Professional Documents
Culture Documents
Anoda :
X- rays dapat dihasilkan dengan baik jika
anodanya terbuat dari bahan dengan Z tinggi dan
titik leleh tinggi, biasanya digunakan tungsten
dengan nilai Z = 74 dan T = 3370oC.
Biasanya dilakukan penggagungan dua logam
(tembaga + tungsten). Ketika elektron menumbuk
anoda sebagian menghasilkan X- rays dan
sebagian lagi menghasilkan panas. Semakin
dalam (ketebalan) plat yang ditembus X- rays
tingkat energinya berbeda-beda (semakin
kecil)dan dikenal dengan peristiwa heel effect.
Untuk diagnostik sumber elektron yang
digunakan untuk proyeksi citra harus berdimensi
kecil, biasanya dimensi filament.
Permukaan anoda biasanya dibuat miring dengan
tujuan menghasilkan a yang kecil dan untuk
membelokkan sinar.
B. Bremssstrahlung
Bremsstrahlung adalah tipe X-rays yang
terbentuk dari interaksi coulomb inelastik antara
partikel
ringan
dengan
inti
atom
(Podgorsak,2010:185). Berdasarkan massanya,
partikel bermuatan dalam fisika medis dan
dosimetri terdiri dari :
Partikel ringan : elektron e- dan positron e+, kedua
partikel ini mampu menghasilkan foton
bremsstrahlung karena massanya relatif kecil.
Partikel berat : proton p, deuteron d, partikel alfa
, ion berat seperti Li+, Be+, C+, Ne+, dst yang
memproduksi foton bremsstrahlung dalam jumlah
yang dapat diabaikan.
Sedangkan berdasarkan kecepatannya, partikel
bermuatan dibagi menjadi :
Statis dengan = 0
Bergerak dengan kecepatan tetap, = konstan
Dipercepatan dengan percepatan a = d/dt.
Dari ketiga klasifikasi di atas, hanya partikel
ringan dipercepat yang mampu menghasilkan foton
bremsstrahlung walaupun ketiganya memiliki
medan listrik yang melingkupinya. Kemudian,
hanya partikel bermuatan yang dipercepat yang
mengalami loss energy untuk menghasilkan radiasi
foton.
1. Partikel Bermuatan Dipercepat
Pada partikel bermuatan dipercepat, medan
magnet dan medan listrik non-statik tidak dapat
diseseuikan sedemikian rupa agar tidak ada energi
yang diradiasikan partikel. Sehingga, percepatan
atau perlambatan partikel akan meradiasikan
beberapa energi kinetiknya dalam bentuk foton
yakni radiasi bremsstrahlung. Medan listrik dan
medan magnet dari partikel ini dihitung dengan
Potensial Lienard-Wiechart. Untuk menentukan
bidang pada waktu t, potensial harus dikoreksi
terhadap waktu sebelumnya (waktu retardasi).
Medan listrik dan medan magnet untuk
partikel bermuatan dipercepat memiliki dua
komponen yakni : a) medan kecepatan lokal yang
meluruh seiring dengan 1/ r2, b) Medan percepatan
(radiasi) yang meluruh seiring 1/ r. Dalam fisika
medis dan dosimetri komponen 1/ r2 diabaikan,
karena nilainya menuju nol lebih cepat daripada
1/r. Medan listrik radiasi dapat dituliskan sebagai
berikut :
( )
=
atau
dengan
: vektor jarak dari partikel ke titik amat
: vektor percepatan partikel
: besar vektor percepatan
q : muatan partikel
: sudut antara dan
c : kecepatan cahaya dalam vakuum
Medan dan merambat keluar dengan
kecepatan c dan membentuk radiasi EM
(bremsstrahlung) yang dipancarkan oleh partikel
bermuatan dipercepat. Rapat energi yang
diradiasikan ditentukan oleh :
2
=
+
=
dengan
= /c dan c = 1/(
0 0)
=-
(1
) (
sin
)=
atau
4. Relativistik Larmor
Diketahui
= = ,
Larmor klasik diperoleh :
P=
=
=2
yang menghasilkan frekuensi cut-off yang
tajam pada panjang gelombang pendek di akhir
dari spectrum bremsstrahlung.
P=
hubungan
( , )=
dengan
dari
Dan vektor
menjadi:
( , )=
Poyntingnya
=
sin
(1
cos )
(intensitas
(
radiasi)
)
sehingga
10
10
10
10
10
1
10
10
0.006
0.020
0.063
0.195
0.548
0.941
0.999
0.9999
( ,
)
1.0000
1.0025
1.024
1.263
6.47
1.44 x 104
1.62 x 1011
1.64 x 1015
89.20
87.20
81.20
64.40
35.00
10.00
1.40
0.40
1.00002
1.0002
1.002
1.02
1.20
2.96
20.4
70.71
Ket:
a)
= =
b)
=
cos
( ,
d)
dimana
= 0.511
1
1
= 1
cos
1
3
1 + 15
1
1
1
3
2
1+
1
2
1
=1
1
2
1
1
1
3
2
4 1+
1 + 15 1 +
15
32
1
2
1 1
1
8
1
2
c)
1 dan
1 + 15
)=
dimana
6. Sudut Karakteristik
Semakin besar harga , intensitas radiasi yang
dipancarkan ( , ) juga semakin besar, artinya
harga
juga semakin besar. Karakteristik dari
sudut
dijabarkan sebagai berikut:
( , ) |
=0
2 sin
(1
cos
5
(1
+ 2
=
=
5 =0
1 + 15
cos
=0
1 + 15
1
2
adalah sebagai
Gambar 5. Hubungan
dan Energi Kinetik
(Sumber: Google image)
) menunjukkan
Dari Tabel 1. Nilai ( ,
peningkatan distribusi foton bremsstrahlung yang
sangat signifikan saat
=
. Hal ini
menunjukkan
bahwa
peningkatan
efisiensi
produksi X-rays sejalan dengan peningkatan energy
kinetic elektron (atau positron). Jika parameter
dan
diplot terhadap energi kinetic akan
diperoleh grafik sebagai berikut :
0 menghasilkan
lim
= lim
cos
= lim
= lim
=
cos
1+
+ 1
cos
cos 0 =
1 + 15
1
= lim
cos
3
=
cos 1 = 0
1 menghasilkan
1 + 15
Nilai
turun seiring kenaikan energi kinetik
dan mencapai 00 saat EK tinggi.
40,
5,
dan Energi
C. X-rays Karakteristik
Elektron dari katoda yang bergerak dengan
percepatan yg cukup tinggi, dapat mengenai
elektron dari atom target (anoda) sehingga
menyebabkan elektron tereksitasi dari atom,
kemudian elektron lain yang berada pada sub kulit
yang lebih tinggi akan mengisi kekosongan yang
ditinggalkan
oleh
elektron
tadi,
dengan
memancarkan X-rays yang memiliki energi
sebanding dengan level energi elektron. X-rays
inilah yang disebut dengan X-rays karakteristik.
Karena tingkat-tingkat energi di dalam atomatom itu terkuantisasi maka X-rays yang
dipancarkannya akan memiliki panjang gelombang
atau energi yang tertentu, sehingga X-rays ini
disebut juga X-rays monokhromatik. Sebagai
contoh, apabila X-rays ini timbul akibat transisi
elektron dari kulit L ke kulit K maka X-rays ini
akan memiliki energi E = EL - EK. Peristiwa
eksitasi ini di atur dengan kaidah seleksi.
Garis spektrum X-rays lazim dinamai K,
sehingga panjang gelombangnya sering disebut lK. Nama-nama garis spektrum lainnya adalah K.
Apabila
dibandingkan
dengan
X-rays
bremsstrahlung X-rays karakteristik tersebut
muncul secara tumpang tindih di dalam spektrum
bremsstahlung seperti terlihat pada gambar berikut
: