Professional Documents
Culture Documents
Pasien Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Curup Propinsi Bengkulu Tahun 2013
The Relationship between Families Role and Stress with The Frequency of Recurrence in
Patients With Dyspepsia in Internal Diseases Polyclinic of Curup General Hospital in
Bengkulu Province in 2013
ABSTRAK. Dyspepsia merupakan penyakit yang banyak diderita manusia. Kasus dyspepsia
didunia mencapai 13 40 % dari total populasi setiap tahun. Hasil study menunjukkan
bahwa di Eropa, Amerika Serikat dan Oseania, prevalensi dyspepsia bervariasi antara 5%
hingga 43 %. Di Indonesia pada tahun 2010 untuk kategori 10 penyakit terbesar pada unit
rawat jalan. Di RSUD Curup tahun 2012 sekitar 290 orang adalah pasien lama dan selebihnya
adalah pasien baru. Data ini membuktikan bahwa tingkat kekambuhan pasien dyspepsia
masih tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara peran
keluarga dan stres dengan frekuensi kekambuhan dyspepsia pada pasien di poliklinik
penyakit dalam RSUD Curup Tahun 2013.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan
rancangan Cross Sectional Study. Sampel penelitian ini adalah pasien dyspepsia.
Pengambilan sampel dengan Accidental Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan
bantuan kuesioner. Data penelitian kemudian diolah dengan bantuan komputer dengan analisa
data menggunakan uji statistik Chi Square Test.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pasien dyspepsia (69,1%) dengan
frequensi jarang kambuh, sebagian besar pasien dyspepsia (66,2%) dengan peran keluarga
baik, sebagian dari pasien dyspepsia (36,0%) menderita stress ringan serta hanya sebagian
kecil pasien dyspepsia (12,5%) yang mengalami stress berat dan ada penelitian menunjukkan
ada hubungan antara peran serta keluarga (p=0,038), stres (p= 0,046) dengan frequensi
kekambuhan dyspepsia di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Curup tahun 2013.
Diharapkan menghindari stres agar dyspesianya tidak kambuh melalui olahraga rutin,
mengkonsumsi makanan yang dianjurkan dokter, berperilaku hidup sehat serta taat
melaksanakan perintah agama sesuai dengan keyakinannya
PENDAHULUAN
Dyspepsia
merupakan
penyakit
Angka
insiden
dyspepsia
Skandanavia
angka
medis.
dilaporkan
Insiden
dyspepsia
pertahun
peradangan
ketidakmampuan
dyspepsia.
Pasifik,
(Corwin, 2000 ).
Di
daerah
Asia
kandung
empedu,
mencerna
susu
dan
faktor
urutan
pasien
Bengkulu
dyspepsia
anggota
dyspepsia.
ke-6
dengan
jumlah
Dyspepsia
jumlah
pasien
adalah
penyebab
dari
kekambuhan
keluaraga
yang
menderita
Ketidak
pedulian
keluarga
merupakan
terhadap
yang
menyebabkan
oleh
kekambuhan
anggota
untuk
dan
pada
makanan-makanan
seharusnya
tidak
keluarga
mendapatkan
menciptakan
dikonsumsi
yang
sakit
kenyamanan
suasana
nyaman
responden
penderita
pada
mengalami
pasien
dyspepsia
menunjukkan
bahwa
aktivitas
menaikkan
syaraf
simpatis
asam
yang
lambung
dapat
secara
terjadinya
kembali
serangan
takut,
rasa
bersalah
dapat
dengan kunjungan berikutnya,sedangkan
tubuh
seperti
adrenalin
itu
sendiri
adalah
dan
kembalinya suatu penyakit setelah nampak
tersebut
dapat
meningkatkan
kembali gejala-gejala penyakit sebelumnya
adalah
ada
sebanyak
dukungan
keluarga
dan
adanya
pasien
lama
(kambuh)
dan
2002).
membuktikan
bahwa
tingkat
yang
mengalami
pasien
dyspepsia
masih
kekambuhan
tinggi.
peneliti
dan
sisanya
35%
adalah
pasien
tertarik
Peran
kekambuhan
dan
melakukan
Keluarga
untuk
Stres
dengan
2013).
Berdasarkan data yang diperoleh
dari
Medical
Record
RSUD
Curup
penelitian
adalah
pendekatan
Cross
Sectional
dimana
dengan
kekambuhan
dispepsia)
secara
pada
penelitian
dyspepsia
yang
ini
diukur
adalah
datang
pasien
ke
kriteria
inklusi
berobat
sehingga
mewakili
populasi.
penderita
dispepsia
dianggap
Sebanyak
terpilih
136
sebagai
responden penelitian.
Hasil
Pengukuran
Penelitian
ini
dilakukan
di
menunjukkan
bahwa
pendekatan
berat (12,5%).
dengan
cara
melakukan
2. Hubungan
Peran
Keluarga
dengan Frequensi Kekambuhan
Dyspepsia di Poliklinik Penyakit
Dalam RSUD Curup Tahun 2013
Berdasarkan tabel 2 diketahui
dari 46 responden dengan peran
keluarga kurang hampir sebagian
43,5% mengalami dyspepsia yang
sering kambuh, sedangkan dari 90
responden dengan peran keluarga
baik
sebagian
besar
75,6%
analisis
Chi-Square
hubungan
keluarga
artinya
antara
dengan
terdapat
peran
serta
frequensi
kali
untuk
mengalami
kekambuhan dyspepsia.
3. Hubungan
Stres
dengan
Frequensi
Kekambuhan
Dyspepsia di Poliklinik Penyakit
Dalam RSUD Curup Tahun 2013
Berdasarkan
tabel
3
diketahui dari 17 responden yang
mengalami stres berat sebagian
kecil 23,5% mengalami dyspepsia
yang
sering
kambuh,
dari
27
Ha
artinya
penderita
mengalami
seluruh
stress
responden
menyatakan
dyspepsia
hampir
81,4%
jarang
kambuh.
Hasil analisis Chi-Square diperoleh
nilai = 0,046 < 0.05, maka secara
statistik
Ho
ditolak
dan
Ha
antara
stres
dengan
kekambuhan
frequensi
dyspepsia
di
tidak
terjadwal
dan
penyebab
Pembahasan
penelitian
menunjukkan
hampir
sebagian
dari
tidak
teratasi,faktor
penyebab
atau
lingkungan
sekitar
nya
pasien
Hasil
silang
penelitian
adalah
terjadinya
kembali
serangan
suatu
penyakit
mereda.
setelah
Kekambuhan
menunjukkan
sebagian
43,5%
dari
pada
hampir
ini
tabulasi
46
mengalami
oleh
kurangnya
perhatian
keluarga
Susanti,
Ada
banyak
menyebabkan
faktor
kambuhnya
yang
dyspepsia
Penelitian
yang
dilakukan
(2011)
tentang
frequensi
dikutip
kekambuhan
dyspepsia
dari
Djojoroningrat,
2001),
berhubungan
lambung,
persepsi
viseral
lambung,
tingkah laku yang diberikan oleh orangorang yang akrab dengan subjek didalam
lingkungan sosialnya atau yang berupa
kehadiran
dan
hal-hal
yang
dapat
pada
tingkah
peran
menangani
serta
dyspepsia,
keluarga
tingkat
dalam
stres,
laku
Semakin rendah peran keluarga, maka
penerimanya.
Pendapat
senada
antara
dyspepsia.
kambuh,
dari
responden
stres
yang
dialami
yang
Semakin
sindroma dyspepsia.
sebagian
27
tingkat
responden
44,9%
juga
tinggi
Secara
tingkat
umum,
stres,
stres
maka
dapat
dan
tidak
seluruh
jarang kambuh
dari
43
mengalami
responden
stress
yang
hampir
Analisis
Chi-Square
iritasi
pada
lambung.
Adapun
stres
Khotimah
dyspepsia
(2011)
tentang
mahasiswa
sindroma
Fakultas
Kesimpulan
Perubahan
fisiologis
ini
termasuk
jantung,
paru-paru,
tubuh
dalam
reaksi
yang
hubungan
peran
dapat
ditarik
kesimpulan
sebagai berikut :
1. Dari
136
pasien
dyspepsia
136
pasien
dyspepsia
136
sebagian
stress
pasien
dyspepsia
(36,0%)
menderita
ringan
serta
hanya
dengan
kekambuhan
Poliklinik
antara
frequensi
dyspepsia
Penyakit
di
Dalam
5. Ada
hubungan
antara
stres
DAFTAR PUSTAKA
Saran
Kepada
pihak
Rumah
Sakit
Panchmatia,
2010.
Dispepsia
dan
Penatalaksanaannya
http://www.dispepsia.org/e
n/artikel/kesehatan Diakses
29 April 2013
Paula. J, Christin & Jannet. W, Kenney.
2001. Pengertian dan Defenisi
Peran
di
akses
dari
http://dr.suparyanto.blogspot.com
tanggal 10 januari 2013
Sarason, 2003. Penatalaksanaan
Dyspepsia. Jakarta : Rineka cipta.
Savitri,
2006.
Faktor-faktor
yang
berhubungan dengan kejadian
dyspepsia
di
Puskesmas
Ngemplak Tahun 2006.
Daftar Tabel
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Kekambuhan Dyspepsia, Peran Keluarga dan Stres di Poliklinik
Penyakit Dalam RSUD Curup Tahun 2013
No
1
Variabel
Frequensi Kekambuhan Dyspepsia
a. Sering Kambuh
b. Jarang Kambuh
Total
Frekuensi
Persentase
42
94
136
30,9
69,1
100
46
90
136
33,8
66,2
100
17
27
49
43
136
12,5
19,9
36,0
31,6
100
Peran Keluarga
a. Kurang
b. Baik
Total
Stres
a. Stres Berat
b. Stres Sedang
c. Stres Ringan
d. Tidak stress
Total
Tabel 2
Hubungan Peran Keluarga dengan Frequensi Kekambuhan Dyspepsia
Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Curup Tahun 2013
Peran
Keluarga
Kurang
Baik
TOTAL
Freq.Kambuh Dyspepsia
Sering Kambuh
Jarang Kambuh
N
%
N
%
20
43,5
26
56,5
22
24,4
68
75,6
42
30,9
94
69,1
TOTAL
n
46
90
136
%
100
100
100
0,038
OR
(95% CI)
2,37
(1,11-5,0)
Tabel 3
Hubungan Stres dengan Frequensi Kekambuhan Dyspepsia
Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Curup Tahun 2013
Stres
Stres Berat
Stres Sedang
Stres Ringan
Tidak Stres
TOTAL
Freq.Kambuh Dyspepsia
Sering Kambuh
Jarang Kambuh
N
%
N
%
4
23,5
13
76,5
8
29,6
19
70,4
22
44,9
27
55,1
8
18,6
35
81,4
42
30,9
94
69,1
TOTAL
n
17
27
49
43
136
%
100
100
100
100
100
0,046