You are on page 1of 16

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada Pt Nt Piston Ring Indonesia di

Karawang
Edi Suswardji, SE., MM, Eman S, SE., MM., Ria Ratnaningsih, SE.

ABSTRACT
Inventory control is the activity of maintaining the amount of inventory at the desired level.
Inventory control policy will be raw materials become very important because with the policy of the
company are expected to be able to determine the amount of supplies that are effective and
balanced in its operational activities.
The research has the aims (1) to determine, describe and analyze how the raw material
Inventory control methods in PT. NT Piston Ring Indonesia, (2) to find out, explain and analyze how
the behaviour of the economic order quantity in pt. NT Piston Ring Indonesia, (3) to find out, explain
and analyze how to determine safety stock of raw material production of Piston Ring on PT. NT
Indonesia Piston Indonesia. Doing research on PT NT Piston Ring Indonesia, Karawang in July-August
2011. Primary Data were obtained from interviews with Assistant Manager Purchasing Planing
Control, as well as secondary data obtained from libraries, internet studies, as well as the document
company (sales data, financial reports, and data warehouses) that are relevant to research topics
Company performs the raw materials to the maker for the year 2011 the frequency as much as
12 times total order bookings amounted 309.688,7 kg. Most recent done the Production Planning and
Inventory Control (PPIC) by submitting a purchase order document to the maker. The waiting time of
procurement of required raw materials since the raw materials were ordered up to the raw materials
arrive at the company. PT. NT Piston Ring Indonesia, ordering raw materials from a variety of makers
have lead time for 4 months. The Production Planning and Inventory Control (PPIC) is responsible for
the storage of raw materials made by performing record-keeping of goods and warehouse
maintaining conditions of transitions of goods during in the warehouse . Analysis of EOQ inventory
control by the method of generating the quantity which is optimum for most raw materials for piston
ring 60.582,79 kg with the frequency of the most recent 5 times a year. The company must make a
reservation Reorder Point (ROP) while the level of inventory in the warehouse of 28.022 351 kg with
a Safety Stock (SS) of 28.018 351 kg. A comparative analysis of the cost of inventories conducted
between the company's inventory control by the method of EOQ. Inventory control company
produce the cost of inventories amounting to Rp. 16.185.034, 41 while the cost of the inventory with
the inventory control cost EOQ inventory yield Rp 15.175.989 Rp 1.009.044 Savings 40,41,43,98 or
6.23% can occur when companies do the EOQ method of inventory control.
A. PENDAHULUAN
Saat ini dunia industri otomotif berkembang dengan sangat pesat. Adanya permintaan yang
semakin banyak dan fluktuasi yang tinggi, maka setiap perusahaan otomotif dituntut dapat
beroperasi secara lebih efektif dan efisien dalam mengahadapi persaingan. Mereka berlomba-lomba
memajukan usahanya demi mempertahankan eksistensinya dengan menghasilan produk-produk
yang semakin berinofatif demi menarik minat konsumen.
Seiring dengan perkembangan pasar di Indonesia, maka persaingan pasar pun semakin ketat,
produsen kendaraan bermotor bersaing dalam hal kualitas, Design, ataupun harga, produsenprodusen kendaraan bermotor yang ada di Indonesia, diantaranya yaitu PT. Toyota Manufacturing
Motor Indonesia (TMMIN), PT. Astra Daihatsu Motor (ADM), PT. Astra Honda Motor (AHM), PT.
Yamaha Indonesia Motor MFG. (YIMM), PT. Indomobil Suzuki Indonesia (ISI), PT. Kawasaki Motor
Indonesia (KMI), dan masih banyak lagi produsen-produsen kendaraan bermotor lainnya. Produsenprodusen kendaraan bermotor tersebut tentunya bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang
memproduksi komponen-komponen kendaraan bermotor, karena kendaraan bermotor merupakan

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012

1071

gabungan dari komponen-komponen yang saling mendukung dan memiliki fungsinya masing-masing.
Komponen ini tidak di produksi langsung oleh produsen kendaraan bermotor, melainkan di produksi
oleh mitra atau partner dari perusahaan-perusahaan produsen kendaraan bermotor, salah satunya
adalah PT. NT Piston Ring Indonesia.
PT. NT Piston Ring Indonesia adalah Perusahaan yang bergerak dalam bidang Automotif
memproduksi komponen kendaraan bermotor dimana didalam persaingan yang sangat ketat
diantara perusahaan-perusahaan sejenis seperti Riken Piston Ring.Co.,Ltd (Jepang), Malaysia Piston
Ring Manufacturing, Korea Piston Ring INC, Zhejiang Huadong Piston Ring.Co.,Ltd. PT. NT Piston Ring
Indonesia bertekad untuk menghasilkan produk-produk yang kualitsanya bermutu tinggi dan dengan
harga yang bersaing.
Kegiatan perusahaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kegiatan produksi.
Perusahaan mengadakan kegiatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar. Untuk mengadakan
kegiatan produksi harus ada bahan baku. Oleh karena itu didalam dunia usaha masalah bahan baku
adalah masalah yang sangat penting. Sehingga diperlukan pengendalian persediaan bahan baku yang
efektif dan efisien. Pengendalian persediaan bahan baku merupakan salah satu aspek yang sangat
penting bagi berlangsungnya kelancaran suatu produksi. Hal ini berlaku untuk semua industri
terutama industri yang bergerak dalam bidang manufakturing, seperti industri otomotive.
Pengendalian persediaan bahan baku pada produk Ring Piston merupakan salah satu sistem yang
dapat menjamin kelancaran akan ketersediaan bahan baku, sehingga proses produksi akan berjalan
dengan lancar. Pengendalian tersebut dapat mencegah terjadinya kekurangan bahan baku yang
dapat mengakibatkan terhambatnya proses produksi atau dapat menghentikan kegiatan produksi
yang menyebabkan perusahaan menderita kerugian.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1.
Manajemen Operasi
Manajemen Operasi merupakan salah satu fungsi perusahaan yang akan digunakan
untuk mengendalikan aktivitas-aktivitas operasi didalam suatu perusahaan untuk mencapai tujuantujuan umum maupun khusus yang telah ditetapkan. Berikut adalah pendapat beberapa pakar
tentang Manajemen Operasi:
Menurut Bary Render dan Jay Haizer (2001:2) dalam bukunya yang berjudul
Prinsip
Manajemen Operasional, mengemukakan bahwa:
Manajemen Operasional adalah serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui
perubahan dari masukan menjadi keluaran. Adapun menurut Manahan P. Tampubolon (2004:13)
dalam bukunya yang berjudul Manajemen Operasional, berpendapat: Manajemen Operasi adalah
sebagai manajemen proses konversi dengan bantuan fasilitas seperti tanah, tenaga kerja, modal dan
manajemen masukan (inputs) yang diubah menjadi keluaran yang diinginkan berupa barang atau jasa
atau layanan.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen operasi merupakan suatu proses
perubahan, pengaturan dan pengkoordinasian input-input atau sumber daya menjadi output
yang berupa barang atu jasa secara efektif dan efisien sehingga mempunyai nilai tambah. Dalam
proses perubahan tersebut dibutuhkan fasilitas-fasilitas penunjang seperti tanah dan bangunan,
tenaga kerja, modal serta sumber-sumber pengadaan fasilitas lainnya.
2. Pengendalian Persediaan
Menurut Sofyan Assauri (2004:176) mengungkapkan bahwa :
Pengendalian Persediaan adalah sebagai suatu kegiatan untuk menentukan tingkat dan
komposisi dari persediaan parts, bahan baku dan barang hasil atau prodak , sehingga
perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhan
kebutuhan pembelanjaan perusahaan dengan efektif dan efisien.

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012

1072

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian persediaan adalah kegiatan untuk
memelihara dan mengendalikan, juga suatu teknik pemesanan dan pemantauan barang-barang
dalam kuantitas, jumlah dan waktu sesuai dengan yang direncanakan.
Menurut Yolanda Siagian (2007:169), didalam bukunya Supply Chain Management dalam
dunia Bisnis, mengungkapkan bahwa :
Manajemen persediaan secara umum mengembangkan dua filosofi dasar, yaitu pendekatan
sistem tarik (pull system) dan pendekatan sistem dorong (push system) yang memiliki
pendekatan berbeda.
Pendekatan sistem tarik (pull system)
prinsip pada sistem ini sangat cocok dilakukan pada perusahaan yang melakukan sistem Just In
Time. Sistem tarik adalah suatu sistem yang memproduksi satu unit lalu ditarik ke tempat yang
memerlukannya pada saat diperlukan. Sedangkan sistem dorong (push system), pada sistem ini
pesanan ditumpuk di departemen pemerosesan agar dapat dikerjakan pada saat ada kesempatan.
Dalam sistem dorong, bahan baku didorong ke stasiun-stasiun kerja hulu dengan pengendalian yang
baik, sistem ini akan menghasilkan tingkat persediaan rendah, karena sifatnya selalu merespon
permintaan dan melihat kondisi setiap titik stok.
3. Biaya Persediaan
Menurut Zulian Yamit (2008: 9), Tujuan manajemen persediaan adalah untuk menyediakan
jumlah material yang tepat, lead time yang tepat dan biaya rendah. Biaya persediaan merupakan
keseluruhan biaya operasi atas sistem persediaan. Biaya persediaan didasarkan pada parameter
ekonomis yang relevan dengan jenis biaya sebagai berikut :
1. Biaya Pembeliaan (purchase cost) adalah harga perunit apabila item dibeli dari pihak luar, atau
biaya produksi perunit apabila diproduksi dalam perusahaan. Biaya perunit akan selalu menjadi
bagian dari biaya item dalam persediaan. Untuk pembelian item dari luar, biaya per unit adalah
harga beli ditambah biaya pengangkutan. Sedangkan untuk item yang diproduksi di dalam
perusahaan, biaya per unit adalah termasuk biaya tenaga kerja, bahan baku dan biaya overhead
pabrik.
2. Biaya pemesanan (Order cost/set up cost) adalah biaya yang berasal dari pembelian pesanan dari
supplier atau biaya persiapan (set up cost) apabila item diproduksi di dalam perusahaan. Biaya
pemesanan dapat berupa : biaya membuat daftar permintaan, menganalisis supplier, membuat
pesanan pembelian, penerimaan bahan, inspeksi bahan, dan pelaksanaan proses transaksi.
Sedangkan biaya persiapan dapat berupa biaya yang dikeluarkan akibat perubahan proses
produksi, pembuatan schedule kerja, persiapan sebelum produksi, dan pengecekan kualitas.
3. Biaya simpan (carriying cost/holding cost) adalah biaya yang keluarkan atas investasi dalam
persediaan dan pemeliharaan maupun investasi sarana fisik untuk menyimpan persediaan. Biaya
simpan dapat berupa : biaya modal, pajak, asuransi, pemindahan persediaan, keusangan, dan
semua biaya yang dikeluarkan untuk memelihara persediaan.
Biaya Kekurangan persediaan (stock out cost) adalah konsekuensi ekonomis atas kekurangan dari luar
maupun dari dalam perusahaan. Kekurangan dari luar terjadi apabila pesanan konsumen tidak dapat
dipenuhi. Sedangkan kekurangan dari dalam terjadi apabila departemen tidak dapat memenuhi
kebutuhan departemen yang lain. Biaya kekurangan dari luar dapat berupa biaya backorder, biaya
kehilangan kesempatan penjualan, dan biaya kehilangan kesempatan menerima keuntungan. Biaya
kekurangan dari dalam perusahaan dapat berupa penundaan pengiriman maupun idle kapasitas. Jika
terjadi kekurangan atas permintaan satu item lain atau membatalkan pengiriman. Dalam situasi
seperti ini bukan kerugian penjualan yang terjadi tetapi penundaan dalam pengiriman. Untuk
mengatasi masalah ini secara khusus perusahaan melakukan pembelian darurat atas item tersebut
dan perusahaan akan menanggung biaya tambahan (extra cost) untuk pesanan khusus yang dapat
berupa biaya pengiriman secara cepat, dan tambahan biaya pengepakan.

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012

1073

4. Model Persediaan
Menurut Yolanda M. Siagan (2007:175), terdapat Model-model ini secara garis besar
dibedakan atas dua jenis permintaan terhadap bahan/komponen, yaitu sebagai berikut :
1. Permintaan dependen (dependent demand), yaitu persediaan barang atau bahan atau komponen
yang permintaannya atau penggunannya bergantung pada item lainnya.
2. Permintaan independent (independent demand), yaitu persediaan barang atau bahan atau
komponen yang permintaannya berdiri sendiri sesuai dengan itemnya, tidak tergantung pada
item lain.
5. Metode Pengendalian Persediaan
1. Economic Order Quantity (EOQ).
Economic Order Quantity adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya
yang minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal. Dalam pelaksanaanya
dapat dirumuskan seperti berikut :

EOQ

2xDxS
H

Dimana :
EOQ = Jumlah satuan per pesanan
D = Kebutuhan tahunan
S = Biaya pemesanan per order (Annual Demand)
H = Biaya simpanan / unit / tahun (Holding/Carring Cost)
2. Reorder point (ROP)
Yang dimaksud dengan Reorder Point System adalah titik/ tingkat persediaan, dimana
pemesanan kembali harus dilakukan, model persediaan sederhana mengasumsikan bahwa
penerimaan suatu pesanan bersifat seketika, artinya model persediaan mengasumsikan bahwa
setiap perusahaan akan menunggu sampai tingkat persediaannya mencapai nol, sebelum perusahaan
memesan kembali dan dengan seketika kiriman yang dipesan akan diterima.
Reorder Point dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Reorder Point = (permintaan perhari) x (waktu tunggu untuk pemesanan baru dalam hari)
=dxl
Di mana d dicari dengan membagi permintaan tahunan (D), dengan jumlah periode yang
digunakan (bisa dalam setahun, bulan dalam setahun tergantung periode yang digunakan oleh
perusahaan).
3.

Safety stock (Persediaan Pengamanan)


Menurut Edyy Herjanto (1999:241), Safety Stock (SS) adalah persediaan yang dilakukan untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan / barang, misalnya karena
penggunaan bahan yang lebih besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam penerimaan
bahan yang dipesan.
4. Metode Penilaian Persediaan
1. First in First out (FIFO)
Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa harga barang pembelian yang sudah terjual atau
terpakai dinilai menurut harga pembelian barang terdahulu masuk. Dengan demikian, Persediaan
akhr dinilai menurut harga pembelian barang yang terakhir masuk.
2. Last in First out (LIFO)

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012

1074

Berbeda dengan FIFO, Metode ini mengasumsikan bahwa nilai barang yang terjual atau
terpakai dihitung berdasarkan harga pembelian barang yang terakhir masuk, dan nilai persedian akhir
dihitung berdasarkan harga pembelian yang terdahulu masuk.
3. Rata-rata terimbang
Nilai persediaan atas harga rata - rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah barang
yang diperoleh pada masing- masing harganya.
Dari tujuan-tujuan pengendalian persediaan diatas dapat diambil simpulan bahwa penyerahan
barang harus sesuai dan dikirimkan tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Dengan meminimalisir
kesalahan dan penghilangan sumber- sumber biaya yang dianggap tidak perlu akan berdampak pada
harga jual.

6. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.
Kerangka Pemikiran Penelitian

Gambar 2.
Kerangka Pemikiran Pene

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012

1075

C.

METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode dan Prosedur Penelitian


1.

Berdasarkan Tujuan Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian terapan dalam menganalisis Pengendalian Persediaan
Bahan Baku di PT NT Piston Ring Indonesia, penulis akan menjelaskan dan mengggambarkan
permasalahan ini yang didasarkan pada data yang diperoleh untuk dianalisis.
2. Berdasarkan Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survey karena dilakukan dengan wawancara langsung
dengan pihak-pihak yang terkait.
3.
Berdasarkan Tingkat Ekplanasinya
Dalam penyususunan proposal skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif,
yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskriptifkan atau
memaparkan data kejadian berdasarkan fakta yang ada dan sedang terjadi dengan di terapkan pada
teori yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam judul penelitian ini.
4.
Berdasarkan Jenis Data
Berdasarkan jenis data dan analisisnya, rancangan penelitian ini termasuk penelitian data
kuantitatif yang akan dijelaskan secara deskriptif.
2. Variabel Penelitian
Tabel 2
Variabel Penelitian
Variable

SubVariable
Economic Order
Quantity (EOQ)

Indikator
- Volume atau jumlah yang

dibutuhkan.
- Kontinuitas produksi tidak
terhenti.
- Sifat bahan baku.
- Jumlah
pembelian
yang
ekonomis.
Reorder Point (ROP)
- Jumlah persediaan maksimum
dan
tingkat pemesanan
Pengendalian
kembali.
Persediaan
Safety Stock
- Jumlah persediaan yang harus
ada dalam perusahaan untuk
mencegah
kehabisan
persediaan.
- Penggunaan bahan baku ratarata.
- Faktor waktu atau leadtime
Metode penilaian
- FIFO
persediaan
- LIFO
- Rata-rata terimbang
Sumber. Sofyan Assauri, 2004 & Agus Ristono, 2009

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012

1076

3. Metode Pengumpulan Data


1. Economic Order Quantity( EOQ)
adalah jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilaksanakan pada setiap kali
pembelian. Dalam pelaksanaannya dapat dirumuskan seperti berikut :
2xDxS

EOQ =
H

EOQ = Jumlah satuan perpesanan


D = Kebutuhan tahunan
S = Biaya pemesanan per order (Annual Demand)
H = Biaya simpanan / unit / tahun (Holding/Carring Cost)
2. Analisis Reorder point (ROP)
Yang dimaksud dengan Reorder Point System adalah titik/ tingkat persediaan, dimana
pemesanan kembali harus dilakukan, model persediaan sederhana mengasumsikan bahwa
penerimaan suatu pesanan bersifat seketika, artinya model persediaan mengasumsikan
bahwa setiap perusahaan akan menunggu sampai tingkat persediaannya mencapai nol,
sebelum perusahaan memesan kembali dan dengan seketika kiriman yang dipesan akan
diterima.
Reorder Point dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Reorder Point = (permintaan perhari) x (waktu tunggu
untuk pemesanan baru dalam hari)

=dxl

3. Safety stock (Persediaan Pengamanan)


Menurut Edyy Herjanto (1999:241), Safety Stock (SS) adalah persediaan yang dilakukan untuk
melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan / barang, misalnya
karena penggunaan bahan yang lebih besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam
penerimaan bahan yang dipesan.
4. Analisis metode penilaian persediaan Dalam menilai persediaannya perusahaan menggunakan
metode rata-rata dengan tujuan untuk menanggulangi apabila terjadi fluktuasi harga (harga
yang tidak stabil) tetapi dalam pemakaian bahan baku perusahaan menggunakan metode FIFO
(first in first out), LIFO (Last in First out), dan Rata-rata terimbang, guna menghindari kerusakan
atau kebocoran pada kemasan bahan baku.

D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Sejarah Singkat Perusahaan
Sejarah singkat PT. NT Piston Ring Indonesia, pertama kali berdiri di Indonesia Nama PT.
NT PISTON RING Merupakan penggabungan 2 Perusahaan dari Jepang, yaitu PT. NPR (Nihon
Piston Ring) dan PT.TPR (Teikoku Piston Ring) yang masing-masing induk perusahaan tersebut
memegang 50% saham dari saham milik PT. NT Piston Ring. PT. NT PISTON RING didirikan &
diresmikan Pada tanggal 30 Maret 2001 Dengan Investasi Awal sebesar 26.000.000 Dollar
Amerika. Customer Utama PT. NT Piston Ring pada saat itu ialah :
1. PT. AHM (Astra Honda Motor)
2. PT. TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia)
Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012

1077

Seiring dengan peningkatan produksi, maka Customer bertambah baik dari domestik
maupun non domestik , seperti :
Customer Domestik :
3. PT. YIMM - Parts Center Cibitung (POD)
4. PT. KMI (Kawasaki Motor Indonesia)
5. PT. YIMM (Yamaha Indonesia Motor Manufacturing)
6. PT. ADM (Astra Daihatsu Motor)
7. PT. MKM (Mitsubishi Kramayuda Motor)
8. PT. SIM (Suzuki Indomobil Motor)
9. PT. Hino Motor Mfg Indonesia
10. PT. Mesin Isuzu Indonesia
11. PT. Honda Trading Indonesia
PT. NT Piston Ring memproduksi ring piston yang digunakan untuk berbagai macam
mesin yang menggunakan bahan bakar minyak sebagai pembangkit tenaganya, baik mesin roda
dua maupun mesin roda empat dan lain sebagainya khususnya produsen otomotif dari jepang
seperti Honda, Yamaha, Kawasaki, Toyota dan lain sebagainya.
2. Pengendalian Persediaan Bahan Baku Pada PT. NT Piston Ring Indonesia
Pengendalian persediaan bahan baku merupakan salah satu aspek yang sangat penting
bagi berlangsungnya kelancaran suatu produksi. Hal ini berlaku untuk semua industri terutama
industri yang bergerak dalam bidang manufakturing, seperti industri Automotive. Pengendalian
persediaan bahan baku pada produk sepatu merupakan salah satu sistem yang dapat menjamin
kelancaran akan ketersediaan bahan baku, sehingga
proses produksi akan berjalan dengan lancar. Tujuan lain dari sistem pengendalian
persediaan bahan baku adalah untuk meminimumkan biaya persediaan bahan baku.
Dalam menentukan jumlah pemesanan bahan baku PT. NT Piston Ring Indonesia pada
melakukan perhitungan jumlah kebutuhan bahan baku sesuai dengan target produksi
perusahaan berdasarkan pada PO (Purchasing order) customer dan dihitung dalam kalkulasi
pemakaian aktual material selama setahun terakhir, Order dari customer selama setahun
terakhir dan Forecast dari customer.
2.1 Economic Order Quantity (EOQ).
Metode manajemen persediaan yang dipakai adalah

EOQ =

2xDxS
H

Dimana :
EOQ = Jumlah satuan per pesanan
D = Kebutuhan tahunan
S = Biaya pemesanan per order (Annual Demand)
H = Biaya simpanan / unit / tahun (Holding/Carring Cost)
Data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu jumlah bahan baku yang dibutuhkan selama satu
tahun adalah 309.688,7 Kg, biaya pemesanan setiap kali pesan adalah Rp. 989.600 harga
pembelian per kg yang dibayar Rp. 213.440 dan biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang
sebesar Rp. 167,00 Formula dalam mencari jumlah optimum order per unit adalah sebagai
berikut :
Menghitung biaya pemesanan Tahun 2011 :
Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012

1078

Tabel 6. Biaya pemesanan


Sumber : Dept Accounting
Tahun 2011
Nilai
%
(Rp/Kg/Th)
199.503,36
20.16
153.882,8
15.55
636.213,84
64.29
989.600,00
100

Jenis Biaya
(Rp/Kg/Th)
Telepon
Alat tulis kantor
Transportasi
Total

Menghitung biaya penyimpanan Tahun 2011


Tabel 7. Biaya pemesanan
Sumber : Dept Accounting
Tahun 2011
Nilai
(Rp/Kg/Th)

Jenis Biaya
(Rp/Kg/Th)
Kebersihan
Gedung
Pemeliharaan
Listrik
Total

&

82,00

50.94

85,00
167,00

49.07
100,00

Frekuensi pembelian tahun 2011 adalah :


D / Q = 309.668.7 kg / 60.582,79 kg
= 5,11 dibulatkan menjadi 5 kali

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012

1079

Tabel 8. Hasil perhitungan biaya total pengendalian persediaan bahan baku ring berdasarkan
system yang digunakan PT Piston Ring Indonesia Tahun 2011
Variabel

Frekuensi (x)
Jumlah Pesanan (kg/pesanan)
Biaya Pemesanan (kg/pesanan)
Biaya Penyimpanan (Rp/kg/th)
BiayaTotal Pemesanan (Rp/kg/th)
Biaya Total Penyimpanan (Rp/kg/th)
Biaya Total Persediaan (Rp/kg/th)

00000000000Tahun
Notasi
(a)
(b)
(c )
(d)
(e)=a x c
(f)=b x d
(g) =e + f

2011
12
25.807,39
989.600,00
167,00
11.875.200,00
4.309.834,41
16.185.034,41

Biaya Pengendalian Persediaan bahan baku terdiri atas biaya pemesanan dan biaya
penyimpanan. Perhitungan biaya total pengendalian persediaan bahan baku berupa Steel wire
pada PT. NT Piston Ring Indonesia dapat dilihat pada Tabel 7. frekuensi pembelian yang
dilakukan perusahaan sebesar 12 kali. Biaya total pemesanan bahan baku sebesar
Rp.11.875.200,00 dan biaya total persediaan sebesar Rp 16.185.034,41.
Pada perhitungan yang disajikan Tabel 8. Diperoleh frekuensi pembelian yang optimal
pada tahun 2011 secara berturut turut adalah sebesar 5 kali pesanan dengan jumlah pesanan
optimal sebaesar 60.582,69Kg pada tahun 2011, berbeda dengan hasil perhitungan oleh
Perusahaan yang terdapat pada Tabel ,bahwa besarnya frekuensi pembelian pada tahun 2011
secara berturut turut adalah 12 kali, dengan jumlah pesanan sebesar 25.807,39Kg pada tahun
2011.
Tabel 9. Hasil perhitungan biaya total pengendalian persediaan bahan baku ring berdasarkan
Economic Order Quantity (EOQ), PT Piston Ring Indonesia tahun 2011.
Variabel

Frekuensi (x)
Jumlah Pesanan (kg/pesanan)
Biaya Pemesanan (kg/pesanan)
Biaya Penyimpanan (Rp/kg/th)
BiayaTotal Pemesanan (Rp/th)
Biaya Total Penyimpanan (Rp/th)
Biaya Total Persediaan (Rp/th)

0000000000Tahun
Notasi
2011
(a)
5
(b)
60.582,79
(c )
989.600,00
(d)
167,00
(e)=a x c
5.058.663,14
(f)=b x d
10.117.326,28
(g) =e + f
15.175.989,43

2.2 Reorder point (ROP)


Yang dimaksud dengan Reorder Point System adalah titik/ tingkat persediaan, dimana
pemesanan kembali harus dilakukan, model persediaan sederhana mengasumsikan bahwa
penerimaan suatu pesanan bersifat seketika, artinya model persediaan mengasumsikan bahwa
setiap perusahaan akan menunggu sampai tingkat persediaannya mencapai nol, sebelum
perusahaan memesan kembali dan dengan seketika kiriman yang dipesan akan diterima.
Reorder Point dapat ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012

1080

Reorder Point = (permintaan perhari) x


(waktu tunggu untuk Pemesanan baru dalam hari)
=dxl

Di mana d dicari dengan membagi permintaan tahunan (D), dengan jumlah periode yang
digunakan (bisa dalam setahun, bulan dalam setahun tergantung periode yang digunakan oleh
perusahaan).
= 309.688,7 Kg
12 bln
= 25.807,39 Kg
Hasil penelitian yang dilakukan di PT. NT Piston Ring Indonesia, didapatkan safety
stocknya sebesar 0.9 bulan dimana penggunaan rata-rata bahan baku perbulan yaitu 25.807.39
Kg, sehingga 25.807,39 Kg x 0.9 = 23.226,65 Kg, tetapi jika dihitung menurut metode Reorder
Point pemesanan kembali yaitu 25.807,39 kg dan lead time pemesanan bahan baku adalah 4
bulan.
Reorder Point = Safety Stock +
Penggunaan
selama Leadtime

Rop = 28.018,813 + 4
= 28.022,813 kg
Reorder point untuk bahan baku adalah 28.022,813 kg.
2.3 Safety stock (Persediaan Pengamanan)
Safety Stock (SS) adalah persediaan yang dilakukan untuk melindungi atau menjaga
kemungkinan terjadinya kekurangan bahan / barang, misalnya karena penggunaan bahan yang
lebih besar dari perkiraan semula atau keterlambatan dalam penerimaan bahan yang dipesan.
Oleh sebab itu pengadaan persediaan pengaman dimaksudkan untuk mengurangi
kerugian yang timbul karena kekurangan bahan tetapi pada saat itu diusahakan agar
penyimpanan dapat ditekan serendah mungkin.
Faktor-faktor yang menentukan besarnya persediaan penyelamat yaitu :
Penggunaan Bahan Baku Rata-rata Data Pemakaian Bahan Baku Material dari bulan Januari
sampai dengan Desember 2011, yaitu :
Tabel 10. Penggunaan Bahan Baku selama Tahun 2011
Sumber : Dept. PPC
Bahan Baku Jan
ALL
26.363,4
Jul
29.314,3

Feb
20.995,9

Mar
24.602,6

Apr
25.459,3

Mei
24.669,0

Jun
29.022,6

Aug

Sept

Okt

Nov

Des

27.092,2

23.815,1

26.622,4

24.556,0

27.175,9

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012

1081

Rata-rata penggunaan perbulan selama setahun adalah (dalam kg)


26.363,40+20.995,90+24.602,60+25.459,30+24.669,00+29.022,60+29.314,30+27.092,20+23.815,
10+26.622,40+24.556,00+27.175,90
12
X = 25.807,37 Kg
dengan deviasi standarnya adalah :
= (26.363,40-25.807,39) 2 + (20.995,90-25.807,39)2 + (24.602,60 -25.807,39)2 + (25.459,3025.807,3)2 + (24.669,00-25.807,3)2 + (29.022,60-25.807,3)2 + (29.314,30-25.807,3)2 +
2
2
2
(27.092,20-25.807,39) + (23.815,10-25.807,39) + (26.622,40-25.807,39) + (24.556,002 +
2
25.807,3) (27.175,90-25.807,3)
12

= 309,147.12 +
23,150,436.02 + 1,451,518.94 + 121,166.65 + 1,295,931.79 +
10,337,575.34 + 12,298,417.75 + 1,650,736.74 + 3,969,219.44 + 664,241.30 +
1,565,976.93 + 1,870,357.11
12

58,684,725.14
12

4,890,393.76

= 2.211,423 kG
Kebijakan Safety Stock di PT. NT Piston Ring Indonesia yaitu :
Rata-rata penggunaan perbulan + standar deviasi
25.807,39 kg + 2.211,423 kg
= 28.018,813 kg
Rata-rata penggunaan bahan baku perbulan yaitu 25.807,39 kg dengan standar deviasi 2.211,423
kg, Safety stock untuk material adalah 28.018,813 kg.
2.4 Metode Penilaian Persediaan
1. First in First out (FIFO)
PT. NT Piston Ring Indonesia telah menggunakan Metode ini didasarkan atas asumsi
bahwa harga barang pembelian yang sudah terjual atau terpakai dinilai menurut harga
Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012

1082

pembelian barang terdahulu masuk. Dengan demikian, Persediaan akhir dinilai menurut
harga pembelian barang yang terakhir masuk.
2. Last in First out (LIFO)
Berbeda dengan FIFO, Metode ini mengasumsikan bahwa nilai barang yang terjual
atau terpakai dihitung berdasarkan harga pembelian barang yang terakhir masuk, dan nilai
persedian akhir dihitung berdasarkan harga pembelian yang terdahulu masuk.
3. Rata-rata terimbang
Nilai persediaan atas harga rata - rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh
jumlah barang yang diperoleh pada masing- masing harganya.
Berdasarkan hasil analisis perbandingan, terlihat bahwa teknik Economic Order Quantity
(EOQ) memiliki % penghematan dalam mengendalikan persediaan bahan baku. Penghematan
jumlah pembelian terbesar terjadi pada biaya pemesanan karena frekuensi nya dari 12 menjadi 5,
teknik EOQ memiliki penghematan jumlah pembelian terkecil. Dengan berkurangnya jumlah
pembelian bahan baku, maka akan menghemat modal dalam bentuk penghematan biaya
pembelian.
E. PENUTUP
1. Simpulan
Dalam menentukan jumlah pemesanan bahan baku PT. NT Piston Ring Indonesia pada
melakukan perhitungan jumlah kebutuhan bahan baku sesuai dengan target produksi perusahaan
berdasarkan pada Pemakaian aktual material selama setahun terakhir, Order dari customer selama
setahun terakhir, Forecast dari customer.
Pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan PT NT Piston Ring Indonesia belum
sepenuhnya optimal dibandingkan dengan metode MRP teknik EOQ, ROP dan Safety Stock. Biaya
persediaan dengan teknik EOQ untuk semua jenis Material lebih rendah dibandingkan dengan
metode yang diterapkan perusahaan selama ini. Walaupun pada teknik ini tidak ada sama sekali
terjadi penghematan penyimpanan tetapi pada biaya pemesanannya lebih rendah dibandingkan
dengan teknik yang lain. Kelemahan teknik yang digunakan Perusahaan yaitu menimbulkan
persediaan yang cukup besar dan dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga resiko kerusakan
bahan baku sangat tinggi. Berdasarkan penghematan biaya persediaan yang telah dianalisis ketiga
metode EOQ, ROP, dan Safety Stock dapat memberikan penghematan.
Data yang diperoleh dari hasil penelitian yaitu jumlah bahan baku yang dibutuhkan selama
satu tahun adalah 309.688,7 Kg, biaya pemesanan setiap kali pesan adalah Rp. 989.600,00 harga
pembelian per kg yang dibayar Rp. 213.440 dan biaya penyimpanan dan pemeliharaan digudang
sebesa 167,00 Formula dalam mencari jumlah optimum order per unit adalah Frekuensi pembelian
tahun 2011 adalah :
D / Q = 309.668.7 kg / 60.582,79 kg
= 5,11 dibulatkan menjadi 5 kali
Frekuensi pembelian yang dilakukan perusahaan sebesar 12 kali. Biaya total pemesanan bahan
baku sebesar Rp.11.875.200,00 dan biaya total persediaan sebesar Rp 16.185.034,41. frekuensi
pembelian yang optimal pada tahun 2011 secara berturut turut adalah sebesar 5 kali pesanan
dengan jumlah pesanan optimal sebesar 60.582,69Kg pada tahun 2011, berbeda dengan hasil
perhitungan oleh Perusahaan, bahwa besarnya frekuensi pembelian pada tahun 2011 secara berturut
turut adalah 12 kali, dengan jumlah pesanan sebesar 25.807,39Kg pada tahun 2011.
Perbandingan biaya persediaan dilakukan antara Pengendalian persediaan yang dilakukan
perusahaan dengan metode EOQ. Pengendalian persediaan yang dilakukan perusahaan menghasilkan
biaya persediaan sebesar Rp 16.185.034,41 Sedangkan biaya persediaan dengan pengendalian
persediaan EOQ menghasilkan biaya persediaan Rp 15.175.989,43. Penghematan sebesar Rp
1.009.044,98 atau 6.23% dapat terjadi apabila perusahaan melakukan pengendalian persediaan
dengan metode EOQ.
Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012

1083

Rata-rata penggunaan bahan baku perbulan yaitu 25.807,39 kg dengan standar deviasi
2.211,423 kg, Safety stock untuk material adalah 28.018,813 kg. Hasil penelitian yang dilakukan di
PT. NT Piston Ring Indonesia, didapatkan safety stocknya sebesar 0.9 bulan dimana penggunaan ratarata bahan baku perbulan yaitu 25.807.39 Kg, sehingga 25.807,39 Kg x 0.9 = 23.226,65 Kg, tetapi jika
dihitung menurut metode Reorder Point pemesanan kembali yaitu 25.807,39 kg dan lead time
pemesanan bahan baku adalah 4 bulan.
Berdasarkan uraian diatas tersebut maka alternatif teknik EOQ, Safety stock dan ROP. Metode
ini mampu mengurangi frekuensi pemesanan dan biaya pemesanan. Biaya pemesanan tersebut
sangat tinggi jika dibandingkan dengan biaya penyimpanannya, bahkan untuk material Ring Piston
biaya pemesanan per pesanannya cukup tinggi karena adanya biaya transportasi yang cukup tinggi.
Teknik EOQ sangat cocok diterapkan dalam perusahaan yang memiliki perbandingan biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan yang sangat besar. Disamping hal tersebut, teknik ini bisa
diterapkan karena perusahaan memproduksi Ring Piston berdasarkan kapasitas mesin sebesar
42.000.000,00Pcs dalam setahun. Kuantitas yang diperoleh dalam memakai teknik ini sebesar
42.000.000,00Pcs sehingga sesuai dengan jumlah kuantitas Ring Piston yang ditentukan oleh
perusahaan.
2. Saran
1.

2.
3.
4.

Perusahaan dapat menggunakan teknik EOQ sebagai alternatif dalam sistem pengendalian
persediaan Bahan baku Material karena memberikan penghematan yang cukup besar. Agar
metode EOQ lebih bermanfaat bagi perusahaan maka penentuan biaya-biaya persediaan
hendaknya dilakukan lebih cermat. Selain itu, perusahaan juga harus membuat perencanaan
yang baik dalam hal pemakaian bahan baku Ring Piston agar asumsi yang digunakan dalam EOQ
dapat terpenuhi.
Tenggang waktu (lead time) harus tepat dengan cara berusaha meminimisasi segala
kemungkinan yang menyebabkan keterlambatan datangnya bahan baku.
Perusahaan perlu melakukan pemeliharaan persediaan bahan baku untuk
menghindari
kerusakan akibat adanya penyimpanan material yang terlalu banyak dan
Perusahaan juga harus memperhatikan efisiensi produksi guna menghemat bahan baku dan
mengurangi pemborosan bahan baku.
Daftar Pustaka

Puji Isyanto, 2011. Metodologi Penelitian. Modul Kuliah, Karawang, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Singaperbangsa Karawang
Bambang Riyanto, 2011. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, BPFE Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Sofyan Assauri, 2004. Manajemen Produksi dan Operasi, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.
Bary Render dan Jay Haizer, 2001. Prinsip Manajemen Operasional, Salemba Empat, Jakarta
Bary Render dan Jay Haizer, 2010. Manajemen Operasi, Salemba Empat, Jakarta
DR. Manahan P. Tampubolon, 2004. Manajement Operasional, Ghalia Indonesia, Jakarta
Yolanda Siagian, 2007. Supply Chain Management dalam Dunia Bisnis, PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta
Drs. Zulian Yamit, 2008. Manajemen Persediaan, Ekonisia Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta
Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012

1084

Agus Ristono, 2009. Manajemen Persediaan, Candi Gebang Permai, Yogyakarta


Prof. Dr. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung
D.T. Johns dan H.A. Harding, 2001. Manajemen Operasi, PPM, Jakarta
Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto, 2003. Manajemen Persediaan Barang Umum
dan Suku Cadang untuk Pemeliharaan, Perbaikan dan Operasi,
Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta
Coyle, Bardi, langkey, 2003. The Management of Bussines
Richard B. Chase dan Nicholas J. Aquilano (Chase&Aquilano, 2005)
Freddy Rangkuti, 2002. Manajemen Persediaan Aplikasi di Bidang Bisnis, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Handoko, T. H. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi. BPFE,
Yogyakarta.
Viale, J. D. 2000. Dasar-Dasar Manajemen. Terjemahan. Penerbit PPM, Jakarta.
Baroto, T. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Penerbit Gahlia
Indonesia, Jakarta
Gaspersz, V. 2002. Production Planning and Inventory Control. PT. Gramedia
Pustaka Umum, Jakarta.

Taryana, N 2008. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan baku Pada Produk Sepatu Dengan
pendekatan Teknik Lot Sizing Dalam Mendukung Sistem MRP di PT. Sepatu Mas Idaman, Bogor
Jawa Barat. Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.
Uswatun Khasanah, 2010 Analisis Sistem Informasi Perencanaan dan Pengendalian Bahan Baku
Pada PT. Cahaya Mas, Malang. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim, Malang.
Rahmasari, 2004 Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan baku Kimia di PT. Dankoss
Laboratories TBK, Jakarta Timur. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.
Rahmawati, A. 2003 Pengendalian Persediaan Bahan Baku Untuk Meningkatkan Efisiensi Biaya
Pada PT. Pesona Remaja Indutri Malang. Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah
Malang.
Center for Inventory Management www.inventorymanagement.com
Library Gunadarma http://librarygunadarma.ac.id
Online Public Acces Catalog (OPAC) Perpustakaan IPB http://katalogperpustakaanipb.ac.id
Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012

1085

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan http://www.unnes.ac.id


http://www.docstoc.com
http://www.belbuk.com/manajemen-edisi-2-p-17935.html
Welcome to International Education College http://intec.uitm.edu.my/
Universitas Mercubuana
http://www.mercubuana.ac.id/file/JURNAL%20TA%20MRZ_.pdf

Jurnal Manajemen Vol.10 No.1 Oktober 2012

1086

You might also like