You are on page 1of 25

PENALARAN

INDUKTIF &
KESALAHANNYA
Kelompok 5

Penalaran
Penalaran merupakan pemikiran, logika, pemahaman. Penalaran adalah proses
berpikir yang dapat menghasilkan pengertian atau kesimpulan. Penalaran
berlawanan dengan panca indera karena, nalar didapat dengan cara berpikir
sehingga dapat mengetahui suatu kebenaran.

Penalaran Induktif
Induktif merupakan hal yang dari khusus ke umum. Sehingga dapat dikatakan
berpikir induktif adalah pola berpikir melalui hal-hal yang dari khusus lalu
dihubungkan ke hal-hal yang umum.
Penalaran Induktif adalah Proses yang berpangkal dari peristiwa yang khusus yang
dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik dan mengjasilkan suatu
kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.

Jenis penalaran induktif

Generalisasi
Analogi
Kausalitas

Generalisasi
Proses penalaran individual yang menuju pada kesimpulan umum
Contoh

Andika Pratama adalah bintang film, dan ia berwajah tamapan.

Raffi Ahmad adalah bintang film, dan ia berwajah tampan.

Generalisasi
Generalisasi: Semua bintang film berwajah
tampan.
Pernyataan semua bintang film berwajah
tampan hanya memiliki kebenaran probabilitas
karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh kesalahannya: Sapri juga bintang iklan,
tetapi tidak berwajah tampan.

Macam-macam generalisasi
Generalisasi sempurna
Generalisasi tidak sempurna

Generalisasi sempurna

Seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.

Contoh: sensus penduduk

Generalisasi tidak sempurna

Kesimpulan yang diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki


diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.

Contoh: Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang


memakai celana pantalon.

Generalisasi
Generalisasi yang tidak sempurna juga dapat menghasilkan
kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.

Prosedur pengujian generalisasi


tidak sempurna
1.

Jumlah sampel yang diteliti terwakili.

2.

Sampel harus bervariasi

3.

Mempertimbangkan hal-hal yang menyimpang dari fenomena


umum/ tidak umum.

Analogi
Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan
antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya
bentuk-bentuk yang lain. Analogi merupakan
salah satu proses morfologi dimana dalam
analogi, pembentukan kata baru dari kata yang
telah ada
Contohnya pada kata dewa-dewi, putra-putri,
pemuda-pemudi, dan karyawan-karyawati.

Tujuan Analogi
Tujuan Analogi
- Meramalkan kesamaan
- Menyingkap kekeliruan
- Menyusun sebuah klasifikasi

Analogi
Analogi di bagi menjadi 2 yaitu
Analogi induktif
Analogi deklaratif

Analogi Induktif

Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan


yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa
apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena
kedua.
Contoh: Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final
karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas Indonesia
akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.

Analogi Deklaratif

Analogi deklaratif merupakan metode untuk


menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum
dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah
dikenal
Contoh:deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang
baik diperlukan sinergitas antara kepala negara
dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia,
untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan
sinergitas antara akal dan hati.

Kausalitas
penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Hubungan kausal (kausalitas) merupakan perinsip sebab-akibat yang
sudah pasti antara segala kejadian, serta bahwa setiap kejadian
memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan
eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang
mendahuluinya

Kausalitas

Macam hubungan kausal :


1. Sebab- akibat.
Contoh: Penebangan liar dihutan mengakibatkan tanah
longsor.
2. Akibat Sebab.
Contoh: Andri juara kelas disebabkan dia rajin belajar
dengan baik.
3. Akibat Akibat
Contoh:Toni melihat kecelakaan dijalanraya, sehingga
Toni beranggapan adanya korban kecelakaan

Kesalahan Penalran Induktif


Dalam penalaran induktif, terdapat beberapa kesalahan yang berupa gagasan, pikiran,
kepercayaan, atau simpulan yang keliru, karena seseorang tidak mengikuti tata cara
berpikir dengan tepat.

Kesalahan Penalran Induktif


Kesalahan penalaran induktif bisa terjadi, karena:

Generalisasi atau perampatan terlampau luas, misalnya: Orang


Indonesia pemalas, termasuk kesalahan penalaran induktif, karena
tidak semua orang Indonesia pemalas.

Analogi yang salah, biasanya digunakan untuk mnegembangkan


paragraf.

Bersumber pada hubungan sebab akibat yang salah, kesalahan ini


sering dijumpai pada wacana iklan.

Salah Nalar

kesalahan struktur atau proses formal penalaran dalam


menurunkan kesimpulan

kesimpulan tersebut menjadi tidak valid.

Salah nalar bisa terjadi apabila pengambilan kesimpulan tidak


didasarkan pada kaidah-kaidah penalaran yang valid.

Beberapa bentuk salah nalar


yang sering kita jumpai, yaitu:

menegaskan konsekuen, menyangkal antiseden,


pentaksaan, perampatan-lebih, parsialitas,
pembuktian analogis, perancuan urutan kejadian
dengan penyebaban, serta pengambilan konklusi
pasangan.

Contoh salah nalar

Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu


menjadi cerdas. (Deduksi yang salah)

Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen


karena barang itu cepat pecah. (Generalisasi yang
terlalu luas)

Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak


dapat mengerjakan tugasnya dengan baik. (Analogi
yang salah)

SIMPULAN
Penalaran induktif muncul dari kesimpulan atau
pengetahuan umum yang berasal dari hasil
pengamatan empiris sebuah peristiwa khusus. Jenisjenis penalaran induktif terdiri dari generalisasi,
kasualitas dan analogi. Kesalahan nalar muncul
apabila pengambilan kesimpulan tidak berdasarkan
kaidah-kaidah penalaran yang benar.

You might also like