You are on page 1of 3

1.

Menurut pendapat kami, penguasa orde lama dan orde baru menjadikan pancasila sebagai
ideologi tertutup karena semata-mata untuk mewujudkan cita-cita dan mencari keuntungan si
penguasa atau kelompoknya bukan cita-cita masyarakat luas. Dengan cara mengubah ideologi
terbuka menjadi ideologi tertutup sehingga penguasa bisa bersifat totaliter dan memaksakan
ideologi kelompoknya ke masyarakat luas. Seperti contoh, pada masa Orde Baru, penguasa
secara sistematis terus melakukan monopoli penafsiran Pancasila melalui Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila ( P4 ). Pada masa itu, Pancasila yang benar adalah sebagaimana
dikehendaki oleh penguasa. Semua warga masyarakat diharuskan memilik pemahaman Pancasila
sebagaimana yang dipahami oleh penguasa. Maka, berbagai saluran informasi dan pendidikan
digunakan untuk memasyarakatkan P4. Begitulah, pada masa Orde Baru Pancasila tidak
difungsikan sebagaimana mestinya . Melainkan Pancasila dipakai semata-mata sebagai alat untuk
mengabsahkan ( legitimasi ) kekuasaan penguas Orde Baru. Pancasila cenderung digunakan
sebagai alat legitimasi kekuasaan dan lebih menjadi ideologi tertutup adalah karena adanya
pendapat bahwa Pancasila berada di atas dan diluar konstitusi. Ideologi tertutup cenderung lahir
dari cita-cita atau gagasan sebuah kelompok , mendasari sebuah kerangka pikir untuk mengubah
sekaligus memperbaharui masyarakat. Ideologi ini bersifat totaliter. Kekuasaannya terletak pada
segelintir elit. Kekuasaan ini pun di legitimasi dengan klaim sebagai pengemban kemurnian
ideologi. Klaim ini juga terjadi atas penafsiran, pengetahuan, pemahaman dan penerapan. Hal ini
memungkinkan untuk memaksa warga negara tunduk tanpa kecuali, atas dasar kesetiaan.
Mempersoalkannya dianggap sebagai subversive. Intinya ideologi tertutup saat orde lama
digunakan penguasa memonopoli penafsiran pancasila dan mencampur dengan ajaran
NASAKOM. Pancasila yang benar adalah sesuai kehendak penguasa yang kemudian muncul
P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Dan saat orde baru, pancasila dipakai
sebagai cara mengabsahkan kekuasaan penguasa Orde Baru (untuk menyembunyikan
kepentingan penguasa).
2. Menurut pendapat kami, hambatan-hambatan untuk mempertahankan pancasila agar tetap
ideologi terbuka adalah mentalitas bangsa indonesia sendiri yang menghambatnya seperti
penghambat dari dalam negeri adalah mereka yg tinggal di Indonesia tetapi memperjuangkan
hidupnya ideologi selain Pancasila. Mereka seakan-akan adalah kekuatan asing yg disisipkan atau
diselundupkan oleh ideologi lain. Karakteristiknya sama saja dengan yg berasal dari luar negeri,
yaitu berharap ideologi yg mereka anut bisa hidup di Indonesia, sehingga maksud dan tujuan
mereka bisa terlaksana dengan mudah, sikap segelintir golongan yang memaksakan perubahan
ideologi, tanpa memperhitungkan golongan lainnya (pluralisme), pendidikan dan pelaksanaan
ideologi yang riil (jaman awal-awal kemerdekaan namanya budi pekerti) harus diberlakukan
dalam kurikulum sekolah (bukan sekedar hafalan seperti sekarang). Dan sikap masa bodoh warga
negara Indonesia, sehingga mengakibatkan ketidak pedulian terhadap berbagai penafsiran
pancasila, sehingga dapat mengakibatkan ideologi tertutup dan adanya celah bagi penguasa
untuk bersikap secara otoriter.

3.

Menurut pendapat kami, supaya pancasila tetap menjadi ideologi terbuka, upaya-upaya yang
perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pengamalan Pacasila secara obyektif dan subyektif terus dikembangkan serta ditingkatkan.
b. Pancasila sebagai ideologi terbuka perlu terus direlefansikan dan di aktualisasikan nilai
instrumentalnya agar tetap mampu membimbing dan mengarahkan kehidupan dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, selaras dengan peradaban dunia yang berubah
dengan cepat tanpa kehilangan jati diri bangsa Indonesia.
c. Sesanti Bhineka Tunggal Ika dan konsep wawasan Nusantara yang bersumber dari Pancasila
harus terus di kembangkan dan ditanamkan dalam masyarakat yang majemuk sebagai
upaya untuk selalu menjaga persatuan bangsa dan kesatuan wilayah serta moralitas yang

royal dan bangga terhadap bangsa dan negara. Disamping itu anggota masyarakat dan
pemerintah perlu bersikap wajar terhadap kebhinekaan.
d. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia harus
dihayati dan diamalkan serta nyata oleh setiap penyelenggaraan negara, lembaga
kenegaraan, lembaga kemasyarakatan, serta setiap warga negara Indonesia, agar
kelestarian dak keampuhannnya terjaga dan tujuan nasional serta cita-cita bangsa
Indonesia terwujud, dalam hal ini suri tauladan para pemimpin panyelenggara negara dan
pemimpin tokoh masyarakat merupakan hal yang sangat mendasar.
e. Pembangunan, sebagai pengamalan Pancasila, harus menunjukan keseimbangan antara
Fisik material dcngan mental spiritual untuk menghindari tubuhnya materialisme dan
skuarisme. Dengan memperhatikan kondisi geografi Indonesia, pembangunan harus adil
dan merata di seluruh wilayah untuk memupuk rasa persatuan bangsa dan kesatuan
wilayah.
f. Pendidikan moral Pancasila ditanamkan pada diri anak didik dengan cara
mengintegrasikannya. Ke dalam mata pelajaran lain seperti pendidikan budi pekerti,
pendidikan sejara perjuangan bangsa, bahasa Indonesia dan kepramukaan. Pendidikan
Moral Pancasila juga perlu diberikan kepada masyarakat luas secara non formal.

PERSAMAAN IDEOLOGI ORDE BARU DAN ORDE LAMA


Ada persamaan dan perbedaan yang mencolok antara ORDE BARU dibawah Soeharto dan ORDE
LAMA di bawah Soekarno.
Persamaanya, baik Soekarno maupun Soeharto melakukan POLITICAL AND ROLE SHARING
dan PARTNERSHIP (hubungan kemitraan) antara sipil dan militer. Bedanya, jika masa demokrasi
terpimpin (Orde Lama) militer mendjadi Mitra Junior Sipil, sedangkan pada Demokrasi Pancasila
(Orde Baru) militer menjadi Mitra Senior Sipil.
Kedua Pemimpin Nasional ini juga pada akhrinya menerapkan sistem pemerintanan NonDemokratis yang terpusat pada satu orang (Absolutisme atau Court Politics), dan Sentralisme
kekuasaan pusat daerah.
Ketika Soeharto sudah tidak lagi menjadi Jendral Aktif, ia juga melakukan Subjective Civilian
Control dan Patronising terhadap Militer. Suatu kebiasaan yang sudah berlaku sejak masa Demokrasi
Parlementer dan Demokrasi Terpimpin.
Soekarno menyeragamkan cara berfikir dan bertindak masyarakat melalui Indoktrinasi.
Tujuh Bahan Pokok Indoktrinasi (TUBAPI) dan Manifesto Politik (MANIPOL) tentang UUD 1945,
Sosialisme Terpimpin, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, Kepribadian Bangsa (USDEK),
termasuk dalam hal imi ajaran mengenai Nasionalisme-Agama-Komunisme (NASAKOM) dan
Pancasila.
Soeharto menerapkannya melalui INDOKTRINASI Pedoman Pengahyatan dan Pengalaman
Pancasila ( P4). Soeharto mewajibkan partai-partai politik untuk meletakkan Pancasila sebagai
ideologi partainya dan menciutkan jumlah partai politik menjadi 10 partai. Soeharto terlebih lagi
mewajibkan asas tunggal PANCASILA sebagai satu-satunya asas partai-partai politik dan organisasi
kemasyarakatan dan mengecilkan 10 partai politik menjadi 3 partai.

You might also like