Professional Documents
Culture Documents
12
Puspa Rini adalah seorang mahasiswi dari Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Lahir pada tanggal 5 Oktober 1990 di kota Pandeglang. Ia memulai studinya pada tahun
2008. Untuk berkorespodensi dengan penulis, dapat melalui alamat email pusparini90@
yahoo.com
Siti Czafrani adalah seorang mahasiswi dari Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Lahir pada tanggal 10 Oktober 1991 di kota Banda Aceh. Ia
memulai studinya pada tahun 2008. Untuk berkorespodensi dengan penulis, dapat
melalui alamat email siticzafrani@gmail.com
Globalization now can not be prevented anymore. Many challenges must be faced that led
to concern whether a developing country like Indonesia can compete with developed countries.
Economic problems are the toughest challenge of globalization. For that, we need high creativity
for a country to survive in the era of free markets. Much evidence says globalization has eroded
the values of local wisdom so that the diversity of the nations is increasingly forgotten especially
by the younger generation. Therefore, we need to build a spirit of creativity that is based on local
wisdom to support the countrys economy with the youth as agents of change as culprit
Globalization has two faces. If it can be managed properly, globalization can certainly give
sufficient benefit to the country. However, if a country can not adapt and determine what strategies
needed to be applied in order to face the globalization, the country surely will become the victims
of globalization. We can see in Indonesia, although it was given the abundant resources, both
human and natural resources, this country is still unable to utilize those potential, so the developed
countries take the profit from our country. One opportunity that we have so we can compete with
other developed countries in this era of globalization is through the empowerment of the youth
to manage their local indigenous through creative economics. Thus, in this globalization era like
today, Indonesian local culture can be everlasting and the autonomy of this country in managing
its economics can be manifested.
13
14
PENDAHULUAN
Berikan sepuluh pemuda untukku,
akan kuguncangkan dunia ini, demikian
kata Bung Karno (sang proklamator
Republik Indonesia) di dalam sebuah
pidatonya. Makna dari sempalan pidato
tersebut adalah bahwa pemuda menjadi
modal sosial utama dalam pembentukan
dan pertumbuhan serta perkembangan
sebuah bangsa. Apalah jadinya jika
bangsa ini tanpa pemuda? Mungkin
tidak akan pernah ada Indonesia di
peta dunia. Sejarah terbentuknya suatu
bangsa diawali dengan pergerakan
kaum muda. Pergerakan ini menjadi
embrio dan tonggak awal kelahiran
Indonesia sebagai sebuah bangsa yang
utuh. Pemuda selalu identik dengan
perubahan sosial di Indonesia sejak
zaman kolonial hingga sekarang. Peran
kesejarahan dan keterlibatan yang amat
panjang telah menempatkan pemuda
sebagai kelompok strategis yang
memiliki daya dorong transformasi sosial
yang signifikan (Adhyaksa, 2008: 7).
Setiap
zaman
memiliki
tantangan tersendiri. Jika pada zaman
penjajahan pemuda ditantang untuk
merebut kemerdekaan, pada zaman
sekarang seiring dengan globalisasi
dan modernisasi perlu ada sebuah
rekonstruksi peran pemuda sebagai
tulang punggung kelangsungan bangsa
ini. Globalisasi
dan
modernisasi
melahirkan imitasi budaya di kalangan
pemuda, lewat asumsi mereka lebih
bangga dengan identitas semu atau kultur
imitasi yang mereka sandang dalam
kesehariannya. Pada akhirnya, identitas
kelokalan menjadi hilang dan terancam
kehilangan karakter transformatifnya
dalam
kehidupan
bangsa.
Virus
globalisasi yang disemaikan oleh
Tabel 1.1
Data Pengangguran Terdidik Tahun 20042009
15
16
Indonesia!
TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penulisan karya
ilmiah ini adalah untuk mengikuti lomba
penulisan Jurnal Ilmiah Mahasiswa UI
Untuk Bangsa. Selain itu melalui tulisan
ini, diharapkan dapat memberikan
gambaran mengenai tantangan yang
dihadapi pemuda Indonesia dalam
menghadapi globalisasi, serta solusi
yang tepat yang bisa dilakukan pemuda
untuk bertahan bahkan bersaing dalam
era globalisasi terutama dibidang
perekonomian (pasar bebas).
METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan
adalah metode penulisan yang bersifat
kualitatif. Metode kualitatif pada intinya
merupakan suatu metode yang holistik,
yaitu metode yang memadukan analisis
data dengan aspek-aspek yang terkait.
Pengumpulan data
Alat yang digunakan dalam
penulisan ini adalah studi kepustakaan
(library research), yaitu pengumpulan
data yang dilakukan melalui data tertulis,
yang banyak didapat dari buku-buku dan
internet.
1.
Sumber Data
Data yang digunakan dalam
penulisan ini adalah data kualitatif yang
diperoleh dari data sekunder yang
berasal dari buku-buku, surat kabar,
dan internet serta data lainnya yang
mendukung penulisan ini.
2.
Sifat dan Bentuk Laporan. Sifat
dan bentuk laporan yang akan disajikan
adalah bersifat deskriptif, analitis, dan
informatif.
KAJIAN TEORI
Globalisasi
Runtuhnya tembok Berlin pada
tanggal 9 Nopember 1989, dianggap
menjadi
permulaan
munculnya
globalisasi (Friedman, 2005). Peristiwa
ini tidak hanya menandakan bersatunya
Jerman Barat dan Jerman Timur, tetapi
juga peristiwa ini menjadi tonggak
permulaan munculnya demokratisasi,
terbukanya hubungan satu negara dan
negara lainnya dan juga munculnya
kreativitas.
Hal ini segera terbukti
enam bulan setelah peristiwa runtuhnya
tembok Berlin itu, Bill Gates berhasil
meluncurkan versi Microsoft 3.0 yang jauh
lebih mudah digunakan. Selanjutnya, hal
ini memicu Netscafe untuk meluncurkan
world wide web (www) yang selanjutnya
menjadi jendela untuk berkomunikasi
tanpa batas dengan seluruh orang
di seluruh dunia. Dua tahun setelah
peristiwa runtuhnya tembok Berlin itu,
tepatnya tahun 1991, Menteri Keuangan
India mengambil inisiatif untuk mulai
membuka pintu ekonomi India, sehingga
aliran modal meningkat ke negara
tersebut. Kejadian ini tidak hanya terjadi
di India, tetapi hampir seluruh negaranegara berkembang juga kelimpahan
arus modal yang semakin meningkat.
Pada saat awal kemunculannya
pada tahun 1990, globalisasi disambut
penduduk dunia dengan euforia.
Globalisasi tidak hanya mengakibatkan
integrasi perekonomian
di
dunia
sehingga terjadi aliran besar barang,
jasa, dan modal kedalam suatu negara,
tetapi juga mengakibatkan bebasnya
aliran gagasan dan pengetahuan secara
internasional, pemahaman budaya,
munculnya kelompok masyarakat dunia,
dan pergerakan masalah lingkungan.
Pada
awal
kemunculannya,
globalisasi memberikan harapan besar
bagi penduduk dunia untuk meningkatkan
kesejahteraan dengan jalan pembukaan
akses bagi negara-negara berkembang
terhadap pasar di luar negeri, sehingga
mereka dapat dengan mudah menjual
barang-barangnya. Investasi asing pun
dapat dengan mudah masuk ke negaranegara berkembang tersebut. Namun,
pada
implementasinya
globalisasi
sering menuai kritik karena globalisasi
tidak dikelola dengan baik. Politik
telah membentuk aturan tersendiri
untuk globalisasi, sehingga globalisasi
diarahkan untuk kepentingan negaranegara maju.
Globalisasi menurut Abdurrahman
Wahid adalah Dominasi usaha-usaha
besar dan raksasa atas tata niaga dan
sistem keuangan international yang
kita ikuti. Ia juga dipahami sebagai
pembentukan selera warga masyarakat
secara global/mendunia., seperti fast
food dan sebagainya. Selera kita
ditentukan pasar, bukannya menentukan
pasar. Selain itu, globalisasi adalah
dominasi komersial dan pengawasan
atas sistem finansial dalam hubungan
antar negara.
Kritik Terhadap Globalisasi
Komisi Dunia tentang Dimensi
Sosial Globalisasi, yang didirikan
pada tahun 2001 oleh ILO, membuat
kesimpulan tentang
lima masalah
penting mengenai globalisasi, yaitu :
1. Aturan main globalisasi yang tidak
adil, dirancang secara khusus untuk
menguntungkan negara industri
maju.
Kenyataannya
dewasa
ini, beberapa perubahan terjadi
dengan sangat tidak adil, sehingga
17
18
2.
3.
4.
5.
Definisi Pemuda
Princeton
mendefinisikan
kata pemuda (youth) dalam kamus
Webstersnya sebagai The time of life
between childhood and maturity; early
maturity; the state of being young or
immature or inexperienced; the freshness
and vitality characteristic of a young
person. Sedangkan dalam kerangka
usia, WHO menggolongkan usia 10 24
tahun sebagai young people, sedangkan
remaja atau adolescence dalam
golongan usia 10 -19 tahun. Contoh
lain: Di Canada, diterapkan bahwa after
age 24, youth are no longer eligible for
adolescent social service
Kearifan Lokal
Dalam pengertian kamus, kearifan
lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata:
19
20
perekonomian kreatif.
Ekonomi kreatif adalah bagian
dari sebuah anutan sistem ekonomi
kontemporer . Industri kreatif didefinisikan
sebagai [ those industries which
their origin in individual creativity, skill,
and talent, and which have a potential
for wealth and job creation through the
generation and exploitation of intellectual
property (UK Department of Culture
Media and Sport).
Jadi ekonomi kreatif membicarakan
spektrum yang sangat luas, yakni segala
aspek yang bertujuan meningkatkan
daya saing dengan menggunakan
kreatifitas individu yang dilihat dengan
kacamata ekonomi. Industri kreatif
adalah bagian dari ekonomi kreatif
dan berfokus pada industrinya masingmasing. Berdasarkan data BPS, industri
ekonomi kreatif terdiri dari 15 kategori,
namun hanya terdapat tiga kategori yang
menyumbang signifikan kepada Produk
Domestik Bruto, yakni fesyen, kerajinan,
dan periklanan.
Peluang Ekonomi Kreatif Di Tengah
Arus Globalisasi
Secara global, menurut Menteri
Perdagangan, sektor ekonomi kreatif
di dunia saat ini tumbuh dengan pesat,
seperti tercermin dari nilai ekonomi kreatif
global yang diperkirakan dengan tingkat
pertumbuhan lima persen pertahun
akan berkembang menjadi 2,2 Triliun
dolar pada Januari 2000 dan menjadi
6,1Trilliun dolar pada tahun 2020. Oleh
sebab itu, para ekonom memprediksi
sektor ekonomi kreatif berbasis budaya
akan menjadi gelombang ke empat
dalam perkembangan ekonomi global
setelah era ekonomi pertanian, ekonomi
industri dan ekonomi informasi. Oleh,
Tabel 1.2
Profil Statistik Ekonomi Industri Kreatif di Indonesia
Gambar 1.3
Alur Pemberdayaan Stratejik Pemuda Berbasis Perekonomian Kreatif
21
22
1.
Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan identifikasi
program apa yang paling tepat untuk
mengembangkan kearifan lokal sebuah
daerah dan sumber daya pemuda
seperti apa yang paling dibutuhkan untuk
menjalankan program tersebut. Pada
tahap ini pula perlu di susun sebuah
tujuan dari pengembangan program
usaha kreatif tersebut.
2.
Pelatihan
Pada tahap ini pejabat pemerintah
khususnya dari bagian kepemudaan,
memberikan forum pelatihan kepada
para pemuda supaya mereka memiliki
keterampilan
untuk
melakukan
pengembangan kearifan lokal daerahnya
melalui kegiatan ekonomi kreatif.
3.
Permodalan
Pada tahap ini pemuda diberikan
modal oleh pemerintah untuk membentuk
sebuah unit usaha kreatif berbasis
kearifan lokal di daerahnya.
4.
Pendampingan
Dalam menjalankan usahanya,
pemerintah
tetap
melakukan
pendampingan kepada para pemuda
agar usahanya dapat mencapai tujuan
yaitu berkembangnya kearifan lokal
daerahnya.
5.
Evaluasi
Proses ini dilakukan untuk
memastikan
apakah
tujuan
dari
dibentuknya unit usaha perekonomian
kreatif yang dijalankan oleh kelompok
pemuda tersebut telah mencapai sasaran
yang telah ditetapkan atau tidak.
KESIMPULAN
Globalisasi sudah menjadi sebuah
ketentuan di dunia yang harus kita hadapi.
Berbagai permasalahan yang mengiringi
perkembangan globalisasi menjadi
tantangan yang besar bagi bangsa yang
masih berkembang termasuk Indonesia.
Negara berkembang perlu persiapan
yang matang untuk berkompetisi agar
tidak tergerus oleh dominasi negara
maju dalam segala bidang terutama
perekonomian.
Kesiapan
sumber
daya manusia menjadi modal utama
menghadapi globalisasi. Disinilah para
pemuda sebagai agent of change
berperan. Untuk itu, permasalahanpermasalahan yang membelit pemuda
perlu diatasi terlebih dahulu agar
pemuda Indonesia khususnya bisa
berkompetisi di pasar global. Globalisasi
yang mempengaruhi segala aspek
kehidupan sebuah negara dapat menjadi
ancaman bagi budaya dan nilai-nilai
murni negara tersebut. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pelestarian budaya lokal
dan memperkenalkan budaya lokal ke
pasar bebas.
Khusus
untuk
mengatasi
permasalahan ekonomi, pengembangan
ekonomi kreatif sangat diperlukan yakni
perekonomian kreatif yang menjual
keanekaragaman budaya Indonesia,
dengan pemuda sebagai aktor utamanya.
Melalui hal tersebut, diharapkan para
pemuda bisa menghadapi tantangan
globalisasi dengan tidak menghilangkan
identitas sebagai pemuda Indonesia
serta sukses di pasar bebas.
Saran
Untuk
menjadikan
pemuda
sebagai aktor terdepan bagi Indonesia
di dalam menghadapi tantangan
23
24
DAFTAR ACUAN
Dewanata, Pandu. Chavchay Syaifullah. 2008. Rekonstruksi Pemuda. Jakarta: Kementrian
Pemuda dan Olahraga.
E. Stiglitz, Joseph. 2006. Making Globalization Work: Menyiasati Globalisasi Menuju Dunia yang
lebih Adil.
KEMENTERIAN%20PEMUDA%20DAN%20OLAHRAGA%20TAHUN%202008.
pdf (31 Agustus 2010 pukul 11.38 WIB).
Anonim.http://www.depdagri.go.id/goog_governance_artikel (29 Agustus 2010 pukul
22.02 WIB).
Khaeron, E.Herman.http://www.slideshare.net/faizin89/dialog-strategis-peran-pemudaseminar-kepemudaan-hmi (29 Agustus 2010 pukul 00.32 WIB).
Sartini.http://jurnal.filsafat.ugm.ac.id/index.php/jf/article/viewFile/45/41 (29 Agustus 2010
pukul 23.54 WIB).
Suryadi, Dede.http://swa.co.id/2010/02/berawal-dari-kearifan-lokal/