You are on page 1of 24

Tinjauan Pustaka

SKABIES

DEFINISI
Penyakit kulit menular yang
disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes sabies
varian hominis dan produknya.
Penyakit ini sering juga disebut dengan
nama lain kudis, The itch, Seven year
itch, Gudikan, Gatal Agogo, Budukan
atau Penyakit Ampera (Handoko,
2008).

Etiologi
Sarcoptes Scabei termasuk filum
Arthopoda, kelas Arachnida, ordo
Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada
manusia disebut Sarcoptes scabei var.
hominis. (Handoko, 2008).

Epidemiologi

Daerah endemik skabies adalah di daerah tropis dan subtropis seperti


Afrika, Mesir, Amerika Tengah, Amerika Selatan, Amerika Utara, Australia,
Kepulauan Karibia, India, dan Asia Tenggara.
prevalensi skabies cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja dan tidak
dipengaruhi oleh jenis kelamin, ras, umur, ataupun kondisi sosial ekonomi.
Faktor primer yang berkontribusi adalah kemiskinan dan kondisi hidup di
daerah yang padat.

Terdapat bukti menunjukkan insiden kejadian berpengaruh terhadap musim


dimana kasus skabies lebih banyak didiagnosis pada musim dingin
dibanding musim panas.
Tempat- tempat yang sering terjadi di rumah-rumah sakit, penjara, panti
asuhan, dan panti jompo.

Siklus Hidup
Kopulasi betina dan jantan

jantan mati

betina menggali
terowongan pada stratum korneum

Betina bertelur 2-4 butir sehari sampai 40/50


butir

Telur menetas setelah 4-5 hari

Keluar larva yg mempunyai 3 pasang kaki

kemudian larva meninggalkan terowongan dan masuk ke dalam folikel rambut.

Berubah menjadi nimfa yg mempunyai 4 pasang kaki

parasit dewasa
(handoko, 2008 )

Gejala Klinis
1. Pruritus nokturna, yaitu gatal pada
malam hari yang disebabkan karena
aktifitas tungau ini lebih tinggi pada
suhu yang lebih lembab dan panas.
2. Penyakit ini menyerang secara
kelompok,

3. Adanya terowongan (kunikulus) pada


tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis
lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm,
pada ujung terowongan ini ditemukan papul
atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder
ruam kulitnya menjadi polimorf (pustul,
ekskoriasi, dan lain-lain).
4. Ditemukan tungau pada pemeriksaan

Cara Penularan
1. Kontak langsung (kulit dengan kulit)
Penularan skabies terutama melalui
kontak langsung seperti berjabat
tangan, tidur bersama dan hubungan
seksual. 10
sedangkan pada anak-anak
penularan didapat dari orang tua
atau temannya.

2. Kontak tidak langsung (melalui benda)


Penularan melalui kontak tidak langsung,
misalnya melalui perlengkapan tidur, pakaian
atau handuk dahulu dikatakan mempunyai
peran kecil pada penularan. Namun demikian,
penelitian terakhir menunjukkan bahwa hal
tersebut memegang peranan penting dalam
penularan skabies dan dinyatakan bahwa
sumber penularan utama adalah selimut.

Predileksi
Tempat predileksinya biasanya
merupakan tempat dengan stratum
komeum yang tipis, yaitu: sela-sela
jari tangan, pergelangan tangan
bagian volar, siku bagian luar, lipat
ketiak bagian depan, areola
mammae (wanita), umbilikus,
bokong,

EFFLOURESENSI

Papul ,vesikel sampai dengan


pustul, berukuran 1-2 mm,
tepi batas tegas, distribusi
regional, deskreta,
papul linier eritematus
berkelok-kelok, polisiklik,
serpiginosa, menimbul,
membentuk terowongan
(burrow) dengan panjang 6
cm

BENTUK- BENTUK SKABIES


1. Skabies pada orang bersih (scabies of
cultivated
2. Skabies in cognito
3. Skabies nodular
4. Skabies yang ditularkan melalui hewan
5. Skabies norwegia
6. Skabies pada bayi dan anak
7. Skabies terbaring di tempat tidur (bed
ridden)

Penatalaksanaan
1. Non Medikamentosa
. Memberikan edukasi mengenai
penyakit skabies, penyebabnya, cara
penularannya, serta cara
mencegahnya agar tidak berulang,
seperti mencuci sprei dan handuk ,
horden dengan air panas, sebaiknya
menghindari bertemu dengan orang
lain untuk mencegah penularan.

2. MEDIKAMENTOSA
Permetrin : Penggunaannya dengan cara
dioleskan ditempat lesi kurang 8 jam
kemudian dicuci bersih (Harahap, 2000).
Malation
Malation 0,5% dengan dasar air dalam bentuk
salep digunakan selama 24 jam. Pemberian
berikutnya diberikan beberapa hari
kemudian .

Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %)


Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap
malam selama tiga hari. Sering terjadi iritasi dan
kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.
Sulfur
Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10% secara
umum aman dan efektif digunakan. Dalam
konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada bayi.
Obat ini digunakan pada malam hari selama 3
hari.

Monosulfiran
Tersedia dalam bentuk lotion 25 %, yang sebelum
digunakan harus ditambah 2-3 hari.
Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan)
Kadarnya 1% dari krim atau lotion, termasuk obat pilihan
karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan
dan terjadi iritasi. Tidak dianjurkan pada anak dibawah 6
tahun dan wanita hamil karena toksik terhadap susunan
saraf pusat. Pemberian cukup sekali, kecuali jika masih ada
gejala ulangi seminggu kemudian (Handoko, 2001).
Krotamiton 10 % dalam krim atau lotion, merupakan obat
pilihan. Mempunyai 2 efek sebagai antiskabies dan
antigatal

Bila ada infeksi sekunder diberikan


antibiotika.
Rasa gatalnya diatasi dengan
antihistamin

PENCEGAHAN PRIMER
Mandi secara teratur dengan menggunakan sabun
Mencuci pakaian, sprai, sarung bantal, selimut dan
lainnnya secara teratur minimal 2 kali dalam
seminggu
Menjemur kasur dan bantal minimal 2 minggu sekali
Tidak saling bertukar pakaian dan handuk dengan
orang lain
Hindari kontak dengan orang-orang atau kain serta
pakaian yang dicurigai terinfeksi skabies
Menjaga kebersihan rumah dan berventilasi cukup

SEKUNDER
Suci hamakan sisir, sikat rambut dan perhiasan
rambut dengan cara merendam di cairan
antiseptik
Cuci semua handuk, pakaian, sprai dalam air
sabun hangat dan gunakan setrika panas untuk
membunuh semua telurnya, atau dicuci kering
(dry-cleaned)
Keringkan topi dan jaket
Hindari pemakaian bersama sisir atau alat cukur
dan lainnya

TERTIER
Pengawasan penderita, kontak dan
lingkungan sekitarnya
Laporkan kepada Dinas Kesehatan
setempat namun laporan resmi
jarang dilakukan
Isolasi penderita yang terinfeksi
penyakit skabies.

Berikan pengobatan dan penyuluhan kepada


penderita dan orang yang berisiko
Pengobatan dilakukan secara massal
Penemuan kasus dilakukan secara serentak baik
di dalam keluarga, di dalam unit atau institusi
militer, jika memungkinkan penderita
dipindahkan
Sediakan sabun, sarana pemandian, dan
pencuci umum, jika ada sangat membantu
dalam pencegahan infeksi.

PROGNISIS
Bila pengobatan secara benar dan
tepat tidak menumbulkan infeksi
sekunder , maka prognosisnya baik

You might also like