You are on page 1of 18

1.

SIFAT-SIFAT FISIS DAN REAKSI EMPEDU


A. Tujuan Percobaan
1. Untuk membantu membuat diagnosa atau mengikuti perjalanan penyakit atau gangguan
metabolisme empedu dan gangguan organ-organ atau faktor-faktor yang berhubungan
dengan metabolisme empedu tersebut.
2. Untuk mengetahui sifat-sifat fisis dan reaksi dalam empedu yang terjadi pada sistem
gastro entero hepatologi.
3. Untuk mengetahui warna, bau, konsistensi, kejernihan, reaksi terhadap kertas lakmus dan
berapa berat jenis (kg) yang terkandung dalam empedu .
B. Tinjauan Teoritis
Empedu diproduksi oleh hati dan disimpan didalam kandung empedu. Selama
pencernaan, kandung empedu berkontraksi dan menyalurkan empedu ke usus kecil. Garam
empedu yang dihasilkannya memecah agregat lemak hingga memperbesar luas permukaannya.
Bentuk micelles ( agregat dari asam lemak, kolesterol, dan monogliserida ) yang dihasilkannya
membuat lemak dapat larut dalam air. Hal ini penting dalam mempercepat proses pencernaan
lemak.
Banyaknya empedu yang dihasilkan tergantung dari :
1. Jenis makanan, makin banyak makanan (lemak) maka makin banyak empedu.
2. Susunan empedu dalam hati.
Perangsangan empedu tergantung dua faktor yaitu :
1. Faktor makanan.
2. Faktor hormonal.
Sebelum masuk ke usus kecil empedu bercampur dahulu dengan getah pankreas. Empedu
bereaksi alkalis. Diantara bahan-bahan terpenting yang terdapat didalam empedu adalah garamgaram empedu (Natrium glikokolat dan Taurokolat), pigmen-pigmen empedu, lesitin, kolestrol,
dan garam-garam anorganik. Empedu merupakan campuran sekresi dan ekskresi. Bahan yang
disekresi misalnya garam-garam empedu dan yang disekresi adalah pigmen-pigmen empedu dan
kolestrol. Garam-garam empedu membantu proses pencernaan dan penyerapan vitamin-vitamin
yang larut dalam lemak.
1

Aktivasi tadi disebabkan karena :


1. Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan membantu emulsifikasi lemak
sehingga memudahkan pencernaan.
2. Garam empedu berikatan dengan asam lemak membentuk suatu kompleks yang lebih
mudah larut dan diserap.
Disamping mengekskresikan sejumlah zat yang dibentuk ditempat lain didalam tubuh.
Diantaranya yang terpenting adalah bilirubin, yang merupakan salah satu produk akhir utama
pemecahan hemoglobin. Diantara bila sel darah merah telah melewati masa hidupnya, rata-rata
120 hari, maka membran sel darah merah pecah dan melepaskan hemoglobin yang difagositosis
oleh sel-sel retikuloendotelial sistem di seluruh tubuh. Disini hemoglobin akan dipecah menjadi
hem dan globin, lalu cincin hem cepat dikonversi menjadi bilirubin yang dilepaskan ke dalam
plasma atau disebut bilirubin I. Kemudian ada juga oleh sel hepar menjadi bilirubin II yang
diekskresi oleh transport aktif ke dalam empedu.

C. Alat dan Bahan


Alat :
1.

Hidrometer sebanyak 1 buah.

2.

Termometer sebanyak 1 buah.

3.

Urinometer sebanyak 1 buah.


Bahan-bahan :

1. Kertas lakmus sebanyak 1 lembar.


2. Empedu.
D. Prosedur Kerja
1. Masukkan empedu dalam gelas ukur.
2. Amatilah hal-hal dibawah ini :
A. Warna, bau, konsistensi, dan kejernihan.
B. Reaksi terhadap kertas lakmus.
2

C. Berat jenis (metode).


3. Catatlah hal-hal dibawah ini :

4.
5.
6.
7.
8.

A. Warna, bau konsistensi, dan kejernihan.


B. Reaksi terhadap kertas lakmus.
C. Berat jenis (metode).
Isilah tabung urinometer dengan empedu.
Masukkan hidrometer ke dalam tabung urinometer berisi empedu.
Lihat dengan seksama nilai yang tertera pada hidrometer dan catat hasilnya.
Kemudian lakukan pengukuran suhu kamar dengan menggunakan termometer.
Lihat dengan seksama nilai yang tertera pada termometer dan catat hasilnya.
Catatan :

1. Pada saat memasukkan hidrometer tidak boleh menyentuh dinding tabung.


2. Tiap-tiap urinometer telah ditera pada suatu suhu tertentu. Apabila suhu empedu tidak
sama dengan suhu tera, lakukanlah koreksi sebagai berikut :
a. Tambahkan 0,001 pada angka yang dinyatakan pada urinometer bagi tiap
penambahan suhu 3 o C di atas suhu tera.
b. Kurangi 0.001 untuk setiap perbedaan suhu 3 o C di bawah suhu tera.
E. Percobaan
Percobaan yang dilakukan yaitu uji sifat-sifat fisis dan reaksi empedu dengan warna, bau,
konsistensi, kejernihan, reaksi terhadap kertas lakmus dan mengukur berat jenis empedu. Untuk
mengetahui warna, bau, konsistensi, kejernihan, reaksi terhadap kertas lakmus, dan berapa berat
jenis (kg) yang terkandung dalam empedu.
F. Hasil Percobaan
1.
Warna, bau, konsistensi, dan kejernihan.
1.1.
Warna empedu adalah kuning.
1.2.
Bau empedu adalah amis.
1.3.
Konsistensi empedu adalah cair.
1.4.
Kejernihan empedu adalah jernih.
2.
Reaksi terhadap kertas lakmus.
2.1.
Reaksi terhadap kertas lakmus adalah 8 (biru berarti pH empedu basa).
3.
Berat jenis (metode)
Penilaian uji berat jenis empedu ada 2 (dua) metode :
3. 1. Apabila suhu kamar lebih dari 20 o C
3

BJ sesungguhnya = BJ terbaca + Suhu Kamar 20 o C


3 x 1000
3. 2. Apabila suhu kamar kurang dari 20 o C

BJ sesungguhnya = BJ terbaca + 20 o C- Suhu Kamar


3 x 1000
Keterangan

: BJ = Berat Jenis

Diketahui

: BJ terbaca

: 1,022

Suhu Kamar

: 29 o C

Hasil Perhitungan

Suhu lebih dari 20 o C


BJ sesungguhnya

= 1,022 + 29 o C 20 o C
3 x 1000
= 1,022 + 0,003
= 1,025 kg

G. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan bahwa hasil warna empedu kuning, bau
empedu amis, konsistensi empedu cair, kejernihan empedu jernih, reaksi empedu terhadap kertas
lakmus adalah 8 (biru berarti pH empedu basa), dan berat jenis urin 1,025 kg.
Berarti dapat disimpulkan bahwa dalam empedu berwarna kuning, berbau amis,
konsistensi cair, kejernihan jernih, reaksi terhadap kertas lakmus adalah 8 (biru berarti pH
empedu basa), dan terdapat berat jenis sebanyak 1,025 kg.
H. Saran
Pada saat melakukan percobaan, hendaklah mengikuti petunjuk yang sudah ditentukan.
Selalu menjaga kebersihan dan kerapihan baik sebelum maupun sesudah praktikum. Usahakan
melakukan percobaan dengan cermat dan teliti agar meminimalisir kesalahan yang akan terjadi.
4

Perhatikan dengan seksama pada saat mengamati dan mencatat warna, bau, konsistensi,
kejernihan, reaksi terhadap kertas lakmus, berat jenis serta pembacaan suhu dan urinometer harus
dilakukan dengan benar-benar teliti sehingga tidak terjadi kesalahan dalam mendapatkan hasil.
Karena perbedaan warna, bau, konsistensi, kejernihan, reaksi terhadap kertas lakmus, berat jenis
dan suhu dapat menimbulkan perbedaan hasil yang di dapatkan. Catat hasil sesuai dengan
percobaan yang telah dilakukan. Adapun dalam pembuatan laporan, harus berdasarkan
pengamatan yang dilakukan dalam percobaan.
2.

UJI EMULSI EMPEDU


A. Tujuan Percobaan
1. Untuk membantu membuat diagnosa atau mengikuti perjalanan penyakit atau gangguan
metabolisme empedu dan gangguan organ-organ atau faktor-faktor yang berhubungan
dengan metabolisme empedu tersebut.
2. Untuk mengetahui emulsi dalam empedu yang terjadi pada sistem gastro entero
hepatologi.
B. Tinjauan Teoritis
Empedu diproduksi oleh hati dan disimpan didalam kandung empedu. Selama
pencernaan, kandung empedu berkontraksi dan menyalurkan empedu ke usus kecil. Garam
empedu yang dihasilkannya memecah agregat lemak hingga memperbesar luas permukaannya.
Bentuk micelles ( agregat dari asam lemak, kolesterol, dan monogliserida ) yang dihasilkannya
membuat lemak dapat larut dalam air. Hal ini penting dalam mempercepat proses pencernaan
lemak.
Banyaknya empedu yang dihasilkan tergantung dari :
1. Jenis makanan, makin banyak makanan (lemak) maka makin banyak empedu.
2. Susunan empedu dalam hati.
Perangsangan empedu tergantung dua faktor yaitu :
1. Faktor makanan.
2. Faktor hormonal.

Sebelum masuk ke usus kecil empedu bercampur dahulu dengan getah pankreas. Empedu
bereaksi alkalis. Diantara bahan-bahan terpenting yang terdapat didalam empedu adalah garamgaram empedu (Natrium glikokolat dan Taurokolat), pigmen-pigmen empedu, lesitin, kolestrol,
dan garam-garam anorganik. Empedu merupakan campuran sekresi dan ekskresi. Bahan yang
disekresi misalnya garam-garam empedu dan yang disekresi adalah pigmen-pigmen empedu dan
kolestrol. Garam-garam empedu membantu proses pencernaan dan penyerapan vitamin-vitamin
yang larut dalam lemak.
Aktivasi tadi disebabkan karena :
1. Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan membantu emulsifikasi lemak
sehingga memudahkan pencernaan.
2. Garam empedu berikatan dengan asam lemak membentuk suatu kompleks yang lebih
mudah larut dan diserap.
Disamping mengekskresikan sejumlah zat yang dibentuk ditempat lain didalam tubuh.
Diantaranya yang terpenting adalah bilirubin, yang merupakan salah satu produk akhir utama
pemecahan hemoglobin. Diantara bila sel darah merah telah melewati masa hidupnya, rata-rata
120 hari, maka membran sel darah merah pecah dan melepaskan hemoglobin yang difagositosis
oleh sel-sel retikuloendotelial sistem di seluruh tubuh. Disini hemoglobin akan dipecah menjadi
hem dan globin, lalu cincin hem cepat dikonversi menjadi bilirubin yang dilepaskan ke dalam
plasma atau disebut bilirubin I. Kemudian ada juga oleh sel hepar menjadi bilirubin II yang
diekskresi oleh transport aktif ke dalam empedu.

C. Alat dan Bahan


Alat :
1.

Gelas ukur sebanyak 3 buah.

2.

Tabung reaksi sebanyak 2 buah.


Bahan-bahan :
1. Air sebanyak 19 mL.
2. Empedu sebanyak 1 mL.
6

3. Minyak sebanyak 2 mL.


D. Prosedur Kerja
1.

Isilah tabung reaksi I dengan minyak sebanyak 1 mL dan tambahkan air sebanyak 10 mL
yang sebelumnya telah dilakukan pengukuran dengan menggunakan gelas ukur.

2.

Isilah tabung reaksi II dengan minyak sebanyak 1 mL, tambahkan air sebanyak 9 mL,
dan tambahkan empedu sebanyak 1 mL yang sebelumnya telah dilakukan pengukuran
dengan menggunakan gelas ukur.

3.

Kemudian tabung reaksi I dan II dikocok kuat-kuat.

4.

Tempatkanlah untuk beberapa lama di rak tabung reaksi.

5.

Lihat dengan seksama terjadi emulsi atau tidak yang terjadi pada tabung reaksi I dan II.

6.

Kemudian catat hasilnya.


Catatan :

1.

Emulsi akan terjadi pada tabung reaksi yang ditambahkan empedu walaupun dengan
volume yang sama yaitu 11 mL.

E. Percobaan
Percobaan yang dilakukan yaitu uji emulsi empedu dengan menggunakan empedu
sebagai pereaksi dengan minyak dan air setelah dicampurkan. Untuk mengetahui terjadinya
emulsi yang terdapat dalam empedu dengan melihat hasil percobaan. Apakah terjadi emulsi atau
tidak pada tabung reaksi I dan II.
F. Hasil Percobaan
TABEL HASIL PERCOBAAN
TABUNG REAKSI
I
II

KETERANGAN
(-) Tidak terjadi emulsi
(+) Terjadi emulsi

G. Kesimpulan
Dari hasil percobaan pertama yang dilakukan didapatkan bahwa pada tabung reaksi I
ketika minyak ditambahkan air dalam tabung reaksi tersebut tidak terjadi emulsi. Maka hasil
percobaan emulsi negatif (-). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam tabung reaksi tersebut
tidak terjadi emulsi.
7

Akan tetapi dari hasil percobaan yang kedua dilakukan didapatkan bahwa pada tabung
reaksi II ketika minyak ditambahkan air kemudian ditambahkan empedu dalam tabung reaksi
tersebut terjadi emulsi. Maka hasil percobaan emulsi positif (+). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa dalam tabung reaksi tersebut terjadi emulsi.
H. Saran
Pada saat melakukan percobaan, hendaklah mengikuti petunjuk yang sudah ditentukan.
Selalu menjaga kebersihan dan kerapihan baik sebelum maupun sesudah praktikum. Usahakan
melakukan percobaan dengan cermat dan teliti agar meminimalisir kesalahan yang akan terjadi.
Perhatikan dengan seksama pada saat melakukan proses pencampuran. Kemudian lihatlah proses
terjadinya emulsi. Sehingga hasilnya akan sesuai seperti yang diharapkan. Catat hasil sesuai
dengan percobaan yang telah dilakukan. Adapun dalam pembuatan laporan, harus berdasarkan
pengamatan yang dilakukan dalam percobaan.
3.

UJI PIGMEN EMPEDU


A. Tujuan Percobaan
1. Untuk membantu membuat diagnosa atau mengikuti perjalanan penyakit atau gangguan
metabolisme empedu dan gangguan organ-organ atau faktor-faktor yang berhubungan
dengan metabolisme empedu tersebut.
2. Untuk mengetahui pigmen dalam empedu yang terjadi pada sistem gastro entero
hepatologi.
B. Tinjauan Teoritis
Empedu diproduksi oleh hati dan disimpan didalam kandung empedu. Selama
pencernaan, kandung empedu berkontraksi dan menyalurkan empedu ke usus kecil. Garam
empedu yang dihasilkannya memecah agregat lemak hingga memperbesar luas permukaannya.
Bentuk micelles ( agregat dari asam lemak, kolesterol, dan monogliserida ) yang dihasilkannya
membuat lemak dapat larut dalam air. Hal ini penting dalam mempercepat proses pencernaan
lemak.
Banyaknya empedu yang dihasilkan tergantung dari :
1. Jenis makanan, makin banyak makanan (lemak) maka makin banyak empedu.
2. Susunan empedu dalam hati.
8

Perangsangan empedu tergantung dua faktor yaitu :


1. Faktor makanan.
2. Faktor hormonal.
Sebelum masuk ke usus kecil empedu bercampur dahulu dengan getah pankreas. Empedu
bereaksi alkalis. Diantara bahan-bahan terpenting yang terdapat didalam empedu adalah garamgaram empedu (Natrium glikokolat dan Taurokolat), pigmen-pigmen empedu, lesitin, kolestrol,
dan garam-garam anorganik. Empedu merupakan campuran sekresi dan ekskresi. Bahan yang
disekresi misalnya garam-garam empedu dan yang disekresi adalah pigmen-pigmen empedu dan
kolestrol. Garam-garam empedu membantu proses pencernaan dan penyerapan vitamin-vitamin
yang larut dalam lemak.
Aktivasi tadi disebabkan karena :
1. Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan membantu emulsifikasi lemak
sehingga memudahkan pencernaan.
2. Garam empedu berikatan dengan asam lemak membentuk suatu kompleks yang lebih
mudah larut dan diserap.
Disamping mengekskresikan sejumlah zat yang dibentuk ditempat lain didalam tubuh.
Diantaranya yang terpenting adalah bilirubin, yang merupakan salah satu produk akhir utama
pemecahan hemoglobin. Diantara bila sel darah merah telah melewati masa hidupnya, rata-rata
120 hari, maka membran sel darah merah pecah dan melepaskan hemoglobin yang difagositosis
oleh sel-sel retikuloendotelial sistem di seluruh tubuh. Disini hemoglobin akan dipecah menjadi
hem dan globin, lalu cincin hem cepat dikonversi menjadi bilirubin yang dilepaskan ke dalam
plasma atau disebut bilirubin I. Kemudian ada juga oleh sel hepar menjadi bilirubin II yang
diekskresi oleh transport aktif ke dalam empedu.

C. Alat dan Bahan


Alat :
1. Gelas ukur sebanyak 3 buah.
9

2. Tabung reaksi sebanyak 2 buah.


Bahan-bahan :
1. Asam nitrat pekat sebanyak 2 mL.
2. Empedu sebanyak 2 mL.
3. Empedu encer sebanyak 2 mL.
D. Prosedur Kerja
1.

Isilah tabung reaksi I dengan asam nitrat pekat sebanyak 2 mL dan tambahkan empedu
sebanyak 2 mL yang sebelumnya telah dilakukan pengukuran dengan menggunakan gelas
ukur kemudian campurkan secara hati-hati sehingga membentuk lapisan bawah.

2.

Isilah tabung reaksi II dengan asam nitrat pekat sebanyak 2 mL dan tambahkan empedu
encer sebanyak 2 mL yang sebelumnya telah dilakukan pengukuran dengan
menggunakan gelas ukur kemudian campurkan secara hati-hati sehingga membentuk
lapisan bawah.

3.

Lihat dengan seksama batas antara kedua larutan akan terbentuk suatu cincin berwarna
biru, violet sampai merah atau tidak yang terjadi pada tabung reaksi I dan II.

4.

Kemudian catat hasilnya.


Catatan :

1. Pada batas antara kedua larutan akan terbentuk suatu cincin berwarna biru, violet sampai
merah yang terjadi pada tabung reaksi I dan II.
E. Percobaan
Percobaan yang dilakukan yaitu uji pigmen empedu dengan menggunakan asam nitrat
pekat sebagai pereaksi dengan empedu dan empedu encer setelah dicampurkan. Untuk
mengetahui terbentuk suatu cincin berwarna biru, violet sampai merah yang terdapat dalam
empedu dengan melihat hasil percobaan. Apakah terbentuk suatu cincin berwarna biru, violet
sampai merah atau tidak.
F. Hasil Percobaan
TABEL HASIL PERCOBAAN
TABUNG REAKSI
I

KETERANGAN
Terbentuk suatu cincin berwarna merah (bilirubin)
10

II

Terbentuk suatu cincin berwarna biru (biliverdin)

G. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang pertama dilakukan didapatkan bahwa ketika asam nitrat pekat
ditambahkan empedu dalam tabung reaksi tersebut terbentuk suatu cincin berwarna merah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam tabung reaksi tersebut adanya bilirubin.
Akan tetapi dari hasil percobaan yang kedua dilakukan didapatkan bahwa ketika asam
nitrat pekat ditambahkan empedu encer dalam tabung reaksi tersebut terbentuk suatu cincin
berwarna biru. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam tabung reaksi tersebut adanya
biliverdin.
H. Saran
Pada saat melakukan percobaan, hendaklah mengikuti petunjuk yang sudah ditentukan.
Selalu menjaga kebersihan dan kerapihan baik sebelum maupun sesudah praktikum. Usahakan
melakukan percobaan dengan cermat dan teliti agar meminimalisir kesalahan yang akan terjadi.
Perhatikan dengan seksama pada saat melakukan proses pencampuran. Kemudian lihatlah proses
terbentuk suatu cincin berwarna biru, violet sampai merah. Sehingga hasilnya akan sesuai seperti
yang diharapkan. Catat hasil sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan. Adapun dalam
pembuatan laporan, harus berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam percobaan.
4.

UJI GARAM EMPEDU (PATTENKOFFERS TEST)


A. Tujuan Percobaan
1. Untuk membantu membuat diagnosa atau mengikuti perjalanan penyakit atau gangguan
metabolisme empedu dan gangguan organ-organ atau faktor-faktor yang berhubungan
dengan metabolisme empedu tersebut.
2. Untuk mengetahui garam dalam empedu yang terjadi pada sistem gastro entero
hepatologi.
B. Tinjauan Teoritis
Empedu diproduksi oleh hati dan disimpan didalam kandung empedu. Selama
pencernaan, kandung empedu berkontraksi dan menyalurkan empedu ke usus kecil. Garam
11

empedu yang dihasilkannya memecah agregat lemak hingga memperbesar luas permukaannya.
Bentuk micelles ( agregat dari asam lemak, kolesterol, dan monogliserida ) yang dihasilkannya
membuat lemak dapat larut dalam air. Hal ini penting dalam mempercepat proses pencernaan
lemak.
Banyaknya empedu yang dihasilkan tergantung dari :
1. Jenis makanan, makin banyak makanan (lemak) maka makin banyak empedu.
2. Susunan empedu dalam hati.
Perangsangan empedu tergantung dua faktor yaitu :
1. Faktor makanan.
2. Faktor hormonal.
Sebelum masuk ke usus kecil empedu bercampur dahulu dengan getah pankreas. Empedu
bereaksi alkalis. Diantara bahan-bahan terpenting yang terdapat didalam empedu adalah garamgaram empedu (Natrium glikokolat dan Taurokolat), pigmen-pigmen empedu, lesitin, kolestrol,
dan garam-garam anorganik. Empedu merupakan campuran sekresi dan ekskresi. Bahan yang
disekresi misalnya garam-garam empedu dan yang disekresi adalah pigmen-pigmen empedu dan
kolestrol. Garam-garam empedu membantu proses pencernaan dan penyerapan vitamin-vitamin
yang larut dalam lemak.
Aktivasi tadi disebabkan karena :
1. Garam empedu merendahkan tegangan permukaan dan membantu emulsifikasi lemak
sehingga memudahkan pencernaan.
2. Garam empedu berikatan dengan asam lemak membentuk suatu kompleks yang lebih
mudah larut dan diserap.
Disamping mengekskresikan sejumlah zat yang dibentuk ditempat lain didalam tubuh.
Diantaranya yang terpenting adalah bilirubin, yang merupakan salah satu produk akhir utama
pemecahan hemoglobin. Diantara bila sel darah merah telah melewati masa hidupnya, rata-rata
120 hari, maka membran sel darah merah pecah dan melepaskan hemoglobin yang difagositosis
oleh sel-sel retikuloendotelial sistem di seluruh tubuh. Disini hemoglobin akan dipecah menjadi
12

hem dan globin, lalu cincin hem cepat dikonversi menjadi bilirubin yang dilepaskan ke dalam
plasma atau disebut bilirubin I. Kemudian ada juga oleh sel hepar menjadi bilirubin II yang
diekskresi oleh transport aktif ke dalam empedu.

C. Alat dan Bahan


Alat :
1. Gelas ukur sebanyak 2 buah.
2. Pipet tetes sebanyak 1 buah.
3. Tabung reaksi sebanyak 1 buah.
Bahan-bahan :
1. Asam sulfat pekat sebanyak 5 mL.
2. Empedu encer sebanyak 5 mL.
3. Larutan sukrosa 5% sebanyak 5 tetes.
D. Prosedur Kerja
1.

Isilah tabung reaksi dengan empedu encer sebanyak 5 mL yang sebelumnya telah
dilakukan pengukuran dengan menggunakan gelas ukur dan tambahkan larutan sukrosa
5% sebanyak 5 tetes yang sebelumnya telah dilakukan pengukuran dengan menggunakan
pipet tetes.

2.

Kemudian pada tabung reaksi tambahkan asam sulfat pekat sebanyak 5 mL yang
sebelumnya telah dilakukan pengukuran dengan menggunakan gelas ukur secara
perlahan-lahan sehingga membentuk lapisan bawah.

3. Lihat dengan seksama batas antara kedua larutan akan terbentuk suatu cincin berwarna
violet atau tidak yang terjadi pada tabung reaksi.
4.

Kemudian catat hasilnya.


Catatan :

1. Pada batas antara kedua larutan akan terbentuk suatu cincin berwarna violet yang terjadi
pada tabung reaksi.
2. Dasar reaksi adalah pembentukan furfural dari sukrosa.
3. Reaksi mana lagi yang mempunyai dasar yang sama? Apa bedanya?

13

Sukrosa oleh asam sulfat pekat diubah menjadi furfural. Karena sukrosa yang
ditambahkan dengan asam sulfat akan mengalami didehidrasi (ditarik airnya), lalu akan
membentuk furfural. Furfural dengan garam empedu menimbulkan warna violet sampai biru
tergantung pengencerannya. Sehingga terbentuklah cincin yang berwarna ungu.
Reaksi lain yang mempunyai dasar yang sama :
Tes Mollisch
Tes Mollisch akan memberikan cincin yang terbentuk berwarna ungu. Yang memberi
warna ungu adalah alfa naftol ( garam empedu ).
2. Tes Selliwanof
Tes Selliwanof akan memberikan cincin yang terbentuk berwarna merah. Yang memberi
warna merah adalah orsinol.
E. Percobaan
Percobaan yang dilakukan yaitu uji garam empedu (pattenkoffers test) dengan
menggunakan larutan sukrosa 5% dan asam sulfat pekat sebagai pereaksi dengan empedu setelah
dicampurkan. Untuk mengetahui terbentuk suatu cincin berwarna violet yang terdapat dalam
empedu dengan melihat hasil percobaan. Apakah terbentuk suatu cincin berwarna violet atau
tidak.
F. Hasil Percobaan
TABEL HASIL PERCOBAAN
TABUNG REAKSI
I

KETERANGAN
Terbentuk suatu cincin berwarna
violet

G. Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan bahwa ketika empedu encer
ditambahkan larutan sukrosa 5% dan asam sulfat pekat dalam tabung reaksi tersebut terbentuk
suatu cincin berwarna violet. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam tabung reaksi tersebut
adanya garam empedu.
H. Saran
14

Pada saat melakukan percobaan, hendaklah mengikuti petunjuk yang sudah ditentukan.
Selalu menjaga kebersihan dan kerapihan baik sebelum maupun sesudah praktikum. Usahakan
melakukan percobaan dengan cermat dan teliti agar meminimalisir kesalahan yang akan terjadi.
Perhatikan dengan seksama pada saat melakukan proses pencampuran. Kemudian lihatlah proses
terbentuk suatu cincin berwarna violet. Sehingga hasilnya akan sesuai seperti yang diharapkan.
Catat hasil sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan. Adapun dalam pembuatan laporan,
harus berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam percobaan.
5.

UJI PH OPTIMUM PEPSIN


A. Tujuan Percobaan
1. Untuk mengetahui pH optimum dalam pepsin yang terjadi pada sistem gastro entero
hepatologi.
2. Untuk mengetahui pepsin dapat menghidrolisis protein yang telah diberi zat warna.
3. Untuk mengetahui apabila hidrolisis berlangsung, protein akan larut dan zat warna akan
mewarnai larutan.
4. Untuk mengetahui apabila hidrolisis tidak berlangsung, protein tidak akan larut dan zat
warna tetap akan melekat pada larutan.
5. Untuk membantu membuat diagnosa atau mengikuti perjalanan penyakit atau gangguan
metabolisme pepsin dan gangguan organ-organ atau faktor-faktor yang berhubungan
dengan metabolisme pepsin tersebut.
B. Tinjauan Teoritis
Pepsin disekresikan oleh chief cells dan disintesis dalam bentuk pepsinogen kemudian
pepsinogen dihidrolisis oleh HCl menjadi pepsin. Proses tersebut disebut autokatalis. pH
optimum pepsin adalah 1,2 -2,1. Intensitas warna sesuai dengan kadar pepsin. Makin tinggi
kadar pepsin maka intensitas warnanya akan semakin tinggi.

C. Alat dan Bahan


Alat :
1. Gelas ukur sebanyak 3 buah.
2. Penjepit tabung sebanyak 3 buah.
3. Sendok sebanyak 1 buah.
15

4. Stopwatch sebanyak 1 buah.


5. Tabung reaksi sebanyak 3 buah.
6. Water bath (penangas air) sebanyak 1 buah.
Bahan-bahan :
1. Air sebanyak 13,4 mL.
2. Kertas lakmus sebanyak 3 lembar.
3. Larutan HCl 1 N sebanyak 1,6 mL.
4. Larutan pepsin 0,1% sebanyak 15 mL.
5. Protein berwarna merah keunguan sebanyak 3 sendok.
D. Prosedur Kerja
1.

Isilah tabung reaksi I dengan air sebanyak 5 mL dan tambahkan pepsin sebanyak 5 mL
yang sebelumnya telah dilakukan pengukuran dengan menggunakan gelas ukur dan
masukkan kertas lakmus.

2.

Isilah tabung reaksi II dengan larutan HCl 1 N sebanyak 0,4 mL dan tambahkan air
sebanyak 4,6 mL yang sebelumnya telah dilakukan pengukuran dengan menggunakan
gelas ukur.

3.

Kemudian pada tabung reaksi II masukkan pepsin sebanyak 5 mL yang sebelumnya telah
dilakukan pengukuran dengan menggunakan gelas ukur dan masukkan kertas lakmus.

4.

Isilah tabung reaksi III dengan larutan HCl 1 N sebanyak 1,2 mL dan tambahkan air
sebanyak 3,8 mL yang sebelumnya telah dilakukan pengukuran dengan menggunakan
gelas ukur.

5.

Kemudian pada tabung reaksi III masukkan pepsin sebanyak 5 mL yang sebelumnya
telah dilakukan pengukuran dengan menggunakan gelas ukur dan masukkan kertas
lakmus.

6. Tambahkan protein berwarna merah keunguan sebanyak 1 sendok pada tabung reaksi I, II
dan III.
7. Kemudian masukkan ke dalam water bath dengan suhu 37C selama 15 menit dengan
menggunakan stopwatch.
8. Lihat dengan seksama terjadi penghancuran protein berwarna merah keunguan atau tidak
yang terjadi pada tabung reaksi I, II dan III.
16

9. Kemudian catat hasilnya serta waktu yang diperlukan untuk pencernaan dan pada pH
berapakah pepsin bekerja paling optimal.
Catatan :
1.

Penghancuran protein berwarna merah keunguan dan perubahan warna menjadi biru akan
terjadi pada tabung reaksi yang pH paling asam walaupun dengan volume yang sama
yaitu 10 mL.

E. Percobaan
Percobaan yang dilakukan yaitu uji pH optimum pepsin dengan menggunakan larutan
HCl 1 N dan air sebagai pereaksi dengan pepsin setelah dicampurkan. Untuk mengetahui
terjadinya penghancuran protein berwarna merah keunguan yang terdapat dalam pepsin dengan
melihat hasil percobaan. Apakah terjadi penghancuran protein berwarna merah keunguan atau
tidak.
F. Hasil Percobaan
TABEL HASIL PERCOBAAN
TABUNG REAKSI
I
II
III

PH (KIRA-KIRA)
6,4
2,1
1,2

KETERANGAN
Merah
Hijau
Biru

G. Kesimpulan
Dari hasil percobaan pertama yang dilakukan didapatkan bahwa ketika air ditambahkan
pepsin dalam tabung reaksi tersebut tidak terjadi perubahan warna (merah). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dalam tabung reaksi tersebut tidak terjadi penghancuran protein berwarna
merah keunguan.
Dari hasil percobaan kedua yang dilakukan didapatkan bahwa ketika HCl ditambahkan
air dan pepsin dalam tabung reaksi tersebut sedikit terjadi perubahan warna (hijau). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa dalam tabung reaksi tersebut sedikit terjadi penghancuran protein
berwarna merah keunguan.
Dari hasil percobaan ketiga yang dilakukan didapatkan bahwa ketika HCl ditambahkan
air dan pepsin dalam tabung reaksi tersebut terjadi perubahan warna (merah). Sehingga dapat

17

disimpulkan bahwa dalam tabung reaksi tersebut terjadi penghancuran protein berwarna merah
keunguan.
H. Saran
Pada saat melakukan percobaan, hendaklah mengikuti petunjuk yang sudah ditentukan.
Selalu menjaga kebersihan dan kerapihan baik sebelum maupun sesudah praktikum. Usahakan
melakukan percobaan dengan cermat dan teliti agar meminimalisir kesalahan yang akan terjadi.
Perhatikan dengan seksama pada saat melakukan proses pencampuran. Kemudian lihatlah proses
terjadinya penghancuran protein berwarna merah keunguan. Sehingga hasilnya akan sesuai
seperti yang diharapkan. Catat hasil sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan. Adapun
dalam pembuatan laporan, harus berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam percobaan.

18

You might also like