You are on page 1of 5

Konsep Kekuasaan

Kekuasaan memegang peranan penting dalam pembentukan strata


sosial seseorang. Semakin tinggi jabatan seseorang dalam organisasi,
pengaruhnya akan semakin besar dan secara otomatis kekuasaannya
semakin

meluas

kekuasaan

sehingga

merujuk

strata

kepada

sosialnya

kemampuan

semakin

naik.

Konsep

seseorang

atau

kelompok

manusia untuk mempengaruhi tingkah-laku seseorang atau kelompok lain


sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan
dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu (Budiardjo, 2000:35).
Dengan demikan konsep kekuasaan itu sangat luas, karena setiap manusia
pada hakikatnya merupakan subyek dan sekaligus sebagai obyek kekuasaan.
Misalnya, sekalipun seorang presiden sebagai penguasa eksekutif tertinggi
(subyek kekuasaan), tetapi ia harus tunduk kepada undang-undang (obyek
kekuasaan). Banyak definisi tentang kekuasaan yang telah disampaikan oleh
beberapa pakar dan berikut adalah tokoh dunia yang turut menyumbangkan
ilmu dan pandangannya tentang kekuasaan, sebagai berikut:

Menurut

Gibson

dan

kawan-kawan

(1997)

kekuasaan

adalah

kemampuan untuk memperoleh sesuatu dengan cara yang diinginkan


seseorang agar orang lain melakukannya. Jadi kekuasaan itu adalah
kemampuan

untuk

diinginkannya.
B. M. Bass (1990)
kekuasaan

itu

membuat
dalam

adalah

orang

Robbins

suatu

lain

melakukan

(2002)

kapasitas

apa

mengatakan

yang

dimiliki

yang
bahwa
untuk

mempengaruhi perilaku B sehingga B bertindak sesuai dengan


keinginan A. Definisi diatas senada dengan pendapat Robert Dahl yang
mengatakan kekuasaan sebagai A memiliki kekuasaan atas B, berarti

A dapat memerintah B untuk melakukan sesuatu yang diinginkan A.


Shaun Tyson dan Tony Jackson (2000) mengatakan kekuasaan itu
sebagai

kapasitas

kehendak orang lain.

untuk

memaksa

seseorang

untuk

menuruti

Max Weber, seorang sosiolog dan ahli ekonomi politik berkebangsaan


Jerman berpendapat bahwa kekuasaan adalah kemungkinan yang
membuat seseorang di dalam suatu hubungan sosial berada dalam
suatu

jabatan

melaksanakan

keinginannya

sendiri

dan

menyingkirkan segala halangan yang melintas dihadapannya.


Prof. Miriam Budihardjo, seorang pakar ilmu politik wanita dan anggota
Komnasham
seseorang

untuk

menyatakan
atau

bahwa

kelompok

kekuasaan

untuk

adalah

mempengaruhi

kemampuan
tingkah

laku

seseorang atau kelompok lain sesuai dari keinginan pelaku.


Ramlan Surbakti, wakil ketua KPU periode 2002-2007 memandang
bahwa kekuasaan sebagai kemampuan mempengaruhi pihak lain

untuk berpikir dan berperilaku sesuai kehendak yang mempengaruhi.


Menurut Bertrand Russel, seorang filsuf dari Inggris, kekuasaan adalah
konsep dasar ilmu sosial. Kekuasaan penting dalam kehidupan
organisasi dan bahwa kekuasaan dalam organisasi terikat dengan
status seseorang.

Jadi kekuasaan adalah merupakan sebuah konsep yang multi segi yang
telah dianalisis dari berbagai perspektif: sebagai karakteristk individual,
sebagai

proses

diperdagangkan,

pengaruh
sebagai

interpersonal,

tipe

penyebab

sebagai
dan

komoditas

sebagai

topic

yang
dalam

mempelajari nilai dan etika. (Cavanaugh, 1984 dalam Tyson dan Jackson,
2000).

Sumber atau Basis dan Bentuk Kekuasaan


Menurut

Amitai

Etziomi

yang

dikutip

oleh

Miftah

Toha

(1998)

mengatakan bahwa sumber dan bentuk kekuasaan itu ada dua yakni
kekuasaan jabatan (position power) dan kekuasaan pribadi (personal power).
Perbedaan keduanya bersemi pada konsep kekuasaan itu sendiri sebagai
suatu kemampuan untuk memengaruhi perilaku. Kekuasaan dapat diperoleh
dari jabatan organisasi, pengaruh pribadi atau keduanya.

Seseorang

yang

mempunyai

kemampuan

untuk

mempengaruhi

perilaku orang lain untuk melakukan kerja karena jabatan organisasi yang
disandangnya,

maka

orang

itu

memiliki

kekuasaan

jabatan.

Adapun

seseorang yang memperoleh kekuasaan dari para pengikutnya dikatakan


mempunyai kekuasaan pribadi. Bisa saja seseorang bisa memiliki keduanya.
Menurut John French & Bertram Raven (1965) dalam Tyson dan Jackson
(2000), ada lima basis kekuasaan, yaitu:
1. Kekuasaan Legal atau Legitimasi (Legitimate power), yaitu kekuasaan
yang bersumber pada jabatan atau wewenang atau posisi yang dimiliki
seseorang pemimpin. Makin tinggi posisi, makin besar kekuasaan
legitimasinya. Kekuasaan legitimasi adalah kekuasaan yang diperoleh
secara sah karena posisi seseorang dalam kelompok atau hirarkhi
keorganisasian. Contoh: Termasuk dalam jenis ini adalah komandan
tentara, kepala dinas, presiden atau perdana menteri, dan sebagainya
yang mendapat kekuasaannya karena ditunjuk dan/atau diperkuat
dengan peraturan atau perundangan yang resmi.
2. Kekuasaan Imbalan atau Ganjaran atau Penghargaan (Reward power),
yaitu merupakan suatu kekuasan yang didasarkan atas pemberian
harapan, pujian, penghargan atau pendapatan bagi terpenuhinya
permintaan seseorang pemimpin terhadap bawahannya seperti gaji,
promosi

atau

penghargaan

jasa

lainnya

seperti

meningkatkan

kenyamanan kondisi kerja, majikan yang menggaji karyawannya,


pemilik sawah yang mengupah buruhnya, kepala suku atau kepala
kantor

yang

bawahannya,

dapat
dan

memberi

sebagainya,

ganjaran

kepada

memimpin

anggota

berdasarkan

atau

sumber

kekuasaan jenis ini.


3. Kekuasaan Paksaan (Coercive power), yaitu kekuasaan yang diperoleh
dengan membuat para pengikut memiliki rasa takut. Dengan demikian
sumber kekuasaan diperoleh dari rasa takut. Seorang pengikut merasa

bahwa kegagalan memenuhi permintaan seorang pemimpin dapat


menyebabkan dijatuhkannya sesuatu bentuk hukuman. Misalnya bila
tak mengikuti perintah pimpinan, bisa dipindah, ditunda pembayaran
gaji atau pangkatnya, dll. Walaupun demikian, ada kepemimpinan yang
sumbernya hanya kendali atas hukuman saja. Kepemimpinan jenis ini
adalah kepemimpinan yang berdasarkan atas rasa takut. Contohnya,
preman-preman yang memunguti pajak dari pemilik-pemilik toko. Para
pemilik toko mau saja menuruti kehendak para preman itu karena
takut mendapat perlakuan kasar. Demikian pula anak kelas 1 SMP
takut kepada seniornya murid kelas 3 yang galak dan suka memukul
sehingga kehendak senior itu selalu dituruti.
4. Kekuasaan Ahli (Expert power), yaitu kekuasasan yang didasarkan atas
ketrampilan khusus, keahlian atau pengetahuan yang dimiliki oleh
pemimpin dimana para pengikutnya menganggap bahwa orang itu
mempunyai keahlian yang relevan dan yakin keahliannya itu melebihi
keahlian mereka

sendiri. Contoh: Pasien-pasien di

rumah sakit

menganggap dokter sebagai pemimpin atau panutan karena dokterlah


yang dianggap paling ahli untuk menyembuhkan penyakitnya.
5.

Kekuasaan Acuan atau Referensi (Referent power), yaitu kekuasaan


yang diperoleh atau bersumber karena sifat-sifat pribadi (kepribadian)
yang disenangi atau dikagumi. Suatu kekuasaan yang didasarkan atas
daya

tarik

seseorang,

seorang

pemimpin

dikagumi

oleh

para

pengikutnya karena memiliki suatu ciri khas, bentuk kekuasaan ini


secara populer dinamakan kharisma. Pemimpin yang memiliki daya
kharisma yang tinggi dapat meningkatkan semangat dan menarik
pengikutnya untuk melakukan sesuatu, pemimpin yang demikian tidak
hanya diterima secara mutlak namun diikuti sepenuhnya. Sifat dapat
bergaul, setia kawan atau setia kepada kelompok dapat merupakan
sumber kekuasaan sehingga seseorang dianggap sebagai pemimpin.

Ibu-ibu ketua kelompok arisan, misalnya, dipilih karena sifat-sifat


pribadi jenis ini.
6. Kekuasaan Informasi (Information power), yaitu kekuasaan yang
diperoleh seseorang karena ia punya akses informasi. Informasi mana
dinilai sangat penting oleh para pengikutnya. Oleh karena itu, siapa
yang menguasai informasi dapat menjadi pemimpin. Contoh: Orang
yang paling tahu jalan di antara serombongan pendaki gunung yang
tersesat akan menjadi pemimpin rombongan itu. Ulama akan menjadi
pemimpin dalam agama. Ilmuwan menjadi pemimpin dalam ilmu
pengetahuan.
Hersey dan Gold Smith (1979) yang dikutip oleh Miftah Toha (1998)
kemudian mencetuskan basis kekuasaan yang ketujuh yaitu kekuasaan
koneksi.
7. Kekuasaan

Koneksi

(Connection

power),

yaitu

kekuasaan

yang

bersumber pada hubungan yang dijalin oleh seseorang (pimpinan)


dengan orang-orang penting atau berpengaruh baik diluar maupun
didalam organisasi. Contohnya adalah ketika presiden Soeharto bisa
menjabat menjadi presiden selama 32 tahun. Hal ini bisa terjadi karena
kebanyakan para DPR & MPR pada masa itu mayoritas perwakilan dari
partai

Golkar

sehingga

dapat

kekuasaan

Soeharto

dapat

dipertahankan.
Sumber:
http://www.anneahira.com/kekuasaan-menurut-para-ahli.htm
http://community.gunadarma.ac.id/blog/view/id_3485/title_kekua

saan-power/
http://id.shvoong.com/social-sciences/political-science/2124703-

konsep-kekuasaan/#ixzz1egHxmKLI
http://qalbinur.wordpress.com/2008/04/18/konsep-kekuasaan/

You might also like