You are on page 1of 2

Spironolactone

Spironolactone merupakan potassium-sparing diuretic (water pill) yang mencegah tubuh dari
penyerapan garam yang terlalu banyak dan menjaga tubuh dari kekurangan kadar potassium.
Indikasi:
1. Untuk mengobati kondisi dimana terlalu banyak terdapat aldosterone dalam tubuh. (Aldosteron
adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenalin untuk membantu mengatur keseimbangan
garam dan air dalam tubuh).
2. Untuk mengobati edema (fluid retention) pada penderita gagal jantung kongestif, cirrhosis pad
hati, atau gangguan ginjal yang disebut sindrom nefrotik.
3. Untuk mengobati atau mencegah hipokalemia Kadar potassium rendah dalam darah).
Efek Samping:
Efek CNS (sakit kepala, keadaan mengantuk, ataksia, kebingungan mental);EfekGI (kram, diare);
Endokrin & metabolis (gynecomastia, hirsutism, ketidakteraturan menstruasi, impotensi, acidosis
sedang, hiponatremia, hiperkalemia, dan peningkatan BUN (blood urea nitrogen) yang temporer).
Instruksi Khusus:
1. Sebelum memulai terapi, periksa serum K <5mmol/L & Cr<250 micromol/L (2.8 mg/dL).
2. Hindari pada pasien dengan hiperkalemia atau kerusakan ginjal akut.
3. Gunakan dengan hati-hati padapasien yang berisiko meningkatkan kemungkinan hiperkalemia
(misalnya diabetes mellitus, pada orang yang lebih tua, pasien dengan kerusakan hati atau ginjal).
4. Serum K dan Cr harus diukur setelah 4-6 hari dari dimulainya pengobatan. (Jika kadar serum K
antara 5-5.5 mmol/L, kurangi setengah dosis. Jika kadar serum K >5.5 mmol/L, hentikan pemberian
Spironolactone).
5. Jika dosis ditingkatkan hingga 50 mg/hari, periksa serum K dan Cr 1 minggu setelah dosis
ditingkatkan.
6. Serum K dan Cr harus diawasi terus selama terapi.

Dosis
1. Dosis awal: 25 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari.
2. Jika setelah 1 bulan pasien masih memiliki gejala tetapi kadar potassium dalam keadaan
normal, tambahkan dosis menjadi 50 mg melalui mulut (per oral), 1 kali sehari.
Potassium chloride (KSR) : Pengobatan & pencegahan hipokalemia.
Acetylcysteine tergolong ke dalam agen mucolytic (obat-obatan yang berfungsi menghancurkan
atau melarutkan mukus atau lendir). Acetylcysteine biasanya digunakan untuk melarutkan jumlah
lendir yang menumpuk di dalam saluran pernafasan akibat penyakit paru-paru tertentu (seperti

emphysema, bronchitis, cystic fibrosis dan pneumonia) sehingga membuat si penderita kesulitan
bernafas.
Setelah menggunakan obat ini, penderita diminta untuk batuk agar lendirnya bisa dikeluarkan. Hal
ini mencegah lendirnya menumpuk di dalam paru-paru

Acarbose bagi Pencegahan Diabetes


Melitus Tipe 2
http://www.jurnalmedika.com

You might also like