You are on page 1of 6

LATAR BELAKANG

Pada umumnya sebelum suatu senyawa diidentifikasi dan dapat di ukur kadarnya,perlu di
pisahkan dari matriknya. Hal itulah yang melatar belakangi terjadinya, pemisahan merupakan
langkah penting dalam analisi kualitatis.Suatu analisis kimia menjadi meragukan jika
pengukuran sifat tidak berhubungan dengan sifat sepositif senyawa terukur.Pada kebanyakan
analisis meliputi pengubahan cuplikan pemisahan senyawa pengganggu, isolasi senyawa yang
dimaksudkan, pemekatan terrlebih dahulu sebelum identifikasi dan pengukuran.
Ada banyak teknik pemisahan/isolasi,diantaranya yaitu penyaringan, sublimasi, ekstraksi,
kromotografi dan lain-lain. Dalam makalah kali ini akan dibahas mengenai teknik pemisahan
kromotografi karena teknik ini yang paling banyak di gunakan. Pengetahuan yang cukup
mengenai metode-metode pemisahan ini merupakan suatu keharusan bagi mereka yang
berkecimpung di dunia sains, termasuk mahasiswa farmasi.
Didalam makalah ini kita akan mempelajari kromatografi-kromatografi secara harafiah terdiri
dari dua kata yaitu chromos yang berarti warna dan graphos yang berarti tulisan. Jadi,
kromatografi adalah metode analisis campuran atau larutan senyawa kimia dengan absorpsi
memilih pada zat penyerap, zat cair dibiarkan mengalir melalui kolom zat penyerap, misalnya
kapur, alumina dan semacamnya sehingga penyusunnya terpisah menurut bobot molekulnya,
mula-mula memang fraksi-fraksi dicirikan oleh warna-warnanya..
Kromatografi dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan jenis fase yang terlibat, antara
lain kromatografi gas-cair, kromatografi gas- padat, kromatografi cair-cair, kromatografi cairpadat.Selain itu penggolongan kromatografi yang didasarkan pada teknik yang digunakan dapat
digolongkan menjadi dua yaitu kromatografi kolom dan kromatografi planar. Penggolongan
kromatografi berdasarkan teknik pemisahan adalah kromatografi kolom adsorbsi dan
kromatografi kolom partisi.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tentang Kromatogtafi ini.
Semoga berguna dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga
kami berterima kasih pada Bapak Ferry Ferdiansyah Sofian S.Si., Apt selaku
Dosen mata kuliah Fitokimia UNPAD yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pemisahan suatu zat dengan cara
kromatografi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jatinangor, Februari 2015

Tim Penyusun

Kromatografi Kertas

A. Teori Dasar
Kromatografi kertas umumnya lebih bermanfaat untuk tujuan identifikasi, karena mudah
dan sederhana. Dalam kromatografi kertas perbandingan jarak rambat (di ukur sampai titik yang
memberikan intensitas maksimum pada bercak) suatu senyawa tertentu terhadap jarak rambat
fase gerak, di ukur dari titik penotolan, di nyatakan sebagai harga Rf suatu senyawa tersebut.
Harga Rf berubah sesuai dengan kondisi percobaan karena itu identifikasi sebaikanya di lakukan
dengan menggunakan baku pembanding yang sama dengan uji kromatogram yang sama. Jika zat
uji yang di identifikasi dan baku pembanding itu sama, terdapat kesesuaian dalam warna dan
harga Rf pada semua kromatogram dan kromatogram dari campuran menghasilkan harag Rf
adalah 1,0 (Maulani,2012).
Kromatografi kertas tergolong kromatografi cairn dengan kertas sebagai zat pendukung
karena kertas atau serat-serat selulosa merupakan adsorben lemah yang hidrofil, adsorbs zat oleh
kertas tidak terlalu kuat dan terdesak oleh air. Air atau bagian yang lebih polar dari cairan yang di
pakai sebagai eluen akan berlaku sebagai fase stasioner jadi kromatografi kertas dapat di
golongkan sebagai jenis kromatografi cairan-cairan dan mekanisme pemisahan yang dominan
adalah partisi. Oleh gaya kapiler dari kertas, fase mobil dapat bergerak naik, mendatar maupun
menurun (Sastrohamidjojo,1985).
Eluen (pelarut, cairan pengelusi) pada kromatografi kertas biasanya merupakan campuran
2 komponen atau lebih, yang berlaku sebagai fase mobil selanjutnya adalah bagian campuran
yang kurang polar (Sastrohamidjojo,1985).

Teknik kromatografi kertas diperkenalkan oleh Consden, Gordon dan Martin


(1994), yang menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam. Kertas merupakan
selulosa murni yang memiliki afinitas terhadap air atau pelarut polar lainnya. Bla air
diadsorbsikan pada kertas, maka akan membentuk lapisan tipis yang dapat dianggap
analog dengan kolom. Lembaran kertas berpran sebgai penyngga dan air bertindak
sebagai fase diam yang terserap diantara struktur pori kertas (Sastrohamidjojo,1985).
Cairan fase bergerak yang biasanya berupa campuran dari pelarut organik dan air,
akan mengalir menbawa noda cuplikan yang di depositkan pada kertas dengan kecepatan

yang berbeda. Pemisahan terjadi berdasarkan partisi masing-masing komponen diantara


fase diam dan fase bergeraknya(Maulani,2012).
Kromatografi kertas digunakan baik untuk analisi kulitatif maupuk kuntitatuf.
Senyawa-senyawa yang dipisahkan kebnyakan bersifat sangat polar, misalnya asamamino, gula-gula, dan pigmen-pigmen alam (Sastrohamidjojo,1985).
Terdapat tiga metode pengembangan pada kromatografi kertas, yaitu:
a. Metode Penaikan (Ascending)
Kertas digantung sedemikian rupa sehingga bagian bawah kerta
ercelup pada pelarut yang terletak didasar bejana. Noda harus
diusahakan tidak sampai tercelup karena dapat larut dalam pelarut.
Pelarut akan naik melalui serat-serat kertas oleh gaya kapiler
menggerakkan komponen dengan jarak yang berbeda-beda.
b. Metode Penurunan (Descending)
Kertas digantung dalam bejana dengan ujung dimana aliran mulai
bergerak dicelupkan dalam palung kaca yang berisi pelarut. Pelarut
bergerak turun membawa komponen melalui gaya kapiler dan gaya
gravitasi.
c. Metode mendatar (Radial)
Matode ini sangat berbada dari sebelumnya. Biasanya kertas
dibentuk bulat yang tengahnya diberi sumbu dari benang atau
gulungan kertas. Noda ditempatkan pada pusat kertas kemudian
pelarut akan naik melalui sumbu sehingga membasahi kertas untuk
kemudian mengembang melingkar membawa komponen yang
dipisahkan (Maulani,2012).

B. Definisi
Kromatografi kertas merupakan kromatografi cairan-cairan dimana sebagai fasa diam
adalah lapisan tipis air yang diserap dari lembab udara oleh kertas jenis fasa cair lainnya dapat
digunakan (Sastrohamidjojo,1985).

C. Prinsip
Prinsip dasar kromatografi kertas adalah partisi multiplikatif suatu senyawa antara dua
cairan yang saling tidak bercampur. Jadi partisi suatu senyawa terjadi antara kompleks selulosaair dan fasa mobil yang melewatinya berupa pelarut organik yang sudah dijenuhkan dengan air
atau campuran pelarut.
D. Mekanisme
a. Cara melakukannya, ciplikan yang mengandung campuran yang akan dipisahkan,
diteteskan/diletakkan pada daerah yang diberi tanda di atas sepotong kertas saring dimana
ia akan meluas membentuk noda yang bulat.

b. Bila noda telah kering, kertas dimasukkan dalam bejana tertutup yang sesuai dengan satu
ujung, dimana tetesan cuplikan ditempatkan, tercelup dalam pelarut yang dipilih sebagai
fasa bergerak (jangan sampai noda tercelup karena berarti senyawa yang akan dipisahkan
akan
terlarut
dari
kertas).
Pelarut bergerak melalui serat dari kertas oleh gaya kapiler dan menggerakkan komponen
dari campuran cuplikan pada perbedaan jarak dalam arah aliran pelarut.
c. Bila permukaan pelarut telah bergerak sampai jarak yang cukup jauhnya atau setelah
waktu yang telah ditentukan, kertas diambil dari bejana dan kedudukan dari permukaan
pelarut diberi tanda dan lembaran kertas dibiarkan kering.
d. Jika senyawa-senyawa berwarna maka mereka akan terlihat sebagai pita atau noda yang
terpisah. Jika senyawa tidak berwarna harus dideteksi dengan cara fisika dan kimia. Yaitu
dengan menggunakan suatu pereaksi-pereaksi yang memberikan sebuah warna terhadap
beberapa atau semua dari senyawa-senyawa.
e. Bila daerah dari noda yang terpisah telah dideteksi, maka perlu mengidentifikasi tiap
individu dari senyawa. Metoda identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan pada
kedudukan dari noda relatif terhadap permukaan pelarut, menggunakan harga Rf.

Daftar Pustaka
Maulani,Ahmad. 2012. Kromatografi Kertas. Avaible Online at
https://www.academia.edu/8819263/Kromatografi_Lapis_Tipis_dan_Kromatografi
_Kertas [diakses pada 20 Februari 2015]
Hardjono ,Sastrohamidjojo. 1985 . Kromatografi Edisi kedua. Liberty . Yogyakarta

You might also like