You are on page 1of 21

4 Pilar Bebas Waktu & Uang

Home Bisnis Curhat Islam Keuangan Marketing Review 4 Pilar Bebas Waktu & Uang

Hampir setiap hari saya mengunjungi akun twitter @Hanya2Menit. Betapa tidak,
menurut

saya,

akun

tersebut

adalah

akun

yang

membahas

tentang

bisnis,

pengembangan diri, finansial, rezeki, dll yang paling 'ngefek'. Padahal isi tweettweetnya terlalu pantas untuk disebut ringkas. Tapi justru tweet-tweet yang ringkas itu
sangat mendorong kita untuk mempraktekkannya. Pokoknya, iya mantaplah!

Profil Akun Twitter @Hanya2Menit

Nah, pada suatu ketika, beliau memberitahukan bahwa ada 4 pilar yang harus
dipersiapkan untuk menuju kebebasan waktu dan uang. Karena followersnya
pada mau tahu semuanya, maka dibahaslah 4 pilar ini. Termasuk saya. Dan kami semua
pun sangat menikmati ilmu tentang 4 Pilar Bebas Waktu & Uang ini. Bukan apa-apa,
biasanya saya tersipu dengan 3 ilmu. Satu, ilmu yang sudah saya tahu, tapi
disampaikan dengan cara yang baru. Dua, ilmu berupa eleborasi kelanjutan dari ilmu
yang sudah saya tahu. Tiga, ilmu baru yang benar-benar tidak saya ketahui sama sekali
sebelumnya.
Dan di antara 4 pilar ini, nanti ada pilar ke-4 yang membahas tentang homeostasis.
Sebelumnya ada masalah pribadi saya yang kerap mimikirkan hal ini. Tapi saya tidak
tahu apa namanya itu. Alhamdulillah, ternyata apa yang saya sering pikirkan itu sudah
ada ilmunya. Dan ilmu tentang homeostatis inilah yang membuat saya paling tersipu.
Kalau sudah begitu, rasanya akan jadi satu momen yang bakal diingat seumur hidup.
Selain karena sukanya saya terhadap pilar ke-4 tersebut, saya juga kepingin pilar-pilar
lainnya menusuk diketahui diri Anda sekalian. Saya rasa pun Anda akan sangat sangat
mengingat ini seumur hidup Anda. Baiklah, ini dia.

Pilar #1. Mindset

Pilar #1. Mindset

Mindset atau pola pikir. Perilaku seseorang akan sangat dipengaruhi oleh
mindset atau pola pikirnya.

Apa yang akan Anda lakukan jika tiba-tiba di hadapan Anda ada ular berbisa?
Pasti lari. Kecuali wanita, teriak dulu, baru lari.

Tapi beda ceritanya jika Anda adalah anak seorang pawang ular yang setiap hari
cari ular terus di jual, uangnya buat sekolah dan makan.

Apa yang akan dilakukan saat ada ular? Tentu malah senang dan bersyukur.
Nggak di cari, datang sendiri.

Kenapa responnya beda? Iya karena pola pikirnya beda. Mindsetnya beda. Atau
tepatnya program pikirannya berbeda.

Setiap kejadian itu sifatnya NETRAL. Kitalah yang meLABEL itu masalah atau
berkah, meLABEL itu masalah atau pel-UANG.

Respon kita terhadap satu kejadian akan ditentukan oleh mindset atau program
pikiran yang ada di pikiran bawah sadar.

Jika program yang ada di pikiran bawah sadar positif, maka responnya positif.
Begitu juga sebaliknya, jika programnya negatif, responnya pun negatif.

Pola asuh saat kita kecil akan berpengaruh terhadap program pikiran yang
terinstal di pikiran bawah sadar.

Pola pengajaran saat sekolah akan berpengaruh terhadap program pikiran yang
terinsral di pikiran bawah sadar.

Nabi pun berpesan, setiap anak Adam terlahir dalam keadaan suci, orang
tuanyalah yang menjadikan dia yahudi, nasrani atau majusi.

Dengan siapa kita bergaul akan berpengaruh terhadap program pikiran yang
terinstal di pikiran bawah sadar.

Nabi pun berwasiat, gaul sama pedagang minyak wangi terbawa harum, gaul
sama pandai besi terbawa bau bakaran.

Artinya gaul sama pegawai, yang dibahas seputar gaji, tunjangan, lemburan.

Gaul sama pengusaha, yang dibahas omset, profit, strategi marketing, SOP,
dll.

Jika sejak kecil orang tua atau lingkungan mengajarkan bahwa uang adalah akar
segala masalah, maka sulit untuk bebas finansial.

Jika orang tua atau lingkungan mengajarkan bahwa bekerja itu lebih enak dan
terjamin, maka sulit untuk bebas waktu.

Pola asuh yang kurang tepat biasanya timbul karena orangtua mengadopsi pola
pikir, pola asuh, nilai-nilai hidup yang sudah tidak sejalan dan kondusif dengan
perkembangan zaman.

Banyak orangtua menggunakan apa yang dilakukan orangtua mereka sebagai


bahan untuk mendidik anak-anak mereka.

Jadi, intinya pola asuh, pendidikan dan lingkunganlah yang menentukan belief
system seseorang.

Selama memiliki belief system negatif terhadap kebebasan waktu dan uang,
maka sulit untuk bebas.

Orang yang memiliki belief system bahwa orang kaya itu jahat/sombong sulit
untuk bebas finansial.

Orang dengan belief system bahwa jadi pegawai itu masa depan terjamin, sulit
untuk bebas waktu.

Jadi, pilar yang pertama miliki mindset atau belief system positif tentang waktu
dan uang.

Bagaimana kalau sudah terlanjur memiliki belief system negatif? Karena itu
terinstal di bawah sadar, maka harus diuninstal.

Bagaimana kita tahu ada belief system yang negatif? Lakukan scanning.

Saat training mitra @omarsempoa dan @omarsmartmemory kami ajarkan


bagaimana melakukan scanningnya.

Untuk scanning ini nggak bisa dibahas di Twitter, karena harus praktek.

Mental kaya itu jauh lebih penting daripada kekayaanya itu sendiri.

Sedekah dan dhuha adalah riyadoh atau latihan untuk memiliki mental kaya
untuk bebas waktu dan uang.

Tidak minta gratisan atau discount adalah riyadoh atau latihan memiliki mental
kaya.

Karena pada dasarnya tidak ada barang mahal, yang ada kita yang kurang
uang.

Pada dasarnya tidak ada yang tidak sempat, yang ada kita tidak menyempatkan.

Miliki pilar yang pertama yaitu mindset/belief system/mental kaya yang bebas
waktu dan uang.

Pilar #2. Business Strategy

Pilar #2. Business Strategy

Setelah pilar pertama -Mindset- dibenerin, pilar yang kedua, harus memiliki
Busniess Strategy.

Jika memilih jadi pegawai hampir bisa dipastikan susah untuk bisa bebas
waktu dan uang.

Jika memilih jadi self employee bisa dipastika susah untuk bisa bebas waktu
dan uang.

Jika targetnya hanya bebas uang sebenarnya bisa dengan jadi pegawai atau self
employe. Tapi GA MUNGKIN bisa bebas waktu.

Cara yang paling cepat untuk bebas waktu dan uang adalah dengan bisnis.

Pengalaman kami 8 tahun jadi HRD, mulai dari perusahaan leasing, bank,
minyak, sampe tambang emas tetap ga bisa bebas waktu dan uang.

Saat memutuskan jadi pengusaha, Alhamdulillah hanya butuh waktu kurang


dari 1 tahun bisa bebas waktu dan uang.

@axltwentynine hanya butuh 1 tahun untuk jadi milyarder, hanya dengan jual
keripik.

@RanggaUmara hanya butuh kurang dari 3 tahun untuk jadi milyarder dengan
jual lele.

Lulus dari PTN terbaik dengan IPK 4 sekalipun, tidak mungkin bisa bebas waktu
dan uang kurang dari 10 tahun jika memilih jalur pegawai.

Lulusan kedokteran dari PTN degan IPK 4, modal ratusan juta, tidak bisa bebas
waktu dan uang, kurang dari 5 tahun kalau hanya jadi self employe.

Selain itu, faktanya banyak lulusan perguruan tinggi malah jadi pengagguran.
Bisnis nggak mau, kerja nggak ada yang terima.

Saat wisuda, disalamin sama rektor atau dekan nya, sambil ngucapin selamat,
padahal WISUDA itu Wilujeng Susah Damel.

Jadi sudahlah kalau targetnya bebas waktu dan uang, hanya bisa dengan jalan
bisnis.

Segera buka bisnis dan bangun sistem nya, nggak bisa? Cari konsultan/rekrut
profesional/cari mentor.

Pastikan belief system kita tentang kekayaan dan kebebasan waktu itu untuk
memberdayaakan bukan memperdayakan.

Kekayaan berkah berlimpah biar bisa bantu sebanyak-banyak mahluk, biar bisa
jadi rahmat buat seluruh alam.

Bebas waktu biar bisa leluasa ibadah dan mengurus keluarga.

Belief System itu CORE nya. Karena itu PRASANGKA, dan bukankah Allah sesuai
dengan PRASANGKA hambaNYA?

Bisnis itu akan jadi wasilah bagi Allah memberikan rezeki dari arah yang tidak
disangka-sangka, kadang besar kadang besar banget.

Kekayaan dan kemiskinan sama-sama bisa jadi jalan menuju surga Allah, saya
pribadi mau pilih jalan kekayaan. Bagaimana dengan teman-teman?

BISNIS : Berani Investasi Sedekah Nekad Insya Allah Sukses.

Kemarin kita sudah bahas 2 Pilar untuk bebas waktu dan uang, pilar pertama
Mindset, yang ke dua Business Strategy, nah kita lanjut ya.

Pilar #3. Kecerdasan Finansial

Pilar #3. Kecerdasan Finansial

Pilar yang ketiga Kecerdasan Finansial, nggak cukup cuma punya bisnis tapi
harus menguasai kecerdasan financial.

Profit bisnis alokasikan dengan tepat, untuk sedekah, membangun asset dan
biaya hidup.

Belilah

barang-barang

yang

dibutuhkan

terlebih

dahulu

dibanding

yang

diinginkan.

Jadikan barang yang kita miliki sebagai nilai tambah, bukan biaya tambah!

Beli barang-barang yang akan jadi nilai tambah, bukan biaya tambah.

Punya uang 200 juta buat beli mobil? Jangan beli dulu, investasikan ke bisnis
hasilnya baru beli mobil.

Re-investasikan hasil dari bisnis ke properti atau emas.

Usahakan setiap buka bisnis gandeng dengan properti.

Sebaik-baik nabung itu nabunglah di properti, merubah sedikit cara pandang


membuat cicilan KPR menjadi nabung dengan hadiah rumah.

Daripada nabung 1 juta/bulan, mending beli rumah harga 100 jutaan, cicilannya
1 juta/bulan. Terus sewain 250 ribu per bulan, ada 4 kamar udah 1 juta.

Pilar #4. Environtment

Homeostasis

Pilar yg ke-4 adalah environment. Pilar inilah yang akan membuat percepatan
dalam mewujudkan kebebasan waktu dan uang.

Pilar yg ke 4 adalah Environment.

Pilihlah Environment atau lingkungan yang akan mengakselerasi pertumbuhan


mental dan bisnis kita.

Sebelum bahas Environment simak cerita ini. Ketika masih SMP, setiap pulang
sekolah kami suka beli bakso tahu gerobakan milik mang Ade.

Begitu juga saat kami SMA sampai keluar SMA masih berlangganan ke dia,
sampe akhirnya kami merantau kuliah.

Tapi setiap kali kami pulang kampung, selalu beli bakso tahu itu dan sampe
sekarang dia masih berjualan bakso tahu dengan gerobaknya.

Artinya dari tahun 1991 sejak kami SMP sampai sekarang 2012 dia masih
berjualan bakso tahu dengan 1 gerobak.

Bayangkan, kami masih SMP saja dia sudah mulai bisnis artinya dia sudah start
duluan, sementara kami mulai serius bisnis tahun 2007.

Sampai hari ini dia belum bisa bebas waktu dan uang, dan saya yakin
disekitar teman-teman pun ada yang seperti mang Ade penjual bakso tahu ini.

Kami melihat ada yang salah dengan mang Ade tukang bakso tahun ini, dia tetap
belum bisa bebas waktu dan uang.

Mari kita amati, pilar ke-1 mindset dia tentang kekayaan sudah benar makanya
dia memilih bisnis.

Pilar ke-2 Business Strategy, ini yang belum dilakukan, harusnya dia bikin
sistem, buka cabang sebanyak-banyaknya dengan cara bermitra atau buka
sendiri.

Pilar ke-3, Kecerdasan Finansial, ini sudah dia lakukan dengan cara membeli
rumah dan sawah di kampungnya dari hasil jualannya.

Pilar ke-4, Environment, ini yang sama sekali tidak dia lakukan.

Setiap dari kita memiliki yang namanya homeostasis. Homeostasis ini yang akan
membuat kita berada di zona nyaman.

Saat penghasilan kita turun, homeostasis ini akan berusaha membuat kita ke
posisi semula, sehingga kita akan kerja keras untuk bisa balik

Bisa balik ke posisi penghasilan semula. Begitu sebaliknya, saat penghasilan


kita melebihi dari biasanya maka homeostasis akan menarik ke posisi nyaman
semula. Dengan cara kita jadi boros , malas atau ceroboh akhirnya ketipu, dll.

Homeostasis ini bekerja di di bottom line dan up line. Analoginya, kalau


Rumah, bottom linenya itu lantai dan up linenya itu cilling atau atap.

Coba

amati

rekening

tabungan

Anda.

Lihat

saldo

minimum

dan

saldo

maksimumnya, seringnya saldo Anda ada di posisi tengah-tengah.

Angka saldo rata-rata maksimum Anda itulah cilling Anda. Jika max saldo ratarata nya 5 juta, nanti saat Anda dapat 50 juta, maka homeostasis bekerja.

Dia akan membuat kondisi saldo balik lagi ke posisi semula dengan rata-rata 5
juta tadi. Nah jadi apa yang harus dilakukan? Naikin cilling Anda.

Apa yang terjadi ke si mang Ade penjual bakso tahu itu karena homeostasisnya
yang bekerja dan dia tidak berusaha naikin cillingnya.

Gimana cara menaikan cilling itu? Caranya adalah.....

Kita lanjut bahas homeostasis nya, siap?

Homeostasis itu suatu kondisi keseimbangan internal yang ideal, dia bekerja di
pikiran bawah sadar.

Jika kita bicara perilaku manusia maka daya homeostasis ini adalah musuh
nomor satu dari perubahan.

Cara kerjanya seperti menarik sebuah karet gelang. Ada daya yang kasat mata
yang menahan gerakan untuk meregangkan karet gelang tersebut.

Setiap kali kita ingin berubah maka kita merasa tak nyaman. Kita dipaksa
kembali ke kondisi semula, dan itu terjadi di pikiran bawah sadar.

Pernah liat orang yang mengeluhkan rekan kantornya yang brengsek, sistem
manajemen kantor yang tidak bagus dan atasan yang semena-mena?

Tapi dia tetap kerja di sana sampai bertahun-tahun. Dia nggak berani keluar dari
zona tersebut?

Dia akan berpikir di tempat baru belum tentu lebih baik. Itulah kerjaan
homeostasis.

Homeostasis ini membuat berbagai alasan yang sepertinya logis untuk membuat
kita tetap di zona nyaman itu.

Satu hal yang perlu diingat adalah homeostasis ada di setiap level pencapaian
kita.

Ketika kita keluar dari sebuah habit lama dan masuk ke habit baru maka segera
kita masuk dalam sebuah zona kenyamanan yang baru.

Selain homeostsis, ada juga psikosklerosis yaitu pengerasan sikap. Hal ini
berakar pada rasa takut dikarenakan kurangnya harga diri.

Psikosklerosi itu kecenderungan alami untuk jatuh cinta pada gagasan sendiri
dan kemudian dengan gigih memeprtahankannya terhadap apa saja yang baru.

Satu alasan utama mengapa orang gagal dalam hidupnya adalah karena mereka
terlalu kaku dan tidak lentur dalam gagasan mereka.

Mereka mencari-cari alasan mengapa sesuatu tidak berjalan bagi mereka,


bukannya mengapa sesuatu itu akan berjalan bagi mereka.

Nah, sekarang gimana carannya menaikan level cilling itu? Caranya kita
bergaul/bermitra dengan orang yang memliki level cilling lebih tingggi.

Jendral-jendral

ma

icih

memilih

bermitra

dengan

@axltwentynine

untuk

menaikan level cilling nya.

@adamhl, @nuha_khalifah, @susantiagustina, mitra-mitra Omar dan Khalifah


memilihi bermitra dengan @ipphoright untuk menaikan level cillingnya.

Alumni YEA dan E-camp memlih @JayaYEA untuk menaikan level cillingnya.

Mitra Lele Lela memilih @RanggaUmara untuk menaikan level cillingnya.

Itulah 4 pilar yang harus di lakukan untuk akselerasi bebas waktu dan uang,
yang mau nanya-nanya silahkan.

Banyak yang tanya tentang homeostasis, kita lanjut ya.

Homeostasis ini tidak hanya bekerja pada area finansial tapi dia bekerja di
hampir semua area kehidupan termasuk kesehatan.

Homeostasis ini bekerja berdasarkan 3 kebutuhan dasar yaitu Approval, Security


dan Control.

Orang yang banyak ngeluh di tempat kerja tapi tetap kerja disitu, ini
homeostasis yang bekerja karena kebutuhan dasar security atau keamanan.

Dia berfikir di tempat lain belum tentu lebih nyaman dari tempat kerja sekarang,
dia berfikir ditempat lain lebih beresiko.

Pernah liat orang yang sakit kemudian dia cerita dengan antusias tentang
penyakitnya ke semua orang?

Di sini homeostasis bekerja berdasarkan kebutuhan dasar approval atau


pengakuan, dia merasa nyaman saat sakitnya diakui oleh orang lain.

Pernah liat orang tua yang maksa anaknya jadi PNS atau pegawai? Disini
homeostasis bekerja karena kebutuhan dasar control dan security.

Pernah liat orang yang tidak percaya sama pegawainya, semua dikerjakan
sendiri? Disini homeostasis bekerja karena kebutuhan dasar security.

Intinya homeostasis ini selalu terbentuk setiap kita sudah ada di zona nyaman
disetiap level yang sudah kita capai.

Tidak ada ynag salah dengan homeostasis, hanya yang perlu disadari apakah
program dia memberdayakan atau malah memperdayakan.

Orang yang terbiasa sholat tepat waktu akan merasa tidak nyaman saat sudah
waktu sholat tapi dia masih harus beraktivitas.

Orang yang terbiasa tahajjud dan puasa Senin Kamis akan merasa tidak nyaman
saat meninggalkannya, inilah program homeostasis yang memberdayakan.

Karena homeostasis ini bekerja di level bawah sadar maka keberadaannya tidak
disadari sampe kita sadar kalau kita tidak sadar.

6 faktor yang menyebabkan seseorang sulit melakukan perubahan, mau tau?

1. Merasa tidak punya masalah.

2. Mau berubah, tetapi tidak tahu caranya.

3. Tidak mau berubah walau tau caranya.

4. Takut perubahan akan membawa dampak negatif.

5. Tidak tahu cara yang benar untuk bisa masuk ke pikiran bawah sadar.

6. Teknik modifikasi belief yg kurang tepat atau salah.

Yap. Begitulah. Tidak perlu bilang apa-apa lagi. Sekarang tergantung Anda saja, ini
semua hanya kumpulan tweet atau agenda Anda sekarang untuk menuju kebebasan
waktu dan uang?
Diposkan oleh Dani Siregar
Label: Bisnis, Curhat, Islam, Keuangan, Marketing, Review

5 Cara Ampuh Meningkatkan


Keuntungan Bisnis Anda Secara
Drastis (Part 1)
Home Bisnis Curhat Ekonomi Keuangan Marketing 5 Cara Ampuh Meningkatkan
Keuntungan Bisnis Anda Secara Drastis (Part 1)

Aslinya materi ini dipaparkan oleh Sir Bradley Sugar. Disampaikan ulang oleh salah
seorang mentor kami di YEA, yakni mas Kukuh. Gunanya, supaya Anda bisa
menganalisis keadaan usaha Anda, lalu mengoptimalisasikannya, sehingga profitnya
bisa naik secara drastis! Well, berikut ini 5 caranya:

1. Pengelolaan
Pelanggan)

Prospek

(Calon

Prospek, atau bisa juga disebut sebagai calon pelanggan, adalah orang yang sepertinya
dia akan membeli produk Anda. Ntah itu karena dia sering lewat ke toko Anda, sering
masuk ke toko Anda, sering ngelirik-lirik toko Anda, maupun sering nanya-nanya
produk

Anda.

Tapi

mereka

belum

beli.

Kalau di toko Anda udah ada prospek begini, yah alhamdulillah. Kalau belum, berarti itu
nasib Anda. Hehehe! Kalau belum, berikut ini jurus-jurus ampuhnya, agar toko Anda
bisa didatangi prospek:

Pasang banner. Usahain bannernya gede. Intinya, supaya orang bisa tahu aja,
kalau Anda itu jualan apaan. Dan usahain juga, banner Anda bisa kelihatan dari
jarak jauh, dan bisa pula dilihat dari berbagai sudut.

Sebar brosur. Inilah cara yang serentak dipakai oleh anak-anak YEA angkatan
18, 19, dan 20, tatkala mengerjakan project Effective Promotion. Saya rasa,
angkatan lainnya juga begitu. Isi brosurnya apa? Terserah. Ntah itu diskon,
voucher, bonus, atau sekadar perkenalan usaha Anda saja, dan sebagainya.
Pastinya, haruslah brosur itu bisa menjawab kalau ada orang yang nanya, "Apa
untungnya buatku?" Yah, intinya, supaya brosur Anda dicintai, Anda kudu ngasih
sesuatu yang untung nan bermanfaat bagi si prospek.

Bikin event. Kemarin, beberapa kali anak-anak YEA 20 buat event di Potluck.
Alhamdulillah, cukup tokcer. Kemarin juga teman saya, si Mbak Fika, bikin event
buat Nanami Cake. Alhamdulillah, memuaskan juga hasilnya. Pastinya, eventnya
kudu disesuaikan sama target pasar. Kalau Anda jualan bubur bayi, bikin event
buat ibu-ibu dan adek-adek bayi. Bukan untuk fans Metalica! Hehehe!

Bahu-membahu dengan usaha lain. Misal, belanja 100 ribu di Hijab Alila, dapat
voucher belanja 100 ribu di Rabbani.

Bubuhi signature email. Jadi, setiap kali Anda ngirim email ke orang, di akhir
surat emailnya Anda pajang nama Anda, pekerjaan, nama usaha Anda, nomor
HP, blog, username twitter, dan seterusnya.

Worth of mouth. Kalau seseorang seneng sama sesuatu, dia pasti akan
merekomendasikannya ke orang lain. Contohnya, barusan aja kemarin sore,
saya denger temen saya si Mbak Windy, bilang begini ke temannya, "Itu film
bagus banget! Pokoknya kamu harus nonton deh!" Sama halnya pula orang yang
tercerahkan dengan islam, ia akan mendakwahkan islam, supaya orang lain juga
bisa bahagia dan tercerahkan seperti dia. Tentunya hal ini berlaku dalam bisnis.
Tatkala pelanggan Anda puas dengan produk Anda, dia bakal ngomong ke
temen-temennya, "Eh, ini bagus loh! Aku beli di toko Anu.. Coba deh kamu nanti
ke situ juga.."

Kartu nama. Pajang usaha Anda di kartu nama Anda. Dan/atau, Anda buat kartu
nama bisnis Anda sendiri. Supaya orang tau. Sekali lagi, supaya orang tau.

Buka cabang di dekat situ-situ juga. Coba saja, Ada 5 booth Es Batok 1453.
Lama-lama orang jadi penasaran, "Apa sih ini? Dari tadi.. Coba aah.."

Pasang sticker di mobil dan motor. Daripada polos? Asal jangan alay aja.
Hehehe!

Bikin gosip sendiri. Anda bilang, "Eh, uda pada nyicipin Mie Ramen Van Java di
belakang UNPAD situ nggak? Enak loh!" Insya Allah gosip jenis begini halal. Ntar
kita tanya ke MUI aja coba. Hehehe! Pertimbangkan pula buat gosip melalui
twitter.

Iklan di media. Yang murah-murah nggak apa-apa, asal sesuai target pasar nan
efektif. Ntah itu melalui koran, radio, angkot, blog, cover facebook, cover twitter,
dan lain-lain.

Sebetulnya masih banyak lagi. Pokoknya, segala macam cara kita coba, supaya banyak
orang yang datang ke toko kita. Kalau kata mas Ippho, "Selagi halal dan legal, hajar
saja!" Hehehe! Indikasi keberhasilannya apa? Paling nggak, Anda mulai kewalahan
melayani mereka. Misalkan kalau usaha Anda adalah Rumah Makan, itu 80% dari
keseluruhan bangkuya udah ditempatin.
Kalau udah? Kalau udah, sok, keluarkan jurus yang kedua.

2. Pengelolaan Nilai Konversi


Konversi itu apa? Konversi itu, persentase orang yang beli, dibandingkan orang yang
dateng (calon pelanggan). Bingung? Bagus. Hehehe! Contoh, kalau ada 90 orang yang
nanya-nanya ke Anda, "Ini harganya berapa Bang?" Tapi ujung-ujungnya yang beli
cuman 9 orang. Berarti konversinya 10%. Why? Karena 9 itu kan 10% dari 90.
Right? So, berikut ini cara menaikkan nilai konversi:

Bukti: Before-After

Kasih garansi. Salah satu alasan saya kenapa kerap membeli laptop Asus
dibandingkan yang lain, karena yang lain itu biasanya ngasih garansi 1 tahun
doang. Kalau Asus, garansinya 2 tahun. Dari situ saja bisa tercerminkan, bahwa
si Asus ini nggak main-main. Serius dia. Jadinya pun saya tambah percaya untuk
membeli. Dan memang menurut data, kerusakan yang terjadi pada pengguna
Asus itu minim. Hm, pun, kerapnya, orang itu ragu untuk membeli, karena ada
pertanyaan mereka yang belum terjawab, "Bener nih barang bagus nih?"

Jaminan uang kembali. Mirip kayak garansi juga. Misal, "Kalau selama 1 Minggu
berat badan Anda tidak turun, kami kembalikan uang Anda!" Intinya, bikin
pelanggan supaya percaya sama produk kita, bahwa produk kita itu memang
bagus. Asal, memang produknya beneran bagus loh ya.

Bidik target pasar yang sesuai. Yah kayak yang tadi, jangan sampai pas Anda
bikin event buat ibu-ibu, tapi yang banyak datang malah anak punk. Ramai pula
itu anak punknya? Meski ramai, kalau nggak ada yang beli, lah buat apa? Sayang
banget. Pastikan "desain" dan "bahasa" promosi Anda sesuai dengan target
pasar Anda.

Gambar before-after. Kayak misalnya kalau Anda jualan produk pelangsing.


Paparkan foto ketika seseorang masih gemuk, kemudian foto setelah itu
mengonsumsi produk pelangsung tersebut, dia jadi langsing.

Kasih diskon. Seringnya orang nggak jadi beli suatu produk, lalu dia berkata,
"Aduh, mahal banget..". Yah, kerap orang mau beli atau nggak mau beli karena
dipagar oleh harga. Pun, lihat tuh, ibu-ibu di sana hobi membeli sesuatu yang
kadang nggak perlu, karena lagi diskon.

Kemasan yang mengasosiasikan produk. Biar orang yakin. Kan 60% orang itu
tipe visual.

Boleh nyicil. Ini pula yang terjadi pada saya dan teman-teman saya, yang
katanya nggak sanggup pingin beli suatu gadget. Tapi, ujung-ujungnya jadi beli
juga, karena boleh nyicil. Nggak punya duit 1 juta, tapi punya duit 200 ribu
setiap bulan. Oke deh.

Jangan main riba. Riba itu haram. Plus, juga menggalaukan orang yang tadinya
mau beli, jadinya mikir-mikir dulu.

Penataan produk yang cakep. Kayak di Indomaret tuh, kan enak mandangnya ya
kan? But, remember, enak menurut pandangan target pasar yaa. Bukan
menurut Anda. Kecuali, Anda termasuk target pasar itu sendiri. Hehehe!

Testimoni. "Makasih Gan, barangnya udah nyampee.. Gileee.. Pelayannya


ramah.. Malamnya pesan, besok pagi ane terima.. Mantap dah Agan yang satu
ini..", "Dulu tiap malam pinggang saya sakit, tapi, sejak saya berobat ke Klinik
Tang Fong, pinggang saya jadi sehat! Sehat! Sehat!" Nah, kalau udah baca
beginian, kan kita jadi yakin kan?

Lays - Produk yang Bervariasi

Tambah variasi produk. "Baru! Rasa Stroberi!" Wah, apa nggak bikin orang
pengen nyoba tuh? Si cowok suka yang coklat, istrinya suka rasa stroberi. Kalau
nggak ada rasa stroberi, kan sayang juga kalau si cowoknya melulu yang beli. Si
ceweknya nggak?

Tonjolkan keuntungan buat pelanggan. Kebanyakan mereka tak peduli hal-hal


teknis bahwa Anda menggunakan mesin anu, bahan anu, dan bla bla bla. Mereka
pedulinya, kalau yang penting mereka bisa dapat anu, dan sebagainya.

Boleh di-test. Kayak kalau Anda mau beli Playstation, kan Anda tes main dulu.
Pas kalau mau beli HP juga. Pas kalau mau beli motor juga. Pelanggan Anda
dibegituin juga dong. Biar dia ngerasin experiencenya. Jadinya kebawa mimpi,
"Kapan gue bisa beli itu barang.." Hehehe!

Pelayanan yang ramah. Udah terbukti, banyak orang yang malas banget, datang
ke suatu toko, kalau pelayanannya jutek. Pokoknya, nggak akan mau lagi! Nggak

akan! Saya tekankan yang satu ini loh. Nampaknya spele, tapi efektif buat
mengusir orang.

Tunjukin solusi. Yah memang karena mereka nyari solusilah, makanya mereka
datengin toko Anda. So, tunjukinlah.

Boleh dipegang. Mirip seperti boleh di-test. Cuman, kalau di-test itu lebih identik
dengan teknologi ya kan? Kalau boleh dipegang ini, maksudnya seperti keramik,
baju, celana, kerudung, rok, sepatu, tas, ember, dan lainnya. Karena ada tipe
orang yang kinestetik. Dia bakal tambah yakin, kalau udah megang.

Bertanya dan mendengarkan. Kadang ada pelanggan yang suka bingung mau
milih produk yang mana. Coba tanya ke dia, kira-kira apa kebutuhannya.
Dengerin baik-baik, laksana konsultan. Biar kita bisa ngasih yang terbaik buat
dia.

Baiklah, pada artikel ini, kita bahas 2 jurus dulu. Insya Allah, 3 jurus berikutnya akan
dibahas pada artikel selanjutnya. Insya Allah aplikatif. Dan memang saya pribadi serta
teman-teman juga sudah mempraktekannya, dan efektif.

You might also like