Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa. Fungsinya untuk menyediakan
informasi
kuantitatif, terutama informasi keuangan, tentang entitas-entitas ekonomi,
yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan diantara
berbagai
alternatif pilihan yang tersedia. Akuntansi merupakan proses yang berakhir
pada
penyusunanlaporan keuangan yang berhubungan dengan perusahaan secara
keseluruhan untuk digunakan oleh pihak-pihak di dalam maupun di luar
perusahaan. Apakah akuntansi merupakan aktivitas jasa, suatu disiplin ilmu
deskriptif/analitis ataukah suatu system informasi ? Jawabannya adalah
ketigatiganya.
PENDAHULUAN
Dengan mempelajari modul ini dengan baik dan benar, diharapkan Anda
dapat
memahami kerangka kerja konseptual yang mendasari akuntansi keuangan.
Setelah mempelajari modul ini diharapkan anda dapat:
a. Mengkaji ulang tujuan pelaporan keuangan.
b. Mengidentifikasikan karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi.
c. Mendefinisikan unsure-unsur laporan keuangan.
d. Menguraikan asumsi dasar dari akuntansi.
e. Menjelaskan penerapan prinsip-prinsip akuntansi.
f. Menguraikan dampak kendala-kendala terhadap pelaporan informasi akuntansi.
RANGKUMAN
Kerangka Kerja Konseptual Untuk Pelaporan
Keuangan
TOPIK 1
A. PENGERTIAN, SIFAT DAN KEGUNAAN KERANGKA
KONSEPTUAL.
diperlukan ?
Pertama, agar dapat berguna, maka penetapan standar harus didasari dan
dihubungkan dengan serangkaian konsep dan tujuan fundamental. Kerangka
kerja
konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan
keuangan, dan harus mendorong keterbandingan diantara laporan-laporan
keuangan perusahaan-perusahaan yang berbeda. Kedua, masalah-masalah
praktis
yang baru muncul harus cepat dapat dipecahkan dengan mengacu pada
kerangka
teori dasar yang sudah ada.
RANGKUMAN
Tingkat pertama, tujuan-tujuan pelaporan keuangan adalah untuk
memberikan
informasi kepada para pemakai laporan keuangan, sehingga dimulai dari
kesadaran secara garis besar mengenai informasi yang bisa berguna baik
bagi
Tingkat kedua, dasar-dasar konseptual yang menjelaskan karakteristikkarakteristik kualitatif informasi akuntansi dan definisi unsur-unsur laporan
keuangan. Dasar-dasar konseptual ini menjadi jembatan antara mengapa
dari
akuntansi (Tujuan tingkat 1) dengan bagaimana dari akuntansi (pengakuan dan
penilaian tingkat 3). Satu aspek penting dalam menetapkan struktur teoritis
adalah
penetapan unsur-unsur atau definisi-definisi. FASB mendefinisikan unsurunsur
laporan keuangan sebagai berikut :
Asset, merupakan kemungkinan manfaatekonomi masa depan yang
diperoleh
atau dikendalikan oleh suatu perusahaan sebagai hasil dari transaksitransaksi
atau kejadian-kejadian yang lalu.
perusahaan kecuali yang berasal dari expenses dan distribusi kepada pemilik.
Asumsi-asumsi Dasar
Ada empat asumsi dasar yang mendasari struktur akuntansi keuangan yaitu :
Economic Entity, bahwa aktivitas ekonomi dapat dianggap sebagai suatu unit
pertanggung jawaban tersendiri, sehingga terpisah dari pemiliknya.
Periodicity, cara paling akurat untuk mengukur hasil dari aktivitas perusahaan
adalah saat perusahaan dilikuidasi, tapi perusahaan atau pihak lain yang
berkepentingan tidak dapat menunggu sampai saat itu tiba sehingga informasi
keuangan perusahaan harus diterbitkan setiap periode. Artinya bahwa aktivitas
aktivitas ekonomi perusahaan dapat dibagi menjadi periode-periode waktu
buatan.
Ada empat prinsip dasar yang digunakan untuk mencatat transaksi yaitu :
akuntan mengikuti praktek yang umum bagi penyediaan informasi yang cukup
penting untuk mempengaruhi penilaian dan pembuatan keputusan.
Biasanya
pertimbangan yang digunakan adalah (1) mengungkapkan masalah yang cukup
yang dapat menunjukkan perbedaan , dan (2) peringkasan untuk membuat
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan
anda
mengerjakan latihan berikut ini !
2) Apa yang dimaksud Apa tujuan utama pelaporan keuangan seperti yang
disebutkan dalam Statement of Financial Accounting Concept No 1 ?
RANGKUMAN
Test Formatif
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban
yang
disediakan !
2) Manakah diantara prinsip-prinsip dibawah ini yang tidak termasuk dalam basic
principle of accounting :
A. Historical cost
B. Periodecity
C. Matching
D. Full disclosure
A. Economic entity
B. Revenue rcognition
C. Going concern
D. Monetary unit
A. Dapat direalisasi
B. Dapat teralisasi
C. Telah dihasilkan
D. Sudah diselesaikan
6) Jenis laporan keuangan yang menunjukkan posisi harta, kewajiban, dan modal
perusahaan pada suatu tanggal tertentu adalah :
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat
di bagian akhir modul ini, dan hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar.
Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda dalam materi Kegiatan Belajar 1.
Rumus
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban Anda yang benar x 100 %
10
TOPIK I
Hirarki Kualitas Akuntansi
Memilih suatu metode akuntansi yang dapat diterima, jumlah dan jenis informasi
yang akan dilaporkan, dan format informasi harus disajikan mencakup
penentuan
alternative mana yang menyediakan informasi terbaik untuk tujuan
pengambilan
keputusan (kegunaan keputusan. Concept Statement no 2 FASB
menyebutkan
karakteristik-karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi yang
memisahkan
informasi yang berguna dan yang kurang berguna dan sebagai tambahan
FASB
juga menyebutkan kendala-kendala tertentu (manfaat biaya dan
materialitas)
sebagai bagian dari kerangka konseptual. Karakteristik-karakteristik ini yang
disebut sebagai hirarki kualitas akuntansi.
RANGKUMAN
Decision Makers and The Characteristics. Tanpa mengidentifikasi tujuan dari
pelaporan keuangan (sebagai contoh : siapa yang membutuhkan, informasi jenis
apa dan untuk alasan apa), akuntan tidak dapat menentukan criteria pengakuan
yang dibutuhkan, pengukuran yang mana yang lebih berguna, atau bagaimana
cara terbaik untuk melaporkan informasi akuntansi. Tujuan dasar dari pelaporan
keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna. Ini merupakan
tujuan yang sangat rumit karena adanya beberapa alternative pelaporan. Untuk
Benefit > Cost ---- Materiality. Informasi, seperti halnya komoditas lainnya,
harus bernilai lebih besar dari biaya perolehannya/produksinya. Analisis
biayamanfaat sulit dilakukan karena biaya terutama manfaatnya tidak selalu nyata
dan
dapat diukur. Ada banyak jenis biaya, seperti biaya pengumpulan dan
pemrosesan,
biaya penyebaran, biaya audit, biaya litigasi yang potensial dan lain-lain.
Sementara manfaat diperoleh oleh pembuat laporan keuangan seperti dalam
hal
pengendalian manajemen dan akses terhadap modal yang lebih besar,
alokasi
sumber daya, penilaian pajak dan lain-lain. Namun, manfaat secara umum
lebih
sulit dikuantifikasi dibandingkan biaya. ----- Materiality. Kendala materialitas
ANGKUMAN
Understandability. Pemakai yang berbeda tentunya akan menyebabkan
keputusan yang berbeda-beda baik dalam hal jenis keputusan, metode
pengambilan keputusan, informasi yang diperoleh dari sumber-sumber lain, dan
kemampuan mereka dalam mengolah informasi tersebut. Untuk menjadikan
informasi tersebut berguna maka diperlukan penghubung antara para pemakai
dengan keputusan-keputusan yang diambil yang disebut tingkat pemahaman.
LATIHAN
7) Apa yang dimaksud dengan full disclosure dan mengapa full disclosure
dibutuhkan dalam prinsip akuntansi keuangan ?
RANGKUMAN
Rangkuman
RANGKUMAN
Mendiskripsikan tujuan dari pelaporan keuangan dan mengidetifikasi laporan
keuangan uatama. Tujuan dari pelaporan keuangan adalah untuk
membekali
pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengevaluasi kinerja masa lalu
perusahaan dalam meramalkan kinerja masa yang akan datang. Pemakai
internal
memiliki kemampuan untuk menerima laporan akuntansi yang dirancang khusus.
Pemakai eksternal harus bergantung pada laporan keuangan untuk tujuan
umum.
Kearangka kerja konseptual menyebutkan tujuan dari pelaporan keuangan
dan
karakteristik dari informasi akuntansi yang baik, mendefinisikan istilahistilah
yang biasa digunakan seperti asset, revenue dan lain-lain. Karakteristik kualitatif
dari informasi akuntansi yang berguna adalah yang memenuhi criteria :
Benefit lebih besar dari cost
Relevance dutandai dengan predictive value, feed-back value, dan timeliness.
Reliability yang ditandai dengan dapat diverifikasi, penyajian yang jujur,
dan
bersifat netral.
Mencatat sebuah unsure dalam catatan akuntansi melalui pencatatan ayat
jurnal
disebut dengan pengakuan. Untuk dapat diakui, suatu unsure harus
memenuhi
definisi dari sebuah elemen laporan keuangan, dapat diukur, relevan, serta
dapat
diandalkan. Berikut ini merupakan lima atribut pengukuran yang digunakan
dalam
praktek :
Biaya histories (historical coast)
Biaya penggantian saat ini (current replacement cost)
Nilai pasar saat ini (current market value/fair value)
Nilai relisasi bersih (Net Realizable value)
Nilai sekarang (present atau discounted value)
TES FORMATIF
Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban
yang
disediakan !
A. Relevance
B. Reliability
C. Verifiability
D. Netral
A. Material
B. Understandability
C. Usefulness
D. Semua jawaban di atas benar
4) Jika informasi dari 2 entitas yang berbeda dilaporkan dalam cara yang sama,
maka karakteristik informasi tersebut disebut :
A. Relevance
B. Reliability
C. Consistency
D. Tidak satupun jawaban di atas benar
A. Going concern
B. Materiality constraint
C. Consistency
D. Monetery unit
6) Asumsi bahwa suatu entitas tidak akan dijual atau dilikuidasi dalam
waktu
dekat adalah :
A. Asumsi economic entity
B. Asumsi unit moneter
C. Konservatif
D. Tidak satupun jawaban benar
7) Menilai aktiva dengan nilai likuidasi dan bukan nilai perolehan adalah bentuk
A. Asumsi periodisasi
B. Prinsip matching
C. Materiality constraint
D. Prinsip historical cost
inkonsistensi terhadap :
8) Revenue diakui saat terealisir atau dapat direalisir. Pernyataan ini menjelaskan
:
A. Konsistensi
B. Prinsip matching
C. Prinsip revenue
D Relevance
10) Penambahan aktiva bersih yang berasal kegiatan non operasional adalah :
A. Pendapatan
B. Penjualan
C. Keuntungan
D. Investasi oleh pemilik
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang terdapat
di bagian akhir modul ini, dan hitunglah jumlah jawaban Anda yang benar.
Kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan
Anda dalam materi Kegiatan Belajar 2.
Rumus
Tingkat penguasaan = Jumlah jawaban Anda yang benar x 100 %
10
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = sedang
< 70 %
= baik sekali
1. PENDAHULUAN
157
WRA, Vol. 1, No. 2, Oktober 2013
infor masi
159
WRA, Vol. 1, No. 2, Oktober 2013
Manajemen
Keterangan :
TAit : Total akr ual perusahaan i pada
periode t
DAit : Discretionary accrual per usahaan
i pada periode t
NDAit :Nondiscretionary accrual
perusahaan i pada per iode t
NIit : Net income per usahaan i pada
periode t
CFOit :Cash Flow Operating
dapat berupa kosmetik, jika manajer
ukur
161
WRA, Vol. 1, No. 2, Oktober 2013
menyatakan
dan Wang
163
WRA, Vol. 1, No. 2, Oktober 2013
165
WRA, Vol. 1, No. 2, Oktober 2013
3. METODE PENELITIAN
Data yang diperlukan dalam penelitian
ini dikumpulkan melalui teknik
observasi dokumentasi dengan melihat
laporan keuangan perusahaan sampel.
Dengan teknik ini penulis
mengumpulkan data manajemen laba,
rasio struktur kepemilikan, laporan audit
keuangan, dan harga saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek I ndonesia.
167
WRA, Vol. 1, No. 2, Oktober 2013
=error
= Konstanta
= Koefisien regresi variabel
independen
AI = Asimetri Infor masi
KA = Kualitas Audit
KM= Kepemilikan Manajerial
KI = Kepemilikan Institusional
excluded group dan member i kode 1
(satu) untuk kelompok yang disebut
dengan included group (Ghozali, 2005).
exluded group merupakan kelompok
termasuk dalam kategori yaitu kantor
akuntan publik non bigfour, sedangkan
included group merupakan kelompok
= Error
3.5.4.1.Kepemilikan Manajerial
Adalah pemegang saham yang dari pihak
manajemen yang secara aktif ikut dalam
3.5.4.2.Kepemilikan Institusional
adalah saham perusahaan yang dimiliki
oleh institusi atau lembaga (bank,
perusahaan asuransi, perusahaan dana
pensiun, perusahaan investasi dan
yayasan). Variabel Kepemilikan
Institusional diukur dengan persentase
jumlah saham yang dimiliki oleh
institusi minimal 20% terhadap total
saham per usahaan.
169
WRA, Vol. 1, No. 2, Oktober 2013
untuk kepemilikan
Nilai
171
WRA, Vol. 1, No. 2, Oktober 2013
4.5. PEMBAHASAN
tidak lebih
173
WRA, Vol. 1, No. 2, Oktober 2013
pengaruhnya terhadap
5. KESIMPULAN,
KETERBATASAN DAN
SARAN
5.2.KETERBATASAN PENELITIAN
Meskipun telah dirancang dan
175
WRA, Vol. 1, No. 2, Oktober 2013
5.3. SARAN
Berdasarkan keterbatasan yang
terdapat pada penelitian ini, maka saran
dar i penelitian ini, yaitu:
Ardiati, Aloysia Yanti. 2005. Pengaruh
Manajemen Laba Terhadap
Return Saham pada perusahaan
yang diaudit oleh KAP Big 5 dan
KAP Non Big 5 . Jurnal Riset
Akuntansi Indonesia Vol.8, No.3,
hal 235-249.
1. Untuk penelitian yang sama, agar
var iabel asimetri infor masi
sebaiknya menggunakan
pengukuran dispersi dan volatilitas
forecast analisis, karena
menunjukkan suatu pengukuran
yang tepat bagi asimetr i informai
dibandingkan relative bid ask
spread. Untuk variabel kualitas
audit denggan menggunakan dummy
agar menggunakan spesialisasi
auditor industri, karena mereka lebih
mampu dan kompeten dalam
menangani laporan keuangan
perusahaan klien dan untuk variabel
kepemilikan institusional dengan
proksi kepemilikan institusi minimal
20% agar lebih dipisahkan cara
perhitungganya agar terlihat
signifikan pengaruhnya terhadap
manajemen laba.
Ar if, Ujiyanto Moh dan Bambang Agus
Pramuka. 2007. Mekanisme
Corporate Governance,
Manajemen Laba, dan Kiner ja
Keuangan. Simposium Nasional
Akuntansi X. IAI. 2007.
177
WRA, Vol. 1, No. 2, Oktober 2013
M.Si
Imelda Sirahar
Chrissa
Diterbitkan Oleh :
Jurusan Akuntansi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IBBI
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI
Lusiah, SE, MM
(STIE IBBI Medan)
Alamat Redaksi :
Jurusan Akuntansi STIE IBBI
JL. Sei Deli No.18 Medan Kodepos. 20114
Telp.061-4567111 Fax.061-4527548
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya proses
pengelolaan
Jurnal Bina Akuntansi Volume 19 No.1 Juni 2013. Proses pengelolaan Jurnal
Bina
Akuntansi ini dimulai dari mengumpulkan tulisan, menyortir serta
menyunting tulisan
yang akan diterbitkan dan pada akhirnya menerbitkan jurnal ini secara teratur
sehingga
dapat digunakan untuk kepentingan ilmiah serta bagi pihak akademisi
dalam
pengembangan dan pelaksanaan penelitian.
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI
KEBIJAKAN REDAKSI
1. Tulisan yang diajukan ke redaksi merupakan hasil penelitian empiris
maupun non
penelitian berupa kajian konsep telaah teoritis di bidang akuntansi dan bisnis
yang
relevan dengan fokus utama jurnal ini
2. Tulisan yang diajukan harus orisinil dan dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah,
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI
ABSTRACT
Aim this research is to examine and analyze the influance of the firm
characteristic are
growth, Investment Opportunity Set, profitability, business risk, firm size,
and tangibility to the
growth, Investment Opportunity Set (IOS), profitability, firm size, business risk,
and tangibility by
simultan have an effect on to capital structure ( Ha7 ).
Keyword: the growth, Investment Opportunity Set (IOS), profitability, firm size,
business risk, and
tangibility, capital structure.
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI
1. PENDAHULUAN
Seiring dengan meningkatnya minat serta pengetahuan masyarakat untuk
berinvestasi di
pasar modal, struktur modal telah menjadi salah satu faktor pertimba ngan
yang cukup penting.
Hal ini terkait dengan resiko dan expected return yang akan dihadapi oleh
calon investor dimasa
yang akan datang. Kebijakan struktur modal merupakan suatu kebijakan
yang bertujuan untuk
menentukan komposisi pendanaan yang akan digunakan perusahaan.
Komposisi pendanaan ini
berasal dari dua sumber yaitu sumber internal dan eksternal (Brigham dan
Houston, 2001).
Dalam menentukan struktur modal, manager terlebih dahulu
mempertimbangkan hal-hal
seperti karakteristik perusahaan. Karakteristik tersebut berupa pertumbuhan
perusahaan dari
periode yang satu ke periode lainnya, Investment Opportunity Set (IOS),
profitabilitas, resiko
bisnis, ukuran perusahaan, dan struktur aktiva (Pandey, 2001). Setiap
karakteristik tersebut
mempunyai pengaruh yang berbeda-beda didalam menentukan komposisi
struktur modal yang
akan digunakan.
Berdasarkan penjelasan diatas, pertumbuhan perusahaan merupakan salah
satu faktor
yang mempengaruhi perusahaan didalam menentukan struktur modal.
Pertumbuhan perusahaan
ini mencakup pertumbuhan laba serta merupakan faktor yang penting
karena suatu perusahaan
yang tumbuh memerlukan dana yang cukup besar didalam menjalankan
aktivitas operasinya.
Faktor lain yang mempengaruhi struktur modal perusahaan adalah set
kesempatan
investasi (Investment Opportunity Set) (Nasruddin, 2001). Konsep ini pertama
kali diungkapkan
oleh Myers (1977), yang menyatakan bahwa set kesempatan investasi
muncul karena adanya
pilihan pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang yang didukung oleh
aset yang dimiliki
sekarang ini. Menurut Gaver dan Gaver (1993), Investment Opportunity Set
(IOS) tidak hanya
ditunjukkan dengan adanya kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi
juga dengan
kemampuan perusahaan dalam mengeksploitasi kesempatan dan mengambil
keuntungan
dibandingkan dengan perusahaan lain dalam satu kelompok industri.
Disamping kedua faktor diatas terdapat faktor profitabilitas yang merupakan
faktor ketiga
yang juga me mpengaruhi kebijakan struktur modal perusahaan. Faktor ini
terkait dengan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba atau keuntungan perusahaan.
Suatu perusahaan
didalam menjalankan aktivitas usahanya mengharapkan keuntungan.
Faktor keempat yang mempengaruhi kebijakan struktur modal adalah resiko
bisnis.
Didalam manjalankan aktivitas operasinya, perusahaan akan mengalami
berbagai peristiwa yang
tidak menguntungkan bagi perusahaan seperti ketidakmampuan perusahaan
didalam melunasi
hutangnya pada tepat waktu, terjadi inflasi, dan peristiwa peristiwa yang
tidak dapat diprediksi
sebelumnya. Peristiwa tersebut akan mempengaruhi kebijakan struktur modal.
Faktor ukuran perusahaan (size) merupakan faktor kelima yang mempengaruhi
kebijakan
struktur modal. faktor ini terkait dengan jumlah aset yang dimiliki perusahaan.
Suatu perusahaan
yang besar memerlukan dana yang lebih besar didalam mengelola
aktivitas operasinya
dibandingkan dengan perusahaan yang kecil. Hal ini dilihat dengan
perusahaan yang besar
membutuhkan banyak tenaga kerja didalam menjalankan operasinya
dibandingkan dengan
perusahaan kecil.
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI
2. TINJAUAN LITERATUR
Struktur Modal
Struktur modal merupakan faktor fundamental keberhasilan suatu
perusahaan (Brigham
dan Houston, 2001). Kebijakan tersebut merupakan kebijakan yang penting
didalam menjalankan
aktivitas operasinya, mempertahankan, dan mengembangkan perusahaan.
Menurut Riyanto
(2001), struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal
asing dengan modal
sendiri. Kebijakan struktur modal perusahaan antara lain menyangkut dengan
keputusan tentang
bentuk dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahaan.
Ghosh, dkk (2000), mendefinisikan struktur modal sebagai perbandingan
antara hutang
perusahaan (total debt) dan total aktiva (total asset). Perbandingan ini dilihat
dengan bagaimana
distribusi aktiva perusahaan terhadap total kewajiban perusaahaan. Disamping
itu, Sartono (1999)
juga menjelaskan bahwa suatu perusahaan didalam menentukan struktur
pendanaan terlebih
dahulu menganalisa sejumlah faktor-faktor yang mempengaruhinya dan
kemudian menetapkan
struktur modal yang ditargetkan.
Kebijakan pendanaan atau struktur modal dikatakan optimal apabila terjadi
keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga dapat
memaksimalkan harga saham
(Brigham dan Houston, 2001). Jika resiko lebih besar dibandingkan dengan
tingkat pengembalian
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI
Pertumbuhan Perusahaan
Salah satu faktor yang menentukan struktur modal perusahaan adalah
pertumbuhan
perusahaan (Pandey, 2001). Hal ini dilihat bahwa perusahaan yang tumbuh
membutuhkan dana
didalam menjalankan aktivitas operasinya. Pertumbuhan perusahaan ini
mencakup pertumbuhan
penjualan, laba, dan aktiva. Pertumbuhan perusahaan ini dilihat dengan
semakin tinggi tingkat
pertumbuhan suatu perusahaan maka semakin baik juga perusahaan tersebut.
Pertumbuhan menurut Beaver, Ketter, dan Scholes (1970) didefinisikan
sebagai
perubahan tahunan dari total aktiva. Perubahan tersebut dilihat melalui
peningkatan aktiva
perusahaan dari setiap periodenya. Peningkatan aktiva tersebut
menyebabkan perusahaan
membutuhkan dana yang besar. Disamping itu, Kallapur dan Trombley
(2001) menjelaskan
bahwa pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk
meningkatkan ukuran
perusahaan melalui peningkatan aktiva. Brigham dan Houston (2001),
mendefinisikan
Profitabilitas
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI
Resiko Bisnis
Suatu perusahaan didalam menjalankan usahanya akan menanggung suatu
resiko yaitu
suatu peristiwa yang dialami suatu perusahaan diluar jangkauan dan tidak
direncanakan (Susetyo,
2006). Hal ini dilihat dengan persaingan yang terjadi antar perusahaan
memberikan tantangan
untuk dapat berkembang dan menjadi perusahaan besar. Semakin besar suatu
perusahaan didalam
menjalankan aktivitas operasinya maka se makin besar juga resiko yang
akan dialami (Susetyo,
2006).
Brigham dan Houston (2001: 178), mendefinisikan resiko sebagai peluang
atau
kemungkinan terjadinya beberapa peristiwa yang tidak menguntungkan.
Risiko bisnis adalah
ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan
bisnisnya. Risiko bisnis
tersebut menurut Hamada (dalam Moh'd, Perry dan Rimbey, 1998)
merupakan risiko yang
mencakup intrinsic business risk, financial leverage risk, dan operating leverage
risk.
Beberapa pengukuran terhadap resiko perusahaan yang digunakan dalam
studi yang
berbeda. Seperti deviasi standar dari laba terhadap penjualan (Booth dkk,
2001), deviasi standar
terhadap perbedaan yang pertama dalam arus kas operasi dibagi dengan total
aktiva (Wald, 1999).
Ukuran Perusahaan
Suatu perusahaan yang mapan dan besar memiliki akses yang lebih
mudah ke pasar
modal, dibandingkan perusahaan kecil. Kemudahan aksesibilitas ke pasar
modal dapat diartikan
adanya fleksibilitas dan kemampuan perusahaan untuk menciptakan hutang
atau memunculkan
dana yang lebih besar dengan catatan perusahaan tersebut memiliki rasio
pembayaran dividen
yang lebih tinggi daripada perusahaan yang lain.
Ukuran perusahaan sering dijadikan indikator bagi kemungkinan terjadinya
kebangkrutan
bagi suatu perusahaan, dimana perusahaan dengan ukuran lebih besar
dipandang lebih mampu
menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya. Hal ini akan mempermudah
perusahaan dengan
ukuran lebih besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal.
Struktur Aktiva
Berdasarkan cara dan lamanya perputaran, kekayaan suatu perusahaan
dapat dibedakan
antara aktiva lancar dan aktiva tetap. Perbandingan atau perimbangan antara
kedua aktiva tersebut
akan menentukan struktur kekayaan atau lebih dikenal dengan struktur
aktiva. Struktur aktiva
menurut Riyanto ,(2001) adalah perimbangan atau perbandingan baik
dalam artian absolut
maupun dalam artian relatif antara aktiva lancar dengan aktiva tetap.
Sedangkan Ghosh, dkk (2000) mendefinisikan struktur aktiva sebagai
perbandingan
antara hutang jangka panjang perusahaan (long term debt) dengan total
aktiva (total assets).
Pengukuran struktur aktiva dilakukan dengan melakukan perbandingan
antara total hutang
perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki.
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI
dengan Pecking Order Theory, yang menjelaskan bahwa perusahaan akan lebih
memilih sumber
pendanaan yang berasal dari internal perusahaan dibandingkan dengan
eksternal perusahaan.
Menurut Weston dan Brigham (1994) perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang
tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil karena tingkat
pengembalian tinggi
Volume 19 No.2 Juni 2013
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI
informasi kepada lender dari yang kecil. Pada penelitian yang dilakukan
Rajan dan Zingales
Volume 19 No.2 Juni 2013
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI
3. PENUTUP
Kesimpulan yang dapat dihasilkan dari penelitian ini, adalah :
1. Pertumbuhan perusahaan secara parsial berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan
terhadap struktur modal.
2. Untuk karakteristik perusahaan kedua yaitu Investment Opportunity Set
(IOS)
secara parsial memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal.
3. Variabel Profitabilitas yang merupakan karakteristik perusahaan ketiga
secara
parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal
4. Untuk variabel resiko bisnis yang merupakan karakteristik perusahaan
keempat
secara parsial berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap struktur
modal.
5. Sedangkan untuk karakteristik perusahaan yang kelima yaitu ukuran
perusahaan
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI
DAFTAR PUSTAKA
Adrianto. (2005). Pengujian Teori Pecking Order Pada PerusahaanPerusahaan
Nonkeuangan LQ45 Periode 2001-2005 Social Science Research Network
(SSRN).
Agus, Sartono, (2001). Manajemen Keuangan. BPFE, Yogyakarta.
Ardi, Hamzah. (2006). Analisis Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Aktivitas,
Solvabilitas,
dan Investment Opportunity Set (IOS) Dalam Tahapan Siklus Kehidupan
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) Tahun 2001
2005, Universitas Trunojoyo, Madura.
Baskin, J. (1989). An Empirical Investigation of the Pecking Order
Hypothesis,
Financial Management, 1(1), 26-35.
Bambang, Riyanto, (2001). Dasar Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE,
Yogyakarta
Beaver, W., Kettler, P. dan Scholes, Myron (1970). The Association Between
MarketDetermined Risk Measures. Accounting Review, October, h: 654-682.
Brigham, Eugene F. Dan Joel F. Houston, (2001). Manajemen Keuangan.
Edisi 8,
Erlangga, Jakarta.
Booth, Laurence, Varouj Aivazian, Asli Deirguc-Kunt, and Vojislav Mksimovic.
(2001).
Capital Structure: Theory and Evidence, Journal of Finance, 39, 857-880.
Cahan,S.F. dan M. Hossan (1996). The Investment Opportunity Setand
DisclosurePolicy
Choice, Asia Pacific Journal of Management 13 (1): 65-85.
Elton, E.J., Martin, J. Grubber, (1994) Modern Portfolio Theory and
Investment
Analysis, Singapore: John Wiley & Son, Inc., Fourth Edition.
Fama, E. Dan Jensen, M.C. (1983). Separation of Ownership and Control,
Journal of
Law and Economics, 26, 301-325.
Fama, E., French, K. (2002). Testing the Pecking Order Theory of Capital
Structure.
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI
Againts Packing
ISSN 1858-3202
JURNAL
BINA AKUNTANSI
IBBI
TINJAUAN TEORETIS
Merger dan Akuisisi
Penggabungan usaha dapat dilakukan melalui merger atau akuisisi. Merger
menurut Foster (1986:460) dalam Usadha dan Yasa (2009) adalah
penggabungan
usa ha dari dua perusahaan atau lebih, tetapi salah satu nama perusahaa
n masih tetap
diguna kan, sedangka n yang lain melebur menjadi satu kesatuan hukum.
Sedangkan
akuisisi menurut Foster (1986) dalam H elga dan Salamun (2006) adalah
pembelian
seluruh atau sebagian besar kepemilikan baik dalam bentuk saham a taupun
aktiva oleh
perusahaan lain. Akuisisi saham dilakuka n dengan cara menga mbilalih atau
membeli
seluruh atau sebagian besa r saham yang telah dikelua rkan oleh
perusahaan yang
diakuisisi dengan menggunakan kas, saha m atau sekuritas lain. Menurut
Payamta dan
Setia wan (2004) denga n akuisisi mengakibatkan
kepada
beralihnya pengendalian
perusahaan lainnya.
Motif utama perusahaan melakukan merger dan akuisisi menurut Brigham dan
Houston (2004:468-472) adalah sinergi, pertimbangan pajak, pembelian
aktiva di
bawah biaya penggantinya, diversifikasi, insentif pribadi manajer, nilai
residu. Selain
Gie (1992) dalam Paya mta dan Setiawan (2004) mencatat beberapa
manfaat
merger dan akuisisi yaitu: komplementaris, pooling kekuatan, mengurangi
persaingan,
menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan
Standar Akuntansi Keuangan Indonesia sebagai satu-satunya aturan atau
undang-undang akuntansi di Indonesia, juga mengatur mengenai
penggabungan usaha.
Terdapat tiga pernyataan yang menga tur mengenai penggabungan usaha,
yaitu SAK
No. 4, SAK No. 22, SAK No. 38.
Analisis rasio keuangan dan return saham sebagai alat ukur kinerja pe rusahaan
Menurut Payamta dan Setiawan (2004) kinerja merupakan hasil
nyata yang
dicapai yang dipergunakan untuk menunja ng kegiatan dalam sua tu
perusahaan.
ISSN 2354-5550
3
Penelitian Sebelumnya
Beberapa penelitian di Indonesia telah dilakukan untuk menganalisis penga ruh
merger dan akuisisi terha dap kinerja keuangan. Di antaranya adalah yang
dilakukan
oleh Payamta dan Setiawa n (2004) yang meneliti penga ruh merger dan
akuisisi
terhadap kinerja perusahaan manufaktur yang melakukan mer ger dan
akuisisi antara
tahun 1990-1996 dengan menggunakan rasio keuangan. Penelitian ini
menunjukkan
bahwa, kinerja perusahaan manufaktur setelah mela kukan merger dan akuisisi
ternyata
tidak mengalami perbaikan denga n sebelum melaksanakan merger dan
akuisisi. Hasil
pengujia n ini juga diperkuat dengan hasil pengujian terhadap abnormal
return
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi. Abnormal return sesudah
pengumuman merger da n akuisisi bernilai negatif, sedangkan abnormal
return
sebelum pengumuma n mer ger dan akuisisi bernilai positif. Artinya kinerja
perusahaan
dari sisi kinerja saham menga lami penurunan setelah pengumuman
merger da n
akuisisi.
Helga dan Salamun (2006) mela kukan penelitian pada 30 sampel
perusahaan
go public yang melakukan merger dan akuisisi selama tahun 2000-2002
untuk
Perumusan Hipotesis
ISSN 2354-5550
5
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Penelitian ini merupaka n penelitian kuantitatif yang bertujua n untuk
mengetahui
publik yang
Operasional Variabel
Variabel Independend atau Variabel Bebas (X) adalah merger dan akuisisi.
Merger adalah penggabungan usaha dari dua perusahaan atau lebih, tetapi
salah satu
nama perusahaan masih tetap digunakan, sedangkan yang la in mele bur
menjadi satu
kesatuan hukum. Sedangka n akuisisi adala h pengambilalihan seluruh atau
sebagian
besar saham perusahaa n ya ng mengakibatkan beralihnya pengendalian
terhadap
perusahaan yang bersangkutan.
Variabel Dependend atau Variabel Terika t (Y)adalah kinerja keuangan dengan
indikator empat rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio
solvabilitas
dan rasio profitabilitas dan return saha m.
Tabel 1
Rasio Kinerja Keuangan
Rasio kinerja
Rumus
keuangan
Rasio Likuiditas
Current Ratio =
Quick Ratio =
Rasio Aktivitas
Inventory Turnover =
Rasio Solvabilitas
Debt Ratio=
Rasio Profitabilitas
Sumber: Weston dan Brigham (1994) dan Brigham dan Houston (2001)
Return saham dalam penelitian ini adalah return saham yang abnormal
(abnormal
return). Abnormal return merupakan selisih antara tingkat keuntungan yang
sebenarnya (actual return) dan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected
return).
Keterangan:
= abnormal return sa ham i pada hari ke t
=
selisih antara IHSG pada hari tertentu dikurangi IHSG hari sebelumnya
kemudian
dibagi IHSG hari sebelumnya.
Keterangan:
= return pasar
yaitu rata-rata CAR hari sebelumnya dita mbah dengan rata -rata abnormal
return hari
berikutnya.
Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa da ta sekunder
dari
laporan keuangan perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
Periode penga matan tahun 2004-2011 pa da perusahaan yang telah
mempublikasikan
laporan keuangannya yang memunyai aktivitas merger dan akuisisi yang
dilakukan
pada ta hun 2005-2007. Tanggal merger dan akuisisi dapat diketahui
secara jelas dan
sahamnya diperdagangkan secara aktif. Data harga saham yang digunakan
a dalah
periode 5 hari, yaitu 5 hari sebelum merger dan akuisisi dan 5 hari setelah
merger da n
akuisisi.
Tabel 2
Hasil uji normalitas rasio keua ngan
RASIO PROB.1TH
PROB.1TH
PROB.2TH
PROB.3TH
PROB.4TH
SEBELUM
SETELAH
SETELAH
SETELAH
SETELAH
Current Ratio 0,419 0,103 0,099 0,253 0,0695
Quick Ratio 0,128 0,1735 0,1205 0,3 0,2285
Inventory Turnover 0,0475(*) 0,09 0,151 0,231 0,0665
Total Asset
Turnover
0,4925 0,486 0,496 0,441 0,499
Debt Ratio 0,3685 0,4985 0,3765 0,465 0,1475
Debt Ratio To
Equity
ISSN 2354-5550
9
sebelum merger akuisisi tidak berdistibusi normal, namun ka rena nilai Asymp.
Sig. (2tailed) tidak terlalu kec il jika dibandingkan dengan a maka dipilih untuk
menggunakan uji parametrik, yaitu Paired Sample T test.
ISSN 2354-5550
10
Tabel 4
Hasil Paired Sample T Test
1 tahun
2
3
inventory
total asset
DR to
21
7
Operating
Pada Tabel 4 terlihat bahwa dari 10 rasio keuangan yang diuji, dengan
tingkat
signifikansi 0.05 hampir semuanya tidak signifikan. Hal tersebut terlihat
dari nilai
asym sig. > a = 5% dan t hitung < t tabel = 1.8125 sehingga sampai
ditolak
dan Ho masing-masing diterima. Hal tersebut memiliki makna bahwa
merger da n
akuisisi tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Fakta ini
mengungkapkan bahwa keputusan perusahaan untuk melakukan merger
dan akuisisi
bukan untuk tujuan ekonomis, tetapi lebih ke motif sinergi. Hanya rasio
return on
total asset yang berbeda secara signifika n untuk 1 tahun sebelum dan 4
tahun sesudah
merger da n akuisisi. Hal tersebut tampak pada nilai asym sig (0.0275)< a (5%)
dan t
hitung yang bera da pada daerah terima.
Perbandingan Return Saham 5 Ha ri Sebelum dan 5 Hari Setelah Merger
dan
Akuisisi. Hasil pengujia n secara jelas dapat dilihat di tabel berikut ini:
Tabel 5
Hasil Paired Sample T Test
5 hari sebelum dan 5 hari setelah merger akuisisi
Keterangan T hitung Sig.(2-tailed) Kesimpulan
Return Saham -0.973 0.353 Ha ditolak
Dari tabel 5 terlihat bahwa dengan tingkat signifika nsi sig. 0.05 Return
saham tidak
memiliki perbedaan secara signifikan. Hal tersebut terlihat dari nilai asym
sig. > a =
5% dan t hitung < t tabel = 2.1318 sehingga ditola k dan Ho diterima.
Fakta
tersebut menyimpulkan bahwa investor beranggapan bahwa merger dan
akuisisi yang
dilakuka n tidak memberikan siner gi atau manfaat ekonomis bagi perusahaan.
tidak dapat memberikan cukup bukti bahwa merger dan akuisisi dapat
meningkatka n
kinerja ekonomis perusahaan. Penelitian terhadap rasio juga diperkuat
dengan hasil
pengujia n terhadap return saham perusahaaan. Pengujian dilakukan pada
periode
jendela 5 hari yaitu 5 hari sebelum dan 5 hari setelah melakukan merger dan
akuisisi.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
pada return
saham perusahaan setelah melakukan merger dan akuisisi.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Payamta
dan Setia wan (2004) yang meneliti pengaruh merger dan akuisisi terhadap
kinerja
perusahaan dengan sa mpel perusahaan ma nufaktur yang melakukan
merger da n
akuisisi pada periode tahun 1990-1996, dengan menguji rasio dan return
saham.
Hasilnya menyatakan bahwa tidak adanya perubahan yang signifikan terjadi
pada
perusahaan yang melakukan merger dan akuisisi dengan periode
pengamatan 2 tahun
sebelum dan 2 tahun setelah merger da n akuisisi.
Selain itu juga konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Helga dan
Salamun (2006) pada perusahaan go public yang melakukan merger dan
akuisisi
selama tahun 2000-2002. Peneliti menggunakan indikator abnormal return.
Hasil dari
penelitia n menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata
abnormal
return sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi.
KESIMPULAN
Analisis penga ruh merger dan akuisisi terhadap perusahaan publik yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia dila kukan dengan menguji rasio
keuangan da n
return saham. Hasil uji statistik untuk rasio keuanga n perusahaan pada periode
1 tahun
sebelum dan 4 tahun berturut-turut setelah merger dan akuisisi
menunjukkan bahwa
tidak ada perbedaan yang signifikan setelah perusahaan melakukan merger
da n
akuisisi. Sedangkan pada periode 1 tahun sebelum dan 4 tahun setelah
merger dan
akuisisi hanya Return On Total Asset yang berubah secara signifikan.Walaupun
ada 1
rasio ya ng berubah secara signifikan namun hal tersebut tidak
memberikan cukup
bukti bahwa merger dan akuisisi berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan.
Penelitian terhadap rasio keuangan juga diperkuat dengan hasil pengujian
terhadap return saham perusahaaan. Pengujian dilakukan pada periode
jendela 5 hari
ISSN 2354-5550
13
yaitu 5 hari sebelum dan 5 hari setela h melakukan merger dan akuisisi.
Hasil
pengujia n menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada
return
saham perusahaan sebelum dan setelah melakukan merger dan akuisisi. Fakta
tersebut
menyimpulkan bahwa investor beranggapan bahwa merger dan akuisisi
yang
dilakuka n tidak memberikan ma nfaat ekonomis bagi perusahaan.
Motif sinergi yang dapa t menghasilkan peningkatan ekonomi perusahaan
setelah melakuka n merger dan akuisisi ternyata bukanlah menjadi faktor
utama
perusahaan dalam melakukan merger dan akuisisi. Terdapat pertimbangan lain
seperti
penyelamatan perusahaan dari kebangkrutan, motif pribadi atau alasan lain
yang tida k
dapa t dilihat secara langsung pengaruhnya terhadap kinerja keuanga n perusa
haan.
DAFTAR PUSTAKA
Akuisisi Terhadap Return Saham Pengakuisisi di Bursa Efek Jaka rta Pada
Tahun 2000-2002. Vol 1, Mei 2006.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan. IAI. Jakarta.
. (2010). Standar Akuntansi Keuangan. IAI. Jakarta.
Meta, Annisa CW. (2009). Analisis Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan
Perusahaa n Pengakuisisi Sebelum dan Sesuda h Merger dan Akuisisi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009.
ISSN 2354-5550
14
Payamta. & Setiawan, Doddy. (2004). Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi
Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Jurna l Riset Akuntansi
Indonesia. Vol.7(3): 265-282.
Putra, I Nyoma n Wija na Asmara. (2004). Merger dan Akuisisi: Menambah
Manfaat
atau Masalah. Vol.9. No. 1, hlm. 86-92.
Santoso, T Ruddy. (2010). Pengaruh Merger Dan Akuisisi Terhadap Efisiensi
Perbankan di Indonesia. Jurnal akuntansi dan keuangan.Vol.12(2):102-128.
Sinuraya, Murthada. (1999). Teori Manajemen K euangan (Edisi Revisi).
Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Subramanyam, K.R. & Wild, John J. (2010). Financial Statement Analysis
(Analisis
ISSN 2354-5550
15
Imelda Christi
Perbanas Institute
Inung Wijayanti
Perbanas Institute
ABSTRACT
This research is designed to find out the correlation between net profit,
operation cash flow and the policy of cash dividend
in jakarta
in registered banks
in
Keywords: Net Profit, operation cash flow, and the policy of cash dividend.
L
PENDAHULUAN
aporan keuangan yang dipublikasikan merupakan sumber infor masi sangat
penting yang dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan serta pihak-pihak
yang
berkepentingan
2012).
memunyai
cukup mema dai untuk mempelajari informasi tersebut (Wijayanti dan Supatmi,
2008).
Investor biasanya dalam menilai kinerja perusahaan lebih cenderung
melihat laba
yang diperoleh perusahaan,
adalah
sebuah nilai yang dapat mencerminkan kondisi perusahaan, selain itu laporan
arus kas
juga dianggap sebagai parameter dalam pengukuran kinerja perusa haan
(Qodriyah,
ISSN 2354-5550
16
untuk meningka tkan daya banding pelaporan keua nga n kinerja operasi
berbagai
perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perla kuan
akuntansi yang
berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.
Dividen sebagai keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham
merupa kan informasi yang dibutuhkan oleh investor. Kebijakan dividen
adala h
keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan pada
pemegang
saham sebagai dividen atau akan ditahan da lam bentuk la ba dita han guna
pembiayaan
investasi di masa datang. Kebijaka n dividen ini dipilih setelah
mempertimbangkan
kepentingan pemegang saham dan kepentingan perusahaan.
2007).
(Hamza h,
Menurut Wijayanti dan Supatmi (2008), salah satu informasi yang direspon
oleh
investor adalah pengumuma n pembayaran dividen. Respon pa sar atas
informasi
tentang pengumuman dividen dan pengeluaran modal diduga ikut
dipengaruhi
besarnya arus ka s bebas yang dimiliki perusahaan. Perusa haan yang memiliki
arus kas
bebas memunyai dua pilihan, yaitu membaya rkan sebagai dividen kepada
pemegang
saham atau menginvestasikan kembali pada proyek-proyek yang dapat
menghasilkan
keuntungan. Pendapat yang sama dikataka n oleh Hery (2009) bahwa
perusahaan
hanya akan menaikkan dividen apabila laba perusahaan akan naik. Laba
bersih da n
arus kas operasi selalu dikaitkan sebagai salah satu indikator kemampuan
perusahaan
dalam membayar dividen sehingga perusahaan cenderung memelihara
kebijaka n
dividen secara teratur. Suatu perusahaan yang menaikkan pembaya ran
dividen aka n
dipandang memunyai harapan baik di masa a kan datang,
harapan a rus kas
karena
yang sema kin meningkat yang dapat digunakan dalam pembayaran dividen.
Sehingga
dividen dapat memberikan informasi mengenai arus kas di masa yang akan
datang.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali
n
arus kas operasi terhadap kebijakan dividen kas
terdaftar di
pengaruh
laba bersih da
ISSN 2354-5550
17
KAJIAN TEORI
Kebijakan Divide n
Deitiana (2011), dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para
pemega ng saham secara proporsional yang besarnya telah ditentukan
dalam Rapat
adalah pembagian laba kepada para pemegang saham yang jumla hnya
sebanding
dengan jumla h sa ham yang dimiliki. Hin (2001) dalam Deitiana (2011)
menyatakan
bahwa
dividend payout ratio merupakan perbandingan dividen yang
diberikan ke
pemega ng saha m dan laba bersih per saham. Kebijakan dividen merupakan
kebijakan
untuk menentukan berapa laba bersih yang akan dibagi kepada para
pemegang saha m
sebagai dividen dan berapa laba bersih yang akan diinvestasikan kembali
ke
perusahaan sebagai laba ditahan (Deitiana, 2011)
Kas
Hery (2009),
ISSN 2354-5550
18
menunjukkan bahwa laba bersih dan arus kas operasi baik secara
simultan maupun
partial berpengaruh signifikan terhadap dividen kas pada perusaha an
manufaktur yang
yang
pengaruh Laba, Arus Kas Operasi, Arus Kas Bebas terhadap Dividen Kas
(Studi pada
Emiten Manufa ktur di Bursa Efek Jakarta) menunjukkan laba bersih dan
arus kas
operasi memiliki hubungan yang signifikan terhadap dividen kas. Penelitian
yang
dilakuka n Triyono dan Jogiyanto (2000) menguji hubungan kandungan
informasi arus
kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi
berbeda-beda
terhadap return saham. Dari
tersebut maka
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan dua variabel, ya itu variabel bebas dan
variabel
terikat. Variabel bebasnya adalah laba bersih setela h dikurangi pajak
(Pajak Badan)
yang diberi simbol X1, dan arus kas operasi yang diberi simbol X2 . Variabel
terikatnya
adalah kebijakan dividen yang diberi simbol Y. Jenis penelitian ini adalah
kuantitatif,
metode ya ng diguna kan
adalah untuk
Sampel dalam penelitia n ini adalah bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
yang dapat diunduh situs website www.idx.co.id. Metode pengambilan sa mpel
adala h
non-probability sampling. Teknik penga mbilan sampel denga n cara
purposive
sampling, yaitu populasi yang dijadikan sampel adalah populasi yang
memunyai
kriteria tertentu sesuai ya ng dikehendaki peneliti
yang
membagikan dividen kas selama lima tahun berturut-turut dari tahun 2007-2011.
Dalam penelitian ini metode pengujian variabel yang diguna kan ada la h
dengan melakukan uji statistik regresi linier berganda dan kor elasi dengan
tingkat
signifikansi (a) 5%.
adalah
ISSN 2354-5550
19
- Pendapatan
- Beban
- Keuntungan
- Kerugian
selisih
PEMBAHASAN
Hasil analisis korelasi Product Moment Pearson antara variabel laba bersih
(X1 ) dan arus kas operasi (X2) dengan kebija kan dividen (Y) memunyai
hubungan
positif dengan tingkat kuat yang ditunjukkan oleh nilai r sebesar 0.608.
Artinya jika
nilai laba bersih (X1) dan
maka kebijakan
Signifikansi koefisien
2
n
r
=
tingkat
1
r
2
ISSN 2354-5550
20
2
45
608
.
0
= 5,021 > t-ta be l = t 0. 02 5; 43 = 2,021 dan dengan probabilitas
signifikansi
608
.
0
1
2
sebesar 0,000 < 0.05 maka hal ini menunjukkan hubungan positif antara
laba bersih
(X1 ), arus kas operasi (X2) dan kebijakan dividen (Y) tersebut signifikan.
Berdasarkan
hasil uji ini maka hipotesis penelitian dapat diterima.
Sementara itu hasil analisis uji regresi dengan variabel dependen
kebijakan
dividen dan variabel independen laba bersih dan arus kas operasi,
menunjukka n
bahwa model regresi dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 < taraf nyata
(0,05),
menunjukkan model adalah signifikan, hal ini berarti hipotesis penelitian
diterima.
Nilai konstanta a (intercept) sebesar 1,083 dan koefisien regresi b1
(slope) X1: laba
bersih sebesar 0,387 dan koefisien regresi b2 (slope) X2 : arus kas
operasi sebesar
0,399, dengan demikian diperoleh persamaan matematis regresi linear
sederhana
untuk menyatakan pengaruh laba bersih (X1 ) dan arus kas operasi (X2)
denga n
,
0
387
,
0
083
,
1
X
X
Y
kebija kan dividen (Y):
1 399
2
Interpretasi dari persamaan regresi tersebut ada lah sebagai berikut:
1) Nilai konstanta sebesar 1,083 menunjukkan rata-rata kebijakan dividen
(Y)
sebesar 1,083 jika nilai X1 = laba bersih dan X2 = arus kas operasi
diasumsikan
tetap.
2) Nilai koefisien r egresi b1 (slope) sebesar 0,387 menunjukkan besarnya
penga ruh
X1 = laba bersih terhadap kebijakan dividen (Y) adalah positif, jika nilai X1 =
laba
bersih naik satu satuan, maka Y = kebijakan dividen akan naik sebesar 0,387.
3) Nilai koefisien r egresi b2 (slope) sebesar 0,399 menunjukkan besarnya
penga ruh
X2 = arus kas operasi terhadap kebijakan dividen (Y) adalah positif, jika nilai X2
=
aras kas operasi naik satu satuan, maka Y=kebijakan dividen akan naik
sebesar
0,399.
Kemudian besarnya kontribusi laba bersih dan arus kas operasi dalam
menjelaskan variabilitas kebijakan dividen diukur dengan koefisien
determinasi. Nilai
koefisien korelasi r sebesar 0.608 dan nilai r2 sebesar 0.369 artinya kontribusi
variabel
laba bersih (X1) dan arus kas operasi (X2 ) dalam menjelaskan variabilitas
kebijakan
dividen sebesar 36,9% dan sisanya 63,1% dijelaskan oleh variabel lain
yang tida k
ISSN 2354-5550
21
Hipotesis kedua
terdapat pengaruh antara arus kas operasi dan kebijakan dividen, yang
dapat dilihat
dari adanya nilai positif dari koefisien korelasi. Pengaruh arus kas dan
dividen kas
positif. Hasil ini juga didukung oleh Hery (2009), yang menyatakan bahwa
besaran
arus kas operasi perusahaan berhubungan secara positif denga n besaran
dividen kas
perusahaan tersebut.
antara laba
bersih dan arus kas operasi secara bersama-sama terhadap kebijakan dividen
kas. Hal
ini ditunjukkan dengan Sig hitung lebih kecil dari Sig tabel, maka
kesimpulan yang
dapa t dia mbil adalah laba bersih dan arus kas operasi secara simultan
berpengaruh
signifikan terhadap dividen kas.
Besarnya pengaruh X dan Y sebesar R2 = 36,9%, artinya konstribusi Laba
bersih (X1) da n arus kas operasi (X2) terhadap Y sebesar 36,9% dan
sisanya sebesa r
63,1% oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
KESIMPULAN
Terdapat hubungan positif
kas
dividen dari sisa penga lokasian laba bersih dan disesuaikan denga n
tingkat likuiditas
perusahaan yang ditunjukkan oleh besarnya arus kas operasi yang dimiliki
perusahaan.
Keterbatasan
Dalam penelitian ini masih banyak keterbata san, seperti obyek penelitian
hanya
pada bank-bank tertentu saja, tidak melibatkan bank-bank yang lain,
sehingga hasil
penelitia n tidak dapat digeneralisasi da n data penelitian hanya terbatas 9
(sembilan)
bank dalam periode 5 tahun.
diperoleh hasil uji yang lebih akurat dan memperpanjang periode penelitian
agar
perubahan-perubahan yang terjadi dala m jangka panjang dapat
dibandingkan denga n
periode jangka pendek, dengan demikian akan diperoleh prediksi yang
lebih akurat
untuk masa yang aka n datang serta menamba h variabel lain yang
sekiranya releva n
dan lebih dominan memengaruhi kebijakan dividen.
DAFTAR PUSTAKA
J. Weygandt
(2002).
Manajemen Keuangan.
Prenhallindo.
Triyono dan Jogiyanto Hartono. (2000). Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas,
Komponen Arus Kas, dan Laba Akuntansi dengan Harga dan Return Saham.
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.3 No.1, Januari 2000.
ISSN 2354-5550
24
ISSN 2354-5550
25
Geby Juliarini
Perbanas Institute
ABSTRACT
Fixed assets support the operational activities in an organization. The
achievement of
effective and efficient internal controls for the activities associated with
the
accounting information systems cycle of fixed assets can be supported by
the
implementation of computerized AIS. The objective of this research is to
identify
internal control risks in the application of accounting information systems on
existing
fixed assets cycle at central bank in Indonesia (Bank Indonesia). The
research was
conducted using qualitative methods, a case studies. Data obtained from
interviews,
observations and sampling of documents, reports and files. The research
finding
reveals that the existing BISAIL application in the Logistics Directorate is
going
pretty well so far. However, it will be better if it is supported by the users
capable of
using the systems well. BISAIL system implementation was still a stand
alone
application and not integrated with the Main Ledger BI-SOSA. When this
research
was conducted, Bank Indonesia was in the middle of the project to
integrate BISAIL
into main ledger and tax systems in Bank Indonesia. The paper
contributes to the
accounting literature by studying the internal control related to fixed assets
systems.
Latar Belakang
A
set tetap adalah aset yang berwujud ya ng diperoleh dala m bentuk siap
pakai
atau denga n dibangun terlebih dahulu ya ng digunakan dalam operasi
perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, menurut
PSAK 16
(2004:16.1).
Pengendalian aset tetap dilaksanakan pada saat perencanaan perolehan
aset tetap
tersebut. Hal ini disebabkan banyak pengeluaran-pengeluaran yang
bersangkutan
ISSN 2354-5550
26
dengan aset tetap yang tidak bisa tidak harus dilakukan karena
merupakan commited
Siklus hidup aset tetap pada perusahaan besar cukup rumit, karena
perusahaan besar
membutuhkan banyak aset tetap untuk membantu pelaksanaan kegiatan di
perusahaan.
Tak terkecuali Bank Indonesia, yang merupakan otoritas moneter di
Indonesia
sehingga selain memiliki kantor pusat di Jakarta, juga memiliki kantor
perwakilan di
seluruh Indonesia. Hal tersebut menjadikan pengelolaan aset tetap yang
jumlahnya
sangat banyak pada Bank Indonesia juga merupakan suatu tantangan
tersendiri
sehingga membutuhkan sistem informasi akuntansi yang baik untuk
pengelolaannya.
ISSN 2354-5550
27
Kajian Teori
Sistem Informasi Akuntansi Terkomputerisasi pada Perbankan
Volume transaksi semakin besar, kompleksitas pengolahan transaksi
semakin tinggi,
serta adanya tuntutan untuk menyediakan pelaporan keuangan dengan lebih
cepat dan
akurat, menyebabkan perbankan menggunakan sistem infor masi berbasis
komputer.
Menurut Romney dan Steinbart (2004) potensi adanya keja dian atau
kegiatan yang
tidak diharapkan yang dapat memba hayakan baik sistem informasi
akuntansi maupun
organisasi, disebut ancaman (threat). Anca man terhadap sistem informasi
akuntansi
terkomputerisasi, yaitu a ntara lain bencana alam dan politik, kesalahan pada
perangkat
lunak da n tidak berfungsinya peralatan, tindakan yang tidak disengaja,
dan tindakan
disengaja.
ISSN 2354-5550
28
Jenis-jenis aset tetap (Avellanet, 2005) yaitu berupa tanah, gedung, furnitur,
peralatan
produksi, peralata n komputer, kendaraan, perangkat lunak. Pencatatan
perolehan aset
tetap harus pada periode akuntansi yang tepat (Domnisoru dan Vinatoru, 2008).
(Avella net, 2005): kebijakan dan prosedur harus ditetapkan untuk aset teta
p, proyek
peroleha n aset tetap harus disetujui da n dimonitor untuk kesesuaian dengan
anggaran,
jumlah biaya-biaya ya ng sudah seharusnya dikeluarkan harus dimonitor
sesuai
ISSN 2354-5550
29
Menurut James.A.Hall (2009:413) sistem aset tetap berba sis komputer secara
otomatis
akan menghitung penyusutan periode berjalan, memperbarui akumulasi
penyusutan,
posting total penyusutan ke rekening buku besar, menambahkan catatan ke
file jurnal
voucher. Sistem penghapusan aset tetap secara otomatis akan
menyesuaikan
posting
entri ke akun kontrol aset tetap da lam buku besar, catatan kerugian ata u
keuntunga n
ISSN 2354-5550
30
mempersiapkan
voucher.
Metode Penelitian
Penelitian ini adalah sebuah studi kasus yang dilakuka n di Bank Indonesia.
Penelitian
ini merupakan riset kualitatif. Data ya ng digunakan adalah data primer.
Penelitian ini juga menggunakan wawa ncara dan observasi langsung atas
kegiatan
operasional ya ng dilakuka n sehubungan dengan Siklus Aset Tetap. Wawa
ncara
dilakuka n menggunakan panduan wawancara yang sudah disiapkan lebih
dulu, yang
berisi pertanyaan-pertanyaan untuk mengga li data sehubunga n dengan
Siklus Aset
Tetap yang digunakan.
Penelitian dibatasi untuk hanya meneliti aset tetap jenis kendaraan darat
(mobil),
disebabkan sangat beragamnya aset tetap yang ada di Bank Indonesia.
Pembahasan
Str uktur Organisasi Direktorat Logistik dan Pengamanan (DLP)
Terdiri dari Biro Perencanaan Logistik, Tim Pelaksanaan Logistik 1, dan
Seksi
Administrasi Kesekretariatan. Biro Perenca naan Logistik tugas pokoknya
adalah
merumuskan arah dan strategi kebijakan manajemen logistik sesuai
kebutuhan Bank
ISSN 2354-5550
31
BISAIL (yang merupakan buku besar pembantu) masih berdiri sendiri denga n
dibantu
oleh BIDAK (Bank Indonesia Data Accounting), pada saat penelitian ini
sedang
diusahakan akan terintegrasi dengan BI-SOSA (Bank Indonesia-Sentralisasi
Otomasi
Sistem Anggaran) yang merupakan Buku Besar.
ISSN 2354-5550
32
bidang rekana n, password, proses akhir tahun, daftar log, backup dan restore.
- Modul Penyusutan, berfungsi untuk melakukan penyusutan aset tetap dan
menceta k
laporan penyusutan aset tetap perbulan, rekapitulasi penyusutan aset tetap
perbulan,
laporan penyusutan aset tetap per tahun, rekapitulasi penyusutan aset tetap
pertahun.
- Modul Koreksi Penyusutan, berfungsi untuk melakukan koreksi penyusutan
aset
tetap yang terdiri dari data aset tetap yang terlewatkan, kesalahan harga
perolehan,
kesalaha n jenis anggaran, data pemeliharaan yang terlewatkan, kesalahan
nilai
pemeliharaan, kesalahan jenis pembiayaan, keterlambatan pemindahbukuan,
kecepatan pemindahbukuan.
ISSN 2354-5550
33
Hal-hal yang harus diperha tikan oleh satuan kerja (PL1) yang berwenang
melaksanaka n pemeliharaan antara lain adalah menyusun jadwal
pelaksanaa n
pemeliharaan, menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) pela ksanaan
ISSN 2354-5550
34
ISSN 2354-5550
35
- Pengha pusan data yang masih dibutuhkan secara tidak sengaja ketika
data
tersebut belum mendapat otorisasi dan belum dilakukan posting.
- Fluktuasi listrik yang membuat sistem harus dinyalakan kembali dala m
waktu yang lama dan beberapa data yang seda ng dientri ikut hilang.
- Peminja man ID dan password otorisator kepada operator, seba iknya
tidak
dila kukan ka rena ID dan password bersifat rahasia.
Kesimpulan
Bank Indonesia menggunakan BISAIL (Bank Indonesia Sistem Administrasi
dan
Informasi Logistik) untuk menanga ni penatausahaan Siklus Aset Tetap.
Sistem
BISAIL ini pada implementasinya masih berdiri sendiri dan belum
diintegrasikan ke
Main Ledger yaitu BI-SOSA pada saat penelitian ini dilakukan (tahun 2011).
4. Dari penggunaan aplikasi BISAIL untuk penca tatan aset tetap, terdapat
risiko
otorisator entri data yang tidak sepenuhnya menguasai sistem yang digunaka
n
sehingga menghambat entri data, terdapat rotasi pekerjaan yang
kadangkala
menimbulkan kesulitan bagi staf entri data yang baru untuk menyesuaikan diri
dalam penggunaan sistem, penghapusan data yang masih dibutuhkan
secara
tidak sengaja ketika data tersebut belum mendapat otorisasi dan belum
dilakuka n posting, fluktuasi listrik yang membuat sistem harus dinyalaka n
kembali dalam wa ktu yang lama dan beberapa data yang sedang dientri
ikut
hilang, dan peminja man ID dan password kepada operator.
Daftar Pustaka
Ariana, I Made. (2011). Hubungan Kinerja dan Kepuasan Pengguna Sistem
Informasi
pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Jurnal Manajemen dan Teknologi
Informasi, II(1): 36-43.
Avellanet, A Wayne. (Jul/Aug 2005). Fixed Assets: Internal Controls and
Risks.
Internal Auditing: 3-13.
Bank Indonesia. (2003). Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/22/DPNP,
tanggal 29
September 2003 Perihal Pedoman Standar Sistem Pengendalian Intern bagi
Bank Umum. Jakarta. Indonesia.
Bodnar, George H., and Hopwood, William S. (2009), Accounting
Information
Systems. 10t h ed. New Jersey: Prentice Hall inc.
Domnisoru, Sorin and Vinatoru, Sorin. (2008). The Financial Audit Complexity of
the
ISSN 2354-5550
38
Risna Juwita
Perbanas Institute
Jasman
Perbanas Institute
ABSTRACT
Result of this
that internal control have significantly affected the performace of life insurance
firm.
PENDAHULUAN
D
i tengah adanya krisis Eropa dan Amerika, Lembaga Riset Media Asuransi
(LRMA) Indonesia mengumumkan bahwa usaha asuransi jiwa di Indonesia
mengalami
40% pada
tahun 2011 diba ndingkan tahun 2010 (Investor Daily, 8 Juni 2012).
Pertumbuha n
usa ha asuransi jiwa juga terjadi di negara la in. Pertumbuhan usa ha
asuransi jiwa di
Thailand sebesar 16%-18% pada tahun 2010 (Asia News Monitor, 2010). India
adalah
negara yang memiliki perusahaan asuransi ke-4 terbesar di Asia Pacific
dan ke-12
terbesar di dunia mengalami peningkatan pangsa pasar sebesar 17% pada
tahun 2007
dan 26% pada tahun 2010 (MVS Srinivasa Rao, 2011). Di Malaysia
meskipun tida k
ISSN 2354-5550
39
Berbagai
Beberapa
ISSN 2354-5550
41
mema dai bahwa ketiga golongan tujuan pengendalian intern tercapai di dala m
prinsip
efektivitas biaya, artinya bahwa tidak adanya sistem intern control yang
sempurna dan
biaya untuk peningkatan internal control tidak boleh melebihi manfaatnya
(Hall,
2008:135).
Efektivitas Pengendalian Intern berpengaruh terhadap pencapaian kinerja
usa ha (Chih-Yang, 2007:85). Kinerja usaha dapat dievaluasi dengan dua
cara yaitu
berdasarkan kinerja keuangan dan kinerja non keuangan dimana evaluasi
kinerja
keuangan menggunakan rasio laporan keuangan (Prieto and Elena, 2006:170).
Indikator untuk menentukan keefektiva n suatu pengendalian internal
adalah
struktur organisasi, sistem wewenang dan prosedur pembukuan, dan
kecakapan
karyawan. Untuk ukuran kinerja usaha yaitu ditinjau dari dua indikator
yaitu tingkat
pertumbuhan dari penjuala n dan tingkat laba yang dihasilkan dari banya
knya premi
yang masuk (Sinarwaty, 2007).
Penelitian yang dilakukan oleh Elbannan (2008) membuktikan bahwa
perusahaan yang memiliki kualitas pengendalian internal yang rendah
ternyata
Perusahaan.
ISSN 2354-5550
42
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini a dalah metode survey.
Metode
ini dimaksudkan untuk menjelaska n keadaan suatu variabel secara ma ndiri.
Operasional Variabel
Berikut ini tabel yang memaparkan definisi operasional variabel dari masingmasing va riabel bebas dan varibel terikat.
Pengukuran Instrumen
a. Struktur Organisasi
b. Sistem Wewenang Dan
PENGENDALIAN
Ordinal
Ordinal
Kuesioner
Kuesioner
INTERN
( VARIABEL X )
Prosedur Pencatatan
Transaksi Keuangan
c. Kecakapan /
Kompetensi Karyawan
Ordinal
Kuesioner
( VARIABEL Y )
a. Tingkat Pencapaian
Ordinal
Kuesioner
Target Penjualan
b. Tingkat
Pengendalian Biaya
Ordinal
Kuesioner
Sumber: Pengolahan data
ISSN 2354-5550
43
adalah yang
Dimensi waktu penelitian adala h cross sectional yang berarti penelitian hanya
dilakuka n sekali pada waktu tertentu. Metode yang digunakan adalah
metode
kuesioner dan dokumentasi.
Kuesioner
Dokumentasi
ISSN 2354-5550
44
Analisis Data
Objek Penelitian
Berdasarkan sumber Direktori Perasuransian Indonesia, jumlah perusa haan
asuransi jiwa yang berada di Jakarta Selatan sebanyak 33 perusahaan
Karakteristik Kuesioner
Berikut adala h rinc ian dari karakteristik responden yang diklasifikasika n
berdasarkan jabatan, jenis kela min, usia, pendidikan dan pengalaman kerja.
27,27 %
39,4 %
33,33 %
13
11
Supervisor Keuangan dan Investasi
Staff Keuangan dan Investasi
Jenis K elamin
Laki Laki
21
64 %
36 %
Perempuan
12
Usia
30 40
27
81,82 %
18,18 %
6
41 50
Pendidikan Formal
S1 Akuntansi
31
93,94 %
6,06 %
2
S1 Manajemen
Lamanya Bekerja
1 10
29
87,88%
12,12%
4
11 20
Sumber : Data primer diolah
Uji kelayakan menggunakan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji
homoskedastisita s, dan multikolinearitas. Sebelum dilakukan uji hipothesis,
instrumen
yang digunakan diuji terlebih dulu kualitasnya dengan uji validitas dan uji
reliabilitas.
Uji hipothesis dilakukan dengan analisis korelasi Pearson Product Moment
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variable, yaitu antara
variable bebas
(X) dan variabel terikat (Y).
pengaruh
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), maka analisis regresi yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi linier sederha na. Uji statistik t juga
digunakan
untuk menguji apakah variabel bebas (X) yang digunakan da la m
penelitian ini
memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat ( Y), dengan level of
significant
= 5%.
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa variabel Pengenda lia n Internal
memiliki nilai rata -rata sebesa r 3,28. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar
setuju. Nilai
variabel kinerja usaha adalah 2 artinya terdapat responden yang menjawab tidak
setuju
untuk pernyataan yang diajukan berka ita n dengan variabel Kinerja Usaha.
Model regresi ya ng digunaka n dala m penelitian ini telah memenuhi uji asumsi
klasik. Hasil uji nor malitas dapat dilihat pada Tabel 2 yang menunjukkan
bahwa nila
p (X) sebesar 0,257 dan p (Y) sebesar 0,489 lebih besar dari 0,05
sehingga dapat
disimpulka n bahwa data dalam penelitian ini telah berdistribusi normal.
Uji
X_Pengendalian_I
Y_Kinerja_Usaha
nternal
N
33 33
29.5758 19.7879
Normal Parametersa ,, b Mean
Std. Deviation 6.50015 3.62937
Most Extreme
Differences
Absolute
.176 .145
Positive
.131 .075
Negative
-.176 -.145
Kolmogorov-Smirnov Z
1.012 .834
Asymp. Sig. (2-tailed)
.257 .489
Sumber : Data primer yang diolah (2012)
ISSN 2354-5550
47
Uji kualitas data dilakukan melalui uji reliabilitas dan uji validitas.
Uji
ra nge a ntara 0,419 sampai dengan 0,727. Untuk varibel Kinerja Usaha,
nilai korelasi
semua pertanyaa n berada pada posisi lebih besar dari nila i r tabel, sehingga
instrumen
pada varibel Kinerja Usaha juga dapat dinyatakan valid.
Pengujian koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil uji ini
menunjukkan nilai adjusted R2 sebesar 0,821 atau 82%.
menunjukkan 82%
Hal ini
Adjusted R
Std. Error of
Model R R Square
Square
the Estimate
1 .906a .821 .815 1.56011
Sumber : Data primer yang diola h (2012)
ISSN 2354-5550
48
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant)
4.825 1.284
3.758 .001
X_Pengendalian_Intern
al
.506 .042 .906 11.924 .000
Sumber: Data primer yang diolah (2012)
keuangan perusahaan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang telah
dilakuka n oleh Elbannan (2008), El-gazzar (2011), Chih-Yang (2007) dan
Sinarwaty
(2007).
sehingga hasil
DAFTAR PUSTAKA
Al-laith, Ali Abdul G hani. 2012. Adaptation of the internal control systems
with the
use of IT and its effects on the financial statement reliability. International
Management Review. Vol 8 No. 1.
Asia News Monitor. 2010. 27th of July, 27. Thailand: Life insurance to grow 1618%
the 2nd half of 2010.
Barra, Roberta Ann. Spring. 2010. The impact of internal control and
penalties on
fraud. Journal of Information Systems. Vol 24 No. 1 pp 1-21.
University of Ma ryland,
College Park.
Elbannan, Moha med A. 2008. Quality of Interna l Control Over Financial
Reporting,
Corporate Governance and Credit Ratings. International Journal of
ISSN 2354-5550
50
ISSN 2354-5550
51
Panubut Simorangkir
Perbanas Institute
ABSTRACT
The purpose of this research to is to analyze the effect of Capital
Structure
(CS), Firm Size (FS) and Auditor Quality (AQ) toward Earning Response
Coefficient
(ERC) in companies that is classified in compass index 100 in Indonesian
Stock
Exchange over period 2009 - 2010. The population of this research is 100
companies
that is classified in compass index 100 in Indonesian Stock Exchange over
period
2009 - 2010. Sampling technique used is purposive sampling with criteria:
(1)
Categorized firm and enrolled deep compass index 100 on a respectively
to periods
2009-2010, (2) The company that represents their financial report per 20092010, (3)
Firm always announce positive profit up to period 2008-2010, and (4)
Sample firm
that is analyzed is not included moving corporate type deep banking area and
finance
institutions . The data is obtained from published financial report. It is gained
sample
amount of 34 companies from 100 companies those are classified in
compass index
100 in Indonesian Stock Exchange. The techniqueof analysis used multiple
regression
and hypothesis test using t-statistic to examine partial regression
coefficient and Fstatistic to examine the mean of mutual effect with level of significance
5%. This
research results that Capital Structure gives significantly negative effect on
ERC. The
other variables which is Firm Size and Auditor Quality are not significant to ERC.
Keywords: Earning Response Coefficient (ERC), Capital Structure (CS), Firm Size
(FS)
and Auditor Quality (AQ).
ISSN 2354-5550
52
I. PENDAHULUAN
L
aba sering digunakan untuk mengukur
dapat
laba
datang. Pemegang saham akan memberi respon yang lebih besar kepada
perusahaan
yang memunyai laba yang
akan
naik,
meningkatka n harga pasar saham. Dalam beberapa hal biasa terjadi hal
sebaliknya,
seperti pada PT Merck Tbk yang meskipun mengalami penurunan laba
sebesar 19%,
namun harga sahamnya meningkat 20,62% . Hal yang sebaliknya terjadi
pada PT
Bentoel Inter nasional Investama Tbk (RMBA) yang mengalami penurunan
harga
saham sebesar 8,3%, meskipun
menjadi Rp 235
Sedangkan
menyatakan
ISSN 2354-5550
53
(ERC) pada Perusahaan Kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode
2009-2010.
berpengaruh
terhadap ERC.
Berdasarkan uraia n di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Struktur Modal berpengaruh signifikan terhadap ERC.
ISSN 2354-5550
54
terkandung
auditor yang
akan diindikasikan dengan nama besar dari kantor akuntan sang auditor
bekerja.
Dengan kata lain bahwa auditor yang bekerja pada KAP yang besar
dipandang akan
lebih memiliki tanggungjawab yang lebih tinggi dala m menjaga reputasinya,
sehingga
laporan keuangan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik besar lebih
direspon oleh
pasar yang dinyatakan dengan ha rga pasar saham. Dari uraian tersebut
memberi arti
bahwa kualitas auditor berpengaruh terhadap kualitas earnings yang
dilaporka n saat
pengumuman laba, pasar lebih
diperiksa Kantor
Akuntan Publik yang ber mitra dengan KAP besar dibandingkan dengan K
AP kecil.
Karena mereka beranggapan laba yang dihasilkan sudah benar-benar
relevan dan
laporan keuanga n telah memiliki kredibilitas karena
auditor yang
ISSN 2354-5550
55
diaudit dengan
METODOLOGI PENELITIAN
Data
Data
dari
akuntan publik yang sama dalam kurun waktu tahun 2009 - 2010 yang
dilengkapi nama kantor akuntan publik.
5. Perusahaa n sampel yang diteliti
yang
Pengukuran Variabel
Dala m penelitian ini, pengukuran
n sebagai
berikut:
A. Variabel Independen (X)
Variabel Independen dalam penelitian ini adalah :
1. Struktur Modal (X1), diukur dengan rasio leverage yang membandingkan
total
hutang dengan total aset. Skala yang digunakan adalah skala rasio
n
denga
Total Hutang
x 100%
Total Aset
ISSN 2354-5550
57
bukan
KAP
dengan KAP Big Four. Skala yang digunakan adala h ska la nominal.
B. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ERC diukur dengan menghitung
:
1. Menghitung Cumulative Abnormal Return (CAR)
t
ARi,a
a=t3
ARit = Rit - Rm
Dalam hal ini :
ARit = Abnormal return perusaha an i pada hari t
Rit
Rm
a.
Pit Pit-1
Pit-1
Pit
Pit-1
ISSN 2354-5550
58
IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t2. Menghitung Unexpected earnings dengan mengguna kan EAT (Earning After
Tax)
UEit = ( EATit - EATit-1 )
EATit-1
Dalam hal ini :
UEit
EATit
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu
data yang
diperoleh tidak secara langsung dari sumber utama (perusahaan). Data
sekunder
tersebut berupa laporan keuangan, harga saham perusahaan, dan Indeks
Saha m
Gabungan yang terpilih yang akan menja di sampel penelitia n ini.
Sumber D ata
Sumber data yang digunakan dala m penelitian ini diperoleh dari laporan
keuangan
pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), harga
saham, dan
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun 2009 - 2010
dalam
kelompok indeks
ISSN 2354-5550
59
yang termasuk
kompas100.
situs
homepage Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id tahun 2009 2010 dan
situs homepage Dunia investasi ya itu www. duniainvestasi.com.
Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunaka n dalam melakuka n pengujian hipotesis
dalam
penelitia n ini adalah analisis regresi berganda. Analisis ini dila kukan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh Struktur modal, Ukuran Perusahaan, dan
Kualitas
Auditor seba gai variabel bebas (independent variabel) terhadap ERC sebagai
variabel
terikat (dependent variabel). Persamaan regresi linier berganda denga n
menggunaka n
3 variabel independen dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dalam hal ini :
Y
a
= ERC
= Konstanta
X1
X2
= Struktur Modal
= Ukuran Perusahaan
X3
= Kualitas Auditor
= Error Term
ISSN 2354-5550
60
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke
penga matan
lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka,
disebut
Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heterokedastisitas.
Dasar pengambilan keputusan:
1) Probabilita s > 0,05 bebas dari heteroskedastisitas.
2) Probabilita s < 0,05 terkena heteroskedastisitas.
3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji ada atau tidak
di dalam model
ISSN 2354-5550
61
ERC
adala h
0,78% yaitu PT Duta Graha Indah Tbk. Rata - rata ERC adalah sebesar
0,0014%.
Artinya bahwa seluruh 34 perusahaan dalam penelitian ini umumnya pasar
bereaksi
terhadap laba sebesar 0,0014%.
Variabel Struktur Modal (SM) yang dihitung dengan menggunakan total hutang
dibagi
total asset yang dimiliki. Stuktur Modal memunyai nilai minimum sebesar
0,06%
yaitu PT Ciputra Property Tbk, sedangkan nila i maksimum sebesar 0,07%
ya itu PT
Wijaya Karya (Persero) Tbk. Struktur Modal memunyai nilai rata - rata
Struktur
Modal sebesar 0,4110 %. Hal ini menunjukkan 34 perusahaan indeks
kompas 100
menggunakan hutang sebesar 0,4110% untuk mendanai Asset yang dimiliki.
Variabel
(KA) dala
penelitia n ini memiliki nilai minimum sebesar 0,00 yaitu perusahaan yang
diaudit
dengan Kantor Akunta n Publik yang tidak bermitra dengan Bigfour dan
nilai
maksimum 65 sebesar 1,00 yaitu perusahaan yang diaudit dengan Kantor
Akunta n
Publik yang bermitra dengan Bigfour. Kualitas Auditor memiliki nilai rata rata yang
dimiliki sebesar 0,7059. Hal ini berarti bahwa 34 perusahaan indeks
kompas 100
menggunakan Kantor Akunta n Publik yang bermitra dengan
maupun tidak
Bigfour
UJI HIPOTESIS
Pengujian terhadap model regresi pada penelitian ini dilakukan dalam tiga
tahap, yaitu
pengujia n menyeluruh atau simultan (uji F), pengujian individu atau parsial (uji
t), dan
uji koefisien determinasi (R2).
1. Pengujian Menyeluruh atau Simultan (Uji F)
Untuk mengeta hui bahwa variabel independen (Struktur modal, Ukuran
perusahaan, dan Kualitas Auditor) secara simultan memunyai pengaruh
yang
signifikan terhadap variabel dependen ERC
Formulasi hipotesis:
a. Ho : 1 = 2 = 3 = 4 = 0 Variabel independen (Struktur modal,
Ukuran
perusahaan, dan Kualitas Auditor) secara bersama-sama tidak memunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen ERC
b. Ha : 1 = 2 = 3 = 4
ukuran
adalah:
(1) Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima. 57
(2) Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak.
2. Pengujian Individu atau Parsial (Uji t)
Untuk mengeta hui bahwa variabel independen (Struktur modal, Ukuran
perusahaan, dan Kualitas Auditor) secara parsial memunyai pengaruh yang
signifikan
terhadap variabel dependen ERC.
Formulasi hipotesis:
a. Variabel Struktur modal memunyai pengaruh terhadap ERC.
ISSN 2354-5550
63
a. Jika t tabel = t hitung = t table, maka Ho diterima dan jika t hitung <
t tabel atau t hitung > t table, maka Ho ditolak.
b. Berdasarkan nilai probabilitas (signifikansi) dasar pengambila n
keputusannya adalah:
(1)
(2)
mula i dari 0
sa mpai 1 (0
baik model
ISSN 2354-5550
64
tergolong dalam indeks kompas 100 periode 2009 - 2010 adalah 13.9731 dan
rata-rata
Leverage dari 34 perusa haan tergolong dalam indeks kompas 100 periode
2009 2010 sebesar 0,4110. Perusahaan yang menghasilka n leverage tertinggi
adalah PT
Wijaya Karya (Persero) Tbk pada tahun 2009 2010 yaitu sebesar 0,7041
Perusahaan
yang menghasilkan
Ciputra
Ukuran Perusahaan
rata-rata
Kualitas Auditor
Hasil pengamatan menunjukkan
dalam
Nominal dari 34 perusahaan tergolong dalam indeks kompas 100 periode 2009
- 2010
adalah 24
34
dan
yang mengguna
Big Four ada 24 perusa haan dan Non Big Four a da 10 perusahaan.
KA
34 .00 1.00 .7059
Valid N (listw ise) 34
Tbk dan 0,78% yaitu PT Duta Graha Indah Tbk. Rata - rata ERC adalah
sebesar
0,0014%. artinya bahwa keseluruha n 34 perusaha an dalam penelitian ini
umumnya
pasar bereaksi
terhadap laba sebesar 0,0014%.
Variabel Struktur Modal (SM) yang dihitung dengan menggunakan total hutang
dibagi
total aset memiliki. Stuktur Modal memunyai nilai minimum sebesar 0,06%
yaitu PT
Ciputra Property Tbk, sedangkan nilai maksimum sebesar 0,07% yaitu PT
Wijaya
Karya (Persero) Tbk. Struktur Modal memunyai nilai rata - rata Struktur
Modal
sebesar 0,4110 %. Hal ini menunjukkan 34 perusahaan indeks kompas 100
menggunakan hutang sebesar 0,4110% untuk mendanai Asset yang dimiliki.
Variabel Ukuran Perusahaan (UP) dala m penelitian ini memiliki nilai
minimum
sebesar 27,99 yaitu PT Total Bangun Persada Tbk dan nilai ma ksimum sebesar
32,22
yaitu PT Telekomunikasi Indonesia.
Ukuran Perusahaan memunya i nilai rata - rata yang dimiliki sebesar 29,7609.
Hal ini
menunjukkan artinya bahwa 34 perusahaan indeks kompas 100 rata-rata
Logaritma
natural UP adalah bila nga n natura l 29,7609.
Variabel Kualitas Auditor (KA) dala m penelitian ini memiliki nilai minimum
sebesar
0,00 yaitu perusahaan yang diaudit dengan Kantor Akuntan Publik yang tidak ber
mitra
dengan Big four dan nilai maksimum sebesar 1,00 yaitu perusahaan yang
diaudit
dengan Kantor Akuntan Publik yang bermitra dengan Bigfour. Kualitas
Auditor
memiliki nilai rata - rata yang dimiliki sebesar 0,7059. Hal ini
menunjukkan artinya
bahwa 34 perusahaan indeks kompas 100 menggunakan Kantor Akuntan
Publik yang
bermitra dengan
sebesar
0,7059.
ISSN 2354-5550
68
3,092
dengan
(n) = 34; jumlah variabel independen (k) = 3; taraf signifikansi (a) = 0,05
adalah df 1
Dengan jumlah sa mpel (n) = 34; jumlah variabel independen (k) = 3; taraf
signifikansi
(a) = 0,025, maka derajat kebebasan df = n-k-1 = 34 - 3 1 = 30. Distribusi t
dan taraf
signifikansi 0,025 diperoleh nilai tabel sebesar 2,042.
Hasil tabel menunjukkan bahwa untuk Struktur Modal SM, t hitung
sebesar -2.047
sedangkan tabel sebesar - 2,042, artinya t hitung < t tabel berarti hipotesis
yang ada
diterima sehingga dapat dikatakan bahwa struktur modal berpengaruh
terhadap ERC.
Ukuran Perusahaan UP menunjukkan
tabel
sebesar - 2,042, artinya t hitung > t tabel dengan tingkat signifika nsi 0,376 >
0,05 hal
ini berarti hipotesis ya ng ada
hwa
ukuran
Tabel di atas menunjukkan bahwa R Square sebesar 0,236 atau 23,6%. Hal
ini berarti
bahwa persentase pengaruh variabel independen (SM, UP dan KA) terhadap
variabel
dependen ERC sebesar 23,6%, sedangka n sisanya sebesar 76,4%
dipengaruhi atau
dijelaskan oleh faktor faktor lain ya ng tidak dijela skan dala m penelitian ini.
PEMBAHASAN
Hasil analisis data dan pengujian hipotesis terhadap pengaruh Struktur Modal,
Ukuran
Perusahaan, dan Kualitas Auditor pada 34 perusahaan yang tergolong dala
m indeks
kompas 100 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009
-2010
menunjukkan bahwa secara simultan menyatakan bahwa struktur modal,
ukuran
semakin banyak
membayar
ISSN 2354-5550
72
(1993) yang
DAFTAR PUSTAKA
Alexandri, Moh Benny 2008. Manajemen Keua nga n Bisnis Teori dan Soal.
Bandung:
Alfabeta.
Belkaoui, Ahmed Riahi 2006. Accounting Theory. Jilid 1&2 Penerjema h yulianto
dan
Dermauli. Jakarta : Sa lemba Empat.
Depatmen pendidikan Nasional 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 4,
Jakarta
: PT Gramedia Pustaka Utama.
Elder, Randal J.,Beasley, Mark S, Arens, Alvin A., Yusuf, Abadi Amir 2011,
Auditing
dan Jasa Assurance Pendekatan Terintegrasi, Jilid I&2 Editor Terjemah
Desti Fitriani, Jakarta: Salemba Empat.
Fahmi, Irham 2011. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Gozali, Imam 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Syafri 2011. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Edisi 1, Jakarta :
PT
Raja Grafindo Persada.
Jogiyanto 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi Edisi 5, Yogyakarta :
BPFEYOGYAKARTA.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 2009. Standar Akuntansi K euangan. Jakarta:
Penerbit
Salemba Empat.
Ipot News
dari
November
2011 Pukul
10.63
Mulyani, Sri., Asik, Fadjrih Nur., dan Andaya ni. 2007, Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi
Simposium
ISSN 2354-5550
74
Stice, Earl K., Stice, James D, dan Skousen, dan K Fred.,Wahyuni, 2009.
Akuntansi
Keuangan Jilid I Editor Terjemah Ali Akbar . Jakarta : Salemba Empat.
Suaryana, Akhmad 2008, Pengaruh Konservatisme Laba
terhadap
Akuntansi
ISSN 2354-5550
75
Natali Yustisia
Perbanas Institute
Abstract
financial
overpriced level variables measured using PER and PBV and trading volume
activity
variables as measured by the TVA. It is recommended for future studies,
the sample
studied companies categorized by industry, then split and the observation
period was
extended as well as adding other variables.
Pendahuluan
di masa yang akan data ng. Sema kin mahal harga saham, maka semakin
tinggi pula
laba yang dapat dihasilkan perusa haan. Namun, apabila perusahaan
menetapkan harga
sahamnya terlalu tinggi hal ini dapat menurunkan minat investor untuk
membeli
saham tersebut. Untuk itu, pemecahan saham merupakan solusi bagi
perusahaan untuk
dapa t menarik minat investor dalam membeli saham dengan jumlah ya ng
besar dan
harga yang rendah.
Pemecahan saham (stock split) merupakan salah satu bentuk restrukturisasi
modal yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang menimbulka n split
effect, yaitu
tinda kan perusahaan yang berakibat naiknya jumlah saham yang beredar
secara
proporsional lebih besar daripada kena ikan kekayaan perusahaan
(Muazaroh da n
pasar
saham yaitu bahwa gerakan harga saham bukan mengikuti pola random
walk karena
bisa diperkirakan tren atau kecenderungannya di masa yang akan datang.
Volume Perdagangan
Pasar modal di Indonesia dapat dikatakan tidak efisien apabila terjadi
penurunan dalam volume tra nsaksi atau perdagangan (Anoraga dan Piji,
2001:87).
Untuk itu, volume perdagangan saham merupakan besarnya jumlah saham
yang
diperda gangkan sebaga i akibat dari transaksi di pasar modal.
ISSN 2354-5550
78
TVA =
Hipotesis
Muazaroh dan Iramani (2005) menggunakan sampel 22 perusahaan dalam
industri property dan real estate. Hasil pengujian terhadap abnormal return
saham
adalah pemecahan saham tidak berpengaruh terha dap reaksi pasar karena
pengumuman pemecahan saham telah diketahui sebelumnya. Untuk
variabel kinerja
keuangan pada perusahaan yang melakukan pemecahan sa ham dan
perusaha an yang
tidak melakukan pemeca han saham menunjukkan ada perbedaan yang
signifikan
antara EPS perusahaan yang melakukan dan tidak melakukan pemeca han
saham.
Pertumbuhan kinerja keua ngan yang diukur menggunakan proxi
pertumbuhan laba
bersih perusaha an (EAT) dan laba bersih per lembar saham (EPS) antara
tahun ke-2
dan tahun ke-1 sebelum pemecahan saham dila kukan, menunjukkan EAT
terjadi
peningkatan yang tidak signifikan sedangka n pada EPS mengala mi
penuruna n
Pada
perdagangan saham terjadi peningkatan yang ditunjukkan dari nilai TVA lebih
besar
sesudah perusahaan melakukan pemecahan sa ham, namun nila inya tidak
signifikan.
Penelitian dilakukan Kurnia wati (2003) terhadap perusa haan yang
melakukan stock
split pa da periode Juni 1994 sampai dengan Juni 1997 di BEI.
penelitiannya
Hasil
ISSN 2354-5550
79
saham perusahaan.
H2a: Pemecaha n saha m berpengaruh terhadap Price Book Value perusahaan.
H2b: Pemecahan saham berpengaruh terhadap Price Earning Ratio perusahaan.
H3 : Pemecaha n saha m berpengaruh terhada p volume perdagangan saha m.
Metode Penelitian
ISSN 2354-5550
80
4. TVA yang meliputi jumlah saham yang diperdagangka n dan jumlah sa ham
yang
maka dila kukan uji paired sample test. Uji hipotesis ini
Wilcoxon
Uji Wilcoxon digunakan jika besaran maupun arah perbedaan relevan
untuk
ISSN 2354-5550
82
Adapun variabel-
tersebut yaitu:
1. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitia n ini adalah pemecahan saham.
Indikatornya
adalah perusahaan terdaftar di BEI yang melakukan dan tidak melakukan
pemecahan
saham periode tahun 2006-2008.
2. Variabel terikat
PER =
Adapun ukuran volume perdaga ngan saham adalah rasio trading volume
activity (TVA) lima hari sebelum dan setelah pemecahan saham.
ISSN 2354-5550
83
Saham - Pertumbuhan
EAT Sebelum Pemeca han
Saham
Negative Ranks 8g 9.63 77.00
Positive Ra nks 7h 6.14 43.00
Ties 0i
Total 15
Pertumbuhan EPS Setelah
Pemecaha n Saham Pertumbuhan EPS
Sebelum Pemecahan
Saham
Negative Ranks 5j 6.80 34.00
Positive Ra nks 10k 8.60 86.00
Ties 0l
Total 15
Sumber: Hasil olah data SPSS
Selain itu, terdapat 11 dari 15 perusahaan yang memiliki EPS lebih renda
h setelah
melakukan pemecahan saha m.
10
perusahaan yang memiliki pertumbuhan EPS lebih tinggi setelah pemeca han
saham.
Tabel 2
Uji Statistik Variabel Kinerja Keuangan
Test Statisticsc
Pertumbuhan
Pertumbuhan
EAT Setelah
EPS Setelah
EAT Setelah
EPS Setelah
Pemecahan
Pemecaha n
Pemecahan
Pemecaha n
Saham Saham Saham - EAT
Saham - EPS
Pertumbuhan
Pertumbuhan
Sebelum
Sebelum
EAT Sebelum
EPS Sebelum
Pemecahan
Pemecaha n
Pemecahan
Pemecaha n
Saham
Saham
Saham
Saha m
Z
-.511a -1.761a -.966a -1.477b
Asymp. Sig. (2-tailed) .609 .078 .334 .140
a. Based on positive ranks.
b. Based on negative ranks.
c. Wilcoxon Signed Ranks Test
Sumber: Hasil olah da ta SPSS
Dari tabel 2, nilai sig. EAT sebelum dan setelah pemecahan sa ham
sebesar
0,609 lebih besar dari nilai alpha 0,05 sehingga pemecahan saha m tidak
berpengaruh
terhadap laba bersih perusahaan.
terhadap
pertumbuhan EAT nilai sig. sebesar 0,334 berarti pemecahan saha m tidak
berpenga ruh
terhadap pertumbuhan laba bersih perusahaan.
Hal yang sama juga terjadi pada pengujian terhadap EPS sebelum dan
setelah
pemecahan saha m, yang menunjukkan nilai sig. sebesar 0,078 maka pemeca
han sa ham
tidak berpengaruh terhadap laba bersih per lembar saham perusahaan.
Adapun
sebesar 0,140 yang berarti pemeca han saham tidak berpengaruh terhadap
pertumbuha n
laba bersih per lembar saham.
Hasil dari keempat pengujian pada variabel kinerja keua ngan tidak
mendukung signaling hypothesis yang menyatakan pemecahan saham
merupakan
tinda kan manajemen untuk memberikan informasi mengenai pendapatan
masa yang
akan datang ke pasar.
Muazaroh da n
PBV Setelah
PER Setelah
Pemecahan
Pemecahan
Saham - PBV
Saham - PER
Sebelum
Sebelum
Pemecahan
Pemecahan
Saham
Saham
Z
-2.158a -2.953a
Asymp. Sig. (2-tailed) .031 .003
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Sumber: Hasil olah data SPSS
Dari tabel 4, PBV sebelum dan setelah pemeca han saham memiliki nilai
sig.
sebesar 0,031 lebih kecil dari nilai alpha 0,05 berarti pemecaha n saham
berpengaruh
terhadap price book value perusahaan. Pada pengujian terhadap PER
sebelum dan
setelah pemecahan saham memiliki nilai sig. sebesar 0,003 maka
pemecahan sa ham
berpengaruh terha dap price earning ratio perusahaan. Hasil penelitian
mengenai PBV
mendukung penelitian yang dilakukan oleh Muazaroh dan Irama ni (2005)
di mana
PBV perusahaan yang melakukan pemecahan saham lebih tinggi dari
perusahaan yang
tidak melakukan pemecaha n saha m tetapi tidak menunjukkan hasil ya ng
lebih tinggi
untuk PER.
ISSN 2354-5550
87
TVA Setelah
Pemecahan
Saham - TVA
Sebelum
Pemecahan
Saham
Z
-2.329a
Hasil ini
perdagangan saham dari volume perdagangan tanpa melihat bid price dan
offer price
ketika pemecahan saham dilakukan.
Disarankan untuk penelitian selanjutnya , perusahaan yang akan diteliti
dikategorikan berdasarkan industri sehingga analisis yang dihasilkan da pat
lebih rinci
dan mewakili industri secara proporsional.
selanjutnya
ISSN 2354-5550
90
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, P. dan Piji Pakarti. (2001). Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi.
Jakarta:
PT Rineka Cipta
Baker, H., Kent & Gallagher, Patricia L. (1980). Managements View of Stock
Splits.
ISSN 2354-5550
91
LAMPIRAN 1
Tabel 7
Daftar Nama Perusahaan yang Melakukan Pemecahan Saham
No. Tahun Kode Emiten Nama Emiten
1.
BBLD PT Buana Finance Tbk
2.
3.
4.
5.
2006
AKRA PT AKR Corporindo Tbk
6.
7.
8.
9.
ISSN 2354-5550
92
Wiwiek Prihandini
Perbanas Institute
ABSTRACT
Pendahuluan
epanjang 2004 hingga 2012, data di Kementerian Dalam Negeri Republik
(Kemendagri) Indonesia mencatat terdapat 277 gubernur, wali kota, atau
bupati
yang terlibat kasus korupsi. Da ta Kemendagri juga menyebutkan bahwa selain
pejabat
tingkat kepa la da erah juga melibatkan sekitar 1.500 pejabat daerah da
lam tinda k
pidana korupsi (Kompasiana, Oktober 2012).
Di Jakarta, nila i transaksi mencuriga kan pada pegawai Pemerintaha n
Provinsi
DKI Jakarta cenderung meningkat. Hingga Juni 2012 nilai transaksi
mencurigaka n
pada rekening pegawai Provinsi DKI mencapai 46,7% dari total nilai
transaksi
mencurigaka n (Kompas, Agustus 2012). Pusa t Pelaporan dan Analisis
Transaksi
Keuangan (PPATK) menyatakan bahwa provinsi yang berada di posisi di atas
setelah
Jakarta adalah Jawa Barat, Kalimantan Timur, Ja wa Timur, Jambi, Sumatera
Utara,
ISSN 2354-5550
93
kasus korupsi (trend corruption report) sela ma bulan Januari Juni 2012.
Dari total
151 kasus, pelaku korupsi terbanyak berasal dari kalangan pejabat pemerintah
daerah,
yaitu sebanyak 34 orang, dari kalangan swasta 26 orang dan pemerintah
pusat 24
orang. Pemantauan tren korupsi oleh Pukat sepanjang semester pertama
menunjukkan,
pelaku korupsi terbanyak
pidana
berasal dari
korupsi pada tingkat pemerintah daerah dilakukan oleh pejabat mulai dari
sekretaris
daerah (sekda), kepala dinas, sampai ke tingkat pejabat te knis.
Menurut Suwarno dan Juna nto (2006) pemberantasan korupsi dapat dila kukan
dengan cara pencegahan dan penindakan. Pencegaha n dilakukan di antaranya
dengan
menumbuhkan kesadaran masyarakat mengenai da mpak dari korupsi dan
sosialisa si
tinda k pidana korupsi melalui media cetak dan elektronik. Sedangkan
Kurniawan
(2009:120) mengatakan pemberantasan korupsi di Indonesia cenderung
dilakukan
secara parsial dan tidak ada strategi yang jelas, sehingga meskipun sudah
banya k
upaya yang tela h dilakukan pemerintah baik pusat maupun daerah,
hasilnya tida k
signifikan. Kurniawan
yang baik
berdasarkan jenis dan tindak kejahatan korupsi. Selain itu penelitian ini
juga akan
mengidentifikasi penanganan kasus korupsi di daerah yang dilakukan oleh
penega k
hukum selama tahun 2012.
Kerangka Teori
Bac (1998) menyebutkan bahwa korupsi merupakan masalah yang
kompleks
dan multidimensional fenomena. Korupsi juga masuk dalam kategori tindak
krimina l,
mula i dari tingka tan ya ng sepele seperti penerimaa n uang pelicin
(penyuapan dan
pemerasan) sa mpai pada transaksi illegal yang dilakukan oleh pejabat
pemerintah. Ba c
ISSN 2354-5550
94
dirasakan sebagai
menguntungkan antara organised crime dan institusi legal dan jika ada
kesempatan
organisasi kriminal akan melakukan korupsi. Korupsi menjadi penting dan
memberi
manfaat bersama. Selanjutnya kedekatan kedua institusi kriminal dan legal
membuat
korupsi menjadi lebih rumit dan sulit untuk dibuktikan. Akhirnya sebagian
dari
organised crime masuk dalam kehidupan institusi legal dan kegiatan
kriminal secara
total terca mpur dengan kegiatan bisnis legal (Huisman dan Walle, 2009:4).
ISSN 2354-5550
95
Selanjutnya
dilakuka n, namun diabaikan oleh orga nisasi atau pihak yang dikorupsi
(corruptee).
Ada kekhawatiran dari corruptee, jika diproses ka sus korupsi yang
dilakukan oleh si
pelanggar, pihak corruptee akan ikut terjerat. Kedua, occupational crime tidak
selalu
melawan kepentingan pemilik. Dari sudut pandang corruptee dalam kasus
public
corruption, seringkali terjadi bahwa organisasi dapat memperoleh
keuntungan dari
perilaku individu, terutama bila hal itu sudah menjadi bagian panjang dari
proses
pengaburan standar moral. Dalam ka sus
organisasi
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif. Peneliti mencoba
mengidentifikasi kasus korupsi yang terjadi di daera h (berbaga i provinsi di
Indonesia)
berdasarkan pelaku, jenis korupsi dan pengkategoria n tindak kriminal. Data
utama
4. Pembahasan
Tabel 4.1. menginformasikan mengenai beberapa Kepala Daera h yang
tersa ngkut ma salah hukum, yang menjalani proses hukum pada tahun 2012.
Tabel 4.1.
Daftar Kepala D aerah yang Tersangkut Masalah Hukum
Selama 2012
No Nama, Jabatan Kasus Keterangan Proses Pengadilan
1.
A. Muis Haka,
Bupati Sekadau,
Kalbar
Korupsi anggaran
pengadaan tanah
Tahun 2005, Pemkab Sekadau
melakukan pembebasan 207 Ha
lahan untuk pembangunan
kompleks Pemkab yang baru.
Nilainya proyek di-markup
hingga menimbulkan kerugian
Negara Rp 14 miliar. Muis Haka
adalah Plt Bupati yang juga ketua
tim pembebasan lahan.
Pengadilan Tipikor
Pontianak (21/11/2012)
menghukum Muis Haka 2
thn, denda Rp 100 juta
subsider 3 bulan kurungan
2.
Agusrin M
Najamudin,
Gubernur
Bengkulu
Korupsi dana bagi
hasil PBB
Agusrin terbukti melakukan
korupsi dana bagi hasil Pajak
Bumi dan Bangunan, dan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan tahun 2006 melalui
Vonis kasasi MA, 4 thn
penjara (01/01/2012). PN
Jakarta Pusat sebelumnya
memutus bebas Agusrin.
ISSN 2354-5550
97
kelapa sawit.
Amran menyalahgunakan
wewenang sebagai pejabat negara
dengan meminta uang sebesar Rp
3 miliar kepada PT Hartati Inti
Plantation untuk pembuatan surat
rekomendasi kepada Gubernur
dan Menteri terkait HGU Kelapa
Sawit milik Hartati Murdaya.
Pengadilan Tipikor Jakarta
menghukum Amran penjara
7 thn 6 bulan denda Rp
300 juta subsider 6 bln
kurungan.
4.
Andi Achmad
Sampurnajaya,
Bupati Lampung
Korupsi dana
APBD
Andi Achmad terbukti
memindahkan dana APBD senilai
Rp 28 miliar ke BPR Tripanca.
Vonis MA, penjara 12 thn,
denda Rp 500 juta, subsider
6 bulan kurungan, dan
uang pengganti Rp 20,5
miliar subsider 3 tahun
penjara.
5.
Awang Farouk,
Gubernur Kaltim
Korupsi terkait
divestasi Saham
PT Kaltim Prima
Coal
Diduga terlibat dalam proses
pengalihan dana hasil penjualan
saham KPC senilai Rp 576 miliar,
dari Pemkab Kutim ke PT Kutai
Timur Energi, ketika Awang
menjadi Bupati Kutai Timur.
Pada November 2012,
proses pengadilan masih
berlangsung.
Bambang Bintoro,
Bupati Batang
2002-2012
6.
Korupsi APBD
Kabupaten Batang
Bambang diduga melakukan
7.
Burhanuddin
Husin,
Bupati Kampar,
Riau
Korupsi izin
usaha
pemanfaatan hasil
hutan
Burhanudin menerima suap Rp
1,1 miliar dari beberapa
perusahaan terkait pemberian ijin
penebangan kayu. Negara
APBD
Kasus ini berawal dari
dibagikannya dana sisa APBD
sebesar Rp 5,4 miliar kepada 45
anggota DPRD (2001-2006)
melalui SKB Ketua DPRD dan
Gubernur Sulawesi Tenggara
Fadel Muhammad yang kemudian
dibuat Perda. Kasus ini pernah
dihentikan prosesnya oleh Kejati
Gorontalo dengan terbitnya dua
kali Surat Perintah Penghentian
Penyidikan (SP3) tahun 2009 dan
2010.
Kejaksaan Tinggi
Gorontalo (25/5/2012)
menetapkan lagi Fadel
Muhammad sebagai
tersangka.
10.
Fauzi Siin,
Bupati Kerinci
1999-2008
Korupsi dana
APBD 2008
Fauzi melakukan korupsi pada
sejumlah proyek pengadaan
makanan dan minuman,
anggota BPK;
korupsi anggaran
Mochtar diajukan ke pengadilan
untuk 4 kasus dugaan korupsi:
suap anggota DPRD senilai Rp
1,6 miliar untuk pengesahan
APBD; korupsi anggaran
makanan minuman Rp 639 juta;
suap pemenangan piala Adipura
senilai Rp 500 juta; dan suap BPK
agar mendapat predikat wajar
tanpa pengecualian.
Vonis MA, 6 thn penjara,
denda Rp 300 juta, uang
pengganti Rp 639 juta
Murman Effendi,
Bupati Seluma,
Bengkulu
14.
Suap 27 anggota
DPRD
Murman terbukti memberikan
uang ke 27 anggota DPRD
15.
Rina Iriani Sri R,
Bupati
Karanganyar
Korupsi dana
subsidi
pembangunan
perumahan
Rina diduga menyalahgunakan
bantuan subsidi perumahan dari
Kementerian Perumahan Rakyat,
2007-2008. Nilai dana yang tidak
sesuai peruntukan mencapai
Bupati Lampung
Timur
Korupsi APBD Satono terbukti melakukan
Vonis MA, penjara 15 thn
denda Rp 500 juta subsider
6 bln kurungan, dan uang
pengganti Rp 10,58 miliar.
korupsi dengan menjaminkan
uang kas daerah di bank yang
tidak dijamin LPS, yang
menyebabkan pembangunan tidak
berjalan lancar karena uang yang
mengendap di bank dibekukan.
18.
Soemarmo Hadi
S,
Walikota
Semarang
Suap anggota
DPRD Kota
Semarang
Soemarmo bersama Sekda
Semarang memberikan hadiah
kepada beberapa anggota DPRD
terkait pembahasan APBD
Semarang dengan nilai total Rp
304 juta.
Pengadilan Tipikor
menjatuhkan hukuman
penjara 1 thn 6 bln dan
denda Rp 50 juta subsider
dua bulan penjara.
19.
Sunaryo,
Wakil Walikota
Cirebon
Penyelewengan
dana APBN
Sunaryo bersama anggota DPRD
lainnya ikut memanipulasi APBD
2004 senilai Rp 4,9 miliar untuk
kepentingan pribadi dan tidak
dapat dipertanggungjawabkan.
Vonis Pengadilan Tipikor
Bandung 1 thn penjara,
denda Rp 50 juta serta uang
pengganti Rp 180 juta.
ISSN 2354-5550
101
20.
Untung Sarono
Wiyono,
Bupati Sragen
Penyalahgunaan
APBD Kabupaten
Untung terbukti
menyalahgunakan APBD Sragen
dengan mendepositokan uang
APBD Sragen 2003-2010 ke
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
sebesar Rp 40 miliar. Dari jumlah
tersebut, Untung tidak dapat
mengembalikan Rp 11 miliar.
Vonis MA (24/9/2012) 7
thn denda Rp 250 juta
subsider 6 bln kurungan,
uang pengganti Rp 11
miliar, subsider 5 bulan
kurungan.
Sumber: Pengolaha n Data
nepotisme (favoritism).
Sebuah kasus termasuk dalam kelompok penggelapan jika terjadi pencuria
n
atau penggunaan sumber daya oleh pejabat yang ditugaskan untuk
mengelola sumber
daya tersebut. Yang masuk da la m kategori ini adalah kasus korupsi yang
dilakuka n
oleh Gubernur Bengkulu, Kaltim, Sulawesi Tenggara, dan Bupati Lampung,
Bata ng,
Subang, Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara), Karanganyar, Lampung
Timur,
Seragen, Walikota Pematang Siantar dan Wa kil Walikota Cirebon.
Kasus korupsi masuk dala m kategori penyuapan jika pejabat atau aparat
pemerintah menuntut
lebih cepat
publik. Dari Ta bel 4.1. ada 4 kasus korupsi yang masuk dalam kategori ini yaitu
Kasus
korupsi Walikota Bekasi dan Semarang, Bupati Bengkulu, Buol, dan Riau.
ISSN 2354-5550
102
pejabat atau a parat pemerintah menga jukan anggaran dengan jumlah yang
lebih besar
dari nila i proyek atau pekerjaan ya ng menjadi tanggungjawabnya .
Terdapat 2 kasus
pengelembungan (mark up) yaitu kasus korupsi Bupati Kerinci dan Sekada
u(Kalbar).
Kasus korupsi masuk kategori favoritism, jika ada kecenderungan pejabat atau
aparat pemerintah menentukan pihak yang akan menyelesaikan suatu
pekerjaan a tau
proyek atas dasar kedekatan, hubungan keluarga, tidak mendasarkan pada
profesionalitas pekerjaan. Satu satunya jenis favoritism terjadi pada kasus
korupsi
Walikota Salatiga.
Dengan menggunakan pemikiran Huisma n dan Walle (2009:1), di mana
korupsi merupakan bentuk tindakan kriminal yang dapat dikategorika n
sebagai
organised crime, occupational crime, dan organisational crime, maka
setelah
mempelajari
dalam
Kesimpulan
Kasus korupsi di daerah selalu melibatkan Pejaba t mulai dari gubernur,
walikota, bupati, dan anggota DPRD. Modusnya adala h penyalahgunaan dana
APBD,
dana masyarakat, penyuapan, pener imaan pajak, dan bersifat masif, yang
hampir
terjadi di semua provinsi. Hukuman yang dijatuhkan pada umumnya tidak
terlalu berat
sehingga dapat dipandang tidak menimbulkan efek jera bagi pelaku korupsi
maupun
pejabat lainnya.
Pengungkapan kasus korupsi dan proses pengadilan kasus korupsi di
daerah
memerlukan waktu yang cukup lama. Penanganan kasus korupsi di
pengadila n
ISSN 2354-5550
103
Daftar Pustaka
Review of Law and Economic 18 (1), Elsevier Science Inc., New York
Huisman, Wim, Walle G. V. (2009), The Criminology of Corruption, 9t h
Chapter,
Criminology of Corruption. Pp1-38, pure.hogent.be/portal
Kurniawan Teguh (2009), Peran Akuntabilitas Publik da n Partisipasi
Masyarakat
dalam Pemberantasan Korupsi di Pemerintahan, Bisnis dan Birokrasi, Jurnal
Ilmu Administrasi dan Organisasi, 16(2), hal. 116-121.
Pusat Kajian Anti Korupsi (2012), Trend Corruption Report
Pertama
Tengah Tahun