Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK V
BAB I
PENDAHULUAN
Tumor merupakan kelainan pada sistem musculoskeletal yang bersifat neoplastik. Tumor
dalam arti sempit adalah benjolan, sedangkan setiap pertumbuhan baru yang abnormal disebut
neoplasma. Tumor dapat bersifat jinak ataupun ganas. Tumor ganas dapat bersifat primer yaitu
berasal dari sel tulang itu sendiri atau sekunder yaitu dari metastasis (infiltrasi) tumor ganas
organ lain ke dalam tulang.(1)
Dari seluruh tumor tulang primer 65,8% bersifat jinak dan 34,2% bersifat ganas dengan
perbandingan 3:1. Tumor jinak primer tulang yang paling sering ditemukan adalah osteoma
(39,3%), osteokondroma (32,5%) kondroma (9,8%) dan sisanya tumor jinak yang lain. Untuk
tumor ganas pada tulang yang paling sering adalah osteosarkoma (48,8%) dikuti giant cell tumor
(17,5%), kondrosarkoma (10%) dan sisanya tumor ganas yang lain.(1)
BAB II
LEMBAR KASUS
Lembar 1
Seorang anak laki-laki 16 tahun datang mengeluh lulut kanan terasa sakit dan bengkak
Lembar 2
Identitas Pasien
Nama
: Santoso
Usia
: 16 tahun
Saudara
Pekerjaan
Alamat
: Cirebon
Orangtua
: PNS
Lembar 3
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Pasien berjalan masuk ruang periksa dengan pola jalan antalgic gait, raut wajah menahan sakit.
TD 120/70mm
BB: 59 kg
P 14x/menit
Suhu 37 C
Konjungktiva anemis, sclera tidak ikterik
Jantung: BJ I dan II murni, murmur (-), gallop (-)
Para: sonor, vesikuler. Ronki (-/-), wheezing (-/-)
Kelenjar getah bening inguinal : tidak teraba
Status Lokalis
Paha Kanan
Look : Tampak masa pada femur distal dextra anterior dan posterior, warna kulit sama dengan
sekitarnya, tidak tampak laserasi atau lesi lain pada kulit
Feel
: Massa pada femur distal teraba keras, melekat pada dasarnya, ukuran 7x8 cm, nyeri
tekan (+), teraba hangat
Move : Gerak aktif lutut kiri nyeri, lingkup gerak sendi terbatas karena nyeri, gerak pasif tidak
diperiksa karena nyeri
Lembar 4
Laboratorium darah
Hb
: 10,2 g/dL
Ht
: 35%
Leukosit
: 12.800/uL
Trombosit
:186.000/uL
LED
: 20 mm/jam
Alkali Fosfatase
: 300 UI
Gambaran Radiologi
BAB III
PEMBAHASAN
IDENTITAS
Nama
: Santoso
Usia
: 16 tahun
Saudara
Pekerjaan
Alamat
: Cirebon
Orangtua
: PNS
MASALAH
Masalah utama yang dialami pasien ini adalah bengkak dan nyeri pada bagian bawah paha.
Bengkak dan nyeri yang dialami oleh pasien dapat terjadi karena trauma, neoplasma dan
inflamasi jaringan karena infeksi atau penyakit penyerta lain.
HIPOTESIS
Berdasarkan gejala yang didapat maka hipotesis penyakit yang diderita pasien adalah
Neoplasma berupa Osteosarkoma, Osteokondroma, Ewing Sarkoma dan Osteoid Osteoma;
Trauma; serta Inflamasi.
Osteosarkoma(1)
Pasien menderita rasa nyeri yang semakin hebat, pembengkakan daerah yang terserang dan
menyerang usia muda 10-20 tahun. Umumnya ditemukan pada daerah metafisis tulang panjang.
Osteokondroma(1)
Pasien umumnya tidak merasakan sakit (painless) namun bila ada penekanan pada daerah bursa
atau jaringan lunak sekitarnya akan merasa sakit. Sering menyerang remaja yang
pertumbuhannya aktif dan dewasa muda. Benjolan keras ditemukan disekitar lesi. Predileksi
pada metafisis tulang panjang.
Ewing Sarkoma(1)
Pasien mengalami nyeri, pembengkakan pada sendi dan nyeri tekan pada daerah yang terserang,
terutama pada daerah diafisis dan metafisis tulang panjang. Menyerang usia 10-20 tahun.
Osteoid Osteoma(1)
Pasien mengalami nyeri pada suatu daerah tertentu yang menghilang dengan meminum salisilat.
Terjadi pada usia remaja dan dewasa muda 10-25 tahun. Sering ditemukan pada femur dan tibia.
Trauma pada daerah lutut
Fraktur yang tidak diatasi dengan benar pada daerah lutut dapat menyebabkan nyeri dan
pembengkakan yang terus berlangsung pada pasien
Inflamasi
Pasien mengalami infeksi atau trauma yang menyebabkan inflamasi pada lutut.
ANAMNESIS
Untuk informasi- informasi yang perlu diperlukan dari pasien tersebut, anamnesis yang
diperlukan di bagi menjadi :
o
o
o
o
Apakah nyeri menetap, hilang timbul, atau hanya pada keadaan tertentu?
(Ditanyakan untuk melihat kemungkinan osteoid osteoma dan osteokondroma)
Riwayat pengobatan
Interpretasi Anamnesis
Dari hasil anamnesis didapatkan pasien. tidak mengalami demam sehingga inflamasi
karena infeksi dapat dieliminasi. Pasien mengalami nyeri dan pembengkakan yang semakin
parah selama 2 bulan terakhir menunjukan perkembangan yang progresif danmengarah ke
neoplasma. Rasa nyeri yang dialami menghilang bila meminum analgesic dan antibiotic dari
dokter sebelumnya dan muncul kembali saat obat habis. Sejak dua bulan terakhir nafsu makan
menghilang dan berat badan pasien menurun merupakan gejala umum terjadinya keganasan.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Pasien berjalan masuk ruang periksa dengan pola jalan antalgic gait, raut wajah menahan sakit.
(pasien mengalami nyeri yang terlokalisir pada satu bagian saja)
TD
:120/70mm (tekanan darah pasien tidak bermasalah dan masih dianggap normal
karena nilai optimal tekanan darah adalah 120/80 mmHg)
BB
Pernafasan
menurun
Suhu
Konjungktiva : anemis (dapat terjadi karena nafsu makan pasien yang berkurang dan kondisi
pasien yang lemah)
Sclera
Jantung
: BJ I dan II murni, murmur (-), gallop (-) (pasien tidak memiliki kelainan pada
jantung)
Paru
: sonor, vesikuler. Ronki (-/-), wheezing (-/-) (Pasien tidak mengalami kelainan
pada paru)
Status Lokalis
Paha Kanan
Look : Tampak massa pada femur distal dextra anterior dan posterior, warna kulit sama dengan
sekitarnya, tidak tampak laserasi atau lesi lain pada kulit
Feel
: Massa pada femur distal teraba keras, melekat pada dasarnya, ukuran 7x8 cm, nyeri
tekan (+), teraba hangat
Move : Gerak aktif lutut kanan nyeri, lingkup gerak sendi terbatas karena nyeri, gerak pasif
tidak diperiksa karena nyeri
PEMERIKSAAN LABORATORIUM(2)
Hb
Ht
Leukosit
Trombosit
LED
Alkali Fosfatase
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Rontgen
Berdasar hasil rontgen pada bagian distal femur dextra ditemukan gambaran :
AP
: - terdapat gambaran sunray pada bagian medial distal tulang femur (1)
(menunjukan gambaran osteosarkoma)
- terdapat gambaran osteolitik pada lateral distal tulang femur(3)
(menunjukan fase destruksi tumor)
- terdapat gambaran osteosklerotik pada medial distal tulang femur
(menunjukan fase formasi tumor)
DIAGNOSIS KERJA
Dari pemeriksaan yang didapatkan, kelompok kami menyimpulkan bahwa pasien ini menderita
osteosarkoma femur distal dextra.
Kelompok kami menyimpulkan hal tersebut karena pasien mengalami nyeri dan
pembengkakan di bagian paha bawah yang progresif, menurunnya berat badan secara mendadak
dan dari gambaran radiologi didapatkan sunray yang merupakan gambaran khas osteosarkoma.
PATOFISIOLOGI
Osteosarkoma merupakan tumor ganas yang terjadi karena adanya perubahan pada sel-sel tulang.
Perubahan yang terjadi tergantung sel yang mengalami kelainan. Dapat berupa osteoblastik
dimana sel osteoblastik berlebihan jumlahnya. Tipe osteolitik dimana proses destruksi tulang
yang lebih menonjol. Dapat pula berupa tipe campuran dimana lesi osteolitik dan osteoblastik
seimbang.(1)
Proses berlangsungnya tumor sendiri masih idiopatik, namun disebutkan terdapat pengaruh
genetic dan lingkungan sebagai factor resiko terjadinya neoplasma osteosarkoma pada pasien.
Osteosarkoma berasal dari sel mesenkim yang membuat sel osteoblastik terbentuk banyak
sehingga menyerang metafisis tulang. Sel tumor tersebut akan menginvasi korteks tulang
kemudian menginvasi soft tissue swelling. Sel osteoblas yang menginvasi jaringan lunak tersebut
dapat tertangkap sinar roentgen berupa gambaran tulang yang halus yang disebut sunburst. Jika
semakin banyak maka sel tumor akan menginvasi periosteum dan membuat periosteum terangkat
oleh sel tumor membentuk bayangan segitiga codman. Ke bagian dalam sel tumor akan
menginvasi medulla tulang menyebabkan terjadinya gangguan osteoblast dan juga osteoklast
tulang(4).
PENATALAKSANAAN (1)
Pengobatan pada osteosarkoma adalah berupa reseksi atau amputasi tulang diatas tumor/
persendian diatas tumor. Kemoterapi dan radioterapi dapat diberikan pada pasien (1). Bila pasien
melakukan amputasi, maka untuk kedepannya dapat disarankan penggunaan protesa dan
pelatihan rehabilitasi.
PEMERIKSAAN ANJURAN(5)
Untuk melihat perjalanan penyakit dapat dilakukan pemeriksaan tambahan berupa:
1. Biopsi terbuka
2. MRI
3. CT Scan
4. Rontgen Thorax
PROGNOSIS
Ad Vitam
: Dubia Ad Malam
Ad Sanationam
: Dubia Ad Malam
Ad Functionam
: Ad Malam
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
A.
ANATOMI(6)
Femur adalah tulang terbesar, terpanjang, dan terkuat ditubuh. Struktur tahan lamanya
mencerminkan fakta bahwa tekanan pada tulang paha selama melompat kuat bisa mencapai 280
kg/cm2 (sekitar 2 ton per inci persegi). Femur dilapisi oleh otot-otot besar di sepanjang paha.
Panjangnya kira-kira seperempat dari tinggi seseorang. Femur memiliki caput, collum, trochanter
major dan trochanter minor pada bagian superior. Bagian caput merupakan lebih kurang dua
pertiga bola dan berartikulasi dengan acetabulum dari os coxae membentuk articulatio coxae.
Pada pusat caput terdapat lekukan kecil yang disebut fovea capitis, yaitu tempat perlekatan
ligamentum dari caput. Sebagian suplai darah untuk caput femoris dihantarkan sepanjang
ligamen ini yaitu melalui arteri femoralis dan menuju ke arteri iliaka ekterna.
B.
OSTEOSARKOMA
Osteosarcoma adalah neoplasma malignan primer yang terdiri dari jaringan penyokong yg
maligna meliputi osteoid, osteosit dan kondrosit.
Secara epidemiologi, penyebaran osteosarkoma dibagi berdasar beberapa hal, yaitu (7):
1. Umur
Paling sering terjadi pada umur 10-20. Pada umur ini pertumbuhan tulang sedang
2. Ras
Osteosarcoma bisa diderita oleh semua ras. Yang lebih sering adalah ras africanamerican dan kaukasian.
3. Jenis kelamin
Lebih banyak penderita pria dibanding wanita dikarenakan oleh periode pertumbuhan
dan perkembangan tulang pada pria lebih lama dibanding wanita.
Penyebab pasti dari osteosarcoma belum diketahui secara jelas. Adapun faktor resiko antara lain:
1. Pertumbuhan tulang yg berlebihan (overgrowth).
Biasanya osteosarcoma mempunyai tipikal lokasi yaitu pada metafisis. Tulang ini akan
menyerang area dimana terdapat pertumbuhan tulang yg paling cepat misalnya femur, tibia
dan humerus.
2. Faktor Lingkungan
Dapat berupa terpajan oleh radiasi dan bahan kimia karsinogenik.
3. Predisposisi genetic
Diplasia tulang, paget disease, enchondromatosis, hereditary multiple exostosis
dan retinoblastoma merupakan faktor resiko osteosarcoma.
Patogenesis(8)
Terdapat jalan masuk untuk tumbuhnya tumor yaitu hematogen dan permukaan tulang.
1. Hematogen
Tumor biasanya tumbuh ke dalam dan menggantikan jaringan metafisis kemudian
mengerosi korteks.
2. Permukaan
Invasi tumor melalui periosteum akan mengankat dan memisahkan periosteum dari cortex.
Pada daerah ini akan terjadi kalsifikasi antara lapisan perisoteum yg terangkat dengan
korteks, yang akan menciptakan segitiga codman. Hematogen merupakan jalur utama
penyebaran dan sebagai tempat metastasis biasanya di paru
Makroskopis(9)
Secara makroskopis, osteosarkoma yang telah diangkat merupakan massa solid yang sangat
vaskuler. Umumnya menyerang medulla metafisis kemudian menginvasi bagian lain. Tumor
dapat menembus korteks dan membuat periosteum terangkat yang menimbulkan gambaran khas
pada osteosarkoma yaitu segitiga codman. Jika semakin parah, maka tumor dapat bermetastasis
ke jaringan lunak disekitar tulang.
Mikroskopis(10)
Secara mikroskopis pada osteosarkoma, gambaran yang terlihat tergantung dari tipe
osteosarkoma yang menyerang. Pada tipe osteoblastik osteoma, gambaran sel osteoblas lebih
dominan. Pada tipe khondroblastik osteosarkoma, tulang terbentuk dari matriks yang terlihat
seperti kartilago dengan sel maligna dapat ditemukan pada lacuna tulang. Pada varian lain, juga
dapat terlihat jumlah sel osteoid yang banyak pada tulang.
Manifestasi Klinis
Pasien umumnya datang dengan keluhan nyeri pada lokasi tumor, terdapat limatasi
gerakan, gangguan cara berjalan dan pembengkakan pada lokasi tumor. Dengan pemeriksaan
fisik juga dapat ditemukan massa yang teraba hangat pada lokasi tumor. Gejala sekunder lain
yang timbul adalah berat badan menurun, dan badan dapat terasa lemah dan lesu.
Diagnosis
Untuk menegakkan diagnosis ostesarcoma dapat dilakukan:
1. Tes darah rutin.
2. CT-Scan. Untuk melihat apakah sudah metastasis ke paru-paru.
3. X ray imaging. Pada foto x ray penderita ostesarcoma dapat ditemukan tanda khas yaitu
sunburst. Merupakan reaksi periostal yang disebabkan oleh tumor.
4. Biopsi.
Dengan fine needle aspiration untuk mencegah metastasis ke jaringan ikat sekitarnya.
Pentalaksanaan
Kemotrapi mengurangi masa tumor dengan alkilatin kimotrapi yang komfirmasikan yang
dilaksanakan sebelum dan sesudah pembedahan dengan tujuan untuk membasmi lesi
micro metastatik
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Rasjad C. Pengantar Bedah Ortopedi. Tumor Tulang dan sejenisnya. Yarsif Yatampone:
Makasar. 2007. Hal 276-316.
2. Interpreting
Hematology
Result.
Avalaible
at:
http://www.wisc-
Prognosis
of
Osteosarcoma.
Available
at: