Professional Documents
Culture Documents
Pada saat rokok dihisap komposisi rokok dipecah menjadi komponen lainnya, misalnya
komponen yang cepat menguap akan menjadi asap bersama-sama dengan komponen
lainnya terkondensasi. Dengan demikian, komponen asap rokok yang dihisap oleh
perokok terdiri atas bagian gas (85%) dan bagian partikel (15%).5
Rokok merupakan produk yang berbahaya karena di dalam rokok terkandung kurang
lebih 4.000 zat kimia, 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya bersifat
karsinogenik.3 Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain: 3,5
1.
Nikotin, merupakan zat yang dapat meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan
darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan
dan ketergantungan pada pemakainya. Setiap batang rokok rata-rata mengandung
nikotin 0,1-1,2 mg nikotin dan jumlah tersebut mampu mencapai otak dalam waktu
15 detik.
2.
Karbon monoksida (CO), gas ini memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan
dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah sehingga karbon monoksida ini dapat
mengurangi suplai oksigen tubuh. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang
dari 1%, sementara dalam darah perokok mencapai 4 15%.
3.
Tar, umumnya digunakan sebagai pelapis jalan atau aspal. Pada rokok atau cerutu,
berupa penumpukan zat kapur, nitrosamine, dan B-naphtylamine, serta cadmium, dan
nikel yang bersifat karsinogenik. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga
mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk
endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru.
Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar
dalam rokok berkisar 24 45 mg.
4.
Arsenik, sejenis unsur kimia berbahaya yang digunakan untuk membunuh serangga.
Arsenik terdiri dari unsur-unsur nitrogen oksida dan ammonium karbonat yang dapat
merusak kerja tubuh.
5.
Ammonia, merupakan gas tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen.
Ammonia sangat mudah memasuki sel-sel tubuh.
6.
Formic Acid, zat yang tidak berwarna, bisa bergerak bebas dan dapat mengakibatkan
lepuh. Cairan ini sangat tajam dan baunya menusuk. Bertambahnya zat tersebut
dalam peredaran darah akan mengakibatkan pernafasan menjadi cepat.
7.
Acrolein, adalah sejenis zat tidak berwarna, sebagaimana aldehid. Zat tersebut sedikit
banyak mengandung alkohol. Cairan ini sangat menganggu kesehatan.
8.
Hydrogen Cyanide,merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak memiliki rasa. Zat ini termasuk zat yang paling ringan, mudah terbakar, dan
sangat efisien untuk menghalangi pernafasan. Cyanideadalah salah satu zat yang
mengandung racun yang sangat berbahaya.
9.
Nitrous Oksida, adalah sejenis gas yang tidak berwarna, yang apabila terhisap, dapat
menyebabkan rasa sakit.
tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia setiap tahun.Bersumber dari data
Yayasan Jantung Indonesia tahun 2010, sebanyak 20-60% lebih penduduk pria dunia
adalah perokok dan 10-50% untuk wanitanya. Di Indonesia diperkirakan 50-59% pria
adalah perokok, dan pada wanita mencapai 10%. Di kalangan remaja kebiasaan merokok
juga sudah demikian mengkhawatirkan, 3-60% remaja (30% remaja pria dan mencapai
10% remaja wanita) mengkonsumsi rokok.3
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan
paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar
mukus bertambah banyak (hiperplasia). Sedangkan, pada saluran napas kecil, terjadi
peradangan sehingga terjadi penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan
lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan
alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan
fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal inilah yang menjadi dasar
terjadinya penyakit paru obstruksi kronik (PPOK). Berdasarkan penelitian sebelumnya,
dikatakan bahwa merokok merupakan faktor resiko utama terjadinya PPOK, temasuk
emfisema paru, bronkitis kronik, dan asma.2,6
Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal sebagai bahan
karsinogen. Juga tar berhubungan dengan resiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan
bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali
lebih sering.
Banyak penelitian telah membukttikan adanya hubungan merokok dengan penyakit
jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri maju, WHO
melaporkan lebih dari setengah kematian disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah,
dimana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survey
Depkes RI tahun 1986 dan 1992 mendapatkan bahwa peningkatan kematian akibat
penyakit jantung dari 9,7 % menjadi 16%. Merokok menjadi faktor utama penyebab
penyakit pembuluh darah jantung tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung
koroner, merokok juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.5
Asap yang dihembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke)
dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau yang
dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang
disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif. Telah
ditemukan 4000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 43 jenis diantaranya bersifat
karsinogenik, dimana bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping,
misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping
dari pada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat
bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.6
Eliminasi iklan, promosi dan sponsor tembakau serta; 6) Raih kenaikan cukai
tembakau.2Di Indonesia sendiri pemerintah telah menyusun berbagai peraturan yang
mengatur perlindungan terhadap masyarakat akibat bahaya merokok, salah satunya
adalah Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok Bagi
Kesehatan.3Indonesia sebagai salah satu inisiator WHO FCTC dan pemimpin ASEAN
justru belum meratifikasi WHO FCTC ini. Hal ini dikarenakan penanggulangan masalah
rokok di Indonesia saat ini masih merupakan dilema yang sulit untuk dipecahkan, di satu
sisi rokok merupakan pemasok devisa terbesar, yaitu sekitar Rp.17 triliun. Namun di sisi
lain bahaya merokok bagi kesehatan sangat besar sekali.5,7
II.3.2 Kebijakan Pemerintah Republik Indonesia
II.3.2.1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan
disusun sebagai pelaksanaan ketentuan pasal 44 UU No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan dalam rangka menimbang bahwa rokok merupakan salah satu zat adiktif yang
bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat, oleh
karena itu perlu dilakukan berbagai upaya pengamanan .Peraturan pemerintah ini
merupakan revisi dari Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 1999 dan Peraturan
Pemerintah No. 38 Tahun 2000 tentang pengendalian tembakau. Peraturan Pemerintah
No. 19 Tahun 2003 mencakup aspek yang berkaitan dengan ukuran dan jenis pesan
peringatan kesehatan, pembatasan waktu bagi iklan rokok di media elektronik, pengujian
kadar tar dan nikotin. Peraturan Pemerintah ini tidak memuat pembatasan kadar
maksimum tar dan nikotin.
Pemerintah Indonesia berupaya untuk meningkatkan penanggulangan bahaya akibat
merokok dan implementasi pelaksanaannya di lapangan. Hal ini dilakukan agar upaya
penanggulangan tersebut lebih efektif,efisien, dan terpadu, maka diperlukan peraturan
perundang-undangan dalam bentuk Peraturan Pemerintah tentang Pengamanan Rokok
Bagi Kesehatan, dalam hal ini Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2003. Peraturan
pemerintah ini bertujuan untuk mencegah penyakit akibat penggunaan rokok bagi
individu dan masyarakat dengan melindungi kesehatan masyarakat terhadap insidensi
penyakit yang fatal dan penyakit yang dapat menurunkan kualitas hidup akibat
penggunaan rokok, melindungi penduduk usia produktif dan remaja dari dorongan
lingkungan dan pengaruh iklan untuk inisiasi penggunaan dan ketergantungan terhadap
rokok, dan meningkatkan kesadaran, kewaspadaan, kemampuan dan kegiatan masyarakat
terhadap bahaya kesehatan terhadap penggunaan rokok. Penyelenggaraan pengamanan
rokok bagi kesehatan dilaksanakan dengan pengaturan meliputi: 1) kandungan kadar
nikotin dan tar; 2) persyaratan produksi dan penjualan rokok; 3) persyaratan iklan dan