan mengalir dari
dalam silinder. (hamdan,shd, 2014)
Pada wetted wall column liquid murni yang mudah menguap di alirkan ke bawah
di dalam permukaan pipa sementara itu gas ditiupkan dari atas atau dari bawah melalui
pusat inti pengukuran kelajuan penguapan liquid ke dalam aliran gas di atas permukaan.
Ketika kolom dinding terbasahi dan terisolasi dari lingkungannya sehingga sistem
operasi merupakan sistem adiabatik dan cairan diresilkulasi dari bagian dasar kolom
melalui reseroir ke puncak kolom, system opersai digambarkan sebagai humidifikasi
adiabatik. Dalam keadaan ini, hubungan antara komposisi gas dan suhu gas dan cairan
dapat dihitung dari termodinamika properti dan neraca masa energi. (gunawan,nora
2014)
Kolom Berdinding basah (watted wall column ) adalah alat perpindahan massa
yang sederhana untuk keperluan eksperimen. Alat ini terdiri dari sebuah pipa vertikal
dengan cairan yang mengalir ke bawah dalam lapisan yang tipis pada sebelah dalam
dinding pipa dan dengan gas yang mengalir ke atas di dalam pipa tersebut. Perpindahan
massa terjadi dari lapisan cairan ke gas, atau sebaliknya, bergantung pada ciri-ciri
sistem yang dipelajari. Persamaan di bawah ini dapat digunakan untuk meramalkan
koefisien dalam kolom berdinding basah.

Sh 0,023Re 0,83Sc 0,33


.........................................................(2.2.1)
Korelasi yang lebuh memadai menunjukkan bahwa untuk perpindahan panas yang
mengalir secara turbulen di dalam pipa

Nu 0,023Re 0,8 Pr 0,33


..........................................................(2.2.2)
Untuk faktor j Colburn didefinisikan sebagai
jH

Nu
Re Pr 0,33

......................................................................(2.2.3)

19
dan
jM

Sh
Re Sc 0,33

.......................................................................(2.2.4)

dimana jH adalah faktor j untuk perpindahan panas dan j M ialah faktor j untuk
perpindahan massa. Penggabungan persamaan (2.2.2) dan (2.2.3) menghasilkan

jH 0,023 Re 0, 2
..........................................................................(2.2.5)
dan penggabungan persamaan (2.2.1) dengan persamaan (2.2.4) menghasilkan

jM 0,023 Re 0,17
...................................................................(2.2.6)
Perpindahan masa merupakan perpindahan suatu unsur dari konsentrasi yang
lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Misalnya kita masukan gula ke dalam
secangkir kopi, dimana gula akan larut dan kemudian berdifusi secara seragam ke dalam
kopi tersebut. Perpindahan masa merupakan proses terpenting dalam industri, misalnya
dalam penghilangan polutan dari suatu aliran keluaran pabrik dengan absorpsi,
pemisahan gas dari air limbah, difusi neutron dalam reaktor nuklir. (rika,admayanti,
2014)
Perpindahan masa yang paling baik terjadi apabila menggunakan wetted wall. Hal
ini dikarenakan wetted wall memiliki kontak antara luas permukaan pipa dan aliran
fluida. (hamdan,shd,2014)
Koefisien perpindahan massa adalah besaran empiris yang diciptakan untuk
memudahkan persoalan-persoalan perpindahan massa antar fase. (ahmad, abiyyu,
2014)
Koefesien perpindahan masa dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya:
1. Kondisi operasi
Kondisi operasi dapat berupa laju alir, temperatur dan tekanan.
2. Kondidi alat
Kondisi alat meliputi diameter dan tinggi/panjang alat
3. Sifat Bahan
Sifat bahan dapat berupa densitas, viskositas, diffusivitas.
Humidifikasi adalah proses perpindahan/penguapan air dari fase cair ke dalam
campuran gas yang terdiri dari udara dan uap air karena adanya kontak antara cairan
yang temperaturnya lebih tinggi dengan campurannya. Dalam proses humidifikasi,
tergantung pada beberapa parameter, diantaranya:

20

1. Temperatur Dry Bulb


Temperature dry bulb adalah temperatur yang terbaca pada termometer terkena udara
bebas namun terlindung dari radiasi dan kelembapan. Temperatur dry bulb sering
disebut sebagai temperatur udara, sehingga tidak menunjukkan adanya jumlah uap
air di udara.
2. Temperatur wet Bulb
Temperatur wet bulb adalah temperatur kesetimbangan yang dicapai apabila
sejumlah kecil cairan diuapkan ke dalam jumlah besar campuran uap fgas yang tidak
jenuh.
3. Dew point
Dew point adalah temperatur udara saat saturasi atau temperatur dimana uap air
mulai mengembun ketika campuran udara dan uap air didinginkan.
4. Enthalpi
Enthalpi adalah banyaknya kalor (energi) yang ada dalam udara satu satuan masa
5. Relative Humidity
Relative humidity adalah perbandingan antara fraksi mol uap dengan fraksi mol
udara basah pada suhu dan tekanan yang sama
6. Persen Humidity
Persen Humidity adalah besarnya kandungan uap air dalam udara kering.
(sulistyaningtyas,ika, 2014)
Pada proses humidifikasi dan dehumidifikasi, terjadi perpindahan materi antara
liquida murni dan gas yang tidak larut dalam liquida. Perpindahan H 2O dari fasa cair ke
udara atau air menguap ke udara disebut dengan proses humidifikasi. Sedangkan
perpindahan uap H2O yang ada di udara ke dalam air atau uap air mengembun disebut
sebagai proses dehumidifikasi.
1. Devinisi Kelembaban (humidity)
Devinisi Humidity (H) dari campuran udara-uap air dalam kg uap air yang
terkandung dalam 1 kg udara kering. H merupakan fungsi tekanan parsial uap air
dalam udara (PA) dan tekanan udara total P, dimana P diasumsi=101,325 kPa= 1 atm=
760 mmHg. Jika Bm air =18,02 udara=28,97 maka H dalam kg H2O/kg udara kering
(SI) atau Ib H2O/Ib udara kering (british) adalah:

PA
18,02
28,97 (P PA )
H=
Dimana : PA = tekanan partial uap

21
P = tekanan total
2. Udara jenuh
Adalah udara dengan uap air yang berkesetimbangan dengan air pada kondisi P dan T
tertentu. Dalam campuran ini tekanan parsial dari uap air dalam campuran udara air
adalah sama dengan tekanan uap air (PAS) murni pada suhu tertentu. Sehingga
humidity jenuh (Hs) adalah:

PAS
18,02
28,97 (P PAS )
HS =
Dimana : PAS = tekanan uap air
HS = kelembaban jenuh(Geankoplis, C. 1997)
Humidity volume (VH) ialah volume total satu satuan massa gas bebas uap beserta
segala uap yang dikandungnya, pada tekanan 1 atm dan suhu gas. Sesuai dengan
hukum gas maka diperoleh persamaan :

VH =

0,0224 T
273

1
H

MB MA

Dimana :VH = volume total


T = suhu
H = humidity (Cabe, Mc. 1991)
Persentage Humidity (Hp)
Percentage humidity adalah rasio Actual Humidity (H)/Saturation Humidity (Hs)
pada suhu dan tekanan yang sama dikali 100, sehingga:

H
HS
HP = 100
Dimana: H = Actual Humidity
Hs = Saturation Humidity
3.

Percentage Relative Humidity (HR)


HR adalah rasio tekanan parsial uap air dalam udara (P A) dan tekanan uap murni (PAS)
dikali 100, sehingga:

PA
'
PAS
HR = 100

(Geankoplis, C. 1997)

22
laju perpindahan panas dapat dinyatakan dengan menggunakan luas permukaan
zat cair, penurunan suhu, dan koefisien perpindahan panas, yang dapat dinyatakan
dengan persamaan:
q = hy (T Ti)A
Dimana : q = laju perpindahan panas sensibel zat cair
hy = koefeisen perpindahan panas antara gas dan permukaan zat cair
Ti = suhu pada antar muka
A = luas permukaan zat cair
Sedangkan Laju perpindahan massa dapat dinyatakan dengan koefisien
perpindahan massa, luas, dan gaya dorong fraksi mol uap.

ky
(1 y) L
NA =

(yi y) A

Dimana : NA = laju perpindahan molal uap


yi

= fraksi mol uap pada antar muka

ky

= koefesien perpindahan massa, mol/satuan luas.satuan fraksi mol

(1 y)L = faktor difusi satu arah(Cabe, Mc. 1991)


Peralatan Humidifikasi diantaranya adalah:
1. Cooling Tower
Prinsip: Liquida panas dikontakkan dengan udara tidak jenuh sehingga terjadi
perpindahan panas dan sebagian liquida akan menguap dan suhu liquida turun. Ada
beberapa metode:
- Natural draft/atmosferik
- Force draft
- Counter Current Induced Draft
2. Humidifier
Humidifier adalah untuk menaikkan humidity gas/udara. Liquida di spraykan pada
udara tidak jenuh dan hangat sehingga panas sensibel dan perpindahan masa terjadi
secara adiabatis seperti pada saturator adiabatis.
3. Dehumidifier adalah alat untuk menurunkan humidity udara. Udara dengan humidity
tinggi dapat diturunkan humiditynya dengan cara dikontakkan dengan liquida dingin.
Suhu udara diturunkan sampai bawah dew point sehingga uap air dalam udara akan
mengembun yang mengakibatkan humidity udara turun. (Geankoplis, C. 1997)
2.1. Variabel Percobaan
A. Tekanan sebagai variabel tetap
- Variabel tetap

23
Tekanan udara: 1; 1,5; 2; 2,5; 3 kg/cm2
Suhu heater: 50C
- Variabel berubah
Bukaan valve: 1; 1,5; 2; 2,5; 3 putaran
B. Bukaan valve sebagai variabel tetap
- Variabel tetap
Bukaan valve: 1; 1,5; 2; 2,5; 3 putaran
Suhu heater: 50C
- Variabel berubah
Tekanan udara: 1; 1,5; 2; 2,5; 3 kg/cm2
2.2. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan :
-

Beakerglass

Heater

kompressor

Stopwatch

termometer

Watted Wall coloum instrumen


B. Bahan-bahan yang digunakan :

Air

Udara
2.3. Prosedur Percobaan
1. Kalibrasi bukaan valve air

Menyalakan

pompa untuk mengisi tangki overflow kemudian mengatur

bukaan valve sesuai run, yaitu: 1; 1,5; 2; 2,5; 3 putaran


-

Mengalirkan air dari tangki overflow kemudian setelah aliran yang keluar
konstan, menampung air tersebut hingga volumenya 500 mL dalam beakerglass.
Mencatat waktu yang dibutuhkan untuk mengisi air hingga 500 mL.

Melakukan 3 kali kalibrasi pada setiap bukaan valve


2. Kalibrasi tekanan udara

Menyalakan kompresor sampai mencapai tekanan yang ditentukan, yaitu: 1;


1,5; 2; 2,5; 3 kg/cm2

Mematikan kompresor setelah tekanan yang ditentukan tercapai, kemudina


membuka valve pada kompresor dan heater untuk mengalirkan udara kedalam kolom
bersamaan dengan menyalakn stopwatch

24
-

Pada saat udara mengalir, membaca beda ketinggian air raksa pada
manometerpipa U

Jika tekanan sudah kembali seperti semula, mematikan stopwatch, menutup


valve pada kompresor dan heater

Melakukan 3 kali kalibrasi pada setiap variabel tekanan


3. Prosedur percobaan
A. Tekanan sebaagai variabel tetap
-

Memanaskan heater sampai suhu 50C

Mengisi tangki overflow sampai overflow


- Menyalakan kompresor hingga mencapai tekana yang ditentukan 1 kg/cm2
dan mengatur bukaan valve sesuai dengan run yng ditentukan yairu: 1; 1,5;
2; 2,5; 3 putaran
- Mengontakan udara dan air pada kolom dengan membuka valve untuk gas dan
valve untuk air bersamaan dengan itu menyalakan stopwatch
- Melakukan pencatatan wet bulb temperature dan dry bulb temperature saat
terjadi kontak antara udara dengan air untuk aliran masuk sebagai
temperatur awal, kemudian membaca beda ketinggian air raksa pada
manometerpipa U
- Jika tekanan telah kembali seperti semula, menutup valve kompresor, valve
heater dan valve air secara bersamaan kemudian membaca wet bulb
temperature dan dry bulb temperature untuk aliran keluar sebagai
temperatur akhir. Mencatat waktu yang diperlukan
- Melakukan percobaan untuk tekanan udara yaitu: 1; 1,5; 2; 2,5; 3 kg/cm2
B. Bukaan valve sebagai variabel tetap
- Memanaskan heater sampai suhu 50C
- Mengisi tangki overflow sampai overflow
- Mengatur bukaan valve sesuai dengan run yang ditentukan yaitu 1 putaran dan
menyalakan kompresor hingga mencapai tekanan yang ditentukan yaitu: 1;
1,5; 2; 2,5; 3 kg/cm2
- Mengontakkan udara dan air pada kolom dengan membuka valve untuk gas
dan valve untuk air bersamaan dengan itu menyalakan stopwatch

25
- Melakukan pencatatan wet bulb temperature dan dry bulb temperature saat
terjadi kontak antara udara dengan air untuk aliran masuk sebagai
temperatur awal, kemudian membaca beda ketinggian air raksa pada
manometerpipa U
- Jika tekanan telah kembali seperti semula, menutup valve kompresor, valve
heater dan valve air secara bersamaan kemudian membaca wet bulb
temperature dan dry bulb temperature untuk aliran keluar sebagai
temperatur akhir. Mencatat waktu yang diperlukan
- Melakukan percobaan untuk tekanan udara yaitu: 1; 1,5; 2; 2,5; 3 putaran.
2.4. Data pengamatan
Tabel 2.1. Kalibrasi bukaan valve untuk air
Bukaan valve

Volume air

(putaran)
1
1,5
2
2,5
3

(mL)
500
500
500
500
500

t1
5,69
5,25
5,15
4,12
3,38

Waktu (detik)
t3
t2
6,64
6,35
5,30
5,27
5,20
5,10
4,56
5,00
3,40
3,37

trata-rata
6,22
5,27
5,15
4,56
3,38

Tabel 2.2. Kalibrasi tekanan udara


Tekanan
udara
2

(kg/cm )
1
1,5
2
2,5
3

Tinggi manometer (mm)

Waktu (detik)

H1

H2

H3

Hrata-rata

t1

t2

t3

trata-rata

1,5
1,6
2
2,6
3

1,3
1,7
2,2
2,8
3,5

1,1
1,7
2,3
2,5
3

1,3
1,6
2,16
2,63
3,16

23,06
32,0
38,78
43,49
54,63

23,16
32,1
38,26
43,45
54,52

23,10
32,0
38,20
43,27
54,47

23,10
32,03
38,41
43,40
54,54

Tabel 2.3 Data pengamatan dengan Tekanan sebagai variabel tetap


P

Bukaan

Suhu awal (C)

Suhu akhir (C)

waktu

26

(kg/ cm)

1,5

2,5

(putaran)
1
1,5
2
2,5
3
1
1,5
2
2,5
3
1
1,5
2
2,5
3
1
1,5
2
2,5
3
1
1,5
2
2,5
3

Td1
30,5
30,5
31
31,5
30,5
32,5
32
35
34,5
33
37
36
38
37,5
37
36
37
36
37
39
39
38
38
38
39

Td2
23,5
23,5
23,5
23,5
23,5
23,5
23,5
23,5
23,5
23,5
25
29
30
29
30
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25

Tw1
27
27
27
27
27
27
27
28
29
28
27
27
28
27
27
31
30
31
31
32
31
30
31
31
32

Tw2
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
23
24
24
24
24
24
24
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5

Td1
37,5
38,5
36
38
39
39
29,5
39
41
43
42,5
43
43,5
44
46
47
48
49
49
48
47,5
47,5
46,5
46
45

Td2
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25

Tw1
28
29
28,5
29,5
29,5
29,5
28,5
29
30,5
31
31
31,5
31,5
32
32,5
34
34
34
34
33,5
34
34,5
34,5
34
34

Tw2
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5

(cm)
0,5
0,5
0,4
0,4
0,5
0,5
0,7
0,9
1
1,3
1,5
1
1
1,3
1,3
2,5
2,5
1,5
1,7
2
2,3
1,9
1
1
2

(detik)
32
30
20,44
22
25,94
27,25
31,37
33,41
34,27
39,21
41,31
41,31
41,50
41,35
41,29
53,81
55,87
57,90
57,43
57,06
57,30
56,25
57,90
57,26
57,06

H
(cm)

waktu
(detik)

1,5
1,7
2
2
2
1
1,5
1,5
1,7
2
0,5
1
2,2
2,3

23,37
23,80
38,38
45,45
61,03
24,25
25,32
39,45
41,27
44,59
22,97
23,25
42,30
44,51

Tabel 2.4 Data pengamatan Bukaan valve sebagai variabel tetap


Bukaan
(putaran)

1,5

P
(kg/ cm)

Td1

1
1,5
2
2,5
3
1
1,5
2
2,5
3
1
1,5
2
2,5

38
37
37
37
38
38
37
38
37
38
37
39
40
40

Suhu awal (C)


Td2
Tw1
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25

31
30
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31

Tw2

Td1

26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26

43,5
44
43,5
44
44,5
44
44,5
46
48
49
48,5
48,5
49
48,5

Suhu akhir (C)


Td2
Tw1
Tw2
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25

33,5
34
33
33
33
34
33
33
34
34
34
34,5
35
34,5

24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5

27

2,5

3
1
1,5
2
2,5
3
1
1,5
2
2,5
3

42
39
38
39
39
40
41
41
42
42
43

25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25

31
31
32
33
32
32
32
33
33
33
33

26
26
26
26
26
26
26
26
26
26
26

48
47,5
46
46
46
45,5
45
44
44
45
45

25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25

34,5
34,5
34
34
34
34
33,5
33,5
34
33,5
34

24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5
24,5

2.5. Data Perhitungan


Tabel 2.5. Perhitungan Laju Alir Volumetrik Air
Volume Air
(mL)
500
500
500
500
500

Waktu (detik)
6,22
5,27
5,15
4,56
3,38

Laju alir air


(mL/detik)
80,2997
94,8166
97,0873
109,6491
147,7833

Tabel 2.6. Perhitungan Laju Alir Volumetrik Udara


Tinggi
Manometer

Waktu
(detik)

Volume

Luas

Laju Alir udara


(mL/detik)

1,3
1,6
2,16
2,63
3,16

23,1
32,03
38,41
43,4
54,54

0,0562
0,0520
0,0564
0,0606
0,0580

2520
2520
2520
2520
2520

141,7773
131,1134
142,1381
152,8915
146,3146

2,4
0,4
1,1
1,9
2
2
0,4
1,3
1,9
2
2,8

57,25
23,40
25,75
42,80
47,95
49,21
23,40
25,41
42,63
45,25
55,56

28
Tabel 2.7. Hasil perhitungan fraksi mol untuk tekanan sebagai variabel tetap
Q udara (mL/det)
141,7773

131,1134

142,1381

152,8915

146,3146

Q air (mL/det)
80,2997
94,8166
97,0873
109,6491
147,7833
80,2997
94,8166
97,0873
109,6491
147,7833
80,2997
94,8166
97,0873
109,6491
147,7833
80,2997
94,8166
97,0873
109,6491
147,7833
80,2997
94,8166
97,0873
109,6491
147,7833

Td1
30,5
30,5
31
31,5
30,5
32,5
32
35
34,5
33
37
36
38
37,5
37
36
37
36
37
39
39
38
38
38
39

Td2
23,5
23,5
23,5
23,5
23,5
23,5
23,5
23,5
23,5
23,5
25
29
30
29
30
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25

H1
0,0285
0,0285
0,029
0,0295
0,029
0,031
0,0315
0,037
0,0367
0,031
0,039
0,0405
0,0409
0,041
0,0413
0,0413
0,0417
0,042
0,0423
0,0425
0,0427
0,0429
0,043
0,0437
0,0439

H2
0,018
0,018
0,018
0,018
0,018
0,018
0,018
0,018
0,018
0,018
0,018
0,021
0,021
0,021
0,021
0,021
0,021
0,021
0,023
0,023
0,023
0,023
0,023
0,023
0,023

P1
32,995
32,995
34,17
35,345
34,17
38,87
36,56
43,6
42,395
38,87
48,27
45,9
50,6
49,44
48,3
48,3
48,3
50,62
48,3
53
53
50,6
50,6
50,6
53

P2
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
22
23,76
23,76
23,76
23,76
30,2
31,82
30,2
31,82
30,5
30,75
30,75
30,75
30,75
30,75
30,75
30,75
30,75
30,75

YA1
0,0439
0,0439
0,0446
0,0453
0,0446
0,0475
0,0483
0,0562
0,0558
0,0475
0,0591
0,0612
0,0618
0,0619
0,0623
0,0623
0,0629
0,0633
0,0637
0,0640
0,0643
0,0646
0,0647
0,0657
0,0660

YA11
0,0282
0,0282
0,0282
0,0282
0,0282
0,0282
0,0282
0,0282
0,0282
0,0282
0,0282
0,0327
0,0327
0,0327
0,0327
0,0327
0,0327
0,0327
0,0357
0,0357
0,0357
0,0357
0,0357
0,0357
0,0357

YA2
0,0442
0,0442
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,06
0,06
0,05
0,06
0,06
0,07
0,07
0,06
0,06
0,06
0,07
0,06
0,07
0,07
0,07
0,07
0,07
0,07

YA21
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,02949
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,04048
0,04265
0,04048
0,04265
0,04088
0,04122
0,04122
0,04122
0,04122
0,04122
0,04122
0,04122
0,04122
0,04122

29
Tabel 2.8. Hasil perhitungan fraksi mol untuk bukaan valve sebagai variabel tetap
Q air (mL/det)
80,2997

94,8166

97,0873

109,6491

147,7833

Q udara (mL/det)
141,7773
131,1134
142,1381
152,8915
146,3146
141,7773
131,1134
142,1381
152,8915
146,3146
141,7773
131,1134
142,1381
152,8915
146,3146
141,7773
131,1134
142,1381
152,8915
146,3146
141,7773
131,1134
142,1381
152,8915
146,3146

Td1
40
40
39
39
40
40
40
40
40
40
40
40
40
40
42
42
42
42
42
42
42
43
42
42
43

Td2
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25

H1
0,05
0,05
0,045
0,045
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,06
0,06
0,06
0,06
0,06
0,06
0,06
0,063
0,06
0,06
0,063

H2
0,3
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026
0,026

P1
49,6
48,3
48,3
48,2
50,6
50,6
48,3
50,6
48,3
50,6
48,3
53
55,3
55,3
62,8
53
50,6
53
53
55,3
59
59
62,8
62,8
64,3

P2
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76
23,76

YA1
0,0745
0,0745
0,0675
0,0675
0,0745
0,0745
0,0745
0,0745
0,0745
0,0745
0,0745
0,0745
0,0745
0,0745
0,0881
0,0881
0,0881
0,0881
0,0881
0,0881
0,0881
0,0921
0,0881
0,0881
0,0921

YA11
0,3256
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402
0,0402

YA2
0,0665
0,0647
0,06
0,06
0,07
0,07
0,06
0,07
0,06
0,07
0,06
0,07
0,07
0,07
0,08
0,07
0,07
0,07
0,07
0,07
0,08
0,08
0,08
0,08
0,09

YA21
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185
0,03185

30

Tabel 2.9. Hasil perhitungan laju alir uap air untuk tekanan sebagai variabel tetap
Q udara
(mL/detik
)

141,7773

131,1134

142,1381

152,8915

146,3146

Td1

udara

(K)

(g/cm3)

(cm3.atm/mol.K)

303,5
303,5
304
304,5
303,5
305,5
305
308
307,5
306
310
309
311
310,5
310
309
310
309
310
312
312
311
311
311
312

0,00114
0,00114
0,00114
0,00114
0,00114
0,00113
0,00114
0,00112
0,00113
0,00113
0,00112
0,00112
0,00111
0,00112
0,00112
0,00112
0,00112
0,00112
0,00112
0,00111
0,00111
0,00111
0,00111
0,00111
0,00111

82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057
82,057

P
BMudara

(atm)

28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97
28,97

0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981
0,981

vu'
5,33979E-03
5,33979E-03
5,32691E-03
5,31407E-03
5,33568E-03
4,88702E-03
4,89128E-03
4,80318E-03
4,81318E-03
4,87904E-03
5,15779E-03
5,16275E-03
5,12645E-03
5,13393E-03
5,13989E-03
5,54662E-03
5,52539E-03
5,54076E-03
5,52039E-03
5,48335E-03
5,24591E-03
5,26120E-03
5,26041E-03
5,25487E-03
5,23645E-03

Tabel 2.10. Hasil perhitungan laju alir uap air untuk bukaan valve sebagai variabel tetap
Q air

Td1

udara

31

109,6491

147,7833

31
3
31
3
31
5
31
5
31
5
31
5
31
5
31
5
31
5
31
6
31
5
31
5
31
6

0,26216
0,26216
0,26050
0,26050
0,26050
0,26050
0,26050
0,26050
0,26050
0,25967
0,26050
0,26050
0,25967

82,057

28,97

0,981

82,057

28,97

0,981

82,057

28,97

0,981

82,057

28,97

0,981

82,057

28,97

0,981

82,057

28,97

0,981

82,057

28,97

0,981

82,057

28,97

0,981

82,057

28,97

0,981

82,057

28,97

0,981

82,057

28,97

0,981

82,057

28,97

0,981

82,057

28,97

0,981

1,19047E+00
1,19047E+00
1,16555E+00
1,25373E+00
1,25373E+00
1,25373E+00
1,25373E+00
1,25373E+00
1,19980E+00
1,19076E+00
1,19980E+00
1,19980E+00
1,19076E+00

Tabel 2.11. Hasil perhitungan fluks massa untuk tekanan sebagai variabel tetap
Q udara
(mL/detik
)

141,7773

vu'

YA1

5,33979E-03
5,33979E-03
5,32691E-03
5,31407E-03
5,33568E-03

0,0439
0,0439
0,0446
0,0453
0,0446

YA2
0,0282
0,0282
0,0282
0,0282
0,0282

NA
-0,0001
-0,0001
-0,0001
-0,0001
-0,0001

32

131,1134

142,1381

152,8915

146,3146

4,88702E-03
4,89128E-03
4,80318E-03
4,81318E-03
4,87904E-03
5,15779E-03
5,16275E-03
5,12645E-03
5,13393E-03
5,13989E-03
5,54662E-03
5,52539E-03
5,54076E-03
5,52039E-03
5,48335E-03
5,24591E-03
5,26120E-03
5,26041E-03
5,25487E-03
5,23645E-03

0,0475
0,0483
0,0562
0,0558
0,0475
0,0591
0,0612
0,0618
0,0619
0,0623
0,0623
0,0629
0,0633
0,0637
0,0640
0,0643
0,0646
0,0647
0,0657
0,0660

0,0282
0,0282
0,0282
0,0282
0,0282
0,0282
0,0327
0,0327
0,0327
0,0327
0,0327
0,0327
0,0327
0,0357
0,0357
0,0357
0,0357
0,0357
0,0357
0,0357

-0,0001
-0,0001
-0,0001
-0,0001
-0,0001
-0,0002
-0,0002
-0,0002
-0,0002
-0,0002
-0,0002
-0,0002
-0,0002
-0,0002
-0,0002
-0,0002
-0,0002
-0,0002
-0,0002
-0,0002

33

Tabel 2.12. Hasil perhitungan fluks massa untuk bukaan valve sebagai variabel tetap
Q air
(mL/detik
)

vu'

YA1

1,18745E+00

0,0745

1,18745E+00

0,0745

1,20020E+00

0,0675

1,20020E+00

0,0675

1,18745E+00

0,0745

1,09814E+00

0,0745

1,09814E+00

0,0745

1,09814E+00

0,0745

1,09814E+00

0,0745

1,09814E+00

0,0745

1,19047E+00

0,0745

1,19047E+00

0,0745

1,19047E+00

0,0745

1,19047E+00

0,0745

1,16555E+00

0,0881

1,25373E+00

0,0881

1,25373E+00

0,0881

1,25373E+00

0,0881

1,25373E+00

0,0881

1,25373E+00
1,19980E+00

0,0881
0,0881

80,2997

94,8166

97,0873

109,6491

147,7833

YA2
0,325
6
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2

NA

0,4778
-0,0459
-0,0367
-0,0367
-0,0459
-0,0424
-0,0424
-0,0424
-0,0424
-0,0424
-0,0460
-0,0460
-0,0460
-0,0460
-0,0638
-0,0686
-0,0686
-0,0686
-0,0686
-0,0686
-0,0657

34

1,19076E+00

0,0921

1,19980E+00

0,0881

1,19980E+00

0,0881

1,19076E+00

0,0921

0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2

-0,0709
-0,0657
-0,0657
-0,0709

35

Tabel 2.13. Hasil perhitungan koefisien perpindahan massa untuk tekanan sebagai
variabel tetap
Q udara
(mL/detik)

YA1

YA11

YA2

YA21

Vu

0,0439

0,0442

0,0282

0,0318

5,33979E-03

0,0439
0,0446

0,0442
0,0458

0,0282
0,0282

0,0318
0,0318

5,33979E-03
5,32691E-03

0,0453

0,0474

0,0282

0,0318

5,31407E-03

0,0446

0,0458

0,0282

0,0318

5,33568E-03

0,0475

0,0521

0,0282

0,0318

4,88702E-03

0,0483

0,0490

0,0282

0,0295

4,89128E-03

0,0562

0,0584

0,0282

0,0318

4,80318E-03

0,0558

0,0568

0,0282

0,0318

4,81318E-03

0,0475

0,0521

0,0282

0,0318

4,87904E-03

0,0591

0,0647

0,0282

0,0318

5,15779E-03

0,0612

0,0615

0,0327

0,0405

5,16275E-03

0,0618

0,0678

0,0327

0,0427

5,12645E-03

0,0619

0,0663

0,0327

0,0405

5,13393E-03

0,0623

0,0647

0,0327

0,0427

5,13989E-03

0,0623

0,0647

0,0327

0,0409

5,54662E-03

0,0629

0,0647

0,0327

0,0412

5,52539E-03

0,0633

0,0679

0,0327

0,0412

5,54076E-03

0,0637

0,0647

0,0357

0,0412

5,52039E-03

0,0640

0,0710

0,0357

0,0412

5,48335E-03

0,0643
0,0646

0,0710
0,0678

0,0357
0,0357

0,0412
0,0412

5,24591E-03
5,26120E-03

141,7773

131,1134

142,1381

152,8915

146,3146

KY
-2,47429E05
-2,47429E05
-1,6801E-05
-1,39687E05
-1,68287E05
-9,84067E06
-4,13785E05

KG
-2,63842E-05
-2,63842E-05
-1,79372E-05
-1,49314E-05
-1,79667E-05
-1,05572E-05
-4,43359E-05

-2,0038E-05
-2,72656E05
-9,82459E06
-1,50346E05
-2,71523E05
-8,29568E06
-1,10839E05
-1,25072E05
-1,51974E05
-1,67095E05
-1,17503E05
-2,56583E05
-1,09374E05

-2,16682E-05

-1,0798E-05
-1,56141E05

-1,18061E-05
-1,70451E-05

-2,94519E-05
-1,05399E-05
-1,63368E-05
-2,94876E-05
-9,04227E-06
-1,20723E-05
-1,36144E-05
-1,65428E-05
-1,81943E-05
-1,28186E-05
-2,79509E-05
-1,19568E-05

36

0,0647

0,0678

0,0357

0,0412

5,26041E-03

0,0657

0,0678

0,0357

0,0412

5,25487E-03

0,0660

0,0710

0,0357

0,0412

5,23645E-03

-1,60097E05
-1,95557E05
-1,32248E05

-1,74782E-05
-2,13607E-05
-1,44726E-05

37

Tabel 2.14. Hasil perhitungan koefisien perpindahan massa untuk bukaan valve
sebagai variabel tetap
Q air
(mL/detik)

80,2997

94,8166

97,0873

109,6491

147,7833

YA1
0,074
5
0,074
5
0,067
5
0,067
5
0,074
5
0,074
5
0,074
5
0,074
5
0,074
5
0,074
5
0,074
5
0,074
5
0,074
5
0,074
5
0,088
1
0,088
1
0,088
1
0,088
1
0,088
1
0,088
1
0,088
1

YA11
0,0665
0,0647
0,0647
0,0646
0,0678
0,0678
0,0647
0,0678
0,0647
0,0678
0,0647
0,0710
0,0741
0,0741
0,0842
0,0710
0,0678
0,0710
0,0710
0,0741
0,0791

YA2
0,325
6
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2

YA21
0,0318
0,0318
0,0318
0,0318
0,0318
0,0318
0,0318
0,0318
0,0318
0,0318
0,0318
0,0318
0,0318
0,0318
0,0318
0,0318
0,0318
0,0318
0,0318
0,0318
0,0318

Vu
1,18745E+0
0
1,18745E+0
0
1,20020E+0
0
1,20020E+0
0
1,18745E+0
0
1,09814E+0
0
1,09814E+0
0
1,09814E+0
0
1,09814E+0
0
1,09814E+0
0
1,19047E+0
0
1,19047E+0
0
1,19047E+0
0
1,19047E+0
0
1,16555E+0
0
1,25373E+0
0
1,25373E+0
0
1,25373E+0
0
1,25373E+0
0
1,25373E+0
0
1,19980E+0
0

KY

KG

-0,0024

-3,135E-05

0,00202

2,6474E-05

0,00288

3,7573E-05

0,00282

3,685E-05

0,00244

3,2047E-05

0,00226

2,9637E-05

0,00187

2,4482E-05

0,00226

2,9637E-05

0,00187

2,4482E-05

0,00226

2,9637E-05

0,00203

2,6541E-05

0,00331

4,3456E-05

0,00726

9,554E-05

0,00726

9,554E-05

0,00435

5,8003E-05

0,00224

2,9665E-05

0,00203

2,6848E-05

0,00224

2,9665E-05

0,00224

2,9665E-05

0,0025
0,00302

3,3174E-05
4,0098E-05

38

0,092
1
0,088
1
0,088
1
0,092
1

0,0791
0,0842
0,0842
0,0862

0,040
2
0,040
2
0,040
2
0,040
2

0,0318
0,0318
0,0318
0,0318

1,19076E+0
0
1,19980E+0
0
1,19980E+0
0
1,19076E+0
0

0,00269

3,5813E-05

0,00448

5,9708E-05

0,00448

5,9708E-05

0,00401

5,3626E-05

39

Tabel 2.15. Hasil perhitungan koefisien perpindahan panas untuk tekanan sebagai
variable tetap
Q udara
(mL/detik)

141,7773

131,1134

142,1381

152,8915

146,3146

Td

Tw

KG

HG

30,5
30,5

27
27

0,028

-2,63842E-05

-0,4132412

0,0285

-2,63842E-05

-0,4135465

31

27

0,029

-1,79372E-05

-0,3327005

31,5

27

0,0295

-1,49314E-05

-0,2537171

30,5

27

0,0295

-1,79667E-05

-0,2820266

32,5

27

0,031

-1,05572E-05

-0,1660843

32

27

0,097

-4,43359E-05

-3,2425232

35

28

0,037

-2,16682E-05

-0,3307016

34,5

29

0,0367

-2,94519E-05

-0,4332315

33

28

0,031

-1,05399E-05

-0,139737

37

27

0,044

-1,63368E-05

-0,2282071

36

27

0,0445

-2,94876E-05

-0,4114581

38

28

0,047

-9,04227E-06

-0,1224933

37,5

27

0,0447

-1,20723E-05

-0,1633628

37

27

36
37

31
30

0,044
0,0445

-1,36144E-05
-1,65428E-05

-0,1688421
-0,2026483

0,044

-1,81943E-05

-0,2185841

36

31

0,0445

-1,28186E-05

-0,1465073

37

31

0,044

-2,79509E-05

-0,3192269

39

32

0,0485

-1,19568E-05

-0,1404676

39

31

0,0485

-1,18061E-05

-0,146687

38

30

0,047

-1,70451E-05

-0,2170142

38

31

0,047

-1,74782E-05

-0,2362016

38

31

0,047

-2,13607E-05

-0,2886701

39

32

0,048,5

-1,44726E-05

-0,2362016

40

Tabel 2.16. Hasil perhitungan koefisien perpindahan panas untuk bukaan valve
sebagai variabel tetap
Q udara
(mL/detik)

80,2997

94,8166

97,0873

109,6491

147,7833

Td

Tw

40

23

40

30

39

31

39

31

40

31

40

31

40

31

40

31

40

31

40

31

40

31

40

31

40

31

40

31

42

31

42
42

31
32

42

33

42

32

42

32

42

32

43

33

42

33

42

33

43

33

KG

HG

0,044

-3,135E-05

-0,4812

0,044

2,6474E-05

0,39303

0,044

3,7573E-05

0,53836

0,044

3,685E-05

0,51124

0,044

3,2047E-05

0,49187

0,044

2,9637E-05

0,41117

0,044

2,4482E-05

0,31059

0,044

2,9637E-05

0,35605

0,044

2,4482E-05

0,27951

0,044

2,9637E-05

0,34695

0,044

2,6541E-05

0,31886

0,044

4,3456E-05

0,52208

0,044

9,554E-05

1,1478

0,044

9,554E-05

1,17893

0,044
0,044

5,8003E-05
2,9665E-05

0,73585
0,39901

0,0445

2,6848E-05

0,3487

0,048

2,9665E-05

0,40062

0,0445

2,9665E-05

0,3974

0,0445

3,3174E-05

0,44441

0,0445

4,0098E-05

0,57374

0,048

3,5813E-05

0,55215

0,048

5,9708E-05

0,92011

0,048

5,9708E-05

0,83171

0,048

5,3626E-05

0,77148

41

2.6. Grafik
120

f(x) = - 24.02x + 224.06


R = 0.96

100
80
Laju alir (Q)

60
40
20
0

Waktu (detik)

Grafik 2.1. Hubungan antara laju alir volumetrik (Q) dengan waktu (detik) pada
kalibrasi bukaan valve pada air
155
150

f(x) = 6.74x + 128.1


R = 0.4

145
140
Laju alir (Q)

135
130
125
120

1.5

2.5

3.5

Tinggi Manometer (H)

Grafik 2.2. Hubungan antara laju alir volumetrik (Q) dengan tinggi manometer
(H) pada kalibrasi tekanan udara

42

0
70

80

90

100 110 120 130 140 150 160

0
0
Koefisien Perpindahan Massa
0
(KG)

f(x) = 0x - 0
R = 0.35

0
0
0

Laju Alir Volumetrik (Q)

Grafik 2.3. Hubungan antara laju alir volumetrik (Q) dengan koefisien
perpindahan massa (KG) untuk tekanan sebagai variabel tetap

160
140
120
f(x) = 484644.97x
100 + 96.08
R = 0.31
80

Koefisien Perpindahan Massa


(KG)

60
40
20
0

Laju Alir Volumetrik (Q)

Grafik 2.4. Hubungan antara laju alir volumetrik (Q) dengan koefisien
perpindahan massa (KG) untuk bukaan valve sebagai variabel tetap

43

0
70
-0.05

80

90 100 110 120 130 140 150 160

-0.1
-0.15
Koefisien Perpindahan Panas -0.2
(HG)
-0.25

f(x) = 0x - 0.56
R = 0.51

-0.3
-0.35
-0.4
-0.45

Laju Alir Volumetrik (Q)

Grafik 2.5. Hubungan antara laju alir volumetrik (Q) dengan koefisien
perpindahan panas (HG) untuk tekanan sebagai variabel tetap
160
140
120
f(x) = 33.96x
100+ 96.06
R = 0.33
80

Koefisien Perpindahan Panas


(HG)

60
40
20
-0.6

-0.4

-0.2

0.2

0.4

0.6

Laju Alir Volumetrik (Q)

Grafik 2.6. Hubungan antara laju alir volumetrik (Q) dengan koefisien
perpindahan panas (HG) untuk bukaan valve sebagai variabel tetap

44

2.7. Pembahasan
1. Dari hasil praktikum diketahui bahwa hubungan antara waktu dengan laju alir
pada kalibrasi bukaan valve sebagai variabel tetap adalah berbanding terbalik. Hal
ini sesuai teori bahwa semakin besar laju alir maka waktu yang dibutuhkan
semakin sedikit.
2. Hubungan antara tinggi manometer dan laju alir pada tekanan udara sebagai
variabel tetap adalah berbanding lurus yaitu semakin besar laju alir udara maka
tinggi manometer juga semakin besar.
3. Hubungan antara laju alir dan koefisien perpindahan massa pada bukaan valve
maupun tekanan udara sebagai variabel tetap adalah sama-sama berbanding lurus
yaitu semakin besar laju alir maka nilai koefisien perpindahan massa juga
semakin besar.
4. Hubungan antara laju alir dan koefisien perpindahan panas yaitu berbanding lurus
pada bukaan valve maupun tekanan udara sebagai variabel tetap dikarenakan arah
alirannya yaitu counter current. Jadi panas yang dipindahkan banyak.
2.8. Kesimpulan
1. Diketahui bahwa hubungan antara waktu dan laju alir yaitu berbanding terbalik
pada bukaan valve sebagai variabel tetap.
2. Hubungan antara tinggi manometer dan laju alir yaitu berbanding lurus pada
tekanan udara sebagai variabel tetap.
3. Hubungan antara laju alir dan koefisien perpindahan massa yaitu berbanding lurus
pada bukaan valve sebagai variabel tetap.
4. Hubungan antara laju alir dan koefisien perpindahan massa yaitu berbanding lurus
pada tekanan udara sebagai variabel tetap.
5. Hubungan antara laju alir dan koefisien perpindahan panas yaitu berbanding lurus
pada bukaan valve sebagai variabel tetap.
6.

Hubungan antara laju alir dan koefisien perpindahan panas yaitu berbanding lurus
pada tekanan udara sebagai variabel tetap.

You might also like