You are on page 1of 21

SEORANG REMAJA PRIA 16 TAHUN

YANG MENGALAMI BENGKAK LUTUT

KELOMPOK V

0302008035 AQSHA TIARA VIAZELDA


0302008145 LYSTIANA
0302009145 MARTHA RIANITA OOJAN
0302010015 AKBAR FADHELI
0302010025 AMELIA SHADRINA
0302010055 BERNADINA YUNIKA DWI
0302010075 DESIRA ANGGITANIA
0302010085 DIRA MEGIANI ROSTI
0302010095 EVY LIESTINAWATI
0302010105 FENDY FERDIAN
0302010113 GERALDO TADIKA

FAKULTAS KEDOKTERAN TRISAKTI


Jakarta, 2 November 2011

BAB I
PENDAHULUAN

Tumor merupakan kelainan pada sistem musculoskeletal yang bersifat neoplastik. Tumor
dalam arti sempit adalah benjolan, sedangkan setiap pertumbuhan baru yang abnormal disebut
neoplasma. Tumor dapat bersifat jinak ataupun ganas. Tumor ganas dapat bersifat primer yaitu
berasal dari sel tulang itu sendiri atau sekunder yaitu dari metastasis (infiltrasi) tumor ganas
organ lain ke dalam tulang.(1)
Dari seluruh tumor tulang primer 65,8% bersifat jinak dan 34,2% bersifat ganas dengan
perbandingan 3:1. Tumor jinak primer tulang yang paling sering ditemukan adalah osteoma
(39,3%), osteokondroma (32,5%) kondroma (9,8%) dan sisanya tumor jinak yang lain. Untuk
tumor ganas pada tulang yang paling sering adalah osteosarkoma (48,8%) dikuti giant cell tumor
(17,5%), kondrosarkoma (10%) dan sisanya tumor ganas yang lain.(1)

BAB II
LEMBAR KASUS

Lembar 1
Seorang anak laki-laki 16 tahun datang mengeluh lulut kanan terasa sakit dan bengkak

Lembar 2
Identitas Pasien
Nama

: Santoso

Usia

: 16 tahun

Saudara

: Anak Pertama dari 2 bersaudara

Pekerjaan

: Pelajar SMA kelas 1

Alamat

: Cirebon

Orangtua

: PNS

Riwayat Penyakit Sekarang:


Sekitar 2 bulan yang lalu pasien mulai merasakan nyeri dan sedikit bengkak pada paha kanan
bagian bawah. Pasien mengira nyeri disebabkan oleh benturan yang terjadi saat olah raga atau
aktivitas lainnya, sehingga tidak dihiraukan. Dua bulan yang lalu pasien juga sering merasa tidak
enak badan. Menurut orangtua, pasien mengalami penurunan berat badan. Pasien juga mengeluh
tidak nafsu makan. Oleh orangtua sudah dibawa ke dokter, mendapatkan antibiotic dan anti
demam. Keluhan demam dan nyeri sedikit berkurang setelah minum obat, dan kembali terasa
setelah obat habis.
Pasien merasa nyeri bertambah berat, badan terasa lesu dan lemah, dan bengkak pada paha kanan
juga dirasa semakin membesar, dan pasien mengalami kesulitan berjalan karena nyeri bertambah
berat saat kaki menumpu berat badan.

Riwayat Penyakit Dahulu:


Sebelumnya pasien belum pernah menderita penyakit serius dan tidak pernah dirawat di RS.
Tidak ada riwayat cedera.

Riwayat Penyakit Keluarga:


Kleuarga tidak ada yang mengalami penyakit serupa dengan pasien. Tidal ada riwayat kencing
manis pada keluarga.

Lembar 3
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Pasien berjalan masuk ruang periksa dengan pola jalan antalgic gait, raut wajah menahan sakit.
TD 120/70mm
BB: 59 kg
P 14x/menit
Suhu 37 C
Konjungktiva anemis, sclera tidak ikterik
Jantung: BJ I dan II murni, murmur (-), gallop (-)
Para: sonor, vesikuler. Ronki (-/-), wheezing (-/-)
Kelenjar getah bening inguinal : tidak teraba

Status Lokalis
Paha Kanan
Look : Tampak masa pada femur distal dextra anterior dan posterior, warna kulit sama dengan
sekitarnya, tidak tampak laserasi atau lesi lain pada kulit
Feel

: Massa pada femur distal teraba keras, melekat pada dasarnya, ukuran 7x8 cm, nyeri
tekan (+), teraba hangat

Move : Gerak aktif lutut kiri nyeri, lingkup gerak sendi terbatas karena nyeri, gerak pasif tidak
diperiksa karena nyeri

Lembar 4
Laboratorium darah
Hb

: 10,2 g/dL

Ht

: 35%

Leukosit

: 12.800/uL

Trombosit

:186.000/uL

LED

: 20 mm/jam

Alkali Fosfatase

: 300 UI

Gambaran Radiologi

BAB III
PEMBAHASAN

IDENTITAS
Nama

: Santoso

Usia

: 16 tahun

Saudara

: Anak Pertama dari 2 bersaudara

Pekerjaan

: Pelajar SMA kelas 1

Alamat

: Cirebon

Orangtua

: PNS

MASALAH
Masalah utama yang dialami pasien ini adalah bengkak dan nyeri pada bagian bawah paha.
Bengkak dan nyeri yang dialami oleh pasien dapat terjadi karena trauma, neoplasma dan
inflamasi jaringan karena infeksi atau penyakit penyerta lain.

HIPOTESIS
Berdasarkan gejala yang didapat maka hipotesis penyakit yang diderita pasien adalah
Neoplasma berupa Osteosarkoma, Osteokondroma, Ewing Sarkoma dan Osteoid Osteoma;
Trauma; serta Inflamasi.

Osteosarkoma(1)
Pasien menderita rasa nyeri yang semakin hebat, pembengkakan daerah yang terserang dan
menyerang usia muda 10-20 tahun. Umumnya ditemukan pada daerah metafisis tulang panjang.

Osteokondroma(1)
Pasien umumnya tidak merasakan sakit (painless) namun bila ada penekanan pada daerah bursa
atau jaringan lunak sekitarnya akan merasa sakit. Sering menyerang remaja yang
pertumbuhannya aktif dan dewasa muda. Benjolan keras ditemukan disekitar lesi. Predileksi
pada metafisis tulang panjang.
Ewing Sarkoma(1)
Pasien mengalami nyeri, pembengkakan pada sendi dan nyeri tekan pada daerah yang terserang,
terutama pada daerah diafisis dan metafisis tulang panjang. Menyerang usia 10-20 tahun.
Osteoid Osteoma(1)
Pasien mengalami nyeri pada suatu daerah tertentu yang menghilang dengan meminum salisilat.
Terjadi pada usia remaja dan dewasa muda 10-25 tahun. Sering ditemukan pada femur dan tibia.
Trauma pada daerah lutut
Fraktur yang tidak diatasi dengan benar pada daerah lutut dapat menyebabkan nyeri dan
pembengkakan yang terus berlangsung pada pasien
Inflamasi
Pasien mengalami infeksi atau trauma yang menyebabkan inflamasi pada lutut.

ANAMNESIS
Untuk informasi- informasi yang perlu diperlukan dari pasien tersebut, anamnesis yang
diperlukan di bagi menjadi :
o
o
o
o

Riwayat penyakit sekarang


Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat pengobatan

Riwayat penyakit sekarang

Apakah mengalami penurunan berat badan?


(ditanyakan untuk melihat kemungkinan berupa neoplasma/keganasan)

Apakah terdapat bagian lain yang mengalami nyeri atau bengkak?


(ditanyakan untuk menyingkirkan trauma)

Apakah mengalami demam?


(ditanyakan untuk melihat kemungkinan inflamasi karena infeksi)

Apakah bagian yang membengkak mengalami perubahan warna?


(ditanyakan untuk melihat kemungkinan tanda-tanda radang pada hipotesis inflamasi)

Apakah nyeri menetap, hilang timbul, atau hanya pada keadaan tertentu?
(Ditanyakan untuk melihat kemungkinan osteoid osteoma dan osteokondroma)

Riwayat penyakit dahulu

Apakah mengalami trauma sebelumnya?


(ditanyakan untuk menyingkirkan hipotesis trauma)

apakah sebelumnya pernah mengalami hal seperti ini?


(hal ini ditanyakan untuk melihat perjalanan penyakit)

Riwayat penyakit keluarga

Apakah anggota keluarga lain pernah menderita penyakit yang serupa?


(Ditanyakan untuk melihat kemungkinan herediter)

Riwayat pengobatan

Apakah sedang memakai obat-obatan lain?


(Obat penambah tinggi badan dapat memicu terjadinya neoplasma)

Interpretasi Anamnesis
Dari hasil anamnesis didapatkan pasien. tidak mengalami demam sehingga inflamasi
karena infeksi dapat dieliminasi. Pasien mengalami nyeri dan pembengkakan yang semakin
parah selama 2 bulan terakhir menunjukan perkembangan yang progresif danmengarah ke
neoplasma. Rasa nyeri yang dialami menghilang bila meminum analgesic dan antibiotic dari
dokter sebelumnya dan muncul kembali saat obat habis. Sejak dua bulan terakhir nafsu makan
menghilang dan berat badan pasien menurun merupakan gejala umum terjadinya keganasan.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Pasien berjalan masuk ruang periksa dengan pola jalan antalgic gait, raut wajah menahan sakit.
(pasien mengalami nyeri yang terlokalisir pada satu bagian saja)
TD

:120/70mm (tekanan darah pasien tidak bermasalah dan masih dianggap normal
karena nilai optimal tekanan darah adalah 120/80 mmHg)

BB

: 59 kg (orangtua menyatakan berat badan pasien turun dalam 2 bulan terakhir)

Pernafasan

: 14x/menit (Pernafasan pasien menurun sedikit karena kisaran normal adalah


16-20x/ menit, dapat disebabkan karena nafsu makan pasien yang

menurun
Suhu

sehingga energy pasien untuk beraktifitas normal berkurang)


: 37 C (Suhu tubuh pasien masih dalam batas normal yaitu 36.5-37.2C hal ini
mengeliminasi infeksi pada pasien)

Konjungktiva : anemis (dapat terjadi karena nafsu makan pasien yang berkurang dan kondisi
pasien yang lemah)
Sclera

: tidak ikterik (tidak ada kelainan metabolisme hepar)

Jantung

: BJ I dan II murni, murmur (-), gallop (-) (pasien tidak memiliki kelainan pada
jantung)

Paru

: sonor, vesikuler. Ronki (-/-), wheezing (-/-) (Pasien tidak mengalami kelainan
pada paru)

KGB inguinal : tidak teraba (pasien tidak mengalami infeksi)

Status Lokalis
Paha Kanan
Look : Tampak massa pada femur distal dextra anterior dan posterior, warna kulit sama dengan
sekitarnya, tidak tampak laserasi atau lesi lain pada kulit
Feel

: Massa pada femur distal teraba keras, melekat pada dasarnya, ukuran 7x8 cm, nyeri
tekan (+), teraba hangat

Move : Gerak aktif lutut kanan nyeri, lingkup gerak sendi terbatas karena nyeri, gerak pasif
tidak diperiksa karena nyeri

Interpretasi Status Lokalis


Pasien memiliki massa yang berukuran 7x8cm pada femur dextra bagian distal anterior dan
posterior. Massa tersebut sewarna dengan kulit, nyeri saat di tekan dan keras saat perabaan.
Massa teraba hangat karena kemungkinan hipervaskularisasi yang mengarah ke neoplasma.
Massa menyebabkan sendi lutut sulit digerakan dan terasa nyeri.

PEMERIKSAAN LABORATORIUM(2)
Hb

: 10,2 g/dL (Menurun. Dapat disebabkan karena kondisi pasien yang


lemah dan berkurangnya nafsu makan pasien. Nilai normal hemoglobin
pria adalah 13-16gr%)

Ht

: 35% (Menurun. Menunjukan berkurangnya persentase sel darah


merah pasien yang mungkin terjadi karena berkurangnya nafsu makan
pasien. Nilai normal hematokrit pria adalah 40-54%)

Leukosit

: 12.800/uL (Meningkat. Leukosit pasien mengalami peningkatan dapat


karena terjadinya peningkatan antibody pasien. Leukosit normal adalah
5000-10.000)

Trombosit

:186.000/uL (Normal. Batas normalnya adalah 150.000 400.000 u/L)

LED

: 20 mm/jam (Meningkat. Menandakan terjadinya penyakit kronis pada


pasien. LED normal pada pria adalah 0-10 mm/jam)

Alkali Fosfatase

: 300 UI (Meningkat. Menandakan terjadinya keganasan pada pasien.


Alkali Fosfatase normal adalah 45-190 UI)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Rontgen
Berdasar hasil rontgen pada bagian distal femur dextra ditemukan gambaran :
AP

: - terdapat gambaran sunray pada bagian medial distal tulang femur (1)
(menunjukan gambaran osteosarkoma)
- terdapat gambaran osteolitik pada lateral distal tulang femur(3)
(menunjukan fase destruksi tumor)
- terdapat gambaran osteosklerotik pada medial distal tulang femur
(menunjukan fase formasi tumor)

Lateral : - Terlihat gambaran soft tissue swelling


(tumor menginvasi soft tissue)(3)
- Terlihat gambaran radioopaque pada artikulasio genu
(tumor mempengaryhi persendian sehingga nyeri saat digerakkan)

DIAGNOSIS KERJA
Dari pemeriksaan yang didapatkan, kelompok kami menyimpulkan bahwa pasien ini menderita
osteosarkoma femur distal dextra.
Kelompok kami menyimpulkan hal tersebut karena pasien mengalami nyeri dan
pembengkakan di bagian paha bawah yang progresif, menurunnya berat badan secara mendadak
dan dari gambaran radiologi didapatkan sunray yang merupakan gambaran khas osteosarkoma.

PATOFISIOLOGI
Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang terjadi karena adanya perubahan pada sel-sel tulang.
Perubahan yang terjadi tergantung sel yang mengalami kelainan. Dapat berupa osteoblastik
dimana sel osteoblastik berlebihan jumlahnya. Tipe osteolitik dimana proses destruksi tulang
yang lebih menonjol. Dapat pula berupa tipe campuran dimana lesi osteolitik dan osteoblastik
seimbang.(1)
Proses berlangsungnya tumor sendiri masih idiopatik, namun disebutkan terdapat pengaruh
genetic dan lingkungan sebagai factor resiko terjadinya neoplasma osteosarkoma pada pasien.
Osteosarkoma berasal dari sel mesenkim yang membuat sel osteoblastik terbentuk banyak
sehingga menyerang metafisis tulang. Sel tumor tersebut akan menginvasi korteks tulang
kemudian menginvasi soft tissue swelling. Sel osteoblas yang menginvasi jaringan lunak tersebut
dapat tertangkap sinar roentgen berupa gambaran tulang yang halus yang disebut sunburst. Jika
semakin banyak maka sel tumor akan menginvasi periosteum dan membuat periosteum terangkat

oleh sel tumor membentuk bayangan segitiga codman. Ke bagian dalam sel tumor akan
menginvasi medulla tulang menyebabkan terjadinya gangguan osteoblast dan juga osteoklast
tulang(4).

PENATALAKSANAAN (1)
Pengobatan pada osteosarkoma adalah berupa reseksi atau amputasi tulang diatas tumor/
persendian diatas tumor. Kemoterapi dan radioterapi dapat diberikan pada pasien (1). Bila pasien
melakukan amputasi, maka untuk kedepannya dapat disarankan penggunaan protesa dan
pelatihan rehabilitasi.

PEMERIKSAAN ANJURAN(5)
Untuk melihat perjalanan penyakit dapat dilakukan pemeriksaan tambahan berupa:
1. Biopsi terbuka
2. MRI
3. CT Scan
4. Rontgen Thorax

PROGNOSIS
Ad Vitam

: Dubia Ad Malam

Ad Sanationam

: Dubia Ad Malam

Ad Functionam

: Ad Malam

BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
A.

ANATOMI(6)
Femur adalah tulang terbesar, terpanjang, dan terkuat ditubuh. Struktur tahan lamanya

mencerminkan fakta bahwa tekanan pada tulang paha selama melompat kuat bisa mencapai 280
kg/cm2 (sekitar 2 ton per inci persegi). Femur dilapisi oleh otot-otot besar di sepanjang paha.
Panjangnya kira-kira seperempat dari tinggi seseorang. Femur memiliki caput, collum, trochanter
major dan trochanter minor pada bagian superior. Bagian caput merupakan lebih kurang dua
pertiga bola dan berartikulasi dengan acetabulum dari os coxae membentuk articulatio coxae.
Pada pusat caput terdapat lekukan kecil yang disebut fovea capitis, yaitu tempat perlekatan
ligamentum dari caput. Sebagian suplai darah untuk caput femoris dihantarkan sepanjang
ligamen ini yaitu melalui arteri femoralis dan menuju ke arteri iliaka ekterna.

B.

OSTEOSARKOMA

Osteosarcoma adalah neoplasma malignan primer yang terdiri dari jaringan penyokong yg
maligna meliputi osteoid, osteosit dan kondrosit.
Secara epidemiologi, penyebaran osteosarkoma dibagi berdasar beberapa hal, yaitu (7):
1. Umur
Paling sering terjadi pada umur 10-20. Pada umur ini pertumbuhan tulang sedang

berada pada masa puncak (peak).


Bisa juga terdapat pada umur >50 tahun. Biasanya dikarenakan oleh penyakit sistemik
seperti penyakit paget.

2. Ras
Osteosarcoma bisa diderita oleh semua ras. Yang lebih sering adalah ras africanamerican dan kaukasian.
3. Jenis kelamin
Lebih banyak penderita pria dibanding wanita dikarenakan oleh periode pertumbuhan
dan perkembangan tulang pada pria lebih lama dibanding wanita.
Penyebab pasti dari osteosarcoma belum diketahui secara jelas. Adapun faktor resiko antara lain:
1. Pertumbuhan tulang yg berlebihan (overgrowth).
Biasanya osteosarcoma mempunyai tipikal lokasi yaitu pada metafisis. Tulang ini akan
menyerang area dimana terdapat pertumbuhan tulang yg paling cepat misalnya femur, tibia
dan humerus.
2. Faktor Lingkungan
Dapat berupa terpajan oleh radiasi dan bahan kimia karsinogenik.
3. Predisposisi genetic
Diplasia tulang, paget disease, enchondromatosis, hereditary multiple exostosis
dan retinoblastoma merupakan faktor resiko osteosarcoma.

Patogenesis(8)

Terdapat jalan masuk untuk tumbuhnya tumor yaitu hematogen dan permukaan tulang.
1. Hematogen
Tumor biasanya tumbuh ke dalam dan menggantikan jaringan metafisis kemudian
mengerosi korteks.
2. Permukaan
Invasi tumor melalui periosteum akan mengankat dan memisahkan periosteum dari cortex.
Pada daerah ini akan terjadi kalsifikasi antara lapisan perisoteum yg terangkat dengan
korteks, yang akan menciptakan segitiga codman. Hematogen merupakan jalur utama
penyebaran dan sebagai tempat metastasis biasanya di paru
Makroskopis(9)
Secara makroskopis, osteosarkoma yang telah diangkat merupakan massa solid yang sangat
vaskuler. Umumnya menyerang medulla metafisis kemudian menginvasi bagian lain. Tumor
dapat menembus korteks dan membuat periosteum terangkat yang menimbulkan gambaran khas
pada osteosarkoma yaitu segitiga codman. Jika semakin parah, maka tumor dapat bermetastasis
ke jaringan lunak disekitar tulang.

Mikroskopis(10)

Secara mikroskopis pada osteosarkoma, gambaran yang terlihat tergantung dari tipe
osteosarkoma yang menyerang. Pada tipe osteoblastik osteoma, gambaran sel osteoblas lebih
dominan. Pada tipe khondroblastik osteosarkoma, tulang terbentuk dari matriks yang terlihat
seperti kartilago dengan sel maligna dapat ditemukan pada lacuna tulang. Pada varian lain, juga
dapat terlihat jumlah sel osteoid yang banyak pada tulang.

Manifestasi Klinis
Pasien umumnya datang dengan keluhan nyeri pada lokasi tumor, terdapat limatasi
gerakan, gangguan cara berjalan dan pembengkakan pada lokasi tumor. Dengan pemeriksaan
fisik juga dapat ditemukan massa yang teraba hangat pada lokasi tumor. Gejala sekunder lain
yang timbul adalah berat badan menurun, dan badan dapat terasa lemah dan lesu.

Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis ostesarcoma dapat dilakukan:
1. Tes darah rutin.
2. CT-Scan. Untuk melihat apakah sudah metastasis ke paru-paru.
3. X ray imaging. Pada foto x ray penderita ostesarcoma dapat ditemukan tanda khas yaitu
sunburst. Merupakan reaksi periostal yang disebabkan oleh tumor.
4. Biopsi.
Dengan fine needle aspiration untuk mencegah metastasis ke jaringan ikat sekitarnya.
Pentalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas dengan metode


seefektif mungkin :

Tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi

Kemotrapi mengurangi masa tumor dengan alkilatin kimotrapi yang komfirmasikan yang
dilaksanakan sebelum dan sesudah pembedahan dengan tujuan untuk membasmi lesi
micro metastatik

Analgesik dan narkotik

Pemberian nutrisi kepada pasien harus seimbang dan adekuat.

BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan dan data yang data, pasien mengalami osteosarkoma


berdasarkan dengan ditemukannya tanda-tanda keganasan pada anamnesis, massa yang
berukuran besar, padat sewarna kulit, teraba hangat dan melekat pada dasarnya pada pemeriksaan
lokalis. Hasil pemeriksaan laboratorium dan roentgen tulang femur mendukung diagnosis
osteosarkoma pada pasien.
Penyebab terjadinya osteosarkoma belum diketahui namun selayaknya keganasan diduga
genetic dan lingkungan memiliki pengaruh sebagai factor resiko timbulnya keganasan. Prognosis
osteosarkoma sebagai tumor ganas termasuk buruk, namun hal itu didasarkan dengan sejauh
mana tumor sudah bermetastasis. Persentase survival pada pasien yang mendapat penanganan
dini mencapai 70%. (5)

DAFTAR PUSTAKA

1. Rasjad C. Pengantar Bedah Ortopedi. Tumor Tulang dan sejenisnya. Yarsif Yatampone:
Makasar. 2007. Hal 276-316.
2. Interpreting

Hematology

Result.

Avalaible

at:

http://www.wisc-

online.com/objects/ViewObject.aspx?ID=NUR5304. Accessed 1 Nov, 2011.


3. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi Edisi 3. EGC: Jakarta. 2009. hal 354
4. Ragsdale BD, Madewell JE, Sweet DE. Radiologic and pathologic analysis of solitary
bone lesions. Part II: Periosteal reactions. Radiol Clin N Am 1981;19:749-783.
5. Sarcomahelp.

Prognosis

of

Osteosarcoma.

Available

at:

http://sarcomahelp.org/osteosarcoma.html. Accessed 1 Nov, 2011.


6. Marieb EN, Hoehn K. Human anatomy and physiology 7th Edition. South Asia: Pearson
Education. 2004. Available at: http://www.scribd.com/doc/55252203.
7. Medscape. Osteosarcoma. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/1256857overview#a03. Accessed Nov 1, 2011.
8. Robbins SL, Kumar V. Pathology 4th edition. Jakarta: EGC. 1995. p 459-60.
9. University Sains Malaysia E-Library. Macroscopic Osteosarcoma. Available at:
http://www.medic.usm.my/~pathology/bonepath/bonepath/Osteosarcoma.html. Accessed
1 Nov, 2011.
10. Marina N, Gebhardt M, Teot L et al. Biology and therapeutic advances for pediatric
osteosarcoma. The Oncologist 2004; 9: 422-441. Available at:
http://sarcomahelp.org/osteosarcoma.html. Accessed 1 Nov, 2011.

You might also like