You are on page 1of 15

MAKALAH

ETIKA BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN

DISUSUN OLEH:

Nama

: Adi Setiadi

NPM

: 39411172

Kelas

: 4 ID 06

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
BEKASI
2015

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME, karena dengan limpahan rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah pembanding
tentang Etika Bisnis dan Kewirausahaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, guna
memenuhi tugas mata kuliah KWU.
Dalam penyusunan makalah ini, banyak sekali pihak yang telah membantu.
Untuk itu tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu/Bapak dosen mata kuliah KWU yang telah memberikan pengarahan
dalam penyusunan dalam laporan ini.
2. Teman-teman dan semua pihak yang ikut serta dalam pembuatan makalah
ini.
Kami selaku penyusun sangat menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran yang bersifat
konstruktif. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kelangsungan proses
belajar mengajar dikelas khususnya.

Bekasi, 12 Januari 2015

Adi Setiadi

BAB I
PENDAHULUAN

Salah satu aspek yang sangat populer dan perlu mendapat perhatian dalam dunia
bisnis ini adalah norma dan etika bisnis. Etika bisnis selain dapat menjamin
kepercayaan dan loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan,
juga sangat menentukan maju / mundurnya suatu perusahaan.

RUMUSAN MASALAH

1. Menjelaskan norma dan etika bisnis


2. Menyebutkan prinsip prinsip etika dan perilaku bisnis
3. Memahami tata cara mempertahankan standar etika bisnis
4. Memahami macam macam tanggung jawab perusahaan terhadap pemilik
kepentingan
TUJUAN PENULISAN

1. Untuk memenuhi tugas kelompok Kewirausahaan dan Manajemen Inovasi.


2. Untuk dijadikan bahan dalam kegiatan diskusi
3. Untuk mengetahui pentingnya etika didalam berbisnis dan kewirausahaan.

ETIKA BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN


Norma dan Etika Bisnis
Menurut Zimmerer (1996:20), etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku
pengusaha berdasarkan nilai nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan
dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan.
Menurut Ronald J. Ebert dan Ricky M. Griffin (200:80), etika bisnis adalah istilah
yang sering digunakan untuk menunjukkan perilaku dari etika seseorang manajer
atau karyawan suatu organisasi.
Semua keputusan perusahaan sangat memengaruhi dan dipengaruhi oleh pemilik
kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua individu atau kelompok yang
berkepentingan dan berpengaruh terhadap keputusan perusahaan. Ada dua jenis
pemilik kepentingan yang berpengaruh terhadap perusahaan yaitu pemilik
kepentingan internal dan eksternal.
Pemilik kepentingan eksternal meliputi :
1. Investor
2. Karyawan
3. Manajemen
4. Pimpinan
Pemilik kepentingan internal meliputi :
1. Pelanggan
2. Asosiasi dagang
3. Kreditor
4. Pemasok
5. Pemerintah
6. Masyarakat umum
7. Kelompok khusus yang berkepentingan terhadap perusahaan
1

Menurut Zimmerer (1996:21) yang termasuk kelompok pemilik kepentingan yang


memengaruhi keputusan bisnis adalah :
1. Para pengusaha dan mitra usaha
Selain merupakan pesaing, para pengusaha juga merupakan mitra. Sebagai
mitra, para pengusaha merupakan relasi usaha yang dapat bekerja sama
dalam menyediakan informasi atau sumber peluang. Misalnya akses pasar,
bahan baku, dan sumber daya lainnya. Bahkan mitra usaha dapat berperan
sebagai pemasok, produsen, dan pemasar. Loyalitas mitra usaha akan
sangat bergantung pada kepuasan yang mereka terima ( bagian dari
kepuasan pemilik kepentingan ) perusahaan.
2. Petani dan perusahaan pemasok bahan baku
Petani dan perusahaan berperan dalam menyediakan bahan baku. Pasokan
bahan baku yang kurang bermutu dan lambat dapat memengaruhi kinerja
perusahaan. Oleh karena itu perusahaan dan petani yang memasok bahan
baku merupakan faktor yang langsung memengaruhi keputusan bisnis.
Keputusan dalam menentukan kualitas barang dan jasa sangat bergantung
pada pemasok bahan baku.
3. Organisasi pekerja yang mewakili pekerja
Organisasi atau serikat pekerja dapat memengaruhi keputusan melalui
proses tawar menawar secara kolektif. Tawar menawar tingkat upah,
jaminan sosial, kesehatan, kompensasi, dan jaminan hari tua sangat
berpengaruh langsung terhadap pengambilan keputusan. Perusahaan yang
tidak melibatkan organisasi pekerja dalam mengambil keputusan sering
menimbulkan protes protes yang mengganggu jalannya perusahaan.
Ketidakloyalan para pekerja dan protes buruh adalah akibat dari
ketidakpuasan mereka terhadap keputusan yang diambil perusahaan.
4. Pemerintah yang mengatur kelancaran aktivitas usaha
Pemerintah dapat mengatur kelancaran aktivitas usaha melalui serangkaian
kebijaksanaan yang dibuatnya. Peraturan dan perundang undangan
pemerintah sangat berpengaruh terhadap iklim usaha. Undang undang
2

monopoli, hak paten, hak cipta, dan peraturan yang melindungi dan
mengatur jalannya usaha sangat besar pengaruhnya terhadap dunia usaha.
5. Bank penyandang dana perusahaan
Bank selain fungsinya sebagai jantung perekonomian secara makro, juga
berfungsi sebagai lembaga yang dapat menyediakan dana perusahaan.
Neraca neraca perbankan yang kurang likuid dapat memengaruhi neraca
neraca perusahaan yang tidak likuid. Sebaliknya, Neraca neraca
perusahaan yang kurang likuid dapat memengaruhi keputusan bank dalam
menyediakan dana bagi perusahaan. Bunga kredit bank dan pesyaratan
yang dibuat bank penyandang dana sangat besar pengaruhnya terhadap
keputusan yang diambil dalam bisnis.
6. Investor penanaman modal
Investor penyandang dana dapat memengaruhi perusahaan melalui
serangkaian persyaratan yang diajukannya. Persyaratan tersebut akan
mengikat dan sangat besar pengaruhnya dalam pengambilan keputusan.
Misalnya seperti standar tenaka kerja, bahan baku, produk, dan aturan
lainnya. Jadi loyalitas investor sangat bergantung pada tingkat kepuasan
mereka atas hasil modal yang ditanamkan.
7. Masyarakat umum yang dilayani
Masyarakat umum yang dilayani dapat memengaruhi keputusan bisnis.
Mereka akan menanggapi dan memberikan informasi tentang bisnis.
Mereka juga merupakan konsumen yang akan menentukan keputusan
keputusan perusahaan, baik dalam menentukan produk barang dan jasa
yang dihasilkan maupun teknik produksi yang digunakan. Tanggapan
terhadap operasi perusahaan, kualitas, harga, dan jumlah barang serta
layanan perusahaan memengaruhi keputusan keputusan perusahaan.
8. Pelanggan yang membeli produk
Pelanggan yang membeli produk secara langsung dapat memengaruhi
keputusan bisnis. Barang dan jasa yang akan dihasilkan, jumlah, dan
teknologi yang diperlukan sangat ditentukan oleh pelanggan dan
memegnaruhi keputusan keputusan bisnis.
3

Selain kelompok kelompok tersebut di atas, beberapa kelompok lain yang


berperan dalam perusahaan adalah para pemilik kepentingan kunci seperti
manajer, direktur, dan kelompok khusus. Semua kelompok kepentingan baik
secara internal maupun eksternal oleh zimmerer ditunjukkan pada gambar

PELANGGAN
SERIKAT PEKERJA

KELOMPOK
KARYAWAN

INVESTOR

PERUSAHAAN

DEWAN DIREKSI

MANAJEMEN

KREDITOR

PEMASOK

PEMERINTAH

MASYARAKAT

GAMBAR : PEMILIK KEPENTINGAN KUNCI


Selain etikadan perilaku yang tidak kalah penting adalah norma etika. Menurut
Zimmerer (1996:22) ada tiga tingkatan norma etika :
1. Hukum, berlaku bagi masyarakat secara umum yang mengatur perbuatan
yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. Hukum hanya mengatur
standar perilaku minimum.

2. Kebijakan dan prosedur organisasi, memberi arahan khusus bagi setiap


orang dalam organisasi dalam mengambil keputusan sehari hari. Para
karyawan akan bekerja sesuai dengan kebijakan dan prosedur perusahaan.
3. Moral sikap mental individual, sangat penting untuk menghadapi suatu
keputusan yang tidak diatur oleh aturan formal. Nilai moral dn sikap
mental individual biasanya berasal dari keluarga, agama, dan sekolah.
Sebagian lain yang menentukan etika perilaku adalah pendidikan,
pelatihan, dan pengalaman. Kebijakan dan aturan perusahaan sangat
penting terutama untuk membantu, mengurangi, dan mempertinggi
pemahaman karyawan tentang etika perilaku.
Menurut Zimmerer (1996), kerangka kerja etika dapat dikembangkan melalui tiga
tahap :
1. Mengakui dimensi dimensi etika yang ada sebagai suatu alternatif atau
keputusan. Artinya, sebelum wirausaha menginformasikan suatu
keputusan etika yang dibuat, terlebih dahulu ia harus mengakui etika yang
ada.
2. Mengidentifikasi pemilik kepentingan kunci yang terlibat dalam
pengambilan keputusan. Setiap keputusan bisnis akan memengaruhi dan
dipengaruhi oleh berbagai pemilik kepentingan.
3. Membuat pilihan alternatif dan membedakan antara tanggapan etika dan
bukan etika. Ketika akan membuat pilihan alternatif tanggapan etika dan
bukan etika serta mengevaluasi dampak positif dan negatifnya, manajer
akan menemukan beberapa hal berikut :
a. Prinsip prinsi dan etika perilaku
b. Hak hak moral
c. Keadilan
d. Konsekuensi dan hasil
e. Pembenaran publik
f. Intuisi dan pengertian / wawasan.

4. Memilih tanggapan etika yang terbaik dan mengimplementaasikannya.


Pilihan tersebut harus konsisten dengan tujuan, budaya, dan sistem nilai
perusahaan serta keputusan individu. Oleh karena itu ada tiga tipe manajer
dilihat dari sudut etikanya :
1. Manajemen Tidak Bermoral. Manajemen tidak bermoral didorong oleh
kepentingan dirinya sendiri, demi keuntungan sendiri atau perusahaan.
Kekuatan yang menggerakan manajemen immoral adalah
kerakusan/ketamakan yaitu berupa prestasi organisasi atau
keberhasilan personal.
2. Manajemen Amoral. Tujuan utamanya adalah laba, akan tetapi
tindakannya berbeda dengan manajemen immoral. Yang
membedakannya yaitu mereka tidak dengan sengaja melanggar hukum
atau norma etika. Yang terjadi pada manajemen amoral adalah bebas
kendali dalam pengambilan keputusan, artinya mereka tidak
mempertimbangkan etika dalam mengambil keputusan.
3. Manajemen bermoral. Bertujuan untuk meraih keberhasilan, tetapi
menggunakan aspek legal dan prinsip prinsip etika. Filosofi manajer
bermoral selalu melihat hukum sebagai standar minimum untuk
beretika dalam perilaku.
Prinsip prinsip Etika dan Perilaku Bisnis
Menurut pendapat Michael josephson (1998) yang dikutip oleh zimmerer (1996:
27 28), secara universal, ada 10 prinsip etika yang mengarahkan perilaku, yaitu:
1. Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh sungguh,
terus terang, tidak curang, tidak mencuri, tidak menggelapkan, tidak
berbohong.
2. Integritas, yaitu memegang prinsip melakukan kegiatan yang terhormat,
tulus hai, berani dan penuh pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak
berbuat jahat, dan dapat dipercaya.

3. Memelihara janji, yaitu selalu menaati janji, patut dipercaya, penuh


komitmen, patuh, tidak menginteprestasikan persetujuan dalam bentuk
teknikal atau legalistic dengan dalih ketidakrelaan.
4. Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan, dan
Negara, tidak menggunakan atau memperlihatkan informasi rahasia,
begitu juga dalam suatu konteks professional, menjaga/melindungi
kemampuan untuk membuat keputusan professional yang bebas dan teliti,
dan menghindari hal yang tidak pantas serta konflik kepentngan.
5. Kewajaran/ keadilan, yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia
mengakui kesalahan, memperlihatkan komitmen keadilan, persamaan
perlakuan individual dan toleran terhadap perbedaan, serta tidak bertindak
melampaui batas atau mengambil keuntungan professional yang bebas dan
teliti, dan menghindari hal yang tidak pantas serta konflik kepentingan.
6. Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, berbaik hati, belas
kasihan, tolong menolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu
yang membahayakan orang lain.
7. Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat orang lain,
kebebasan dan hak menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan
santun, tidak merendahkan dan memperlakukan martabat orang lain.
8. Warga Negara yang bertanggung jawab, yaitu selalu menaati
hukum/aturan, penuh kesadaran social, dan menghormati proses
demokrasi dalam mengambil keputusan.
9. Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam segala hal, baik
dalam pertemuan personal maupun pertanggungjawaban professional,
tekun, dapat dipercaya/diandalkan, rajin penuh komitmen, melakukan
semua tugas dengan kemampuan terbaik, dan mengembangkan serta
mempertahankan tingkat kompetensi yang tinggi.
10. Dapat dipertanggungjawabkan, yaitu memiliki dan menerima tanggung
jawab atas keputusan dan konsekuensinya serta selalu memberi contoh
Cara cara mempertahankan standar etika
7

1. Ciptakan kepercayaan perusahaan. Kepercayaan perusahaan dalam


menetapkan nilai nilai perusahaan yang mendasari tanggung jawab
etika bagi pemilik kepentingan.
2. Kembangkan kode etik. Kode etik merupakan suatu catatan tentang
standar tingkah laku dan prinsip prinsip etika yang diharapkan
perusahaan dari karyawan.
3. Jalankan kode etik secara adil dan konsisten. Manajer harus
mengambil tindakan apabila mereka melanggar etika. Bila karyawan
mengetahui bahwa yang melnggar etika tidak dihukum, maka kode etik
menjadi tidak berarti apa apa.
4. Lindungi hak perorangan. Akhir dari semua keputusan setiap etika
sangat begantung pada individu. Melindungi seseorang dengan kekuatan
prinsip moral dan nilainya merupakan jaminan terbaik untuk
menghindari penyimpangan etika.
5. Adakan pelatihan etika. Workshop merupakan alat untuk
meningkatkan kesadaran para karyawan.
6. Lakukan audit etika secara periodic. Audit merupakan cara terbaik
untuk mengevaluasi efektivitas system etika.
7. Pertahankan standar tinggi tentang tingkah laku, tidak hanya
aturan. Standar tingkahb laku sangat penting untuk menekankan betapa
pentingnya etika dalam organisasi.
8. Hindari contoh etika yang tercela setiap saat dan etika diawali dari
atasan. Atasan harus memberi contoh dan menaruh kepercayaan kepada
bawahannya.
9. Ciptakan budaya yang menekankan komunikasi dua arah.
Komunikasi dua arah sangat penting, yaitu untuk menginformasikan
barang dan jasa yang kita hasilkan dan menerima aspirasi untuk
perbaikan perusahaan.
10. Libatkan karyawan dalam mempertahankan standar etika. Para
karyawan diberi kesempatan untuk memberikan umpan balik tentang
bagaiman standar etika dipertahankan.
8

Tanggung Jawab Perusahaan


Menurut Zimmerer, ada beberapa macam pertanggungjawaban perusahaan, yaitu:
1. Tanggung jawab terhadap lingkungan. Perusahaan harus ramah
lingkungan, artinya perusahaan harus memerhatikan, melestarikan, dan
menjaga lingkungan, misalnya tidak membuang limbah yang mencemari
lingkungan, berusaha mendaur ulang limbah yang merusak lingkungan,
dan menjalin komunikasi dengan kelompok masyarakat yang ada di
lingkungan sekitarnya.
2. Tanggung jawab terhadap karyawan. Tanggung jawab perusahaan
terhadap karyawan dapat diakukan dengan cara:
a. Mendengarkan dan menghormati pendapat karyawan
b. Meminta input kepada karyawan
c. Memberikan umpan balik positif maupun negative
d. Selalu menekankan tentang kepercayaan kepada karyawan
e. Membiarkan karyawan mengetahui apa yang sebenarnya mereka
harapkan
f. Memberikan imbalan kepada karyawan yang bekerja dengan baik
g. Memberi kepercayaan kepada karyawan

3. Tanggung jawab terhadap pelanggan. Tanggung jawab sosisal


perusahaan juga termasuk melindungi hak hak pelanggan yaitu:
a. Hak mendapatkan produk yang aman
b. Hak mendapatkan informasi segala aspek produk
c. Hak untuk didengar
d. Hak memilih apa yang akan dibeli
Sedangkan menurut Zimmerer(1996), hak hak pelanggan yang harus
dilindungi meliputi:
a. Hak keamanan. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
harus berkualitas dan memberikan rasa aman, demikian juga
kemasannnya
9

b. Hak mengetahui. Konsumen berhak untuk mengetahui barang


dan jasa yang mereka beli, termasuk perusahaan yang
menghasilkan barang tersebut.
c. Hak untuk didengar. Komunikasi dua arahh harus dibentuk,
yaitu untuk menyalurkan keluhan produk dan jasa dari konsumen
dan untuk menyampaikan berbagai informasi barang dan jasa dari
perusahaan.
d. Hak atas pendidikan. Pelanggan berhak atas pendidikan,
misalnya pendidikan tentang bagaimana menggunakan dan
memelihara produk
e. Hak untuk memilih. Tanggung jawab social perusahaan adaalah
tidak mengganggu persaingan dan mengabaikan undang undang
antimonopili (antitrust)

4. Tanggung jawab terhadap investor. Tanggung jawabnya yaitu


menyediakan pengembalian investasi yang menarik, seperti
memaksimumkan laba dan juga melaporkan kinerja keuangan seakurat
dan setepat mungkin.

5. Tanggung jawab terhadap masyarakat. Perusahaan harus bertanggung


jawab terhadap masyarakat sekitarnya, misalnya menyediakan pekerjaan
dan menciptakan kesehatan serta kontribusi terhadap masyarakat.

10

SIMPULAN

Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai nilai
moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan
memecahkan persoalan (Zimmerer). Kelompok pemilik kepentingan yang
memengaruhi keputusan bisnis adalah Para pengusaha dan mitra usaha, Petani dan
perusahaan pemasok bahan baku, Organisasi pekerja, pemerintah, bank, investor,
masyarakat umum, pelanggan. Setiap perusahaan harus memiliki tanggung jawab
terhadap semua pihak yang bersangkutan dengan perusahaannya seperti tanggung
jawabnya terhadap lingkungan, karyawan, investor, pelanggan, masyarakat.
Karena dengan beretika bisnis yang baik selain dapat menjamin kepercayaan dan
loyalitas dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan, juga sangat
menentukan maju / mundurnya suatu perusahaan.

11

DAFTAR PUSTAKA

Suryana. 2003. Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju


Sukses. Jakarta:
Salemba Empat

12

You might also like