Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa
dalam
sistem
ini,
pentingnya kurikulum
pendidikan
nasional.
Ini
sudah
sangat disadari
dikarenakan
kurikulum
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Pembaca mengetahui analisa kurikulum sebelumnya.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
pada 13
November 2012
serta di
Ketiga, pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen
masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh selain melalui saluran internet (on-line).di
http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id ,juga melalui media massa cetak.
Tahap keempat, dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi
Kurikulum 2013 (meskipun belum final dan masih ada beberapa penyempurnaan)
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematikintegratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam
menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan
masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu
lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan
(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi
pembelajaran.
Adapun
obyek
yang
menjadi
pembelajaran
dalam
penataan
dan
penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan,
dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif,
sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di
zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun
2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu,
sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan
pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati.
Perubahan ini diputuskan dengan merujuk hasil survei internasional tentang kemampuan
siswa Indonesia. Salah satunya adalah survei "Trends in International Math and Science" oleh
Global Institute pada tahun 2007. Menurut survei ini, hanya 5 persen siswa Indonesia yang
mampu mengerjakan soal berkategori tinggi
f. Pengelolaan Kurikulum
1) Satuan pendidikan mempunyai kebebasan dalam pengelolaan kurikulum
2) Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum
tanpa mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta
didik, dan potensi daerah.
3) Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran.
2. Konsep Ideal Kurikulum 2013
a. Kompetensi Lulusan
1) Berkarakter mulia
2) Keterampilan yang relevan
3) Pengetahuan-pengetahuan terkait
b. Materi Pembelajaran
1) Relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
2) Materi esensial
3) Sesuai dengan tingkat perkembangan anak
c. Proses Pembelajaran
1) Berpusat pada peserta didik (student centered active learning)
2) Sifat pembelajaran yang kontekstual
3) Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, system penilaian serta
kompetensi yang diharapkan.
d. Penilaian
1) Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional
2) Penilaian test dan fortofolio saling melengkapi
e. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1) Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal
2) Motivasi mengajar
f. Pengelolaan Kurikulum
1) Pemerintah Pusat dan Daerah memiliki kendali kualitas dalam
pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan
2) Satuan
pendidikan
mampu
menyusun
kurikulum
dengan
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Kemampuan berkomunikasi
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Perkelahian pelajar
b.
c.
Gejolak masyarakat
4. Persepsi Masyarakat
a.
b.
c.
Prilaku
Kognitif
Sist
em
Nila
i
Kompeten
si sikap,
ketrampil
an,
Aktu
alisa
si
Inte
r
nali
s
asi
Prilaku
Individu
Pengetahua
n&
Ketrampil
an
Kurikulu
m
Produktif
Inovatif
peduli
Iklim
akademi
k,
budaya
sekolah/
kampus,
.
System nilai :
Universal
Nasional
Lokal
Efektifit
as
Interak
si
Manajemen
Dan
Kepemimpin
an
Pembelajaran yang
mengedepankan pengalaman
personal melalui observasi
(menyimak, melihat, membaca,
mendengar), bertanya, asosiasi,
menyimpulkan,
mengkomunikasikan,.
Efektifitas
Pemaham
an
Penilaian pada
kemampuan
proses, nilai,
dan
pengetahuan,
serta
kemampuan
menilai sendiri
Efektifita
s
Penyerap
an
Kesinambun
gan
pembelajara
n secara
horizontal
dan vertical
Transforma
si
Nila
i
1. Faktor Pendukung :
-
ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang mengintegrasikan standar
pembentuk kurikulum
2. Faktor Penentu :
-
kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) dengan kurikulum dan
buku teks.
Kekurangan Kurikulum 2013, menurut Anies merupakan buah dari keputusan pemerintah
yang tergesa-gesa. Indikator bahwa Kurikulum 2013 belum matang dan dipaksakan
terlihat dari distribusi buku dan konten bahan ajar. "Saya ini menerima warisan masalah
kebijakan implementasi kurikulum," kata Anies.
Implementasi Kurikulum 2013 tahun ini seharusnya difokuskan kepada 6.400 unit
sekolah percontohan dulu, kemudian feedback dari sekolah itu dianalisa Kemendikbud.
Tetapi yang terjadi adalah, Kurikulum 2013 tahun ini dipaksanakan diterapkan di 200 ribu
lebih sekolah di Indonesia.
Anies berharap, meskipun nyata-nyata Kurikulum 2013 setengah matang, para guru
diminta untuk tidak terlalu khawatir atau cemas. Kemendikbud menargetkan keputusan
final nasib Kurikulum 2013 ini Desember mendatang. Bertepatan dengan berakhirnya
semester I tahun ajaran 2014/2015.
Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2014/11/kurikulum-2013-dihentikan-kembali-kektsp.html#ixzz3NgS2JVms
BAB III
PENUTUP
Sejatinya, kurikulum tidak hanya berisi serangkaian petunjuk teknis materi
pembelajaran. Lebih dari itu, kurikulum merupakan sebuah program terencana dan
menyeluruh, yang menggambarkan kualitas pendidikan suatu bangsa. Dengan
sendirinya, kurikulum memegang peran strategis dalam kemajuan bangsa tersebut.
Kurikulum tidak seharusnya bersifat statis. Seiring dengan perkembangan
zaman dan tuntutan
kehidupan
dalam
masyarakat,
kurikulum
senantiasa
berkembang dan menyelaraskan diri dengan kemajuan zaman. Oleh karena itu,
pengembangan kurikulum yang berupa proses dinamis dan integrative perlu
diupayakan, melalui langkah-langkah yang sistematis, professional dan melibatkan
seluruh aspek yang terkait dalam tercapainya tujuan pendidikan nasional. Sudah
saatnya kurikulum pendidikan di Indonesia berada pada jalur rel pendidikan yang
tepat, yang momentumnya pasti dan terarah.
Melalui Kurikulum 2013 inilah
sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif,
inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam
menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan
yang lebih baik. Untuk Pendidikan Indonesia yang lebih cemerlang.