You are on page 1of 18

ANALISA KURIKULUM 2006

(KTSP) DAN KURIKULUM 2013


Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa
dalam

sistem

ini,

pentingnya kurikulum

pendidikan

nasional.

Ini

sudah

sangat disadari

dikarenakan

kurikulum

merupakan alat yang krusial dalam merealisasikan program pendidikan,


baik formal maupun non formal, sehingga gambaran sistem pendidikan
dapat terlihat jelas dalam kurikulum tersebut. Dengan kata lain,
sistem kurikulum adalah sistem pendidikan itu sendiri.
Sejalan dengan tuntutan zaman serta kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, dunia pendidikan berjalan berdampingan dengan dunia
inovasi. Inovasi dapat berjalan dan mencapai sasarannya jika program
pendidikan tersebut direncanakan dan dilaksanakan sesuai dengan
kondisi dan tuntutan zaman.
Sebagai implikasinya, kesadaran tentang peran guru meningkat.
Sebagai tenaga profesional, guru merupakan pintu gerbang inovasi
menuju ke pembangunan yang terintegrasi. karena pembangunan dapat
terlaksana jika membangun manusia terlebih dahulu. Tanpa manusia
yang kompeten pembangunan yang terintegrasi dapat terselenggara
dengan baik. Oleh karena itu, setiap tenaga kependidikan harus
memahami kurikulum sekolah dengan sebaik-baiknya, sesuai dengan
ketentuan yang telah digariskan.
Berkaitan dengan hal ini, agar studi tentang kurikulum 2013
dapat dianalisa dan difahami, kehadiran makalah ini diharapkan dapat
membantu para pembaca.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana analisa kurikulum sebelumnya ? dan


2. Mengapa harus disempurnakan dengan kurikulum 2013 ?

C. Tujuan Penulisan
1. Pembaca mengetahui analisa kurikulum sebelumnya.
2.

Pembaca mengetahui alasan mengapa kurikulum sebelumnya harus


disempurnakan dengan kurikulum 2013.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Permasalahan Kurikulum Sebelumnya (Kurikulum 2006/KTSP)


1. Konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata
pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui
tingkat perkembangan usia anak.
2. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi
dan tujuan pendidikan nasional.
3. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan
pengetahuan.
4. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft
skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum.
5. Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada
tingkat lokal, nasional, maupun global.
6. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci
sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada
pembelajaran yang berpusat pada guru.
7. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses
dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.
8. dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak
menimbulkan multi tafsir.

B. Kurikulum2013 Penyederhanaan Tematik-Integratif

Formulasi Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan dalam empat tahap:


Pertama, penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kemdikbud dengan
melibatkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan.
Kedua, pemaparan desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua
Komite Pendidikan

yang telah dilaksanakan

pada 13

November 2012

serta di

depanKomisi X DPR RI pada 22 November 2012.

Ketiga, pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen
masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh selain melalui saluran internet (on-line).di
http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id ,juga melalui media massa cetak.
Tahap keempat, dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi
Kurikulum 2013 (meskipun belum final dan masih ada beberapa penyempurnaan)

Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematikintegratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam
menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan
masa depan. Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu
lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan
(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi
pembelajaran.

Adapun

obyek

yang

menjadi

pembelajaran

dalam

penataan

dan

penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan,
dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif,
sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di
zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun
2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu,
sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan
pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati.

Perubahan ini diputuskan dengan merujuk hasil survei internasional tentang kemampuan
siswa Indonesia. Salah satunya adalah survei "Trends in International Math and Science" oleh
Global Institute pada tahun 2007. Menurut survei ini, hanya 5 persen siswa Indonesia yang
mampu mengerjakan soal berkategori tinggi

yang memerlukan penalaran. Sebagai

perbandingan, siswa Korea yang sanggup mengerjakannya mencapai 71 persen. Sebaliknya,


78 persen siswa Indonesia dapat mengerjakan soal berkategori rendah yang hanya
memerlukan hafalan. Sementara itu, siswa Korea yang bisa mengerjakan soal semacam itu
hanya 10 persen. Indikator lain datang dari Programme for International Student Assessment
(PISA) yang di tahun 2009 menempatkan Indonesia di peringkat 10 besar paling buncit
dari 65 negara peserta PISA. Kriteria penilaian mencakup kemampuan kognitif dan
keahlian siswa membaca, matematika, dan sains.
C. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
1. Kondisi kurikulum saat ini (Kurikulum 2006/KTSP)
a. Kompetensi Lulusan
1) Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter
2) Belum menghasilkan ketrampilan sesuai kebutuhan
3) Pengetahuan-pengetahuan lepas
b. Materi Pembelajaran
1) Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
2) Beban belajar terlalu berat
3) Terlalu luas, kurang mendalam
c. Proses Pembelajaran
1) Berpusat pada guru (teacher centered learning)
2) Sifat pembelajaran yang berorientasi pada buku teks
3) Buku teks hanya memuat materi bahasan
d. Penilaian
1) Menekankan aspek kognitif
2) Test menjadi cara penilaian yang dominan
e. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1) Memenuhi kompetensi profesi saja
2) Fokus pada ukuran kinerja PTK

f. Pengelolaan Kurikulum
1) Satuan pendidikan mempunyai kebebasan dalam pengelolaan kurikulum
2) Masih terdapat kecenderungan satuan pendidikan menyusun kurikulum
tanpa mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta
didik, dan potensi daerah.
3) Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata pelajaran.
2. Konsep Ideal Kurikulum 2013
a. Kompetensi Lulusan
1) Berkarakter mulia
2) Keterampilan yang relevan
3) Pengetahuan-pengetahuan terkait
b. Materi Pembelajaran
1) Relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan
2) Materi esensial
3) Sesuai dengan tingkat perkembangan anak
c. Proses Pembelajaran
1) Berpusat pada peserta didik (student centered active learning)
2) Sifat pembelajaran yang kontekstual
3) Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, system penilaian serta
kompetensi yang diharapkan.
d. Penilaian
1) Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proporsional
2) Penilaian test dan fortofolio saling melengkapi
e. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
1) Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal
2) Motivasi mengajar

f. Pengelolaan Kurikulum
1) Pemerintah Pusat dan Daerah memiliki kendali kualitas dalam
pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan
2) Satuan

pendidikan

mampu

menyusun

kurikulum

dengan

mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik,


dan potensi daerah.
3) Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks
dan pedoman.
D. Alasan Pengembangan Kurikulum 2013
1. Tantangan Masa Depan
a.

Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA

b.

Masalah lingkungan hidup

c.

Kemajuan teknologi informasi

d.

Konvergensi ilmu dan teknologi

e.

Ekonomi berbasis pengetahuan

f.

Kebangkitan industri kreatif dan budaya

g.

Pergeseran kekuatan ekonomi dunia

h.

Pengaruh dan imbas teknosains

i.

Mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan

j.

Hasil TIMSS dan PISA

2. Kompetensi Masa depan


a.

Kemampuan berkomunikasi

b.

Kemampuan berpikir jernih dan kritis

c.

Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan

d.

Kemampuan menjadi warga negara yang efektif

e.

Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang


berbeda

f.

Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal

g.

Memiliki minat luas mengenai hidup

h.

Memiliki kesiapan untuk bekerja

i.

Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya

3. Fenomena Negatif yang Mengemuka


a.

Perkelahian pelajar

b.

Kecurangan dalam Ujian

c.

Gejolak masyarakat

4. Persepsi Masyarakat
a.

Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif

b.

Beban siswa terlalu berat

c.

Kurang bermuatan karakter

E. Kerangka Kerja Pengembangan Kurikulum


1. Kurikulum sebagai integrator system nilai, pengetahuan, dan keterampilan.

Prilaku
Kognitif

Sist
em
Nila
i

Kompeten
si sikap,
ketrampil
an,

Aktu
alisa
si

Inte
r
nali
s
asi

Prilaku
Individu

Pengetahua
n&
Ketrampil
an

Kurikulu
m

PTK dan dukungan lain : Sarpras,..

Produktif
Inovatif
peduli

2. Strategi Peningkatan Efektifitas Pembelajaran Kurikulum 2013

Iklim
akademi
k,
budaya
sekolah/
kampus,
.

System nilai :
Universal
Nasional
Lokal

Efektifit
as
Interak
si

Manajemen
Dan
Kepemimpin
an

Pembelajaran yang
mengedepankan pengalaman
personal melalui observasi
(menyimak, melihat, membaca,
mendengar), bertanya, asosiasi,
menyimpulkan,
mengkomunikasikan,.

Efektifitas
Pemaham
an

Penilaian pada
kemampuan
proses, nilai,
dan
pengetahuan,
serta
kemampuan
menilai sendiri

Efektifita
s
Penyerap
an

Kesinambun
gan
pembelajara
n secara
horizontal
dan vertical

Transforma
si
Nila
i

F. Elemen Perubahan pada Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam
menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi
perkembangan masa depan. Ada empat standar dalam kurikulum yang mengalami
perubahan, meliputi standar kompetensi lulusan, proses, isi, dan standar penilaian.
Terhadap perubahan itulah maka rumusan standar kelulusan (SKL) pun berubah.

G. Faktor Keberhasilan Kurikulum 2013

1. Faktor Pendukung :
-

ketersediaan buku sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang mengintegrasikan standar
pembentuk kurikulum

peran pemerintah dalam pembinaan dan pengawasan

penguatan manajemen dan budaya sekolah.

2. Faktor Penentu :
-

kesesuaian kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) dengan kurikulum dan
buku teks.

H. Faktor penghambat Kurikulum 2013

Kekurangan Kurikulum 2013, menurut Anies merupakan buah dari keputusan pemerintah
yang tergesa-gesa. Indikator bahwa Kurikulum 2013 belum matang dan dipaksakan
terlihat dari distribusi buku dan konten bahan ajar. "Saya ini menerima warisan masalah
kebijakan implementasi kurikulum," kata Anies.

Implementasi Kurikulum 2013 tahun ini seharusnya difokuskan kepada 6.400 unit
sekolah percontohan dulu, kemudian feedback dari sekolah itu dianalisa Kemendikbud.
Tetapi yang terjadi adalah, Kurikulum 2013 tahun ini dipaksanakan diterapkan di 200 ribu
lebih sekolah di Indonesia.
Anies berharap, meskipun nyata-nyata Kurikulum 2013 setengah matang, para guru
diminta untuk tidak terlalu khawatir atau cemas. Kemendikbud menargetkan keputusan
final nasib Kurikulum 2013 ini Desember mendatang. Bertepatan dengan berakhirnya
semester I tahun ajaran 2014/2015.
Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2014/11/kurikulum-2013-dihentikan-kembali-kektsp.html#ixzz3NgS2JVms

BAB III
PENUTUP
Sejatinya, kurikulum tidak hanya berisi serangkaian petunjuk teknis materi
pembelajaran. Lebih dari itu, kurikulum merupakan sebuah program terencana dan
menyeluruh, yang menggambarkan kualitas pendidikan suatu bangsa. Dengan
sendirinya, kurikulum memegang peran strategis dalam kemajuan bangsa tersebut.
Kurikulum tidak seharusnya bersifat statis. Seiring dengan perkembangan
zaman dan tuntutan

kehidupan

dalam

masyarakat,

kurikulum

senantiasa

berkembang dan menyelaraskan diri dengan kemajuan zaman. Oleh karena itu,
pengembangan kurikulum yang berupa proses dinamis dan integrative perlu
diupayakan, melalui langkah-langkah yang sistematis, professional dan melibatkan
seluruh aspek yang terkait dalam tercapainya tujuan pendidikan nasional. Sudah
saatnya kurikulum pendidikan di Indonesia berada pada jalur rel pendidikan yang
tepat, yang momentumnya pasti dan terarah.
Melalui Kurikulum 2013 inilah

diharapkan siswa kita memiliki kompetensi

sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif,
inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam
menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan
yang lebih baik. Untuk Pendidikan Indonesia yang lebih cemerlang.

You might also like