Professional Documents
Culture Documents
Abstraksi : Indonesia sebagai negara yang berkedaulatan rakyat atau sering disebut sebagai
negara yang berdemokrasi menjalankan demokrasi baik secara langsung maupun tidak
langsung. Secara tidak langsung adalah dengan pembentukan lembaga perwakilan rakyat
dalam hal ini Dewan Perwakilan Rakyat sebagai perlembagaan kedaulatan rakyat. Sebagai
negara demokrasi juga maka pelaksanan kedaulatan rakyat itu dilaksanakan melalui
pemilihan umum untuk memilih anggota-anggota lembaga perwakilan rakyat dan pemimpin
dalam Negara ini, baik itu pemimpin daerah maupun pemimpin Negara (Presiden). Dalam
kaca mata politik pemilihan Presiden sangatlah menarik untuk di ikuti karena dalam
pemilihan tersebut akan menentukan nasib dari bangsa ini selama satu periode ke depannya
(5 tahun). Penduduk Indonesia mayoritas adalah beragama islam di mana ada 87 persen
warga Indonesia adalah orang muslim.. Sedangkan 35 persen dari penduduk Indonesia adalah
warga Nahdlatul Ulama (BPS,2010). Oleh karena itu suara Nahdlatul Ulama sangat
berpengaruh dalam pemilihan umum di Negara ini.
Pendahuluan
Pemilihan umum (pemilu) merupakan salah satu sarana demokrasi. Pesta demokrasi
yang merupakan perwujudan tatanan kehidupan negara dan masyarakat yang berkedaulatan
rakyat, pemerintahan dari dan untuk rakyat. Melalui pemilu, setidaknya dapat dicapai tiga
hal. Pertama, lewat pemilu kita dapat menguji hak hak politik rakyat secara masif dan
serempak. Kedua, melalui pemilu kita dapat berharap terjadinya proses rekrutmen politik
secara adil, terbuka, dan kompetitif. Ketiga, dari pemilihan umum kita menginginkan adanya
pola pergiliran kekuasaan yang damai.
Pemilu di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih anggota lembaga
perwakilan, yaitu DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota. Namun, setelah
amandemen keempat UUD 1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres),
yang semula dilakukan oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat sehingga
pilpres pun dimasukkan ke dalam rezim pemilu. Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan
pertama kali pada Pemilu 2004. Pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2007, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan sebagai
bagian dari rezim pemilu.
Pemilihan umum di Indonesia sebagai salah satu upaya mewujudkan negara yang
demokrasi haruslah dapat dilaksanakan dengan baik, wilayah Negara Indonesia yang luas dan
jumlah penduduk yang besar dan menebar di seluruh nusantara serta memiliki kompleksitas
nasional menuntut penyelenggara pemilihan umum yang profesional dan memiliki
kredibilitas yang dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam pemilihan umum Presiden yang dilaksanakan 5 tahun sekali akan melibatkan
seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai hak pilih, di mana dalam pemilihan itu akan
berlangsung suatu perjudian yang akan membawa nasib bangsa Indonesia kedepan akan
seperti apa.berubah menjadi baik, atau malah justru sebaliknya. Dalam hal ini para calon
Presiden akan berlomba-lomba untuk meraih suara terbanyak demi menjadi orang nomor satu
di Negara ini. Salah satu suara organisasi yang diperebutkan adalah suara organisasi
Nahdlatul ulama dimana dewasa ini telah kita ketahui bahwa organisasi masyarakat yang
terbesar di Negara ini adalah Nahdlatul Ulama. Hamper menyentuh 50 persen penduduk
Indonesia adalah warga Nahdlatul Ulama. Maka dari itu tidak heran jika para calon presiden
berlomba-lomba untuk mendapatkan suara Nahdlatul Ulama untuk Menang dalam
Pemilihan Presiden tersebut.
KESIMPULAN
Dari apa yang sudah di uraikan penulis maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
pemilihan presiden 2014 kali ini masing masing calon presiden saling berebutsuara nahdliyin
karena nahdliyin merupakan organisasi masyarakat tersebesar di Indonesia dengan anggota
yang kurang lebih 60 juta jiwa. Meskipun saat ini suara nahdliyin sudah tersebar di hampir
semua partai islam maupun nasionalis namun suara warga nahdliyin masih sangat
diperhitungkan dan diperebutkan oleh pasangan calon presiden. Hal itu terbukti dari berbagai
upaya yang dilakukan oleh masing-masing calon presiden dengan merangkul para tokoh elite
Nahdlatul Ulama dalam PILPRES kali ini. Hasil akhir pun menunjukkan bahwa pasangan
Jokowi-JK menang dalam PILPRES kali ini. Hal itu tidak terlepas dari dukungan warga
Nahdliyin yang mayoritas mendukung Pasangan tersebut. Meskipun Suara Nahdliyin tersebar
di berbagai partai politik akan tetapi bagaimana upaya yang dilakukan oleh pasangan JokowiJK ternyata mampu meraup suara warga Nahdliyin secara mayoritas dan tidak terlepasnya
juga dari Partai Kebangkitan Bangsa yang mengusungnya dalam PILPRES kali ini. Hal itu
bisa juga membuktikan bahwa warga Nahdliyin saat ini sudah punya keleluasaan untuk
menentukan pilihannya dan tidak harus selalu taat dan patuh pada kyai dalam hal pilihan hak
demokrasinya, meskipun dalam konteks agama warga Nahdliyin masih sangat menjungjung
tinggi dan menghormati para kyai.
DAFTAR PUSTAKA
Sobary, Mohammad. 2010. NU Dan KEINDONESIAAN. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
(GoogleBook)
http://www.muslimedianews.com/2014/05/jumlah-warga-nu.html
www.bps.go.id/
www.poltracking.com/