Professional Documents
Culture Documents
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DISUSUN OLEH :
NAMA
NIM
DOSEN
: SURAYA ATIKA
:
06141281419062
:
EMIL ELFAISAL
DAFTAR ISI........................................................................................................................
2
BAB 1
BAB 2
Identitas Nasional.............................................................................................
5
BAB 3
BAB 4
BAB 5
Demokrasi Negara............................................................................................
13
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
Integrasi Nasional.............................................................................................
22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
25
Pendidikan Kewarganegaraan
BAB 1
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
SEBAGAI MUTU POLITIK
Menurut Malik Fajar (2004: 6-8) bahwa PKn sebagai wahana untuk
mengembangkan kemampuan, watak dan karakter warganegara yang demokratis
dan bertanggungjawab, PKn memiliki peranan yang amat penting. Mengingat
banyak permasalahan mengenai pelaksanaan PKn sampai saat ini, maka arah baru
PKn perlu segera dikembangkan dan dituangkan dalam bentuk standar nasional,
standar materi serta model-model pembelajaran yang efektif dalam mencapai
tujuannya. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai arah baru yaitu:
1. PKn merupakan bidang kajian kewarganegaraan yang ditopang berbagai
disiplin ilmu yang relevan, yaitu: ilmu politik, hukum, sosiologi,
antropologi, psikologi, dan disiplin ilmu lainnya, yang digunakan sebagai
landasan untuk melakukan kajian-kajian terhadap proses pengembangan
konsep, nilai, dan perilaku demokrasi warganegara.
2. PKn mengembangkan daya nalar (state of mind) bagi para peserta didik.
Pembangunan karakter bangsa merupakan proses pengembangan warga
negara yang cerdas dan berdaya nalar tinggi. PKn memusatkan
perhatiannya
pada pengembangan
kecerdasan
(civic
intelligence),
Pendidikan Kewarganegaraan
Dasar
1945
(Depdiknas,
2006)
Pendidikan Kewarganegaraan
IDENTITAS NASIONAL
Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran
diri pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komonitas sendiri, atau
Negara sendiri. Mengacu kepada pengertian ini, identitas tidak terbatas pada
individu semata tetapi berlaku pula pada suatu kelompok. Sedangkan kata
nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih
besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik pisik seperti budaya, agama dan
bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan.
Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa, secara
fisiologi yang membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya.
Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap bangsa di dunia ini akan memiliki
identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari
bangsa tersebut. Demikian pula dengan hal ini sangat ditentukan oleh proses
bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.
Unsur-unsur pembentuk identitas yaitu:
1.
Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif
(ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
Pendidikan Kewarganegaraan
3.
4.
2.
3.
Pendidikan Kewarganegaraan
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Kewajiban diadakanya upacara bendera setiap hari senin pada seluruh instansi
sekolah maupun non sekolah. Dalam upacara bendera, terdapat banyak sekali
unsur identitas negara. Seperti pengibaran sang saka merah putih, menyanyikan
lagu Indonesia Raya, menyanyikan lagu nasional lain, pembacaan UUD 1945,
BAB 3
NEGARA DAN KONSTITUSI
a. Pengertian Negara dan Konstitusi
Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa
kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu
dengan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di
wilayahnya. Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang terdiri atas unsur
rakyat (penduduk), wilayah, pemerintah dan kedaulatan. Pemerintahlah yang
menyelenggarakan dan melaksanakan tugas-tugas demi terwujudnya tujuan
negara.
Pendidikan Kewarganegaraan
aturan-aturan
dasar
yang
timbul
dan
terpelihara
dalam
praktik
Pendidikan Kewarganegaraan
UUD RIS terdiri atas 6 bab, 197 pasal dan beberapa bagian.
Periode 17 Agustus 1950 5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 yang
terdiri atas 6 bab, 146 pasal dan beberapa bagian.
Periode 5 Juli 1959 sekarang kembali berlaku UUD 1945.
UUD 1945 yang belum diamandemen
UUD 1945 yang sudah diamandemen
dengan
asas
desentralisasi
menyerahkan
sebagian
Pendidikan Kewarganegaraan
BAB 4
HUBUNGAN NEGARA DAN WARGA NEGARA
Hubungan negara dengan warga negara sangat erat kaitannya dengan hak dan
kewajiban Negara serta warga Negara.
Hak negara Kewajiban negara
1. Melindungi segenap bangsa, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia (Pembukaan UUD
1945, alinea IV)
2. Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah (Pasal 28I, ayat 4).
3. menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan untuk beribadat menurut agamnya dan kepercayaannya
itu (Pasal 29, ayat 2)
4. Untuk pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan
rakyat, sebagai kekuatan pendukung (Pasal 30, ayat 2)
10
Pendidikan Kewarganegaraan
5. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi,
dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara (Pasal 30, ayat 3).
6. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta menegakkan hukum (Pasal 30, ayat 4).
7. membiayai pendidikan dasar (Pasal 31, ayat 2)
8. mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa (Pasal 31, ayat 3)
9. memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen
dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan
dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional (Pasal 31, ayat 4).
10. memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilainilai agama dan
menjamin
kebebasan
masyarakat
dalam
memelihara
dan
11
Pendidikan Kewarganegaraan
12
Pendidikan Kewarganegaraan
BAB 5
DEMOKRASI NEGARA
a. Pengertian Demokrasi
Demokrasi berasal dari kata Yunani demos dan kratos. Demos artinya rakyat.
kata kratos berarti pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerintahan
rakyat,yaitu pemerintahan yang rakyatnya memegang peranan yang sangat
menenentukan. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang berasal dari
rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat.
1. Manfaat Demokrasi
a. Kesetaraan sebagai warga Negara.
b. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum.
c. Pluralisme dan kompromi.
d. Menjamin hak-hak dasar.
e. Pembaruan kehidupan social.
2. Ciri-ciri sistem demokrasi
Dimaksudkan untuk membedakan penyelenggaraan pemerintahan Negara
yang demokratis, yaitu:
a. Memungkinkan adanya pergantian pemerintahan secara berkala;
b. Anggota masyarakat memiliki kesempatan yang sama
c. Adanya pengakuan dan anggota masyarakat terhadap kehadiran tokohtokoh yang sah
d. Dilakukan pemilihan lain untuk memilih pejabat-pejabat pemerintah
e. adanya hak menyatakan pendapat (lisan, tertulis, pertemuan, media
elektronik dan media cetak, dsb);
f. Pengakuan terhadap anggota masyarakat yang tidak ikut serta dalam
pemilihan umum.
13
Pendidikan Kewarganegaraan
tidak
dapat
dijalankan
dengan
baik
dan
praktiknya,
konsep-konsep
tersebut
tidak
direalisasikan
BAB 6
NEGARA HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
14
Pendidikan Kewarganegaraan
15
Pendidikan Kewarganegaraan
antara Negara hukum dan Hak Asasi Manusia, dimana Negara Hukum wajib
menjamin dan melindungi Hak Asasi Manusia setiap warganya.
Berbagai instrumen hak asasi manusia yang dimiliki Negara Republik
Indonesia,yakni:
1. Undang Undang Dasar 1945
2. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia
Ketetapan MPR RI yang diharapkan memuat secara adanya HAM itu
dapat diwujudkan dalam masa Orde Reformasi, yaitu selama Sidang
Istimewa MPR yang berlangsung dari tanggal 10 sampai dengan 13
November 1988. Dalam rapat paripurna ke-4 tanggal 13 November 1988,
telah diputuskan lahirnya Ketetapan MPR RI No. XVII/MPR/1988 tentang
Hak Asasi Manusia.
3. Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Adapun hak-hak yang ada dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 199
tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Hak untuk hidup (Pasal 4)
b. Hak untuk berkeluarga (Pasal 10)
c. Hak untuk mengembangkan diri (Pasal 11, 12, 13, 14, 15, 16)
d. Hak untuk memperoleh keadilan (Pasal 17, 18, 19)
e. Hak atas kebebasan pribadi (Pasal 20-27)
f. Hak atas rasa aman (Pasal 28-35)
g. Hak atas kesejahteraan (Pasal 36-42)
h. Hak turut serta dalam pemerintahan (Pasal 43-44)
i. Hak wanita (Pasal 45-51)
j. Hak anak (Pasal 52-66)
BAB 7
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI
GEOPOLITIK INDONESIA
1. Pengertian Wawasan Nusantara dan Geopolitik Indonesia
Wawasan Nusantara yang merupakan wawasan nasional yang bersumber
pada Pancasila dan berdasarkan Undang-undang Dasar 1945, yaitu cara
pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah
dalam
menyelenggarakan
kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa,
dan
16
Pendidikan Kewarganegaraan
Geopolitik berasal dari dua kata yaitu geo dan politik. Maka
membicarakan pengertian geopolitik tidak terlepas dari pembahasan
mengenai masalah geografi dan politik. geopolitik dapat diartikan sebagai
sistem politik atau peraturan-peraturan dalam wujud kebijaksanaan nasional
yang didorong oleh aspirasi nasional geografik (kepentingan yang titik
beratnya terletak pada pertimbangan geografi, wilayah atau territorial dalam
arti luas) suatu negara, yang apabila dilaksanakan dan berhasil akan
berdampak langsung kepada system politik suatu negara.
2. Wawasan Geopolitik
a. Wawasan Benua
b. Wawasan Bahari
c. Wawasan Dirgantara
d. Wawasan Kombinasi
3. Wawasan Nusantara Sebagai Geopolitik Indonesia
a. Wawasan Nasional RI
Hakikat dari wawasan nusantara adalah kesatuan bangsa dan keutuhan
wilayah Indonesia. Cara pandang bangsa Indonesia tersebut mencakup :
1. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Politik
2. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Ekonomi
3. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Sosial
Budaya
4. Perwujudan kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan Pertahanan
Keamanan
4. Implementasi Wawasan Nusantara
a. Implementasi wawasan nusantara
pada
kehidupan
politik
akan
17
Pendidikan Kewarganegaraan
6.
18
Pendidikan Kewarganegaraan
serta
mengembangkan
suatu
kerja
sama
dan
saling
menghormati.
b. Mamfaat Wawasan Nusantara
Diterima dan diakuinya konsepsi Nusantara di forum internasional.
Pertambahan luas wilayah teritorial Indonesia.
Pertambahan luas wilayah sebagai ruang hidup memberikan potensi
sumber daya yang besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.
BAB 8
KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
a. Pengertian Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa
Indnonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang
terintegrasi. Ketahanan nasional berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan
gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam dan untuk menjamin
identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan
mencapai tujuan nasional.
a. Kedudukan
ketahanan nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual, yang
didasari oleh Pancasil sebagai landasan ideal dan UUD sebagai landasan
konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.
b. Fungsi
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar
nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola
sikap, pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang
bersifat inter - regional (wilayah), inter - sektoral maupun multi disiplin.
19
Pendidikan Kewarganegaraan
Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir yang terkotakkotak (sektoral).
c. Tujuan ketahanan nasional
Ketangguhan
Keuletan
Identitas
Integritas
Ancaman
Hambatan dan gangguan
b. Asas-Asas Ketahanan Nasional
Asas ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku berdasarkan nilai-nilai
Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara yang terdiri dari:
1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat
dipisahkan dan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar. Dengan
demikian, kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam system
kehidupan nasional. Tanpa kesejahteraan dan keamanan, system
kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung.
2. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu
System kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bansa
dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang,
serasi, dan selaras pada seluruh aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Ketahanan Nasional mencakup ketahanan
segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh, dan terpadu.
3. Asas Mawas ke Dalam dan Mawas Keluar
System kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek
kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Di samping itu, system
kehidupan nasional juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya.
Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul berbagai dampak, baik yang
bersifat positif maupun negative.
4. Asas Kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan,
kesamaan, gotong royong, tenggang rasa, dan tanggung jawab dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Asas ini mengakui
adanya perbedaan. Perbedaan tersebut harus dikembangkan secara serasi
20
Pendidikan Kewarganegaraan
BAB 9
INTEGRASI NASIONAL
a. Pengertian Integrasi Nasional
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan
keselarasan secara nasional.
b. Faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut:
1. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.
2. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana
dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.
3. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana
dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.
4. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana
dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan
perjuangan.
5. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi
Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu
kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.
c. Faktor-faktor penghambat integrasi nasional sebagai berikut:
1. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktorfaktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya,
bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.
2. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang
dikelilingi oleh lautan luas.
3. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
yang merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang
berasal dari dalam maupun luar negeri.
21
Pendidikan Kewarganegaraan
Menerapkan rezim terbaikk bagi Indonesia Ramlan Surbakti (1999: 32), yaitu
rezim yang sebagaiman terdapat dalam UUD 1945 dan Pancasila. Dimana dalam
UUD 1945 dinyatakan 4 tujuan negara yaitu: melindungi seluruh golongan
masyarakat dan seluruh tumpah darah Indonesia, mencerdaskan kehidupan
bangsa, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan ikut serta menciptakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, keadilan dan perdamaian abadi, dan Pancasila
amat diperlukan.
Upaya bersama dan pembinaan integrasi nasional memerlukan kepemimpinan
yang arif dan efektif. Setiap pemimpin di negeri ini, baik formal maupun
22
Pendidikan Kewarganegaraan
informal, harus memilikim kepekaan dan kepedulian tinggi serta upaya sungguhsungguh untuk terus membina dan memantapkan integrasi nasional. Kesalahan
yang lazim terjadi, kita sering berbicara tentang kondisi objektif dari kurang
kukuhnya integrasi nasional di negeri ini, serta setelah itu bermimpi tentang
kondisi yang kita tuju (end state), tetapi kita kurang tertarik untuk membicarakan
prose dan kerja keras yang harus kita lakukan. Kepemimpinan yang efektif di
semua ini akhirnya merupakan faktor penentu yang bisa menciptakan iklim dan
langkah bersama untuk mengukuhkan integrasi nasional.
Meningkatkan Intergrasi wilayah Ramlan Surbakti (1999:53), dengan membentuk
kewenangan nasional pusat terhadap wilayah atau daerah politik yang lebih kecil.
Indonesia membentuk konsep wilayah yang jelas dalam arti wilayah yang
meliputi darat, laut, udara, dan isinya degan ukuran tertentu. Maupun dengan
aparat pemerintah dan sarana kekuasaan untuk menjaga danmempertahankan
kedaulatan wilayah dari penetrasi luar. Nmun, kenyataannya masih banyak
wilayah Indonesia yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah, sehingga
seringkali diaku oleh Negara lain.
Membangun dan menghidupkan terus komitmen, kesadaran, dan kehendak untuk
bersatu.
Membangun kelembagaan (pranata) di masyarakat yang berakarkan pada nilai dan
norma yang menyuburkan persatuan dan kesatuan bangsa tidak memandang
perbedaan suku, agama, ras, keturunan, etnis dan perbedaan-perbedaan lainnya
yang sebenarnya tidak perlu diperdebatkan.
Meningkatkan integrasi nilai di antara masyarakat. Integrasi nilai Ramlan Surbakti
(1999: 54), adalah persetujuan bersama mengenai tujuan-tujuan dalam prinsip
dasar politik, dan prosedur-prosedur lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bastari, Romzie A., dkk. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Universitas
Sriwijaya.
23
Pendidikan Kewarganegaraan
Diakses
Ilham.
2011.
Negara
dan
Konstitusi.
Diakses
http://tugaskuliahilham.blogspot.com/2011/03/negara-dan-konstitusi.html diakses 11 November
2014
Yuanita, Mandayuanita. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Diakses
http://mandayuanita-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-76702-Pendidikan
%20Kewarganegaraan-Hubungan%20Negara%20dan%20Warga%20Negara.html
diakses 11 November 2014
Ayu,
Bidari.
2014.
Demokrasi
Pancasila.
Diakses
http://bidariayu92.blogspot.com/2014/01/makalah-demokrasi-pancasila.html
diakses 12 November 2014
Nurtina,
2013.
Demokrasi
Indonesia.
Diakses
http://thynaituthya.wordpress.com/2013/11/23/makalah-pkn-tentang-demokrasiindonesia/http://thynaituthya.wordpress.com/2013/11/23/makalah-pkn-tentangdemokrasi-indonesia/ diakses 15 November 2014
24
Pendidikan Kewarganegaraan