Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kosmetik adalah zat yang digunakan untuk meningkatkan penampilan
tubuh manusia . Kosmetik termasuk perawatan kulit krim, lotion, bedak,
parfum, lipstik, kuku dan cat kuku kaki, mata dan riasan wajah, gelombang
permanen, lensa kontak berwarna, warna rambut, semprotan rambut dan gel,
deodoran, produk bayi, minyak mandi, gelembung mandi, mandi garam,
mentega dan jenis lain.
Pewarna bibir merupakan sediaan kosmetika yang digunakan untuk
mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga dapat meningkatkan
estetika dalam tata rias wajah. Sediaan pewarna bibir terdapat dalam
berbagai bentuk, seperti cairan, krayon, dan krim. Pewarna bibir modern
yang disukai adalah jenis sediaan pewarna bibir yang jika dilekatkan pada
bibir akan memberikan selaput yang kering. Dewasa ini, pewarna bibir cair
dan krim tidak banyak dijumpai dalam peredaran, yang banyak digunakan
adalah pewarna bibir dalam bentuk krayon. Pewarna bibir krayon lebih
dikenal dengan sebutan lipstik.
Lipstik merupakan pewarna bibir yang dikemas dalam bentuk batang
padat (stick) terdiri dari zat pewarna yang terdispersi dalam pembawa yang
terbuat dari lilin dan minyak, dalam komposisi yang sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikehendaki.
BAB II
ISI
II.1 Pengertian dan Manfaat Lipstick
Lipstik merupakan suatu kosmetik dekoratif yang berfungsi untuk
memberi warna pada bibir, sehingga dapat memberi efek mempercerah
wajah dan sekaligus untuk melembabkan serta melindungi bibir dari radiasi
sinar ultraviolet (Mitsui, 1997).
Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam pembawa yang
terbuat dari campuran lilin dan minyak dalam komposisi yang sedemikian
rupa sehingga dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikendaki.
Suhu lebur lipstik yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang
mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-38 0 C. Tetapi karena harus
memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca sekelilingnya,
terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lipstik dibuat lebih tinggi, yang
dianggap lebih sesuai diatur pada suhu lebih kurang 62 0 C, biasanya berkisar
antara 55-750 C (Ditjen POM, 1985).
Kosmetik rias bibir selain untuk merias bibir ternyata disertai juga
dengan bahan untuk meminyaki dan melindungi bibir dari lingkungan yang
merusak, misalnya sinar ultraviolet. Ada beberapa macam kosmetika rias
bibir, yaitu lipstik, lip crayon, krim bibir (lip cream), pengkilap bibir (lip gloss),
penggaris bibir (lip liner) dan lip sealer (Wasitaatmadja, 1997).
8. Lipgloss
Efek glossy atau mengkilat pada bibir, dapat diperoleh dengan
menggunakan lipgloss atau lip sheener sehingga bibir terlihat halus, lembut
dan mengkilat. Lipgloss dipakai setelah menggunakan lipstik.
sebab itu, paraffin wax harus dikombinasikan dengan basis wax lain untuk
memperbaiki sifatnya. Salah satu yang dapat dikombinasikan dengan paraffin
wax adalah carnauba wax. Dalam jumlah kecil, carnauba wax dapat
menaikkan kelembutan dan kekuatan lipstik sehingga tidak menjadi mudah
patah dan rapuh, juga dapat menaikkan titik leleh dan memudahkan pada
saat proses pencetakan. Carnauba wax merupakan salah satu lilin alami dari
sayuran yang terkeras, dan memiliki titik leleh tinggi yaitu 85C (Lauffer,
1972). Kombinasi terbaik dari basis paraffin wax dan carnauba wax dalam
sediaan lipstik dapat diperoleh dengan menggunakan metode Simplex Lattice
Design. Metode tersebut dapat digunakan untuk optimasi formula pada
berbagai jumlah komposisi bahan yang berbeda sehingga menghasilkan
formula optimum yang memiliki sifat-sifat fisik yang diharapkan. Metode ini
cepat dan praktis karena dapat menghindarkan penentuan formula secara
coba-coba (trial and error) (Armstrong and James, 1996; Bolton, 1997)
3. Lemak
Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang
berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang
lembut, meningkatkan kekuatan lipstik, dan dapat mengurangi efek
berkeringat dan pecah pada lipstik. Fungsinya yang lain dalam proses
pembuatan lipstik adalah sebagai pengikat dalam basis antara fase minyak
dan fase lilin dan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak padat
yang biasa digunakan dalam basis lipstik adalah lemak coklat, lanolin, lesitin,
8
minyak nabati terhidrogenasi dan lain-lain (Jellineck, 1976). 4. Zat warna Zat
warna dalam lipstik dibedakan atas dua jenis yaitu staining dye dan pigmen.
Staining dye merupakan zat warna yang larut atau terdispersi dalam
basisnya, sedangkan pigmen merupakan zat warna yang tidak larut tetapi
tersuspensi dalam basisnya. Kedua macam zat warna ini masingmasing
memiliki arti tersendiri, tetapi dalam lipstik keduanya dicampur dengan
komposisi sedemikian rupa untuk memperoleh warna yang diinginkan
(Balsam, 1972).
4. Zat tambahan
Zat tambahan dalam sediaan lipstik Zat tambahan dalam lipstik adalah
zat yang ditambahkan dalam formula lipstik untuk menghasilkan lipstik yang
baik, yaitu dengan cara menutupi kekurangan yang ada tetapi dengan syarat
zat tersebut harus inert, tidak toksik, tidak menimbulkan alergi, stabil, dan
dapat bercampur dengan bahan-bahan lain dalam formula lipstik. Zat
tambahan yang digunakan yaitu antioksidan, pengawet dan parfum (Senzel,
1977).
1.
2.
ketika
lipstik
diaplikasikan
pada
bibir
kemungkinan
terjadi
propil paraben.
Parfum Parfum digunakan untuk memberikan bau yang menyenangkan,
menutupi bau dari lemak yang digunakan sebagai basis, dan dapat
menutupi bau.
II.4 Bahaya Lipstick
Semakin banyaknya merek lipstik yang beredar di pasaran, membuat
kita harus semakin waspada karena bayak merek kosmetik yang memaki
bahan kimia berbahaya dalam proses pembuatan lipstik. Bahan berbahaya
tersebut dapat menimbulkan efek negatif bagi kesehatan. Bahan kimia
berbahaya tersebut adalah :
1) Aluminium jadi seperti warna-warna danau (lakes colors) dan minyak ter
(dari batubara). Untuk individu yang sensitive, dalam penggunaan warnawarna yang didapat dari batubara-tir ini akan menyebabkan gejala-gejala
seperti mual, kepala pusing, problem kulit, kecapaian, perubahan
pikiran/perasaan, atau alergi.
10
dan
kusam,
maka
11
diketahui
lipstik
Anda
4) Bahan pewarna Merah K.10 (Rhodamin B) dan Merah K.3 (CI Pigment
Red 53 : D&C Red No. 8 : 15585). Rhodamin B merupakan pewarna
yang dipakai untuk industri cat, tekstil, dan kertas. Zat warna ini dapat
menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan merupakan zat
karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) serta Rhodamin dalam
konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada hati. Rodamin B
merupakan zat warna sintetis berbentuk serbuk kristal, tidak berbau,
berwarna merah keunguan, dalam bentuk larutan berwarna merah terang
berpendar (berfluorescensi).
II.5 Persyaratan Lipstick yang Baik
Adapun persyaratan untuk lipstik adalah sebagai berikut (Tranggono
dan Latifah, 2007):
1.
2.
3.
4.
digunakan yaitu metode melting point dan metode drop point. Metode
melting point menggunakan pipa kapiler sedangkan metode drop point
menggunakan pelat tipis. Syarat lipstik melebur pada metode melting
point adalah 600 C atau lebih, sedangkan untuk metode drop point adalah
diatas 500 C. Penetapan suhu lebur lipstik dilakukan untuk mengetahui
pada suhu berapa lipstik akan meleleh dalam wadahnya sehingga
minyak
akan
penyimpanan
keluar.
lipstik
Suhu
yang
tersebut
menunjukkan
selanjutnya
berguna
batas
dalam
suhu
proses
BAB III
PENUTUP
III.1
Kesimpulan
Dewasa ini, lipstik merupakan salah satu alat kosmetika yang
dianggap cukup penting bagi sebagian besar wanita. Lipstik digunakan untuk
mewarnai bibir sehingga dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah
& memberikan ekspresi wajah yang menarik.
14
lembut pada saat yang dioleskan, mempunyai aliran tiksotropik pada saat
penyebaran lipstik pada bibir dan membentuk lapisan film yang melekat
pada bibir. Pemilihan basis lipstik menentukan keseragaman, kualitas lipstik
pada saat pembuatan dan penyimpanan. Kualitas lipstik bergantung pada
sifat reologi komposisi basis lemak yang digunakan.
III.2
Saran
Sebaiknya konsumen selektif dalam memilih produk lipstik karena
dewasa ini terdapat sebagian lipstik yang mengandung zat- zat kimia yang
berbahaya bagi kesehatan.
15