Professional Documents
Culture Documents
BUKU I
2014
KATA PENGANTAR
Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan maka pemerintah daerah harus menyusun dan
menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) menggunakan basis
akrual paling lambat tahun 2015. LKPD yang harus disusun dan disajikan menurut
PP ini meliputi Laporan Operasional (LO), Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas
(LPE), Laporan Arus Kas (LAK), Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL), dan Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK). Komponen laporan keuangan tersebut hanya dapat dihasilkan melalui
sistem akuntansi yang dapat menghasilkan Laporan Keuangan (LK) berbasis
akrual dan LK berbasis kas.
Pemerintah daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai entitas
pelaporan dan entitas akuntansi berkewajiban menyelenggarakan sistem
akuntansi untuk memenuhi amanat PP 71 tersebut di atas. Kewajiban tersebut
menimbulkan kebutuhan untuk menyesuaikan sistem
menuju akrual (cash towards accrual) yang sedang diterapkan saat ini ke sistem
akuntansi berbasis akrual sesuai dengan amanat PP Nomor 71 Tahun 2010.
Penyesuaian tersebut berdampak pada perubahan atau penyesuaian sistem
penatausahaan keuangan pemerintah daerah sehingga pemerintah daerah
perlu menyiapkan sumber daya yang memadai.
Dalam rangka mendukung dan membantu Perwakilan BPKP melakukan asistensi
penyesuaian dan pengembangan sistem akuntansi berbasis akrual sesuai PP
Nomor 71 Tahun 2010 pada pemerintah daerah maka disusun Manual Sistem dan
Prosedur Akuntansi Pemerintah Daerah Berbasis Akrual yang terdiri atas lima buku,
yaitu:
Buku I
Buku II
Buku III
Buku IV
Buku V
Revisi Buku I ini dilakukan dalam rangka penyempurnaan Buku I yang sudah
diterbitkan sebelumnya, antara lain:
- Menyesuaikan dengan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan
Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah.
- Menambah Appendix 2 Akuntansi Akrual Sektor Publik di New Zealand yang
merupakan hasil customized International Study and Benchmarking Course on
Public Sector Accrual Accounting at Massey University New Zealand
merupakan bagian kegiatan dari State Accountability Revitalitation (STAR) ADB Loan Nomor
Maret 2014
Dadang Kurnia
NIP 19610930 198203 1 001
ii
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar .............................................................................................
iii
Bab I
Pendahuluan ...............................................................................
B. Tujuan ......................................................................................................
Bab II
10
15
Bab III
20
20
23
30
Bab IV
37
Penutup ..........................................................................................
iii
Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah - BPKP
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan yang menggantikan PP No. 24 Tahun 2005 akan
memberikan pengaruh yang besar dalam perubahan sistem akuntansi yang
diterapkan
oleh
mempengaruhi
pemerintah
sistem
daerah.
akuntansi
dalam
Perubahan
peraturan
yang
paling
tersebut
adalah
perubahan basis akuntansi. Pada PP No. 24 Tahun 2005 basis akuntansi yang
dianut adalah basis kas menuju akrual (cash towards accrual), sedangkan
pada PP No. 71 Tahun 2010 basis akuntansi yang dianut adalah basis akrual.
Menurut PP No. 71 Tahun 2010
dengan basis kas menuju akrual yaitu basis akuntansi yang mengakui
pendapatan, belanja, dan pembiayaan dengan berbasis kas, serta
mengakui aset, utang, dan ekuitas dana
Sedangkan
basis
akrual
adalah
basis
akuntansi
yang
mengakui
digunakan dalam
menggunakan basis kas, maka Laporan Realisasi Anggaran (LRA) juga harus
disusun berdasarkan basis kas, dimana pendapatan dan penerimaan
pembiayaan diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum
Daerah/Bendahara Penerimaan; serta belanja, transfer, dan pengeluaran
pembiayaan diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum
Daerah.
Selain basis akuntansi yang berbeda, juga terdapat perbedaan dalam hal
laporan yang harus dibuat oleh pemerintah daerah. Dalam PP No. 24 Tahun
2005 laporan keuangan pokok yang harus dibuat oleh pemerintah daerah
adalah Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Neraca, Laporan Arus Kas (LAK),
dan Catatan atas Laporan Keuangan.
Dalam Kerangka Konseptual PP No. 71 Tahun 2010 paragraf 60
laporan
Laporan Keuangan
Laporan
Realisasi
Anggaran
(LRA)
Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih (LPSAL)
Laporan Finansial
Catatan
atas
Laporan
Keuangan (CaLK)
Dari uraian di atas terlihat ada tambahan laporan yang harus dibuat oleh
pemerintah daerah, yaitu Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan
Saldo Anggaran Lebih (LPSAL), dan Laporan Perubahan Ekuitas (LPE).
Laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan SAP berbasis akrual
dimaksudkan untuk memberi manfaat lebih baik bagi para pemangku
kepentingan, antara lain :
1. Memberikan gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah.
2. Menyajikan informasi yang sebenarnya mengenai hak dan kewajiban
pemerintah.
3. Bermanfaat dalam mengevaluasi kinerja pemerintah terkait biaya jasa
proses
perubahan
pengembangan
dan
implementasi
sistem
Bidang
Penyelenggaraan
Keuangan
Daerah
BPKP
2
pertama dari lima buku yang selanjutnya akan disebut dengan Buku I, yang
mengulas tentang gambaran umum akuntansi pemerintah daerah berbasis
akrual. Buku ini menjelaskan konsep dasar penyusunan laporan keuangan
pemerintah daerah berbasis akrual, sistem akuntansi pemerintah daerah
berbasis akrual, dan strategi implementasi akuntansi berbasis akrual.
B.
Tujuan
Secara umum Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pemerintah Daerah
Berbasis Akrual disusun dengan tujuan untuk membantu Perwakilan BPKP
dalam melakukan asistensi pengembangan dan implementasi sistem
akuntansi pemerintah berbasis akrual pada pemerintah daerah. Secara
khusus, Buku I ini bertujuan memberikan pemahaman tentang konsep dasar
penyusunan
laporan
keuangan
pemerintah
daerah
berbasis
akrual,
dan
No.
03
tentang
Pengakuan
Penerimaan
Ruang Lingkup
Buku I membahas konsep dasar penyusunan laporan keuangan pemerintah
daerah berbasis akrual, sistem akuntansi pemerintah daerah berbasis akrual
yang antara lain membahas gambaran tentang bagan akun standar dan
perlakuan atas transaksi keuangan, hubungan antar komponen laporan
keuangan, prosedur akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan, dan
strategi implementasi akuntansi berbasis akrual.
E.
Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Buku I ini, sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan Latar Belakang, Tujuan, Ketentuan dan Peraturan
Perundang-undangan yang Mendasari Penyusunan Manual, Ruang Lingkup,
serta Sistematika Penyajian.
Bab II Konsep Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Berbasis Akrual
Bab ini menguraikan konsep yang menjadi dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan pemerintah daerah berbasis akrual. Konsep tersebut
meliputi ciri keuangan pemerintah daerah, pengguna laporan keuangan
dan kebutuhan informasi, entitas akuntansi dan pelaporan pada pemerintah
BAB II
KONSEP DASAR PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
PEMERINTAH DAERAH BERBASIS AKRUAL
Dalam menerapkan akuntansi berbasis akrual, terdapat beberapa faktor penting
yang harus diperhatikan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah
daerah. Beberapa faktor penting tersebut merupakan konsep dasar
bagi
penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah, yang meliputi antara lain: ciri
keuangan pemerintah daerah; pengguna laporan keuangan dan kebutuhan
informasi; entitas akuntansi dan pelaporan pada pemerintah daerah; sistem dan
perlakuan akuntansi; serta tujuan pelaporan keuangan pemerintah daerah.
A. Ciri Keuangan Pemerintah Daerah
Laporan keuangan pemerintah daerah merupakan keluaran (output) dari
sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah, sedangkan sistem akuntansi
dikembangkan sesuai dengan kegiatan pengelolaan keuangan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Lingkungan operasional
organisasi pemerintah daerah berpengaruh terhadap karakteristik tujuan
akuntansi dan pelaporan keuangan pada pemerintah daerah. Ciri keuangan
pemerintah daerah yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan tujuan
akuntansi dan pelaporan keuangan antara lain meliputi :
1. Sistem Penganggaran Pemerintah Daerah
Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan
antara eksekutif dan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk
melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan
untuk menutup keperluan belanja tersebut, serta pembiayaan yang
diperlukan bila diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus. Dengan
demikian, anggaran mengoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan
memberi landasan bagi upaya perolehan pendapatan dan pembiayaan
oleh pemerintah untuk suatu periode tertentu yang biasanya mencakup
periode tahunan. Oleh kerena itu, fungsi anggaran di lingkungan
pemerintah
mempunyai
pengaruh
penting
dalam
akuntansi
dan
merupakan
target
fiskal
yang
menggambarkan
akan
sangat
berpengaruh
dalam
pengembangan
sistem
dan
berdasarkan
basis
pembiayaan
kas.
Jika
yang
anggaran
telah
dianggarkan,
disusun
dan
disusun
dilaksanakan
berdasarkan basis akrual, maka LRA pun disusun berdasarkan basis akrual.
2. Investasi dalam Aset yang Tidak Langsung Menghasilkan Pendapatan
Investasi yang ditanamkan oleh suatu organisasi selalu diharapkan dapat
memberikan hasil yang sebanding dengan pengorbanan yang telah
dikeluarkan. Di dalam organisasi nirlaba seperti pemerintahan, hal ini tidak
dapat dilakukan mengingat tujuan dan fungsi dari pemerintahan itu
sendiri. Pemerintah daerah adalah organisasi yang mempunyai tugas dan
fungsi memberi layanan kepada masyarakat pada setiap kegiatan
operasional yang dilakukannya.
Dalam rangka memberi layanan kepada masyarakat, pemerintah daerah
menginvestasikan dana yang besar dalam bentuk aset yang tidak secara
langsung menghasilkan pendapatan bagi pemerintah daerah, seperti
gedung perkantoran, jembatan, jalan, taman, dan kawasan reservasi.
Sebagian besar aset dimaksud mempunyai masa manfaat yang lama
sehingga
diperlukan
program
pemeliharaan
dan
rehabilitasi
yang
merupakan
entitas
akuntansi
yang
mampu
menunjukkan
tetapi juga pemerintah itu sendiri. Informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan bertujuan umum untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua
kelompok pengguna. Kebutuhan informasi tentang kegiatan operasional
pemerintahan serta posisi kekayaan dan kewajiban dapat dipenuhi dengan
lebih baik dan memadai apabila didasarkan pada basis akrual, yakni
berdasarkan pengakuan munculnya hak dan kewajiban, bukan berdasarkan
pada arus kas semata. Namun, apabila terdapat ketentuan peraturan
perundang-undangan
yang
mengharuskan
penyajian
suatu
laporan
dikatakan
sebagai
unit
pada
pemerintahan
yang
mengelola
laporan
keuangan
berdasarkan
akuntansi
yang
ditaati
oleh
pembuat
standar
dalam
menyusun
standar,
10
basis kas, maka LRA pun disusun berdasarkan basis kas. Pada paragraf 44
dinyatakan apabila anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis
akrual, maka LRA disusun berdasarkan basis akrual.
Pemetaan basis akuntansi yang digunakan untuk setiap laporan keuangan
yang disusun oleh pemerintah daerah sesuai dengan pernyataan di atas
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Basis Akuntansi
Akrual
Kas
Laporan Keuangan
-
Neraca
pendapatan-LO,
beban,
pendapatan-LRA,
belanja,
dan
pengakuan
unsur
LK
dalam
penyusunan
sistem
akuntansi
merupakan hal yang sangat penting karena faktor ini akan terkait erat
dengan penatausahaan keuangan termasuk dokumen-dokumen yang
akan digunakan. Misalnya, mengenai pengakuan pendapatan-LO. Dalam
Standar Akuntansi Pemerintahan pengakuan pendapatan-LO mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
a. Pendapatan-LO yang diperoleh berdasarkan peraturan perundangundangan diakui pada saat timbulnya hak untuk menagih pendapatan.
Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah - BPKP
11
diterima
oleh
pemerintah
tanpa
terlebih
dahulu
adanya
penagihan.
d. Dalam hal instansi pemerintah berbentuk Badan Layanan Umum (BLU),
pendapatan diakui dengan mengacu kepada peraturan perundangan
yang mengatur mengenai BLU.
Atas dasar karakteristik tersebut di atas, maka timbulnya hak untuk ditagih
maupun hak yang telah diterima akan terkait dengan terbitnya suatu
dokumen di dalam proses penatausahaan keuangan. Sebagai contoh
transaksi untuk hak tagih yang akan diakui, misalnya saat dokumen Surat
Ketetapan Pajak (SKP) terbit. Saat dokumen ini terbit, maka hak tagih atas
pendapatan timbul sehingga pengakuan atas pendapatan tersebut harus
segera dilakukan. Pembahasan lebih lanjut mengenai pengakuan akan
diuraikan pada buku-buku berikutnya.
3. Pengukuran
Pengguna laporan keuangan perlu mengetahui dasar-dasar pengukuran
yang digunakan sebagai landasan dalam penyajian laporan keuangan.
Apabila lebih dari satu dasar pengukuran digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan, maka informasi yang disajikan harus cukup memadai
untuk
dapat
mengindikasikan
unsur
laporan
keuangan
yang
dilakukan,
maka
pengakuan
transaksi
demikian
cukup
12
digunakan
pemerintah
untuk
memenuhi
kewajiban
yang
13
kepentingan
pemerintah
dalam
perusahaan
dalam
penyusunan Bagan
Akun
Standar
(BAS).
Hal
ini
disebabkan oleh fungsi dari BAS itu sendiri. BAS merupakan langkah awal
yang harus dilakukan untuk memenuhi persyaratan pengungkapan.
5. Periode Pelaporan
Laporan keuangan disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun.
Dalam situasi tertentu, misalnya sehubungan dengan adanya perubahan
tahun anggaran, tanggal laporan suatu entitas berubah dan laporan
keuangan tahunan disajikan dengan suatu periode yang lebih panjang
atau lebih pendek dari satu tahun. Apabila laporan keuangan disajikan
dengan suatu periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari satu
tahun, entitas pelaporan perlu mengungkapkan informasi berikut :
a. Alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun.
b. Fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif untuk laporan tertentu seperti
arus kas dan catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.
14
sekarang
dan
jumlah-jumlah
komparatif
tidak
dapat
untuk
memungkinkan
penyusunan
laporan
keuangan
konsolidasian.
6. Pencatatan
Faktor terakhir yang harus diperhatikan dalam penyusunan sistem akuntansi
adalah pencatatan. Pencatatan merupakan bagian dari proses akuntansi
yang pengertiannya adalah suatu kegiatan mencatat/merekam pos-pos
laporan keuangan yang terpengaruh oleh suatu transaksi/kejadian
keuangan setelah adanya pengakuan dan pengukuran atas transaksi dan
kejadian keuangan tersebut. Oleh sebab itu, pencatatan terkait erat
dengan pengakuan. Pencatatan dalam proses akuntansi sering disebut
dengan proses pembuatan jurnal. Jurnal inilah yang akan menjadi bagian
penting dalam pembuatan sistem akuntansi. Lebih lanjut mengenai jurnal
akan diuraikan dalam buku-buku selanjutnya.
E.
15
Laporan
PP
PP
Keuangan
24
71
Keterangan
Laporan
Laporan
Mengungkapkan kegiatan
Pelaksanaan
Realisasi
keuangan pemerintah
Anggaran
Anggaran
pusat/daerah yang
(LRA)
menunjukkan ketaatan
terhadap APBN/APBD
Laporan
Perubahan
Saldo
Anggaran
Lebih
Anggaran Lebih;Sisa
(LPSAL)
Lebih/Kurang Pembiayaan
Anggaran tahun berjalan;
Koreksi Kesalahan Pembukuan
tahun Sebelumnya; dan Lainlain;serta Saldo Anggaran Lebih
Akhir.
Laporan
Laporan
Finansial
Operasional
(LO)
16
Kategori
Laporan
PP
PP
Keuangan
24
71
Keterangan
Surplus/defisit-LO.
Neraca
Menggambarkan posisi
keuangan suatu entitas
pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada
tanggal tertentu.
Laporan
Arus Kas
sumber, penggunaan,
(LAK)
Laporan
Menyajikan sekurang
Perubahan
Ekuitas (LPE)
Catatan atas
Catatan
17
Kategori
Laporan
PP
PP
Keuangan
24
71
Keterangan
Laporan
atas
Keuangan
Laporan
Keuangan
(CaLK)
Dari tabel di atas, maka tujuan khusus dari pelaporan keuangan sesuai
dengan jenis laporannya dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi, dan penggunaan
sumber daya keuangan yang disajikan LRA;
b. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode
berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran yang disajikan dalam
LRA dan LAK;
c. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah
dicapai yang disajikan dalam Neraca dan LRA;
Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah - BPKP
18
d. Menyediakan
informasi
mengenai
bagaimana
entitas
pelaporan
19
BAB III
SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH
BERBASIS AKRUAL
pengumpulan
data/bukti
transaksi
keuangan,
pencatatan,
20
Identifikasi prosedur
Tahapan penyusunan sistem akuntansi pemerintah daerah dimulai dari
memahami proses bisnis pada pemerintah daerah khususnya terkait
siklus pengelolaan keuangan daerah. Berdasarkan siklus itulah tim
penyusun SAPD mengidentifikasi prosedur-prosedur apa saja yang
harus dibuat.
2.
21
4.
5.
Nomor:
238/PMK.05/201,
tanggal
23
Desember
2011.
22
23
transaksi
keuangan.
Identifikasi
transaksi
keuangan
yang
dilakukan
mulai
dari
pengakuan,
pengukuran,
untuk
dapat
mengetahui
apakah
dokumen
yang
24
ini
akan
menjadi
suatu
langkah
pengungkapan
maupun
pencatatan atas transaksi keuangan yang terjadi sesuai dengan akunakun yang telah ditetapkan dalam bagan akun standar.
3. Posting ke Buku Besar
Setelah transaksi keuangan telah dicatat dalam jurnal maka transaksi
tersebut akan dikelompok-kelompokan atau diklasifikasikan ke dalam
akun buku besar sesuai dengan kelompok akun dalam bagan akun
standar. Proses posting ini dapat dilakukan secara periodik maupun
secara real time.
4. Penyusunan Laporan Keuangan.
Tujuan akhir dari seluruh prosedur akuntansi adalah penyusunan laporan
keuangan. Dalam proses penyusunan laporan keuangan ini terdapat
beberapa prosedur yang merupakan bagian dari proses penyusunan
laporan keuangan yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Menyusun Neraca Saldo
Berdasarkan pengikhtisaran pada proses posting ke buku besar, maka
nilai akhir (saldo) dari setiap kelompok akun tersebut akan dapat
diambil menjadi informasi dasar dalam menyusun neraca saldo.
b. Membuat Jurnal Penyesuaian
Dalam proses penyusunan laporan keuangan, terdapat kebijakan
maupun perlakuan akuntansi yang perlu diakomodasi pada akhir
tahun, misalnya pengakuan persediaan akhir apabila menggunakan
metode periodik, penyusutan aset tetap, amortisasi aset tak
berwujud,
pengakuan
bagian
kebijakan/perlakuan akuntansi
lancar
lainnya.
Hal
utang/piutang,
ini
dan
dilakukan agar
25
akuntansi
tersebut di
atas
diakomodasi
dalam
bentuk
jurnal
Jurnal Penutup
Dalam kelompok laporan pelaksanaan anggaran dan kelompok
laporan finansial, sesuai dengan kaidah akuntansi yang berlaku
umum, terdapat akun-akun
26
Entitas Akuntansi
1. Identifikasi transaksi keuangan
2. Membuat jurnal atas transaksi
keuangan
3. Posting ke buku besar
4. Penyusunan laporan keuangan
- menyusun neraca saldo
- membuat jurnal penyesuaian
- jurnal penutup dan
- penyusunan laporan keuangan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
27
B.
berdasarkan
basis
yang
ditetapkan
dalam
peraturan
28
Akun
I.
Pendapatan-LRA
II.
Anggaran
Realisasi
140
160
Belanja
(100)
(90)
III.
Transfer
(15)
(15)
IV.
Surplus/Defisit (I - II - III)
25
55
V.
Penerimaan Pembiayaan:
10
10
15
15
- Penggunaan
SAL/SiLPA
Tahun Sebelumnya
- Pencairan
Dana
Cadangan
Jumlah Penerimaan
Pembiayaan
VI.
Pengeluaran Pembiayaan
(40)
(35)
VII.
(25)
(20)
VIII.
35
+ VII)
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (LPSAL)
I.
SAL/SiLPA (Awal)
10
II.
(10)
IV
Koreksi
kesalahan
35
pembukuan
tahun
sebelumnya
Dari
Lain-lain
IV.
gambar
tersebut
di
atas
dapat
36
dijelaskan
bahwa
akun
SAL/SiLPA
Awal
pada
LPSAL,
karena
dalam
akuntansi
29
Pembiayaan,
yang
salah
satu
sumbernya
adalah
30
Pendapatan-LO
Beban
Surplus/Defisit Operasional (I
- II)
Kegiatan Non Operasional
Pos Luar Biasa
Surplus/Defisit - LO (III + IV +
V)
145
75
70
20
(5)
85
Ekuitas Awal
Surplus/Defisit - LO
Ekuitas Akhir (I - II)
350
85
435
Aset
Kewajiban dan Ekuitas
1. Kewajiban
2. Ekuitas
515
515
80
435
Neraca
I.
II.
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
31
2)
3)
Saldo akhir Kas dalam Laporan Arus Kas merupakan saldo Kas
dalam Aset di Neraca.
3.
32
potensi
kesalahpahaman
dalam
memahami
konsep
2)
3)
4)
5)
2)
3)
4)
33
5)
6)
7)
34
BAB IV
PENUTUP
Gubernur/Bupati/Walikota
tentang
Sistem
dan
Prosedur
yang
diatur
oleh
Peraturan
Menteri
Keuangan
setelah
pekerjaan
yang
dimaksudkan
untuk
melaksanakan
35
Rencana
alokasi
waktu
tersebut
dapat
digunakan
untuk
pengelolaan
keuangan
yang
dimulai
dari
proses
36
BUKU IV
JURNAL
STANDAR
AKUNTANSI
PEMERINTAH
DAERAH
BERBASIS AKRUAL
Buku
yang
terdiri
dari
sembilan
bab
ini
akan
menjelaskan
37
APPENDIX 1
STRATEGI IMPLEMENTASI AKUNTANSI BERBASIS AKRUAL
I. Latar Belakang
Terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan mewajibkan pemerintah dan pemerintah daerah
menerapkan SAP berbasis akrual. Selain itu, Pemerintah juga diwajibkan untuk
menyusun Sistem Akuntansi Pemerintahan yang mengacu pada SAP. Sistem
Akuntansi Pemerintahan pada pemerintah akan diatur dengan Peraturan
Menteri Keuangan yang mengacu pada Pedoman Umum Sistem Akuntansi
Pemerintahan, sedangkan Sistem Akuntansi Pemerintahan pada pemerintah
daerah
diatur
dengan
peraturan
gubernur/bupati/walikota
yang
juga
accrual)
pelaksanaannya
masih
belum
sesuai
dengan
yang
belum siap untuk menerapkan SAP berbasis akrual sampai dengan tahun
anggaran 2014. Selanjutnya, setiap entitas pelaporan, baik pemerintah
maupun pemerintah daerah wajib melaksanakan SAP berbasis akrual.
Walaupun
entitas
pelaporan
untuk
sementara
masih
diperkenankan
Implementasi penuh
Tahun
Asistensi Penyusunan :
Sistem
Akuntansi
Pemerintahan
pada
Pemerintah Daerah
Peraturan
Kepala
Daerah
tentang
Kebijakan
Akuntansi
Penyesuaian
penatausahaan
pelaksanaan
APBD
Peraturan
Kepala
Daerah
Lainnya
yang
Terkait
Pendampingan
implementasi
Perkada
Sisdur
Akuntansi
Akuntansi
Akrual
dan
sosialisasinya
sebaiknya
paralel
dengan
APPENDIX 2
AKUNTANSI AKRUAL SEKTOR PUBLIK DI NEW ZEALAND
Berdasarkan customized International Study and Benchmarking Course on Public
Sector Accrual Accounting at Massey University New Zealand yang dilaksanakan
sebagai bagian kegiatan dari State Accountability Revitalitation (STAR) - ADB
Loan Nomor
akuntansi akrual sektor publik di New Zealand serta gambaran langsung praktik
akuntansi akrual pada pemerintah daerah.
terancam bangkrut karena telah memiliki utang yang besar tetapi berani
menjanjikan tunjangan hari tua yang besar bagi warga negara lanjut usia.
Dengan akuntansi kas masalah tidak terlihat karena pembayaran baru akan
terjadi beberapa tahun lagi. Kebangkrutan terlihat nyata jika kewajiban
tersebut diperhitungkan secara akrual. Reformasi dimulai dari privatisasi dan
korporatisasi entitas komersial pemerintah sejalan dengan deregulasi pasar
modal dan keuangan di New Zealand.
1
Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah - BPKP
Finanace
Act
juga
menerapkan
accrual-based
performance
2
Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah - BPKP
yang
telah
disepakati
dengan
menteri
(negotiated
result).
saran
kebijakan
yang
akan
dijalankan
pemerintah.
menyelenggarakan
pelayanan
dengan
mempekerjakan
entity
merupakan
entitas
legal
yang
terpisah
dan
tidak
biasanya
dilakukan
oleh
Board
berdasatkan
hasil
keuangan
dan
kementerian
teknis).
Perusahaan ini tunduk pada hukum perusahaan biasa dan tidak dijamin
pemerintah (kecuali bank pemerintah). Pemerintah/pemegang saham
akan menunjuk Board yang bertanggungjawab terhadap keberhasilan
bisnis. Perusahaan membagi dividen kepada pemerintah. Setiap tahun
entitas ini harus membuat laporan kepada pemerintah dan disampaikan
kepada publik (parlemen).
4
Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah - BPKP
kegiatan
operasional
harus
mampu
mencapai
target
yang
disepakati, sumber daya organisasi aman terlindungi, dan sumber daya telah
digunakan secara efisien. Akuntansi akrual mengukur penggunaan semua
sumber daya organisasi (tidak hanya pengeluaran kas). Dengan demikian
akuntansi akrual dapat menjadi dasar yang memadai bagi akuntabilitas asset
dan biaya-biaya yang terjadi. Akuntansi akrual juga dapat menjadi dasar
pengambilan keputusan operasional dan keputusan kebijakan yang lebih
baik seperti dalam hal penetapan harga output/layanan. Meskipun akuntansi
akrual mampu menyediakan data biaya tetapi masih dapat terjadi kesulitan
klasik dalam hal alokasi biaya (cost alocation problem). Estimasi dan
approksimasi sangat diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut.
5
Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah - BPKP
Laporan keuangan yang harus disusun oleh entitas sektor publik di New
Zealand pada dasarnya sangat mirip dengan laporan keuangan sektor
privat. Laporan tersebut meliputi:
1.
2.
Income
Statement/Statement
of
Financial
Performance
yang
4.
5.
6.
7.
Notes
tahun sebelumnya.
menjelaskan
Pemerintah
tersebut.
pusat
bagaimana
tidak
cara
pelunasan
bertanggungjawab/tidak
utang
tersebut.
menjamin
utang
perencanaan
jangka
panjang/jika
tidak
konsisten
harus
dijelaskan
atau
nonkeuangan).
Perencanaan
tersebut
harus
2. Akuntabilitas Entitas
Sektor publik New Zealand menerapkan akuntabilitas berbasis entitas
organisasi (bukan satuan dana/fund). Setiap managemen entitas (chief
executives)
harus
akuntabel.
Dengan
demikian,
laporan
unit
7
ukuran
fisik
dan
disandingkan
dengan
pencapaian
tahun
pelayanan
harus
dilaporkan,
ditandingkan
dengan
Audit dilakukan
Dengan pertimbangan
yang
akan
menghasilkan
angka
yang
berbeda
dan
Who?
New Zealand Society of
Accountants (NZSA)
What?
Recommendations
on
accounting principles (reprints of
UK standards by ICAEW)
Statements
on
accounting
practice (1966-1974)
Research bulletins (1971-)
Accounting
Research
Standards Board (NZSA)
Public Sector Accounting
Group/Committee
NZ standards (SSAPs)
Public
sector
accounting
(concepts, practice, standards,
technical guidance bulletins)
1975-1993
1989
9
Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah - BPKP
Financial
Reporting
Standards Board (NZICA)
Accounting
Standards
Review Board (ASRB)
2005-2007
International Accounting
Standards Board
Financial
Reporting
Standards Board (NZICA)
Accounting
Standards
Review Board
July 2011
Sector
based
standards
and
multiple tiers for 2014.
IFRS: for-profit entities
IPSAS: Public benefit entities
(public sector) (1 July 2014)
City
Council
merupakan
pemerintah
daerah
di
NZ
bertugas
untuk
menetapkan
peraturan
dan
strategic
dan
aspirasi
1550
masyarakat.
staf
yang
Council
didukung
bertugas
oleh
memberi
Chief
saran,
Lingkungan/environment:
melindungi
dan
meningkatkan
kualitas
lingkungan Wellington.
Kenyamanan
budaya/cultural
wellbeing:
menampilkan
dan
11
Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah - BPKP
tahunan,
laporan
tahunan
(termasuk
laporan
keuangan).
Tujuan
utama
akuntansi
akrual
adalah
menyajikan
laba/rugi
dari
memiliki
beberapa
flexibilitas
yang
dapat
dimanfaatkan
tidak
melakukan
manipulasi
hasil
akuntansi
akrual
melalui
dari aktivitas operasi harus dijelaskan secara memadai karena entitas yang
mengalami arus kas operasi negatif dipandang tidak sustainable dalam
jangka panjang.
3. Beberapa Kebijakan Akuntansi Akrual di Wellington
Menjaga akurasi Neraca
Untuk menjaga akurasi neraca, managemen mengandalkan rekonsiliasi
reguler terhadap akun neraca dan kaitannya dengan kebijakan akuntansi
akrual pendapatan dan beban dalam periode yang bersangkutan.
Sebagian pendapatan dan beban terjadi melalui beberapa periode
akuntansi. Pengendalian sangat diperlukan untuk memastikan bahwa
penerimaan kas yang belum menjadi hak dicatat sebagai kewajiban
(unearned revevue), pendapatan yang belum diterima dicatat sebagai
piutang, pembayaran yang belum menjadi beban dicatat sebagai aset,
dan beban yang belum dibayar sebagai kewajiban. Wellington City telah
melakukan pengendalian untuk memastikan akun-akun tersebut dicatat
secara tepat. Setiap bulan akun neraca dicocokkan dengan data
pendukung dan dokumennya. Untuk persiapan audit, pada akhir tahun,
seluruh bukti pendukung akun neraca dikumpulkan oleh Financial
Accounting Team.
Akuntansi Pendapatan Hibah/Grants
Specific Grant diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah
untuk membiayai tujuan tertentu (specific expenditure revenue), diakui
pemda
sebagai
pendapatan
sesuai
perkembangan
pemenuhan
yang terjadi dengan total biaya yang dianggarkan. Block Grant diberikan
pemerintah
pusat
kepada
pemerintah
daerah
tanpa
persyaratan
yang
sudah
dihapus
dicatat
sebagai
pengurang
beban
penghapusan piutang.
Persediaan
Penilaian persediaan untuk pelaporan keuangan dilakukan setahun sekali.
Setiap entitas melakukan perhitungan stok persediaan dan melakukan
penilaian berdasarkan prinsip
Untuk
pelaporan
interim,
persediaan
didasarkan
pada
estimasi/model perhitungan.
15
Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah - BPKP
F.
melindungi
aset-aset
organisasi
dari
kecurangan/pencurian,
meningkatkan
kualitas
manajemen
sektor
publik
melalui
bahwa
statement
of
service
performance
dan
17
Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah - BPKP
Sistem
akuntansi
yang
efektif
harus
sesuai
dengan
cara
instruksi
yang
detail
dari
menteri
(operational
independence).
Politisi mengendalikan operasi manajemen dengan negosiasi target
kinerja dan anggaran akrual berbasis output. Manajemen organisasi
dapat melakukan pengeluaran yang melebihi anggaran untuk
aktivitas tertentu dan kurang dari anggaran untuk aktivitas lainnya.
Manajemen dapat membuat utang tetapi harus dapat melunasinya.
Managemen bertanggung jawab penuh atas kecurangan, berapa
pun nilainya. Suatu entitas dapat menggunakan akumulasi surplus
anggaran
dari
tahun-tahun
anggaran
sebelumnya
atau
tidak
apakah
surplus
harus
dikembalikan
atau
dipakai
tetap
pada
entitas,
pemerintah
induk
mungkin
dapat
Appropriasi anggaran
Implementasi
untuk
mengukur
efisiensi
(cost
effectiveness)
dan
kebebasan
memilih
berbagai
metode
operasi
untuk
sistem
akuntansi
berbasis
kas
yang
gagal
service
mendorong
manajemen
untuk
memikirkan
rencana
strategik,
perencanaan
kinerja,
dan
kerangka
beban
secara
akrual
memungkinkan
entitas
untuk
yang
dijalankan
harus
menyediakan
informasi
yang
kuat
bagi
pelaksanaan
reformasi.
Sinyal
tersebut
konsep-konsep
akan
akuntansi
akrual
yang
diimplementasikan
akrual
mempekerjakan
staf
dan
diberi
untuk
kewenangan
menangani
sistem
merekrut
dan
akuntansi
yang
mengimplementasikan
kebijakan
akuntansi
akrual
atau
Di
bawah
Treasury
dibentuk
lembaga
Financial
Management
proses migrasi dari basis kas ke basis akrual. FMA juga melakukan reviu
untuk atas tabel konsolidasi dan draft laporan keuangan dan memberi
saran untuk mengatasi masalah-masalah material yang dihadapi
departemen.
WTP
dianggap
sebagai
keberhasilan
bersama
(Treasury,
3. STANDAR/PRAKTIK AKUNTANSI
Beberapa kebijakan / standar / praktik akuntansi di New Zealand yang
dapat dicontoh untuk dikembangkan di Indonesia:
harus
akuntabel.
Dengan
demikian,
laporan
unit
sebenarnya
akuntansi
dana
semacam
ini
dapat
mengakui
pajak/rertribusi
yang
menjadi
hak
entitas
pemda
dengan
meminta
penerima
hibah
untuk
berdasarkan
salinan
kontrak,
pesanan
pembelian,
atau
dokumen lain yang telah dibuat penerima hibah. Untuk belanja hibah
yang sangat besar dapat dimasukkan klausul audit ketaatan terhadap
persyaratan yang ditetapkan pemda. Hibah yang dapat digunakan
secara bebas oleh penerimanya (discretionary grants) diakui pemda
sebagai beban ketika penerima grant ditetapkan.
24
Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah - BPKP
yang
dilakukan,
berikut
ini
kami
sampaikan
saran
bagi
implementasi
akrual
di
Indonesia
lebih
bermanfaat
dalam
pembahasan
keuangan,
laporan
komprehensif
pencapaian
yang
mengaitkan
kinerja,
dengan
laporan
kemajuan
25
2.
dan
konsep-konsep
akuntansi
akrual
yang
akan
akuntansi
dan
pelaporan
akrual
serta
diberi
pengamanan dan
pemeliharaan aset.
Pengaturan agar hanya entitas pemerintah yang berhak atas
pajak/pungutan yang bersangkutan yang mengakui pendapatan dan
apropriasi
yang
diterima
departemen/dinas
diakui
sebagai
pendapatan departemen/dinas.
Pengembangan akuntansi pendapatan dari spesific dan block grants
serta
akuntansi
dan
pengendalian
belanja
discretionarry
dan
nondiscretionarry grants.
27
Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah - BPKP
28
Deputi Pengawasan Bidang Penyelenggaraan Keuangan Daerah - BPKP
TIM PENYUSUN
Tati Christiani
Wiwik Priyantoro
Agus Budi Priyono
Sri Minarni
Desi Andrianingsih
Budi Prasetyo