Professional Documents
Culture Documents
PERUSAHAAN JASA
Published Maret 25, 2013 by noviaasrumiati
A. perusahaan dagang
adalah perusahaan yang kegiatan utama /pokok melakukan pembelian suatu barang untuk
dijual kembali tanpa mengubah bentuk maupun fungsi dari barang tersebut. Contoh: toko
buku, toko perlengkapan sekolah, dan alat elektronik.
Kelebihan perusahaan dagang:
1. menjual barang tanpa mengolah terlebih dahulu
2. kualitas barang dapat diketahui secara langsung oleh konsumen
kekurangan perusahaan dagang:
1. di perlukan tempat untuk memajang(display) b arang
2. diperlukan tempat untuk menyimpan barang
3. diperlukan alat angkut untuk mengirim barang kepada konsumen
4. barang yang sudah dibeli konsumen dapat dikembalikan (retur) sehingga perusahaan tidak
jadi memperoleh penghasilan
ciri-ciri perusahaan dagang:
1. penghasilan diperoleh dari hasil penyerahan/penjualan barang dagangan
2. barang dagangan yang diperjual belikan tidak diubah bentuk maupun fungsinya
3. rekening-rekening yang terdapat pada perusahaan dagang antara lain: pembelian atau
persediaan barang dagangan, retur dan pengurangan harga pembelian, potongan pembelian,
beban angkut pembelian, penjualan, retur dan pengurangan harga penjualan, potongan
penjualan, harga pokok penjualan, beban nagkut penjualan.
4. Beban usaha perusahaan dibedakan dalam dua kelompok yaitu: beban pemasaran dan
beban administrasi umum.
B. Perusahaan jasa
adalah perusahaan yang didirikan seseorang atau sekelompok orang yang kegiatan
utama/pokok bergerak dalam bidang pelayanan jasa atau menjual jasa.
Kelebihan perusahaan jasa:
1. Tidak perlu tempat untuk memajang barang
2. Tidak diperlukan tempat untuk menyimpan barang (gudang)
3. Tidak perlu alat angkut untuk mengirim barang pada konsumen
Kekurangan perusahaan jasa:
1. Kualitas jasa dapat diketahui setelah konsumen membeli jasa
2. Jasa yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan (diretur)
c. perbedaan antara perusahaan jasa dengan perusahaan dagang
Dilihat dari penghasilan
Perusahaan jasa : penghasilan jasa (penyerahan jasa berupa kenikmatan)
Perusahaan dagang: penjualan barang dagang (penyerahan barang tanpa mengolah lebih
dahulu
Dilihat dari rekening yang ada:
Perusahaan jasa: pendapatan jasa
Perusahaan dagang: penjualan , retur penjualan dan pengurangan harga, potongan penjualan,
harga pokok penjualan, pembelian/persediaan barang dagangan, beban angkut pembelian,
retur pembelian dan pengurangan harga, potongan pembelian
Dilihat dari laporan laba/rugi:
Perusahaan jasa:
Pendapatan jasa xxx
Beban usaha (xxx)
Laba usaha xxx
Perusahaan dagang:
Penjualan xx
Harga pokok penjualan (xxx)
Laba kotor xxx
Beban usaha (xxx)
Laba usaha xxx
Contoh perusahaan jasa:
- Jasa bengkel/servis kendaraan
- Transportasi
- Telekomunikasi
- Salon
- Persewaan/rental mobil,computer dll.
- Jasa pengacara
- Notaris
- Konsultan teknik,akuntansi,manajemen dll.
Contoh perusahaan dagang:
- Toko bahan bangunan
- Toko buku dan perlengkapan sekolah
- Pengecer dan grosir
- Dealer motor dsb.
D. URAIAN MATERI
Konsep-Konsep Dasar Akuntansi
Dalam pokok bahasan ini Anda dapat memperoleh informasi tentang
konsep-konsep dasar akuntansi. Uraian materi ini bertujuan untuk menyegarkan
kembali ingatan Anda tentang pengetahuan akuntansi secara mendasar. Dengan
memahami materi ini Anda akan memperoleh gambaran umum tentang
akuntansi dan arti pentingnya bagi organisasi, baik organisasi usaha/bisnis
maupun bukan.
a. Pengertian
Perlu Anda ingat bahwa akuntansi merupakan suatu proses dari tiga aktivitas. Ketiga
aktivitas
itu
adalah:
pengidentifikasian
(identifying),
pencatatan
(recording),
dan
aktivitas
ekonomi
juga
diklasifikasikan
dan
diringkas.
Aktivitas
1) Pihak Internal yaitu orang dalam perusahaan. Mereka adalah pemakai informasi dari
dalam perusahaan itu sendiri. Pihak internal yang berkepentingan terhadap laporan
keuangan perusahaan meliputi manajer perusahaan yang merencanakan, mengorganisasi,
menjalankan bisnis, dan mengawasinya. Di dalamnya termasuk manajer pemasaran,
pengawas produksi, direktur keuangan, dan sebagainya. Mereka berkepentingan terhadap
informasi tersebut sebagai bahan evaluasi diri dan sebagai dasar untuk mengambil
keputusan. Selain itu juga karyawan perusahaan, dengan tujuan untuk mengevaluasi
kemampuan perusahaan menjamin kontinuitas kerja dan peningkatan kesejahteraannya.
terhadap perusahaan. Mereka adalah pemakai informasi dari luar perusahaan yang
meliputi: (a) investor (pemilik) yang menggunakan informasi akuntansi dalam membuat
keputusan untuk membeli, tetap mempertahankan pemilikan, atau menjual saham; (b)
kreditor, seperti supplier, dan banker menggunakan informasi akuntansi untuk
mengevaluasi risiko kredit atau peminjaman uang; (c) otoritas pajak yang ingin
mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak; (d)
pelanggan yang ingin mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam mempertahankan
kontinuitas usahanya dan kemampuannya dalam memberikan jaminan mutu produk dan
sebagainya; (e) organisasi pekerja yang ingin mengetahui kemampuan pemilik dalam
menjamin pembayaran gaji, kenaikkan gaji, memberi bonus kepada karyawan dan
menjamin peningkatan kesejahteraan karyawan.
g. Bentuk Bisnis ditinjau dari jenis usahanya
Selain membedakan organisasi bisnis dari sisi kepemilikannya, kita juga dapat
membedakannya atas dasar bidang usaha yang dikelola. Secara umum kita
dapat mengelompokkannya menjadi tiga kelompok organisasi bisnis, yaitu
perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan perusahaan industri dan pengolahan.
a) Perusahaan jasa adalah organisasi bisnis yang aktivitasnya memberikan layanan jasa
kepada para pelanggannya. Mereka memberi layanan jasa kepada masyarakat dan sebagai
imbalanannya perusahaan memperoleh penghasilan. Penghasilan tersebut bersumber dari
hasil penjualan jasa. Untuk memberikan layanan itu diperlukan biaya baik berupa
perlengkapan yang diperlukan untuk memberikan layanan jasa itu maupun dalam bentuk
lain. Akuntansi jenis perusahaan ini relatif sederhana, karena tidak banyak jenis transaksi
yang terjadi di perusahaan.
b) Perusahaan dagang adalah suatu organisasi bisnis yang aktivitas utamanya adalah
membeli barang dagangan dan menjualnya kembali kepada pelanggan tanpa ada upaya
untuk mengolah atau mengubah wujud barang dagangan itu. Sebelum dijual pada
umumnya barang itu dipilih dan dipilah atau disortir terlebih dulu untuk menentukan
kualitas dan harganya. Dibandingkan dengan perusahaan jasa, perusahaan dagang lebih
rumit, karena jenis transaksi ekonominya relatif lebih banyak dan kompleks. Oleh karena
itu, akuntansi jenis perusahaan ini relatif lebih rumit dibandingkan dengan akuntansi
perusahaan jasa.
c)
(customers). Semua biaya yang melekat pada kegiatan tersebut (termasuk barang
keluar dan diserahkan kepada pelanggan) akhirnya akan menjadi biaya operasi yang
merupakan elemen dalam Laporan Laba-Rugi. Susunan dan elemen yang terdapat
dalam Laporan Laba-Rugi merupakan hal yang dapat digunakan untuk membedakan
perusahaan dagang dan perusahaan jasa.
2. Karakteristik Perusahaan Dagang
Perusahaan perdagangan adalah perusahaan yang beroperasi dengan membeli
barang dagangan dan menjual kembali barang tersebut tanpa mengubah bentuk
barang. Perbedaan utama dengan perusahaan jasa adalah jenis produk yang dijual.
Perusahaan perdagangan menjual produk yang sifatnya riil (tangible goods),
sedangkan pada perusahaan jasa menjual jasa (intangible goods).
Perbedaan antara kedua jenis perusahaan tersebut menyebabkan perbedaan elemen
yang disajikan pada laporan keuangan. Pada perusahaan perdagangan, terdapat satu
akun persediaan barang dagangan di neraca, dan hal tersebut tidak terdapat pada
perusahaan jasa. Pada laporan rugi-laba perusahaan perdagangan akan menyajikan
biaya pokok penjualan, sedangkan hal tersebut tidak terdapat pada laporan rugi-laba
perusahaan jasa. Perbedaan tersebut ditunjukkan pada laporan rugi-laba untuk
perusahaan jasa dan perusahaan perdagangan seperti tampak pada table dibawah ini.
PERUSAHAAN JASA
Pendapatan :
Pendapatan
Jasa.............................xxxxx
Beban Operasi :
PERUSAHAAN PERDAGANGAN
Penjualan
....xxxxx
Harga Pokok Penjualan ....xxxxx
Laba
...xxxxx
Beban Gaji.....xxxxx
Beban Operasi :
Beban Iklan....xxxxx
Beban Gaji...xxxxx
Beban Pemeliharaan........xxxxx
Beban Iklan..xxxxx
Beban Penyusutan..........xxxxx
Beban Pemeliharaan..xxxxx
Beban Asuransi...............xxxxx
Beban Penyusutan.xxxxx
Kotor
Beban Asuransi..xxxxx
Beban
Supplies
Toko
......xxxxx
Total Beban............xxxxx
Total Beban Operasi .........xxxxx
Bersih
Perusahaan dagang memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan jasa dan
perusahaan industry (manufaktur). Oleh karena itu, siklus perusahaan dagang mempunyai
karakter khas, yang hanya dijumpai dalam perusahaan dagang. Akun-akun yang merupakan
ciri khas perusahaan dagang selain seperti yang terdapat di perusahaan jasa adalah sebagai
berikut :
1. Akun pembelian di sisi debit (D)
2. Akun penjualan dicatat di sisi kredit (K)
3. Akun potongan pembelian dicatat di sisi kredit (K)
4. Akun potongan penjualan dicatat di sisi Debit (D)
5. Akun retur pembelian dicatat di sisi kredit (K)
6. Akun retur penjualan dicatat di sisi debit (D)
7. Akun biaya angkut pembelian dicatat di sisi debit (D)
8. Akun biaya pengiriman dicatat di sisi debit (D)
9. Akun persediaan barang dagang dicatat di sisi debit (D)
10. Akun utang usaha dicatat di sisi kredit (K)
11. Akun piutang usaha dicatat di sisi debit (D)
12. Harga pokok penjualan dicatat di sisi debit (D)
DEFINISI AKUNTANSI
PERMASALAHAN
PEMBAHASAN
Akuntansi Perusahaan Dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya membeli dan
menjual kembali barang dagangan tanpa merubah bentuk dengan harapan memperoleh
keuntungan.
D.
TUJUAN
METODE PENCATATAN
1. Retur penjualan dan pengurangan harga adalah akun yang digunakan untuk mencatat
pengembalian barang yang telah dijual. Akun retur penjualan dan pengurangan
harga dicatat di sisi debet sifatnya mengurangi piutang.
2. Beban angkut penjualan adalah akun yang digunakan untuk mencatat besarnya beban
angkut yang ditanggung oleh penjual. Akun beban angkut penjualan dicatat di sisi
debet, Kas di sisi kredit.
3. Persediaan barang dagangan adalah akun yang digunakan untuk menentukan jumlah
barang dagangan yang ada dalam persediaan perusahaan yang menunggu untuk dijual.
Pencatatannya tergantung pada metode pencatatan persediaan yang digunakan dalam
suatu perusahaan (dibahas pada sub bab berikutnya).
4. Harga pokok penjualan adalah akun yang digunakan untuk menentukan jumlah harga
pokok barang yang dijual yaitu harga beli ditambah beban-beban yang dikeluarkan
untuk memperoleh barang yang dijual tersebut. Akun harga pokok penjualan dicatat
pada akhir periode saat diadakan penyesuaian.
CONTOH LATIHAN SOAL DAN PEMBAHASAN
Proses pencatatan transaksi keuangan ke Jurnal Umum pada perusahaan dagang sama dengan
proses pencatatan transaksi keuangan pada perusahaan jasa yaitu diawalai dengan analisis
transaksi untuk menentukan akun apa saja yang terpengaruh dan harus dicatat di sisi debet
dan kredit. Pencatatan transaksi keuangan ke dalam jurnal umum juga harus sistematis dan
kronologis.
Contoh :
Berikut ini transaksi yang dilakukan oleh PD Amanah selama bulan april 2006.
April :
1.
secara tunai.
KasPenjualan
(Penjualan tunai kepada CV Aini)
5.000.000
5.000.000
PembelianKas
(pembelian tunai kpd CV
Sekawan)
3.000.000
3.000.000
1.000.000
1.000.000
PembelianUtang gagang
(pembelian kredit dari CV
Mutiara)
Beban angkutKas
(pembayaran beban angkut kepada
PT Rama)
10 Utang dagangKas
Potongan pembelian
10.000.000 10.000.000
2.000.000
2.000.000
600.000
600.000
8.000.000
7.840.000
160.000
20 SaldoPerlengkapan kantor
Kas
3.500.000
3.500.000
500.000
500.000
550.000
2.940.000
3.000.000
60.000
Dalam perusahaan manufaktur, barang yang dijual adalah barang yang dibuat
sendiri sehingga harga pokoknya bergantung kepada biaya biaya yang
dikeluarkan untuk pembuatannya. Biaya biaya yang bersangkutan kemudian
dikenal dengan biaya produksi.
produk yang siap untuk dijual, kemudian menjual produk yang dihasilkanya untuk
memperoleh keuntungan
Keuntungan(laba) yang diperoleh perusahaan manufaktur, pada dasarnya adalah
selisih antara hasil penjualan( penghasilan) dengan harga pokok penjualan dan beban
usah lainya. Dalam perusahaan manufactur barang yang dijual adalah barang yang dibuat
sendiri sehingga harga pokoknya bergantung pada biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
pembuatanya. Biaya-biaya yang bersangkutan kemudian dikenal dengan Biaya Produksi.
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan produk, dikelola dengan suatu system
yang antara lain didukung dengan prosedur pencatatan. Pencatatan dan pengikhtasaran
biaya pembuatan produk merupakan bidang khusus dalam akuntansi yang disebut dengan
Akuntansi Biaya( Cost Accounting).
Seperti
disebut
di
atas,
perusahaan
Manufactur
menjual
perubahan
pengihktasaran
aktiva,
transaksi
kewajiban
terjadinya
dan
ekuitas
penghasilan
perusahaan
dan
produk
yang
mengakibatkan
Pencatatan
transaksi
lainnya
dan
yang
Akuntasi biaya, kegiatanya meliputi pencatatan, pengikhtisaran dan laporan transaksitransaksi yang menyangkut biaya pembuatan produk.Kegiatanya bertujuan untuk
menyadiakan laporan biaya produksi untuk memenuhi kepentingan manajemen, antara
mengenai informasi harga pokok produk yang dihasilkan.
2.
yang
menyangkut
perubahan
aktiva,
kewajiban
dan
ekuitas
untuk memenuhi
1.
Dokumen Transaksi
Formulir yang digunakan dalam perusahaan Manufaktur terdiri atas dokumen transaksi
yang diperlukan dalam aktivitas pengolahan bahan baku menjadi produk yang siap untuk
dijual, dokumen transaksi non produksi seperti penjualan produk, penerimaan piutang ,
pembayaran hutang dan transaksi lainya. Jenis dokumen-dokumen yang digunakan antara
lain
a. Faktur pembelian, sebagai transaksi pembelian bahan baku atau bahan pembantu
b. Bukti penerimaan dan pengeluaran barang gudang, sebagai bukti transaksi pemakaian
bahan baku atau bahan pembantu dalam proses produksi
c. Daftar gaji dan upah yang disusun berdasarkan kartu jam kerja, sebagai bukti
d.
selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung( Biaya produksi tidak langsung
Akun Barang Dalam Proses (BDP), sebagai tempat menampung biaya produksi yang
terjadi dalam suatu periode, akun tersebut dapat dirinci menjadi akun BDP-Biaya Bahan
tentang harga pokok produksi per unit dan lebih efektif dalam membantu manajemen dalam
pengawasan biaya.
PERSEDIAN POKOK AKUNTANSI UNTUK PERUSAHAAN DAGANG AKUNTANSI
UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR.
Perbedaan yang terdapat dalam akuntansi untuk perusahaan manufaktur dengan perusahaan
dagang, disebabkan oleh adanya perbedaan dalam sifat operasi. Ciri-ciri sifat perusahaan
dagang adalah menjual barang dagangannya tanpa mengelolah lebih dahulu barang yang
dibelinya. Operasi perusahaan manufaktur tidak sesederhana perusahaan dagang, karena
perusahaan manufaktur membuat sendiri barang yang akan di jualnya. Perusahaan
manufaktur harus menggabungkan harga bahan yang dipakai, dengan biaya tenaga kerja dan
biaya produksi lain untuk dapat menentukan harga pokok barang yang siap untuk dijual.
ELEMEN-ELEMEN BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR.
perusahaan manufaktur biasanya meneluarkan berbagai macam biaya dalam proses
produksinya yang telah dikelompokan menjadi beberapa golongan antaranya adalah sebagai
berikut :
1.Bahan Langsung
2.Tenaga Kerja Langsung
3.Overhead Pabrik.
HARGA POKOK PRODUK DAN BIAYA PERIODE.
Dalam perusahaan manufaktur terjadi baik biaya periode maupun pokok produk. Harga poko
produk dikeluarkan untuk tujuan mndapatkan barang dagangan atau menghasilkan produk
jadi. Karena harga pokok produk terjadi dalam usaha mendapatkan aktiva, maka pengeluaran
tersebut membentuk harga perolehan aktiva.
Biaya periode erat hubungannya dengan periode waktu terjadinya pengeluaran biaya.
Pengeluaran ini tidak langsung berhubungan dengan proses menghasilkan produk. Oleh
karena itu biaya periode dibebankan sebagai biaya pada periode pada terjadinya biaya
tersebut. Termasuk dalam biaya periode adalah biaya penjualan dan biaya umum &
administrasi.
REKENING-REKENING KHUSUS DALAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR.
Rekening-rekening dalam buku besar sebuah perusahaan perusahaan manufaktur biasanya
lebih banyak bila dibandingkan dengan rekening buku besar sebuah perusahaan dagang. Hal
ini disebabkan oleh sifat operasi perusahaan manufaktur yang lebih kompleks bila
dibandingkan dengan perusahaan dagang. Berikut adalah beberapa rekening yang biasa
dijumpai dalam perusahaan manufaktur :
1.Rekening pembelian bahan baku
2.Rekening ikhtisar biaya produksi
3.Rekening persediaan bahan baku
Biaya (cost) didefinisikan sebagai nilai tukar, pengeluaran, pengorbanan untuk memperoleh
manfaat.
Beban(expense) adalah aliran keluar terukur dari barang atau jasa yang kemudian
ditandingkan dengan pendapatan untuk menentukan laba atau semua biaya yang sudah habis
masa berlakunya yang dapat dikurangkan dari pendapatan.
Klasifikasi Biaya
1. Klasifikasi biaya berdasarkan pada Hubungan Biaya dengan Produk
A. Biaya Manufakrtur
Biaya Bahan Baku Langsung
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya Overhead Pabrik.
Bahan baku tidak langsung
Tenaga Kerja tidak langsung
B. Biaya komersial
Meliputi biaya pemasaran (biaya promosi, biaya penjualan, biaya pengiriman)
dan biaya administrasi dan umum.
Beban pemasaran
Beban administartif
2. Klasifikasi biaya berdasarkan pada Hubungan dengan Volume Produksi
Biaya Tetap (fixed cost)
Biaya Variabel (variable cost)
C.Klasifikasi Biaya
dapat
D. SistemAkuntansi Biaya
Sistem akuntansi biaya (cost system) dapat dikelompokkan menjadi dua
sistem yaitu :
1. Actual Cost System (Sistem Harga Pokok Sesungguhnya). Yaitu
system pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan
yang dihasilkan sesuai dengan harga pokok yang sesungguhnya
dinikmati. Pada sistem ini, harga pokok produksi baru dapat dihitung
pada akhir periode setelah biaya sesungguhnya dikumpulkan.
Standard Cost System (Sistem Harga Pokok Standar). Yaitu sistem
pembebanan harga pokok kepada produk atau pesanan yang dihasilkan
sebesar harga pokok yang telah ditentukan/ditaksir sebelum suatu produk
atau pesanan dikerjakan.
Biaya
Biaya merupakan objek yang diproses oleh akuntansi biaya. Dalam arti
luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi
untuk tujuan tertentu.
Tidak semua pengorbanan sumber ekonomi disebut dengan istilah biaya.
Istilah lain yang digunakan untuk menggambarkan pengorbanan sumber
ekonomi, baik yang sudah terjadi maupun yang secara potensial akan
terjadi adalah harga pokok dan rugi.
harga pokok produk yang lain, yang akan saya sajikan dalam Modul 5
(Akuntansi Biaya Bahan dan Akuntansi biaya Tenaga kerja).
sampingan merupakan produk yang mempunyai nilai jual relatif jauh lebih
rendah dibandingkan dengan produk utamanya maka ada dua kelompok
metode perlakuan terhadap produk sampingan. Kelompok metode yang
pertama tidak berusaha untuk mengalokasikan biaya bersama kepada
produk sampingan karena rendahnya nilai jual produk sampingan
tersebut, sedangkan kelompok metode kedua berusaha mengalokasikan
biaya bersama kepada produk sampingan.
Dalam akuntansi persediaan, ada dua sistim yang lumrah digunakan, yaitu: sistim
periodik dan sistim perpetual. Bagi pegawai accounting, sistim persediaan
periodik atau perpetualyang diterapkan di dalam perusahaanmenentukan
bagaimana pencatatan transaksi persediaan dilakukan. Sedangkan bagi pengelola
keuangan dan pengelola usaha, sistim persediaan yang diterapkan menentukan
seberapa efektif persediaan bisa dikelolaterutama aspek pengawasannya.
Melalui tulisan ini, saya ingin membahas mengenai sisim persediaan periodik dan
perpetual, mulai dari pebedaaan yang paling fundamental, perbadingan jurna-per-jurnal,
hingga implikasinya terhadap laporan keuangan dan pengelolaan persediaan.
Dengan kehadiran pembahasan ini, saya berharap pembaca memperoleh gambaran
yang jelas mengenai sistim persediaan periodik dan perpetual, dalam tataran
inplementasi di perusahaan. Namun sebelum itu, mari kita lihat sekilas; apa itu
persediaan.
Tetapi secara internasional persediaan disebut dengan istilah inventory, yang disebut
stock justru saham.
Mau disebut inventory, mau disebut stock, silahkan. Yang lebih penting di sini:
wujud dari persediaan itu berupa apa?
Wujud fisik persediaan suatu perusahaan tergantung pada jenis usahanya. Meskipun
pada kenyataannya ada banyak jenis atau model usaha, dalam akuntansiuntuk tujuan
penyederhanaanjenis usaha biasanya hanya dibagi menjadi 3 kelompok saja.
Berikut adalah 3 jenis perusahaan beserta persediaannya:
diperoleh melalui penghitungan fisik. Misalnya: Data persediaan JAK Mart (perusahaan
dagang) untuk tahun 2012 adalah sbb:
Dalam sistim perpetual, pembelian dan penjualan barang persediaan dicatat langsung
ke akun Persediaan, dengan kata lain: perubahan nilai nominal dan volume persediaan
langsung terlihat dalam buku besar (ledger) persediaan setiap kali ada transaksi
pembelian dan penjualan. Sedangkan dalam sistim periodik yang dicatat hanya
kenaikan nilai dan volume persediaan melalui akun yang disebut dengan Pembelian,
sementara tidak mencatat adanya penurunan pada setiap transaksi penjualan yang
terjadi (penurunan persediaan diakui sekaligus di akhir periode dengan melakukan
pemeriksaan fisik). Untuk lebih jelasnyanya, kita lihat contoh berikut ini:
JAK Mart, Perusahaan Grossir, menunjukan data sbb:
(a) Saldo Awal Persediaan = 100 units @ Rp 60,000 = Rp 6,000,000
(b) Pembelian = 900 units @ Rp 60,000 = Rp 54,000,000
(c) Penjualan = 600 units @ Rp 120,000 = Rp 72,000,000
(d) Saldo Akhir = 400 units @Rp 60,000 = Rp 24,000,000
(Note: Untuk menghindari penggunaan cost flowyang bisa membingungkan, kita asumsikan
cost per unit persediaan konstan dari awal hingga akhir periode)
Jika JAK Mart menggunakan sistim perpetual, maka alur transaksi dan jurnalnya
akan nampak sbb:
(a) Saldo awal persediaan (di Neraca) = Rp 6,000,000
(b) Pembelian 900 units dengan harga Rp 60,000 per unit dicatat dengan jurnal:
[Debit]. Persediaan = Rp 54,000,000
[Kredit]. Utang Dagang = Rp 54,000,000
(c) Penjualan 600 units dengan harga Rp 120,000 per unit dicatat dengan sepasang
jurnal:
[Debit]. Piutang Dagang = Rp 72,000,000
[Kredit]. Penjualan = Rp 72,000,000
(Untuk mengakui penjualan dan piutang)
Dan;
[Debit]. Harga Pokok Penjualan = Rp 36,000,000
[Kredit]. Persediaan = Rp 36,000,000
(Untuk mengakui harga pokok penjualan sekaligus penurunan nilai inventory, 60,000 x
600 = Rp 36,000,000.)
(d) Kecuali ada perbedaan antara hasil penghitungan fisik dengan buku, maka tidak ada
jurnal penyesuaian yang perlu dimasukan. Saldo akhir persediaan otomatis menunjukan
nilai Rp 24,000,000.
Bagaimana jika JAK Mart menggunakan sistim periodik? Jurnalnya akan nampak
sebagai berikut:
(a) Saldo awal persediaan (di Neraca) = Rp 6,000,000
(b) Pembelian 900 units dengan harga Rp 60,000 per unit dicatat dengan jurnal:
[Debit]. Pembelian = Rp 54,000,000 (menggunakan akun pembelian)
[Kredit]. Utang Dagang = Rp 54,000,000
(c) Pada sistim periodik, penjualan 600 units dengan harga Rp 120,000/unit dicatat
hanya dengan satu jurnal sajauntuk mengakui penjualan dan piutang dagang (Note:
penurunan persediaan dan pengakuan harga pokok penjualan dilakukan sekaligus di
akhir periode):
[Debit]. Piutang Dagang = Rp 72,000,000
[Kredit]. Penjualan = Rp 72,000,000
(Untuk mengakui penjualan dan piutang)
(d) Di akhir periode, setalah dilakukan penghitungan fisik, JAK memasukan jurnal
penyesuaianuntuk mengakui persediaan, harga pokok penjualan, sekaligus
menghapus saldo akun Pembeliansebagai berikut:
[Debit]. Persediaan = Rp 18,000,000
[Debit]. Harga Pokok Penjualan = Rp 36,000,000
[Kredit]. Pembelian = Rp 54,000,000
Note: Dengan jurnal penyesuaian yang dimasukan di akhir periode ini, maka saldo akun
Pembelian menjadi nol, saldo akhir persediaan di Neraca menjadi Rp 24,000,000
(=saldo awal 6,000,000 + adjustment kenaikan 18,000,000), dan muncul Harga Pokok
Penjualan di Laporan Laba-Rugi sebesar Rp 54,000,000 (=6,000,000 + 54,000,000
24,000,000).
2. Retur Pembelian, Diskon Pembelian dan Cadangan
Apa yang terjadi jika ada retur pembelian atau diskon? Perusahaan yang menerapkan
sistim periodik, disamping menggunakan akun Pembelianyang bersaldo debit
mereka juga menggunakan 2 kontra-akun pembelian (bersaldo kredit) yang diberi nama
Retur Pembelian dan Diskon Pembelian. Jika ada pembelian yang dikembalikan
(retur pembelian) atau memeperoleh potongan, maka kontra akun ini menjadi pengurang
nilai Pembelian. Hasil silang saldo Pembelian dan kedua kontra-akun ini
menghasilkan apa yang disebut dengan Pembelian Bersih. Bagaimanapun juga,
semua slado akun ini (Pembelian, Diskon Pembelian dan Retur Pembelian) bersifat
sementara saja, nantinya akan dihapus degan jurnal penyesuaian di akhir periode
(seperti terlihat pada contoh jurnal penyesuaian sebelumnya). Untuk lebih konkoretnya,
kita buat satu contoh transaksi:
Karena adanya kerusakan, JAK Mart mengembalikan pembelian barang sebesar Rp 7,000,000.
Jika JAK Mart menerapkan sistim perpetual, maka JAK akan mengakui penurunan
nilai utang sekaligus langsung mengakui penurunan nilai persediaan, dengan jurnal:
[Debit]. Utang Dagang = Rp 7,000,000
[Kredit]. Persediaan = Rp 7,000,000
(Note: Pengembalian barang mengurangi nilai persediaan sebesar Rp 7,000,000)
Jika JAK Mart menerapkan sistim periodik, maka jurnalnya adalah sbb:
[Debit]. Utang Dagang = Rp 7,000,000
[Kredit]. Retur Pembelian = Rp 7,000,000
(Note: pembelian megurangi nilai pembelian)
Lanjut dengan diskon
Di lain kesempatan JAK Mart membeli barang sebesar Rp 10,000,000 dengan termin kredit
2/10, n/30. Karena JAK Mart bisa melakukan pelunasan seminggu setelah pembelian, maka JAK
Mart memperoleh diskon 2%. Bagimana jurnalnya?
Jika menerapkan sistim perpetual, maka saat pembelian JAK Mart memasukan jurnal:
[Debit]. Persediaan = Rp 10,000,000
[Kredit]. Utang Dagang = Rp 10,000,000
Saat pelunasan, diskon Rp 200,000 tersebut sekaligus diakui sebagai pengurang nilai
persediaan, dengan jurnal:
[Debit]. Utang Dagang = Rp 10,000,000
[Credit]. Persediaan = Rp 200,000
[Credit]. Kas = Rp 9,800,000
Jika menggunakan sistim periodik, maka saat pembelian jurnal yang dimasukan
adalah:
Jika menggunakan perpetual, maka JAK Mart akan mencatat retur tersebut dengan
sepasang jurnal:
[Debit]. Retur Penjualan = Rp 6,000,000 (kontra akun penjualan bersaldo debit)
[Kredit]. Piutang Dagang = Rp 6,000,000
(Untuk mengakui retur penjualan)
Dan;
[Debit]. Persediaan = Rp 3,000,000
[Kredit]. Harga Pokok Penjualan = Rp 3,000,000
(Untuk mengakui barang persediaan yang telah dikembalikan sekaligus menguragi
harga pokok penjualan).
Sedangkan jika menggunakan sistim periodik, JAK Mart hanya akan memasukan
satu jurnal saja, yaitu:
Sistim perpetual dan sistim periodik memasukan jurnal yang sama persis untuk
pelunasan yang mengandung diskon penjualan. Dalam contoh ini:
[Debit]. Kas = Rp 9,800,000
[Debit]. Diskon Penjualan = Rp 200,000 (kontra akun penjualan bersaldo debit).
[Kredit]. Piutang Dagang = Rp 10,000,000
Secara keseluruhan, dari pebandingan jurnalantara sistim periodik dan
perpetual, jelas terlihat bahwa:
Terhadap laporan keuangan yang disajikan di setiap akhir periode, menggunakan sistim
perpetual atau periodik tidak berpengaruh apa-apa, dalam pengertian: nilai saldo akhir
persediaan (yang disajikan di neraca) dan harga pokok penjualan (yang disajikan di
laporan laba-rugi), akan menunjukan hasil yang sama.
Bedanya, hanya terjadi pada teknis pengakuan dan nama akun yang digunakan pada
setiap pengakuan transaksi. Sistim perpetual selalu mendebit/mengkredit akun
Persediaan untuk setiap transaksi yang mengakibatkan kenaikan atau penurunan
persediaan. Sedangkan sistim periodikuntuk sementaramenggunakan akun
Pembelian untuk setiap penambahan persediaan dan baru memperhitungkan
penurunan persediaan di akhir periodesertelah penghitungan fisik dilakukan.
Bagaimana jika perusahaan yang menerapkan sistim periodicterpaksa harus
menyajikan laporan padahal periode belum berakhirmisalnya: untuk pengajuan
kredit? Perusahaan bisa (a) menggunakan laporan periode sebelumnya, atau (b)
melakukan penghitungan fisik saat itu juga lalu menjalankan prosedur seperti yang
dilakukan di akhir periode.
Oke. Penerapan sistim periodik atau perpetual tidak ada pengaruhnya terhadap
laporan keuangan. Bagaimana dengan pengelolaan persediaan dan keuangan
secara keseluruhan? Mari kita lihat implikasinya Lanjut