You are on page 1of 60

LAPORAN

OBSERVASI MANAJEMEN PENDIDIKAN


TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Disusun untuk melangkapi tugas akhir semester 1 mata kuliah Manajemen Pendidikan
Di Sekolah Dasar Negeri Jetis, Bantul, Yogyakarta

Oleh :
Muhammad Iqbal Nur Ristiyanta
NIM : 14202244011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS S-1
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah Laporan
Observasi Manajemen Pendidikan ini dengan lancar dan tepat waktu.
Laporan Observasi Manajemen Pendidikan ini berisi tentang Aplikasi Materi Manajemen
Pendidikan yang diterapkan di Sekolah dasar.
Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang selama ini telah membantu
saya dalam proses penyusunan makalah ini, tanpa bantuan dan saran dari mereka, makalah ini
tidak akan terselesaikan dengan baik.
Tak lupa pula saya mohon maaf apabila masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Saya telah berusaha dan melakukan yang terbaik, akan tetapi saya
sadar laporan ini jauh dari kata sempurna. Masukan dan saran masih saya tunggu untuk bahan
perbaikan kedepannya.
Semoga Laporan yang telah saya susun dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya
bagi teman-teman agar lebih mengerti dan memahami apa itu Konsep Manajemen Pendidikan
yang diterapkan di Sekolah Dasar.

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Menurut

Stoner

manajemen

adalah

suatu

proses,

perencanaan,

pengorganisasian, memimpin dan mengawasi usaha-usaha dari suatu organisasi dan


dari sumber-sumber organisasi dan dari sumber organisasi lainnya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian manajemen sekolah sebenarnya merupakan
aplikasi ilmu manajemen dalam bidang persekolahan. Pada hakekatnya tujuan
manajemen sekolah tidak dapat terlepas dari tujuan sekolah sebagai suatu organisasi.
Sekolah sebagai suatu organisasi memiliki tujuan yang ingin dicapai yang disebut tujuan
institusional (kelembagaan). Suatu tujuan institusional akan tercapai manakala ada
suatu proses kegiatan dalam lembaga (organisasi sekolah). Dengan kata lain tujuan
institusi akan dapat tercapai tergantung dari bagaimana lembaga tersebut melakukan
tugas kelembagaannya. Dalam melaksanakan tugas kelembagaan tersebut diperlukan
adanya proses manajemen yang baik (Sutomo 2012). Dalam proses manajemen yang
baik, tentunya juga dibutuhkan peran yang saling berkaitan dari berbagai pihak yang
meliputi Kepala sekolah, guru, siswa, masyarakat maupun instansi-instansi terkait.
Hal tersebut seharusnya mampu dilakukan oleh setiap sekolah. Realitanya tetap
saja pada saat ini diberbagai sekolah masih banyak pula yang belum dapat mengelola
atau memanajemen sekolah tersebut dengan baik. Berbagai kendala sering dirasakan
oleh pihak sekolah tertentu diantaranya permasalahan mengenai sarana dan prasaran,
masalah supervisi, pelaksanaan belajar mengajar yang masih dirasa belum efektif.
Melihat kenyataan tersebut kiranya perlu dilakukan suatu observasi mengenai
bagaimana pelaksanaan manajemen disuatu sekolah. Oleh karena itu saya melakukan
observasi yang berlokasi di SD Negeri Jetis untuk dapat mengetahui bagaimana
pelaksanaan manajemen di sekolah tersebut.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan tersebut, muncul beberapa rumusan
masalah diantaranya :
1. Bagaimana gambaran umum SD Negeri Jetis?
2. Bagaimana pelaksanaan manajemen sekolah di SD Negeri Jetis?
3. Bagaimana upaya peningkatan pelaksanaan manajemen sekolah di SD Negeri
Jetis?
3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan yang ingin dicapai melalui penulisan ini yaitu :
1. Mengetahui gambaran umum SD Negeri Jetis.
2. Mengetahui pelaksanaan manajemen sekolah SD Negeri Jetis
3. Mengetahui upaya peningkatan pelaksanaan manajemen sekolah SD Negeri Jetis
4. Manfaat Penulisan
Manfaat yang hendak dicapai dalam penulisan ini yaitu:
1. Bagi akademisi dapat menambah pengetahuan tentang pelaksanaan manajemen
sekolah di SD Negeri Jetis
2. Bagi pihak sekolah SD Negeri Jetis dapat memberikan evaluasi sejauh mana
pelaksanaan manajemen sekolahnya.

BAB II
KAJIAN TEORI

Konsep Dasar Landasan Manajemen Pendidikan


2.1 Definisi Landasan Manajemen Pendidikan
1.

Definisi Landasan
Landasan secara bahasa dapat diartikan sebgai fondasi,dasar, asas, patokan dan
setandar. Landasan merupakan hal terpenting dalam segala hal, karena baik tidaknya sesuatu
yang dibuat tergantung dasarnnya.

2.

Definisi Manajemen
Manajemen adalah aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam
usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Selain itu Manajemen sering diartikan
sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen
dipandang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami
mengapa dan bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena
manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menjalankan
dalam tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus
untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para profesional dituntun oleh suatu kode etik.
Para ahli masih berbeda pandangan dalam mendefinisikan manajemen dan karenanya
belum dapat diterima secara universal. Namun demikian, terdapat konsensus bahwa
manajemen menyangkut derajat keterampilan tertentu.
Dalam proses manajemen terlibat fungsi-fungsi yang ditampilkan oleh seorang manajer
atau

pimpinan

yaitu

perencana

(Planning), pengorganisasian (Organizing),

pemimpinan

(leading) dan pengawasan (Controlling). Oleh karena itu, Manajemen diartikan sebagai proses
perencana, mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala
aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
3. Definisi Pendidikan
Menurut

Driyarkara

(1980),

Pendidikan

adalah

memanusiakan

manusia

muda,

pengangkatan manusia muda ke taraf pendidik. Dalam Dictionary of Education dinyatakan


bahwa pendidikan adalah: (a) proses seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan
tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat mereka hidup, (b) proses sosial yang terjadi
pada orang yang diharapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya
yang datang dari sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan sosial dan

kemampuan individu yang optimum. Dengan kata lain pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan
atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang sifatnya permanen (tetap) dalam
tingkah laku, pikiran, dan sikapnya.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diidentifikasikan beberapa ciri pendidikan, antara
lain, yaitu:
a.

Pendidikan mengandung tujuan, yaitu kemampuan untuk berkembang sehingga

bermanfaat untuk kepentingan hidup.


b.

Untuk mencapai tujuan itu, pendidikan melakukan usaha yang terencana dalam memilih

isi (materi), strategi, dan teknik penilaiannya yang sesuai.


c.

Kegiatan pendidikan dilakukan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat

(Formal dan non formal)


Manajemen pendidikan adalah suatu proses atau sistem pengelolaan/organisasi dan
peningkatan kemanusiaan (human enginering) dalam kaitannya dengan suatu sistem
pendidikan. Kegiatan-kegiatan pengelolaan pada suatu sistem pendidikan bertujuan untuk
keterlaksanaan proses belajar mengajar yang relevan, efektif, dan efesien dapat terjadi bila di
lengkapi dengan sarana yang terbentuk satu wadah organisasi dan ditunjang oleh:
1.

Kelompok pemimpinan dan pelaksanaan

2.

Fasilitas dan alat pendidikan

3.

Program pendidikan dengan sistem pengelolaan yang baik


Menagemen pada hakekatnya adalah fungsi untuk melakukan penataan semua kegiatan
dalam pendidikan agar tujuan pendidikan tercapai dalam batas-batas kebijakan yang telah
ditentukan. Sebagai penyelenggara pendidikan menagemen pendidikan tidak menentukan
kebijakan-kebijakan yang bersifat kelembagaan . Knezevich (1984:9) mendifinisikan bahwa
menagemen pendidikan memiliki berbagai kegiatan yang sangat kompleks dan saling
berhubungan . Menagemen pendidikan juga merupakan sekumpulan fungsi untuk menjamin
efisiensi dan efktivitas pelayanan pendidikan , melalui perencanaan , pengambilan keputusan ,
perilaku ,kepemimpinan , penyiapan alokasi sumber daya , stimulus dan koordinasi personil ,
penciptaan iklim organisasi yang konduktif , serta penentuan pengembangan fasilitas untuk
memenuhi kebutuhan peserta didfik dan masyarakat di masa depan . Menagemen pendidikan
merupakan rangkaian kegiatan bersama atau keseluruhan proses pengendalian usaha atas
kerjasama sekelompok orng dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara
berencana dan sistematis , yang diselenggarakan pada suatu lingkungan tertentu .

2.2 Ruang Lingkup Landasan Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan secara umum memiliki ruang lingkup yang lebih luas daripada
manajemen sekolah. Manajemen pendidikan tidak hanya menyangkut penataan pendidikan
formal (sekolah, madrasah dan perguruan tinggi), tetapi juga pendidikan luar sekolah atau
pendidikan nonformal, seperti TPA/TPQ, pondok pesantren, lembaga-lembaga kursus maupun
lembaga-lembaga pendidikan yang berkembang di masyarakat: majlis taklim, PKK, karang
taruna, pembinaan wanita dan yang lainnya. Untik memudahkan bahasan ini, maka penulis
lebih banyak menggunakan istilah sekolah untuk mewakili kegiatan pendidikan formal.
Ruang lingkup manajemen organisasi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua
kegiatanyaitu manajemen administrative dan manajemen operatif.
Manajemen

administrative:

Bidang

kegiatan

ini

disebut

juga

management

of

administrative function, yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan agar semua


orang dalam organisasi /kelompok kerja sama mengerjakan hal-hal yang tepat sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai.
Manajemen operatif: Bidang kegiatan ini di sebut juga managemen of operative function,
yakni kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan dan membina agar semua orang yang
melaksanakan pekerjaannya yang menjadi tugas masing-masing dapat dengan tepat dan
benar.
Adapun ruang lingkup menajemen pendidikan ini secara lebih rinci dapat di jelaskan
sebagai berikut:
1)

Manajemen kurikulum, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi


kegiatan tentang pendataan mata pelajaran/mata kuliah yang diajarkan/dipasarkan, waktu jam
yang tesedia, jumlah guru beserta pembagian jam pelajaran, jumlah kelas, penjadwalan,
kegiatan belajar-mengajar, buku-buku yang dibutuhkan, program semester, evaluasi, program
tahunan,

kelender

pendidikan,

perubahan

kurikulum

maupun

inovasi-inovasi

dalam

pengembangan kurikulum.
2)

Manajemen ketenagaan pendidikan (kepegawaian), meliputi perencanaan, pengorganisasian,


pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan penerimaan pegawai baru, mutasi, surat
keputusan, surat tugas, berkas-berkas tenaga kependidikan, daftar umum kepegawaian, upaya
peningkatan SDM serta kinerja pegawai, dan sebagainya.

3)

Manajemen

peserta

didik,

meliputi

perencanaan,

pengorganisasian,

pelaksanaan,

pengawasan dan evaluasi kegiatan penggalangan penerimaan siswa baru, pelaksanaan tes
penerimaan siswa baru, penempatan dan pembagian kelas, kegiatan-kegiatan kesiswaan,
motivasi dan upaya peningkatan kualitas lulusan dan sebagainya.
4)

Manajemen perlengkapan sekolah,

Manajemen

perlengkapan

sekolah

dapat

didefinisikan

sebagai

proses

kerja

sama

pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien. Perlengkapan


sekolah atau juga sering disebut dengan fasilitas sekolah, dapat dikelompokkan menjadi: (1)
sarana pendidikan; dan (2) prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan pengadaan
barang pembagian dan penggunaan barang (inventaris), perbaikan barang, dan tukar tambah
maupun penghapusan barang.
5)

Manajemen keuangan/ pembiayaan pendidikan, meliputi perencanaan, pengorganisasian,


pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan masuk dan keluarnya dana, usaha-usaha
menggali sumber pendanaan sekolah seperti kegiatan koperasi serta penggunaan dana secara
efisien.

6)

Manajemen/administrasi perkantoran, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,


pengawasan dan evaluasi kegiatan kantor agar memberikan pelayanan yang terbaik kepada
semua orang yang membutuhkan serta berhubungan dengan kegiatan lembaga.

7)

Manajemen unit-unit penunjang pendidikan, melipiti perencanaan, pengorganisasian,


pelaksanaan, pengawasan ddan evaluasi kegiatan unit-unit penunjang, misalnya bimbingan dan
penyuluhan (BP), perpustakaan, UKS, pramuka, olahraga, kesenian, dan sebagainya.

8)

Manejemen

layanan

khusus

pendidikan,

meliputi

perencanaan,

pengorganisasian,

pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan pelayanan khusus, misalnya menu


makanan/konsumsi, layanan antar jemput , bimbingan khusus di rumah, dan sebagainya.
9)

Manajemen

tata

lingkungan

dan

keamanan

sekolah

meliputi

perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi tata ruang pertamanan sekolah,


kebersihan dan ketertiban sekolah, serta keamanan dan kenyamanan lingkungan sekolah.
10) Manejemen hubungan dengan masyarakat, meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan hubungan masyarakat, misalnya pendataan
alamat kantor/orang yang dianggap perlu, hasil kerjasama, program-progran humas, dan
sebagainya

http://dewifitriatulchairiyah.blogspot.com/2013/11/konsep-dasarlandasan-manajemen.html

BAB III
METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, Saya menggunakan metode kualitatif. Saya mengambil penelitian
dilapangan, adapun lokasi yang di pilih sebagai objek penelitian adalah bertempat di SD Negeri
Jetis yang berada di kabupaten Bantul. Penelitian Saya laksanakan pada tanggal 12
Desember2014. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan
manajemen sekolah di SD Jetis dilihat dari beberapa aspek yang mencakup manajemen
kurikulum, peserta didik, personalia, keuangan, humas, sarana prasarana, serta layanan
khusus.
Teknik pengumpulan data dalam hal ini penulis menggunakan teknik observasi,
wawancara dan teknik dokumentasi. Adapun wawancara yang dilakukan adalah wawancara
kepada salah satu personalia di sekolah tersebut . Lebih tepatnya Saya melakukan wawancara
kepada Ibu Nunung Nurhayani selaku Kurikulum SD Jetis . Dalam penelitian kualitatif, analisis
data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data
diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari wawancara,
observasi, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya aktivitas penyajian data serta
mengumpulkan data.

BAB IV
PEMBAHASAN dan PENYAJIAN DATA
1.Gambaran umum SD JETIS
PROFIL SEKOLAH DASAR

A.

Nama sekolah

SD JETIS

B.

Tahun Pendirian

2007
JL. IMOGIRI BARAT KM. 11, KERTAN,

C.

Alamat Sekolah

SUMBERAGUNG, JETIS, BANTUL, DIY


KODE POS 55781

Nama Kepala Sekolah

Drs. SUHARYANA

Pendidikan tertinggi

S1

Program

BAHASA JAWA

Tahun mulai menjadi kepala sekolah

2012

Nama Ketua Dewan Sekolah

PARJONO

Pendidikan tertinggi

SMA

Program

IPS

D.

E.

Lama masa jabatan sebagai Ketua


Dewan Sekolah
F.
G.

Type sekolah
Ranking sekolah di tingkat Kabupaten
tahun ini

3 TAHUN
TERAKREDITASI A
-

SD Jetis terletak di Desa Sumber Agung, tepatnya berada di . Jalan Imogiri Varat
Km 11 Kertan. Kepala sekolah SD Jetis adalah Bapak Suharyana sekolah ini terletak di
pusat Kecamatan Jetis jadi sangat strategis untuk lokasi sebuah sekolah. SD Jetis juga
berada dalam satu kompleks dengan SD dan Sma Jetis

2.Hasil Observasi

1. Organisasi Lembaga Pendidikan SD Jetis

Dalam proses pengorganisasian, semua sumber daya organisasi diorganisir dan


digerakkan sesuai fungsi dan kewenangan masing-masing. Di samping hal itu berbicara tentang
manajemen lembaga pendidikan tidak terlepas dari unsur-unsur yang membentuk budaya
lembaga itu sendiri. Salah satunya adalah lingkungan sekolah yang terdiri atas lingkungan
internal sekolah, misalnya tempat belajar mengajar, peran penting dari keberadaan para
pendidik dan anak didik atau ada guru dan murid, para karyawan sekolah, alat-alat, dan fasilitas
sekolah, perpustakaan sekolah, dan aktivitas pembelajaran
Sistem Organisasi Di SD Jetis Digambarkan Dalam Bagan Berikut

A. Struktur Organisasi Komite/Dewan Sekolah

B. Struktur Organisasi Sekolah

Kriteria Keberhasilan

.Obyektivitas absolut memang diyakini tidak akan diperoleh dalam kehidupan sehari-

hari, yang diperoleh hanyalah tertekannya unsur subyektivitas seminimal mungkin. Hal itu juga
dipastikan terjadi dalam penyelenggaraan supervisi keterlaksanaan Kurikulum 2013 Di Sekolah
Dasar
b.

Dalam rangka menekan unsur subyektivitas sekaligus mengoptimalkan nilai-nilai

obyektivitas dalam proses dan hasil supervisi keterlaksanaan Kurikulum di SD , maka disiapkan
kriteria kinerja/performansi/ keberhasilan semua aspek pada semua komponen;
c.

Kriteria keberhasilan berfungsi untuk menentukan nilai suatu aspek dalam suatu

komponen tertentu. Kriteria unjuk kerja langsung menentukan nilai komponen;


D.

Kriteria keberhasilan disiapkan untuk setiap aspek pada semua komponen. Formulasi

semua kriteria kinerja/kriteria performansi/indikator keberhasilan ditentukan sesuai dengan


karakteristik aspek yang dinilai

2.Manajemen Kurikulum

Pada jenis dan tingkat sekolah apapun, yang menjadi tugas utama kepala sekolah
ialah menjamin adanya program pengajaran yang baik bagi murid-murid. Inilah
tanggungjawab kepala sekolah yang paling penting dan banyak tantangannya,
sedangkan stafnya mendapat bagian tanggung jawab dalam membantu usaha
pelaksanaan dan pengembangan program pengajaran yang efektif. Agar supaya kepala
sekolah

mampu memberikan pimpinan yang efektif dalam bidang ini hendaknya ia

mengetahui berbagai teori mengenai kurikulumdan menyadari kaitannya dengan


kebijaksanaan dan langkah-langkah administratif yang sedang berlaku. Sistem
pendidikan Indonesia sekarang sudah menerapkan kurikulum 2013, meskipun belum
sepenhunya semua sekolah di Indonesia belum menggunakannya..
Pengelolaan kurikulum di SD Jetis Telah menggunakan kurikulum 2013, dalam
pengelolaannya diserahkan kepada bagian kurikulum tersendiri yaitu bidang kurikulum.
Ada empat bagian dalam kepengurusan di sekolah ini yakni bagian hubungan
masyarakat (humas) , bidang kurikulum, bidang kemahasiswaan dan bidang sarana dan
prasarana. Yang tentunya masing-masing bidang ini tidak bekerja sendiri-sendiri namun
saling bekerja sama satu sama lain. Dalam hal penyusunan kalender akademik
biasanya mulai di laksanakan pada akhir semester yang melibatkan seluruh komponen
sekolah (tidak termasuk siswa). Biasanya dihadirkan pula para wali murid dalam rapat
akhir semester tersebut guna menjelaskan program-program sekolah yang akan
dicanangkan. Penyusunan kalender akademik tentunya tetap mengacu pada kalender
akademik dari pusat, hanya saja disesuaikan dengan program-program yang akan
dilaksanakan oleh SD Jetis. Program sekolah yang rutin diadakan setiap tahunnya bagi
seluruh peserta didik diantaranya adalah perkemahanSabtu Minggu (Persami) Selain
itu, biasanya menjelang hari penting bagi umat beragama (islam khusunya) biasanya
peserta didik akan diliburkan, seperti hari menjelang Lebaran Islam.
Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) di SD Jetis menggunakan sistem moving
class (pindah kelas). Dari penuturan Ibu Nunung yang kami wawancarai beliau mengaku
moving class lebih cocok digunakan karena siswa diajak untuk bereksplorasi dan agar
siswa tidak bosan belajar hanya disatu kelas itu saja.
Pembagian tugas mengajar terbagi ke dalam 3 jenis jadwal pelajaran untuk guru, yaitu:
3. Jadwal pelajaran kurikuler

4. Jadwal pelajaran kokurikuler


5. Jadwal pelajaran ekstra kurikuler
Pembagian tugas di SD Jetis semua guru dilibatkan, akan tetapi jumlah guru yang masih
terbatas membuat guru-guru tersebut harus merangkap dalam mengajarnya. Misalnya
guru kesenian harus merangkap menjadi guru TIK dan sebagainya. Upaya untuk
menambah jumlah guru di SD Jetispun juga dilakukan, yang mana pihak sekolah akan
menyampaikannya pada forum MGMP.
Berikut Data Kurikulum SD Jetis yang Dapat saya rangkum :

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 menyebutkan bahwa Struktur Kurikulum
merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, muatan Pembelajaran, mata
pelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan. Struktur
Kurikulum pendidikan dasar berisi muatan pembelajaran atau mata pelajaran yang dirancang
untuk mengembangkan kompetensi spiritual keagamaan, sikap personal dan sosial,
pengetahuan, dan keterampilan.

Struktur Kurikulum SD/MI, SDLB atau bentuk lain yang

sederajat terdiri atas muatan pendidikan agama; pendidikan kewarganegaraan; bahasa;


matematika; ilmu pengetahuan alam; ilmu pengetahuan sosial; seni dan budaya; pendidikan
jasmani dan olahraga; keterampilan/kejuruan, dan muatan lokal.

Berdasarkan ketentuan di atas, struktur Kurikulum SD Jetis adalah sebagai berikut.

STRUKTUR KURIKULUM SD Jetis

Kelas dan Alokasi Waktu

Komponen

II

III

IV

VI

1. Pendidikan Agama

2. Pendidikan Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia

4. Matematika

5. Ilmu Pengetahuan Alam

6. Ilmu Pengetahuan Sosial

7. Seni Budaya dan Keterampilan

9. Bahasa Sastra dan Budaya Jawa

10. Bahasa Inggris

11. Pendidikan Batik

2*)

2*)

2*)

2*)

2*)

2*)

A. Mata Pelajaran

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan


Kesehatan
B. Muatan Lokal:

C. Pengembangan Diri:
1. Bimbingan Konseling
2. Ekstrakurikuler:
a.

Pramuka

b.

Drum
Band

c.

Karawitan

d.

Seni Tari

e.

Bahasa
Inggris

f.

Baca Tulis
Alquran

g.

PMR

h.

TIK

i.

Olahraga
Pilihan

Jumlah

30

31

32

36

36

36

*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran


Catatan:
1. Kurikulum SD 1 Jetis memuat 8 mata pelajaran, 3 muatan lokal, dan pengembangan diri:
bimbingan konseling dan ekstrakurikuler.
2. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan
pada Kelas IV s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.
3. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
4. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.

A. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum SD Jetis meliputi 8 mata pelajaran, 3 muatan lokal, dan 9 jenis
pengembangan diri.
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat satuan pendidikan
berpedoman pada struktur kurikulum yang tercantum dalam standar isi. Mata pelajaran yang
kemembangkan di SD Jetis sebagai berikut.
a. Pendidikan Agama
1) Pendidikan Agama Islam
a) Tujuan

(1) Menumbuhkembangkan

akidah

melalui

pemberian,

pemupukan,

dan

pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan, serta


pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT.
(2) Mewujudkan manuasia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu
manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis,
berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga keharmonisan secara personal dan
sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah.
b)

Ruang Lingkup
(1) Al-Quran dan Hadits
(2) Aqidah
(3) Akhlak
(4) Fiqih
(5) Tarikh dan Kebudayaan Islam

2) Pendidikan Agama Kristen


a) Tujuan
(1) Memperkenalkan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus dan karya-karya-Nya agar
peserta didik bertumbuh iman percayanya dan meneladani Allah Tritunggal dalam
hidupnya.
(2) Menanamkan pemahaman tentang Allah dan karya-Nya kepada peserta didik,
sehingga mampu memahami dan menghayatinya.
(3) Menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati imannya secara
bertanggungjawab serta berakhlak mulia di tengah masyarakat yang pluralistik.
b)

Ruang Lingkup
(1) Allah Tritunggal (Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus) dan karya-Nya
(2) Nilai-nilai kristiani.

3) Pendidikan Agama Katolik


a)

Tujuan
Pendidikan Agama Katolik (PAK) pada dasarnya bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan untuk membangun hidup yang semakin beriman. Membangun hidup
beriman Kristiani berarti membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki
keprihatinan tunggal, yakni Kerajaan Allah. Kerajaan Allah merupakan situasi dan
peristiwa penyelamatan: situasi dan perjuangan untuk perdamaian dan keadilan,

kebahagiaan dan kesejahteraan, persaudaraan dan kesetiaan, kelestarian lingkungan


hidup, yang dirindukan oleh setiap orang dari pelbagai agama dan kepercayaan.
b)

Ruang Lingkup
(1) Pribadi peserta didik; Aspek ini membahas tentang pemahaman diri sebagai pria
dan wanita yang memiliki kemampuan dan keterbatasan, kelebihan dan
kekurangan dalam berelasi dengan sesama serta lingkungan sekitarnya.
(2) Yesus Kristus; Aspek ini membahas tentang bagaimana meneladani pribadi Yesus
Kristus yang mewartakan Allah Bapa dan Kerajaan Allah.
(3) Gereja; Aspek ini membahas tentang makna gereja, bagaimana mewujudkan
kehidupan menggereja dalam realitas hidup sehari-hari.
(4) Kemasyarakatan;

Aspek ini membahas secara mendalam tentang hidup bersama

dalam masyarakat sesuai dengan firman Allah/sabda Tuhan, ajaran Yesus dan
ajaran Agama.

b. Pendidikan Kewarganegaraan
1) Tujuan
a) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan
b) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi
c) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakterkarakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa
lainnya
d) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau
tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
2) Ruang Lingkup
a) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta
lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara,

Sikap

positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan


keadilan

b) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di
sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum

dan peradilan nasional,

Hukum dan peradilan internasional


c) Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota
masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan
perlindungan HAM
d) Kebutuhan

warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga

masyarakat,

Kebebasan

berorganisasi,

Kemerdekaan

mengeluarkan

pendapat,

Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri , Persamaan kedudukan warga negara


e) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama,
Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di

Indonesia, Hubungan dasar negara

dengan konstitusi
f)

Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan


daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik,
Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam
masyarakat demokrasi

g) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara,
Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka
h) Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri Indonesia di era
globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan internasional dan organisasi internasional,
dan Mengevaluasi globalisasi.

c. Bahasa Indonesia
1) Tujuan
a) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara
lisan maupun tulis
b) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan
dan bahasa negara
c) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan
d) Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
kematangan emosional dan sosial

intelektual, serta

e) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus


budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
f)

Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan


intelektual manusia Indonesia.

2) Ruang Lingkup
a)

Mendengarkan

b)

Berbicara

c)

Membaca

d)

Menulis.

Pada akhir pendidikan di SD/MI, peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya


sembilan buku sastra dan nonsastra.

d. Matematika
1) Tujuan
a) Memahami

konsep

matematika,

menjelaskan

keterkaitan

antarkonsep

dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam
pemecahan masalah
b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika
c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang
model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh
d) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk
memperjelas keadaan atau masalah
e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa
ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
2) Ruang Lingkup
a) Bilangan
b) Geometri dan pengukuran
c) Pengolahan data
e. Ilmu Pengetahuan Alam
1) Tujuan

a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan


keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya
b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat
dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip

dan kesadaran tentang adanya

hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan

masyarakat
d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan
masalah dan membuat keputusan
e) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam
f)

Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai


salah satu ciptaan Tuhan

g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
2) Ruang Lingkup
a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan
interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan
b) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas
c) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan
pesawat sederhana
d) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit
lainnya.

f. Ilmu Pengetahuan Sosial


1) Tujuan
a) Mengenal

konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan

lingkungannya
b) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

inkuiri,

memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial


c) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
d) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat
yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
2) Ruang Lingkup

a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan


b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
c) Sistem Sosial dan Budaya
d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan

g. Seni Budaya dan Keterampilan


1) Tujuan
a) Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan
b) Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan
c) Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan
d) Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal,
regional, maupun global
e) Ruang Lingkup
a) Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya
seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya
b) Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat
musik, apresiasi karya musik
c) Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa
rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari
d) Seni drama, mencakup keterampilan pementasan dengan memadukan seni musik, seni
tari dan peran
e) Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup ( life skills ) yang meliputi
keterampilan personal, keterampilan sosial, keterampilan vokasional dan keterampilan
akademik.
Di antara keempat bidang seni yang ditawarkan, minimal diajarkan satu bidang seni sesuai
dengan kemampuan sumberdaya manusia serta fasilitas yang tersedia. Pada sekolah yang
mampu menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi
kesempatan untuk memilih bidang seni yang akan diikutinya. Pada tingkat SD/MI, mata
pelajaran keterampilan ditekankan pada keterampilan vokasional, khusus kerajinan tangan.

h. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

1) Tujuan
a) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan
pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas
jasmani dan olahraga yang terpilih
b) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
c) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
d) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang
terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan
e) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri
dan demokratis
f)

Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan
lingkungan

g) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai
informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan
kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
2) Ruang Lingkup
a) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak,
keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers,
sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri,
serta aktivitas lainnya
b) Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani,
dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya
c) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan
dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya
d) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta
aktivitas lainnya
e) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air,
dan renang serta aktivitas lainnya
f)

Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah,


menjelajah, dan mendaki gunung

g) Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari- hari,
khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan
yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat
cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan

UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke
dalam semua aspek.

2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak
sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.

Muatan Lokal yang diselenggarakan di SD Jetis adalah sebagai berikut.


Kelas/Alokasi Waktu
No.

Jenis Muatan Lokal


I

II

III

IV

VI

a.

Bahasa Sastra dan Budaya Jawa

b.

Bahasa Inggris

c.

Pendidikan Batik

a. Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa


1) Tujuan
a) Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika dan unggah-ungguh yang
berlaku, baik secara lisan maupun tulis
b) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Jawa sebagai sarana berkomunikasi
dan sebagai lambang kebanggaan serta identitas daerah.
c) Memahami bahasa Jawa dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai
tujuan
d) Menggunakan bahasa Jawa untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta

kematangan emosional dan sosial.


e) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra dan budaya Jawa untuk memperhalus budi
pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
f)

Menghargai dan membanggakan sastra Jawa sebagai khazanah budaya dan intelektual

manusia Indonesia.
2) Ruang Lingkup
Ruang lingkup muatan lokal Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa mencakup komponen
kemampuan berbahasa, kemampuan bersastra, kemampuan berbudaya yang meliputi
aspek-aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

b. Bahasa Inggris
1) Tujuan
a) Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas untuk
mengiringi tindakan (language accompanying action) dalam konteks sekolah
b) Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan
daya saing bangsa dalam masyarakat global
2) Ruang Lingkup
a)

Mendengarkan

b)

Berbicara

c)

Membaca

d)

Menulis

Ketrampilan menulis dan membaca diarahkan untuk menunjang pembelajaran komunikasi


lisan.

c. Pendidikan Batik
1) Tujuan
a) Memahami konsep dan pentingnya seni batik.
b) Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni batik.
c) Menampilkan kreativitas melalui seni batik.

2) Ruang Lingkup
Ruang lingkup muatan lokal Pendidikan Batik mencakup produk batik, motiv dasar batik,
gambar motif batik, teknik membatik, motif aplikasi batik, pola batik, jenis dan fungsi batik,
teknik pemalaman, teknik pewarnaan.

3. Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat,
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi
dan/atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam
bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain
melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan

sosial,

belajar,

dan

pengembangan

karier

peserta

didik

serta

kegiatan

keparamukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah remaja. Pengembangan diri bukan


merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara kualitatif,
tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran.
a. Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling dilaksanakan oleh guru kelas.
b. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan setelah jam pelajaran, adalah sebagai berikut.

No

Jenis Kegiatan

Kelas

Jenis

Hari

Keterangan/

Kegiatan

Pelaksanaan

Pukul

1.

Pramuka

IIIV

Latihan

Jumat

15.00

Drum Band

IIIV

Latihan

Sabtu

11.00

Kerawitan/Tembang

IIIV

Latihan

Senin, Kamis

13.00

Seni Tari

IV

Latihan

Jumat

14.00

Bahasa Inggris

IIII

Latihan

Jumat,Sabtu

10.30

Baca Tulis Alquran

IV

Latihan

Selasa

11.00

PMR

IIIV

Latihan

Jumat

10.00

TIK

IIVI

Latihan

Selasa, Kamis

13.00

Olahraga Pilihan

IVV

Latihan

Sabtu

15.00

3. Pengaturan Beban Belajar


a. Beban belajar satuan pendidikan SD Jetis dilaksanakan dengan menggunakan sistem
paket. Penyelesaian program pendidikan SD dengan menggunakan sistem paket adalah
enam tahun.
b. Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya
diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah
ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum sekolah.
c. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik
untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur,
dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
d. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran
berlangsung selama 35 menit. Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu pada SD
Jetis dari kelas I s.d. VI berturut-turut tertera pada tabel berikut ditambah kegiatan
pengembangan diri yang alokasi waktunya ekuivalen 2 jam.
Satu jam
Kelas

pembelajaran
tatap muka
(menit)

Jumlah
jampel/
minggu

Minggu
efektif
per
tahun

Waktu
pembelajaran per
tahun (jampel)

Jumlah

Jumla

jam per

h hari

tahun (@
60 menit)

@24

1020-1140 jampel
I

35

30

34-38

595-665

25-27

614-687

26-29

634-709

27-30

714-798

30-33

35700-39900 mnt
1054-1178 jampel
II

35

31

34-38
36890-41230 mnt
1088-1216 jampel

III

35

32

34-38
38080-42560 mnt
1224-1368 jampel

IV-VI

35

36

34-38
42840-47880 mnt

e. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi


pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.
f. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
g. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur bagi peserta didik
maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.

4. Ketuntasan Belajar
Dalam penetapan ketuntasan belajar, sekolah menetapkan kriteria ketuntasan minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kompleksitas, daya dukung, dan intake (tingkat kemampuan awal)
peserta didik dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
untuk mencapai ketuntasan ideal.
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan hasil analisis yang berbeda. Oleh karena itu,
SD Jetis menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai berikut.

KKM
No.

a.

Mata Pelajaran

Pendidikan Agama

KL.I

Kl.II

KL.III

KL.IV

KL.V

Kl.VI

75

75

75

75

75

75

b.

Pendidikan Kewarganegaraan

75

75

75

70

70

72

c.

Bahasa dan Sastra Indonesia

75

75

75

75

75

75

d.

Matematika

75

75

75

75

75

75

e.

Ilmu Pengetahuan Alam

75

75

75

75

75

75

f.

Ilmu Pengetahuan Sosial

70

70

73

70

70

70

g.

Seni dan Budaya dan Keterampilan

70

70

70

70

70

70

h.

Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

70

70

70

75

75

75

70

70

72

70

70

70

70

70

70

70

70

70

70

72

72

Kesehatan
i.

Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa

j.

Bahasa Inggris

k.

Pendidikan Batik

Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti kegiatan remedial, sedangkan
peserta didik yang sudah mencapai KKM mengikuti kegiatan pengayaan.
a. Program Remedial (Perbaikan)
1) Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam setiap
kompetensi dasar dan/atau indikator.
2) Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
3) Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.
4) Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun nontes.
5) Kesempatan mengikuti kegiatan remedia maksimal 2x.
6) Nilai remedial dapat melampaui KKM.
b. Program Pengayaan
1) Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM dalam setiap
kompetensi dasar.
2) Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
3) Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.
4) Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.
5. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

a. Kriteria Kenaikan Kelas


Kenaikan kelas dilaksanakan setiap akhir tahun

1)

pelajaran.
Siswa dinyatakan naik kelas apabila:

2)

a) Nilai raport siswa telah mencapai KKM, minilal 7 mata pelajaran untuk kelas I,II,III
dan 8 mata pelajaran untuk krlas IV,V,VI.
b) Nilai rata-rata untuk semua mata pelajaran minimal 6,50.
c) Nilai kepribadian minimal B.
d) Nilai kegiatan pengembangan diri minimal B.
Siswa dinyatakan mengulang di kelas yang sama

3)

apabila:
a) Nilai raport siswa belum mencapai KKM, minilal 7 mata pelajaran untuk kelas I,II,III
dan 8 mata pelajaran untuk krlas IV,V,VI.
b) Nilai rata-rata semua mata pelajaran kurang dari 6,50
c) Nilai kepribadian kurang dari B.
d) Nilai kegiatan pengembangan diri kurang dari B.
b. Kriteria Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP Nomor 32 Tahun 2013 Pasal 72 Ayat (1) peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah, setelah:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran.
3) Lulus ujian sekolah/madrasah.
4) Lulus ujian nasional.

7. Pendidikan Kecakapan Hidup


Pendidikan kecakapan hidup mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan
akademik dan/atau kecakapan vokasional merupakan bagian integral dari pendidikan semua
mata pelajaran dan berupa paket yang direncanakan secara khusus melalui kegiatan
ekstrakurikuler (seni lukis, karawitan, olahraga).

8. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global


Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan
keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa,
teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik. Pendidikan berbasis keunggulan lokal merupakan
bagian dari semua mata pelajaran dan menjadi mata pelajaran muatan lokal (Bahasa Sastra
Budaya Jawa, dan Pendidikan Batik) dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler (tari, karawitan).
Pendidikan berbasis keunggulan global merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan
menjadi mata pelajaran tersendiri (bahasa Inggris) dan kegiatan ekstrakurikuler (TIK).

9. Pendidikan Nilai-Nilai Budaya dan Karakter Bangsa


Pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan juga
proses pengembangan budaya dan karakter bangsa untuk peningkatan kualitas kehidupan
masyarakat dan bangsa di masa mendatang. Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan
budaya dan karakter bangsa antara lain meliputi nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat/komunikasi, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
social, tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut dikembangkan secvara bertahap dan berkelanjutan.
Pada prinsipnya, pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukkan
sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran, pengembangan diri, dan
budaya sekolah.
a. Pengintegrasian dalam mata pelajaran.
Pengembangan nilai-nilai pendidikan budaya dan karakater bangsa diintegrasikan dalam
setiap pokok bahasan dari setiap mata pelajaran. Nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam
silabus dan RPP.
b. Program pengembangan diri
Dalam program pengembngan diri, perencanaan dan pelaksanaan pendidikan budaya dan
karakter bangsa dilakukan melalui pengintegrasian ke dalam kegiatan sehari-hari sekolah
yaitu melalui hal-hal berikut.

1) Kegiatan rutin sekolah, antara lain: upacara pada hari besar kenegaraan, pemeriksaan
kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan lain-lain) setiap hari Senin, beribadah
bersama atau shalat bersama setiap dhuhur (bagi yang beragama Islam), berdoa waktu
mulai dan selesai pelajaran, mengucap salam bila bertemu guru, tenaga kependidikan,
atau teman.
2) Kegiatan spontan, misalnya guru mengetahui adanya perilaku dan sikap yang kurang
baik maka pada saat itu juga guru harus melakukan koreksi sehingga peserta didik tidak
akan melakukan tindakan yang tidak baik itu. Contoh kegiatan itu: membuang sampah
tidak pada tempatnya, berteriak-teriak sehingga mengganggu pihak lain, berkelahi,
memalak, berlaku tidak sopan, mencuri, berpakaian tidak senonoh.
Kegiatan spontan berlaku untuk perilaku dan sikap peserta didik yang tidak baik dan
yang baik sehingga perlu dipuji, misalnya: memperoleh nilai tinggi, menolong orang lain,
memperoleh prestasi dalam olah raga atau kesenian, berani menentang atau
mengkoreksi perilaku teman yang tidak terpuji.
3) Keteladanan
Keteladanan adalah perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan yang lain dalam
memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan yang baik misalnya: berpakaian rapi,
datang tepat pada waktunya, bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang,
perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan.
4) Pengkondisian, misalnya, toilet yang selalu bersih, bak sampah ada di berbagai tempat
dan selalu dibersihkan, sekolah terlihat rapi dan alat belajar ditempatkan teratur.

c. Budaya Sekolah
Pengembangan nilai-nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam budaya
sekolah mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru, konselor,
tenaga administrasi ketika berkomunikasi dengan peserta didik dan menggunakan fasilitas
sekolah dengan mengembangkan nilai-nilaikepemimpinan, keteladanan, keramahan,
toleransi, kerja keras, disiplin, kepedulian sosial, kepedulian lingkungan, rasa kebangsaan,
dan tanggung jawab.

10. Pendidikan Kewirausahaan

Kewirausahan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
yang sangat bernilai dan berguna bagi dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap
mental dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya dan bersahaja dan
berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegiatan usahanya. Nilai-nilai pokok
kewirausahaan antara lain ada 6 (enam) nilai pokok yaitu: mandiri, kreatif pengambil resiko,
kepemimpinan, orientasi pada tindakan dan kerja keras.

Pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dilakukan oleh kepala sekolah, guru, tenaga


kependidikan (konselor), peserta didik secara bersama-sama sebagai suatu

komunitas

pendidikan. Program pendidikan kewirausahaan di SD Jetis diinternalisasikan melalui berbagai


aspek, yaitu: terintegrasi dalam seluruh mata pelajaran, ekstrakurikuler, pengembangan diri,
praktik kewirausahaan, buku ajar, budaya sekolah, dan muatan lokal.

KALENDER AKADEMIK

SD Jetis menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik


sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan
yang disusun oleh Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi DIY dan Dinas Pendidikan
Dasar Kabupaten Bantul, sebagai berikut.
KALENDER AKADEMIK
TAHUN PELAJARAN 2013/2014

JULI 2013
Ming
gu
Senin

14

21

28

15

22

29

HB

TANGG

AL

1 s.d. 13
3

15 s.d.

URAIAN KEGIATAN

Libur Akhir Tahun


Hari-hari Pertama Masuk

Selas
a
Rabu
Kami
s
Jum'
at
Sabt
u

23

30

10

17

24

31

11

18

25

12

19

26

13

20

27

15

12

HB

TANGG

AL

11

18

25

12

19

26

13

20

27

14

21

28

15

22

29

16

23

30

10

17

24

31

Selas
a
Rabu

Sabt

Hari Jadi Kabupaten Bantul


20

ke 182

22

Buka Puasa Bersama

URAIAN KEGIATAN
Libur Akhir Ramadhan 1434

Senin

at

Rapat Sekolah

16

gu

Jum'

15

Ming

Sekolah

AGUSTUS 2013

Kami

17

1 s.d. 7

8 s.d. 9

Hari Besar Idul Fitri 1434 H

12 s.d

Libur Umum Idul Fitri 1434

16

14

Syawalan SD

17

HUT Kemerdekaan RI ke 68

19

Syawalan UPT/PGRI

27

Syawalan PGRI Bantul di

Jetis

SEPTEMBER 2013
Ming
gu
Senin

15

22

29

16

23

30

10

17

11

Selas
a

Rabu

Kami
s

Jum'
at

Sabt
u

12

12

HB

TANGG

AL

3
5

24

18

25

12

19

26

13

20

27

14

21

28

2
5

OKTOBER 2013

Ming

13

20

HE
27

URAIAN KEGIATAN

Rapat Sekolah

25

HB

TANGG

AL
1

URAIAN KEGIATAN
Rapat Sekolah

gu
Senin
Selas
a
Rabu
Kami
s
Jum'
at
Sabt
u

14

21

28

15

22

29

16

23

30

10

17

24

31

11

18

25

12

19

26

25

19

HB

TANGG

AL

Rapat Sekolah

Tahun Baru Hijriyah 1434 H

NOVEMBER 2013
Ming
gu
Senin
Selas
a
Rabu
Kami
s

Penulisan Soal UTS

10

17

24

11

18

25

12

19

26

13

20

27

14

21

28

1 s.d. 5
7 s.d.
12

Semester Gasal
Ulangan Tengah Semester
Gasal
Hari Besar Idul Adha 1433

15

17

Pelaksanaan Korban

URAIAN KEGIATAN

23 s.d.
24

Persami
Libur Khusus Hari Guru

25

Nasional

Jum'
at
Sabt
u

15

22

29

16

23

30

24

24

HB

TANGG

AL

DESEMBER 2013
Ming
gu
Senin

Selas
a

Rabu

Kami
s

Jum'
at

Sabt
u

Ulangan Akhir Semester

15

22

29

16

23

30

10

17

24

31

11

18

25

12

19

26

13

20

27

14

21

28

2 s.d 7

2
3

JANUARI 2014

URAIAN KEGIATAN

(UAS)

16 s.d.
18

Porsenitas

21

Rapat Sekolah

25

Hari Natal 2013


Pembagiaan Rapor

28

Semester Gasal

29

Studi Wisata

30 s.d.
31

Libur Akhir Semester Gasal

16

HB

TANGG

AL

URAIAN KEGIATAN

Ming

12

19

26

13

21

27

14

21

28

15

22

29

16

23

30

10

17

24

31

11

18

25

22

22

gu
Senin
Selas
a
Rabu
Kami
s
Jum'
at
Sabt
u

FEBRUARI 2014
Ming
gu
Senin
Selas
a
Rabu
Kami
s
Jum'
at

HE

Lanj. Libur Akhir Semester


2 s.d 11
13

TANG

GAL

16

23

10

17

24

11

18

25

12

19

26

13

20

27

14

21

28

Gasal
Rapat Sekolah

Tahun Baru Imlek 2565

HB

Tahun Baru 2013 M

24 s.d.
28

URAIAN KEGIATAN

Rapat Sekolah
Penulisan Soal UTS
Semester Genap

Sabt
u

15

22

MARET 2014
Ming
gu
Senin
Selas
a
Rabu
Kami
s
Jum'
at
Sabt
u

gu
Senin
Selas
a

24

24
HB

TANG

GAL

HE

16

23

30

10

17

24

31

11

18

25

12

19

26

13

20

27

14

21

28

15

22

29

26

20

APRIL 2014
Ming

HE

10 - 15

TANG

GAL

13

20

27

14

21

28

15

22

29

Rapat Sekolah
Ulangan Tengah Semester

HB

URAIAN KEGIATAN

7 s.d.
12

Genap

URAIAN KEGIATAN

Rapat Sekolah
Penulisan Soal Ujian
Sekolah

Rabu
Kami
s
Jum'
at
Sabt
u

16

23

10

17

11

12

30

24

18

25

19

26

26

20

HB

TANGG

AL

Hari Pendidikan Nasional

Rapat Sekolah

MEI 2014
Ming

11

18

25

12

19

26

13

20

27

14

21

28

15

22

29

16

23

30

10

17

24

31

26

23

gu
Senin
Selas
a
Rabu
Kami
s
Jum'
at
Sabt
u

21 s.d.

26

Ujian Sekolah

Hari Paskah

URAIAN KEGIATAN

Hari Wafat Yesus Kristus

5 s.d 7

Ujian Nasional

12 s.d
14

Ujian Nasional Susulan

Hari Raya Waisak 2258

JUNI 2014
Ming
gu
Senin

15

22

29

16

23

30

10

17

11

Selas
a

Rabu

Kami
s

Jum'
at

Sabt
u

HB

TANGG

AL

24

18

25

12

19

26

13

20

27

14

21

28

26

17

Hari Efefektif (HE)

URAIAN KEGIATAN

2 s.d. 7

Penulisan Soal UKK

9 s.d 14

Ulangan Kenaikan Kelas

21

Rapat Kenaikan/kelulusan

23
s.d.25

28

Porsenitas

Pembagian Rapor

30 Juni
s.d.

Libur Akhir Tahun

13 Juli
2014

: 125 (Sem.I) + 150 (Sem.II) = 275

Hari Belajar Efektif (HBE) : 108 (Sem.I) + 126 (Sem.II) = 234

Pundong

15 Juli 2013

Kepala Sekolah,Drs. Suharyana


NIP 19630416 198809 1 001
3.Manajemen Peserta Didik
1. Pada manajemen peserta didik ini akan dibahas mengenai bagaimana sekolah
memanajemen peserta didik, dimulai dari pengelolaan, penentuan kelas, jumlah siswa
yang diterima, tata tertib, dan ekstrakulikuler yanga ada SD Jetis.

SD

Jetis

mengelola

peserta

didik

menggunakan

pendekatan

secara

kekeluargaan. Guru-guru dan para stake holder di sekolah dari awal memberikan
pengertian kepada peserta didik baru bahwa mereka merupakan keluarga di sekolah
tersebut. Sebaliknya, para personil di sekolah juga menganggap peserta didik sebagai
anak sendiri. Jadi, di dalam sekolah tersebut kekeluargaan di antara para stake holder
dengan peserta didik terbilang kuat. Sifat kekeluargaan yang dari awal sudah
diterapkan di sekolah ini bertujuan agar peserta didik merasa nyaman di sekolah dan
menganggap bahwa sekolah merupakan rumah kedua bagi mereka. Setiap tahun
tentunya masing-masing sekolah membuka pendaftaran siswa baru, tidak terkecuali SD
Jetis ini.
Untuk penentuan kelasnya, SD Jetis tidak membeda-bedakan kelas satu dengan
yang lain. Tidak juga dengan sistem strata seperti yang pintar dijadikan satu kelas. SD
Jetis membagi siswanya dengan merata tanpa membeda-bedakan mana siswa yang
pintar dan tidak. Tentunya setelah pendaftaran peserta didik, pasti dilaksanakan
semacam masa orientasi untuk siswa baru. Masa orientasi ini merupakan pengenalan
kepada peserta didik untuk lebih mengenal sekolah, dari lingkungan maupun peraturan,
bisa dibilang untuk adaptasi terhadap lingkungan baru. Di SD Jetis , masa orientasi
seperti ini biasa disebut dengan POPEPI (Pekan Orientasi Peserta Didik). Pelaksanaan
POPEPI sendiri seringnya dilakukan selama 1 minggu. Acara POPEPI diisi dengan
rangkaian acara yang bertujuan untuk mengenalkan SD Jetis kepada peserta didik baru
yang kemudian di akhir acara POPEPI biasanya diakhiri dengan outbond. POPEPI tidak
hanya melibatkan personil sekolah saja, tetapi juga melibatkan polisi, KODIM, bahkan
alumnus. Materi yang disampaikan dari pihak kepolisian berkaitan dengan masalah
narkoba, yang tujuannya agar peserta didik mempunyai pengethauan bahwa narkoba
adalah sesuatu yang dapat merugikan. Tujuannya tentu saja untuk mencegah agar
pesert didik nantinya tidak terjerumus kedalam obat-obatan terlarang. Sementara dari
KODIM materi yang biasanya diberikan adalah mengenai kedisiplinan atau tata cara
baris berbasis yang baik dan benar. Kedisplinan dan ketertiban di lingkungan sekolah
memang sangatlah penting, karena hal ini sering kali terjadi pelanggaran kedisiplinan
dan ketertiban yang dilakukan oleh para siswa. Oleh sebab itu kedisiplinan dan
ketertiban perlu diatur dalam sebuah tatanan yang biasa disebut dengan tata tertib
sekolah.
Tata tertib dibuat bertujuan supaya kepala sekolah dapat menciptakan suasana
yang kondusif bagi semua warga sekolah, agar para guru bisa melaksanakan belajar

mengajar dengan optimal, dan agar tercipta kerjasama diantara para orang tua dengan
sekolah dalam mengemban tugas pendidikan. untuk memenuhi tujuan tersebut, SD
Jetis juga memiliki tata tertib. Tata tertib di sekolah ini cukup berjalan dengan baik,
dilihat dari jarang sekali siswa melanggar tata tertib yang ada. Jika ada siswa
melakukan pelanggaran, maka penanganan di sesuaikan dengan seberapa berat
pelanggaran tersebut. Sebagai contoh, tentang keterlambatan. Biasanya di pagi hari,
para guru bergantian menjadi guru piket. Jika ada yang terlambat, maka guru piket
memberikan selembar kertas yang berisi ijin keterlambatan.Meskipun tidak semua
peserta didiknya beragama masrani, karena juga ternyata peserta didik yang beragama
isla. Namun mereka tidak pernah memeprmasalahkan hall itu. Ini dapat kita lihat dari
sikap peserta didik yang saling mengahargai satu sama lain. Dan siswapun jarang ada
yang berkelahi.
Untuk ekstrakulikuler, SD Jetis memiliki beberapa ekstrakulikuler,
diantaranya padus, basket, voli, menari, dan lain lain. Prestasi yang pernah di raih SD
Jetis

banyak di bidang pramuka. Di sekolah ini pramuka bukan merupakan

ekstrakulikuler, tetapi merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh siswa. Maka
tidak heran, jika sekolah ini banyak memenangkan lomba yang berhubungan dengan
pramuka. Tidak hanya dibidang pramuka saja. Dibidang seni, seperti padus dan lomba
cerdas cermat pada beberapa mata pelajaran juga merupakan prestasi yang sudah di
raih oleh SD Jetis.
Berikut Bagan Perkembangan Murid 3 Tahun Terakhir
PERKEMBANGAN JUMLAH MURID SD Jetis DALAM 3 TAHUN TERAKHIR

KELAS
TAHUN

2010 /
2013
2010 /
2013

II

III

IV

VI

TOTAL

113

94

87

98

93

86

571

104

99

98

87

97

90

575

2009 /
2012
2010/2012

91

98

100

94

88

91

562

90

90

99

90

95

87

551

H. ROMBONGAN BELAJAR DAN RUANG KELAS TAHUN TERAKHIR (2013 2011)

KELAS

ROMBEL &

TOTAL

RUANG KELAS
Rombongan
Belajar
Ruang Kelas

I.

II

III

IV

VI

18

18

MURID TINGGAL KELAS 3 TAHUN TERAKHIR

KELAS
TAHUN

2009 /
2012
2009 /
2012
2009 /
2012

TOTAL
I

II

III

IV

VI

10

14

10

43

21

43

24

J. MURID DROP OUT SELAMA 3 TAHUN TERAKHIR

KELAS
TAHUN

2009 /
2012
2009 /
2012
2009 /
2012

II

III

IV

VI

TOTAL

K. MURID NAIK KELAS DAN LULUS SELAMA 3 TAHUN TERAKHIR

KELAS
Lulus

TAHUN
I ke II

II ke III

III ke IV

IV ke V

V ke VI

dari

TOTAL

Kelas VI
2010 /
2013
2010 /
2013
2010 /
2013

104

85

72

90

94

86

531

83

94

90

82

93

89

531

91

98

100

94

88

91

562

Bagan Prestasi Siswa SD Jetis

PRESTASI SEKOLAH DAN MURID


KEJUARAAN
NO.

AKADEMIK DAN NON


AKADEMIK

JENIS KEJUARAAN

TINGKAT KABUPATEN/
PROVINSI/ NASIONAL/
INTERNASIONAL

TAHUN

A.

AKADEMIK

1.

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

CCA

TINGKAT KABUPATEN

2010

2.

BAHASA INDONESIA

SINOPSIS

TINGKAT KABUPATEN

2010

3.

MAJALAH DINDING I, III &


HARAPAN

MADING BERREGU

TINGKAT KABUPATEN

2013

4.

MAJALAH DINDING I & III

MADING BERREGU

TINGKAT KABUPATEN

2010

B.

NON AKADEMIK

1.

POR SD

BULU TANGKIS

TINGKAT KABUPATEN

2010

2.

POR SD

SEPAK TAKRAW

TINGKAT KABUPATEN

2010

3.

OOSN

SEPAK TAKRAW

TINGKAT KABUPATEN

2010

4.

OOSN

SEPAK TAKRAW

TINGKAT PROVINSI

2010

5.

POR SD

SEPAK TAKRAW

TINGKAT KABUPATEN

2013

6.

POR SD

BULU TANGKIS

TINGKAT KABUPATEN

2013

7.

POR SD

VOLLY PUTRA

TINGKAT KABUPATEN

2013

8.

OOSN

SEPAK TAKRAW

TINGKAT KABUPATEN

2013

9.

POR SD

SEPAK BOLA

TINGKAT KABUPATEN

2010

10.

POR SD

SEPAK TAKRAW

TINGKAT KABUPATEN

2010

2.Layanan Khusus
Bentuk layanan khusus yang diberikan pihak sekolah SD Jetis biasanya yang
sangat berperan adalah guru bimbingan konseling. Setiap minggunya guru BK akan
bertanya kepada wali murid tentang perilaku siswa dalam seminggu itu. Bagi siswa yang
dianggap sedikit bermasalah biasanya dari pihak BK akan memanggil siswa tersebut ke
ruang BK untuk menanyakan apakan siswa terseut mempunyai suatu permasalahan.
Pernah suatu hari ada siswa yang mempunyi masalah yang terjadi dikelaurganya,
masalahnya yaitu orang tua yang broken home. Sampai-sampai siswa tersebut jarang
masuk sekolah. Dari kejadian tersebut dari pihak sekolah khususnya BK dan umumnya
semua personel pun ikut bertanggung jawab untuk mengatasi hal tersebut. Pendekatan
dilakukan secara kekeluargaan dengan tetap menghargai keadaan siswa tersebut agar
mau menceritakan permasalahannya. Setelah dari pihak sekolah mencoba melakukan
pendekatan dan memberikan dorongan moril kepada siswa tersebut, ternyata berhasil.
Siswa tersebut akhirnya kembali bersekolah, dan kini sudah jarang siswa yang
bermasalah sampai ia harus bolos sekolah. Semua itu tidak lain dari tujuan sekolah
tersebut yang mengutamakan kekeluargaan

4.Manajemen Tenaga Kependidikan (Personalia)


Di dalam berlangsungnya kegiatan sekolah, maka unsur manusia merupakan
unsur yang penting juga, karena kelancaran jalannya pelaksanaan program sekolah
sangat ditentukan oleh manusia-manusia yang menjalankannya. Merka ini terdiri dari
kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, kepala tata usaha, semua karyawan tata
usaha termasuk pesuruh. Untuk dapat bekerja secara baik, artinya antara petugas yang
satu dengan petugas yang lainnya tidaak overlap (maka perlu diadakan kegiatan
penatan untuk bidang kepegawaian.
Pengelolaan personalia di SD Jetis sudah cukup baik, bagi seluruh personel sekolah
sering diadakan evaluasi rutin setiap dua bulan sekali bagi para elemen guru dan staff
guna

Pihak sekolah telah mengatur dan membagi tugas mengajar bagi setiap guru.
Porsi mengajar setiap guru berbeda. Hal ini dikarenakan bobot setiap mata pelajaran
berbeda. Selain itu kemampuan guru dalam memberikan mata pelajaran juga sangat
berperan penting . Meskipun jumlah guru di SD Jetis terbatas, namun pihak sekolah
berusaha memenuhi kurangnya jumlah guru pengajar. Cara peningkatan SDM nya
dilakukan melalui

kerja sama dengan pihak luar, selain itu guru diikutkan dalam

kegiatan LPMP. Namun kegiatan-kegiatan yang bersifat memotivasi para personalia


sekolah seperti mengadakan training atau kegiatan lainnya, belum dapat dilakukan. Hal
tersebut menurut penuturran Ibu Nunung dikarenakan karena terbatasnya dana bagi
sekolah . Evaluasi pada guru-guru dan komponen sekolah juga sering dilakukan melalui
kegiatan rutin setiap hari sabtu. Dimana setelah proses pembelajaran selesai para guru
dan wali kelas akan berkumpul bersama dengan kepala sekolah beserta jajarannya
untuk membahas hal-hal yang terkait dengan proses pembelajaran maupun masalah
siswa. Setiap satu sesmesterpun mereka selalu mengdakan evaluasi dimana masingmasing bidang kesiswaan akan menyampaikan hambatan-hambatan yang rasakan
maupun pencapaian yang telah diraih selama satu semester tersebut.
Tata tertib pegawai pun sudah dinilai cukup baik, yang mana para pegawai di SD
Jetis masuk pukul 07.30. Ijin sekolah diberikan kepada para pegawai jika pegawai
mendapat tugas di luar sekolah, kepentingan yang mendesak, dan sebagainya. Bagi
para pegawai yang terlambat, nantinya akan melapor kepada guru piket menagapa
pegawai tersebut datang terlambat. Dan biasanya baik pegawai maupun siswa alasan
terlambatnya karena masalah jarak yang rumahnya agak jauh dari sekolah. Pihak
sekolahpun tidak terlalu memebrikan sanksi yang begitu berat. Sementara sanksi
diberikan pihak sekolah kepada para pegawai jika melanggar peraturan sekolah
dianatarnya sanksi ringan berupa teguran dan nasihat. Sanksi berat belum ada karena
guru di SD Jetis relatif cukup baik dalam hal menaati peraturan tata tertib sekolah .
Sementara itu, untuk jenjang karir pegawai latar belakang pendidikan guru di
SD Jetis sebagian besar lulusan S1 . Selain itu, banyak guru yang berasal dari
universitas swasta. Jumlah guru yang telah memempuh pendidikan S2 sebanyak tujuh
orang, terdiri atas tiga guru lulusan sarjana pendidikan dan empat guru lulusan bukan
sarjana pendidikan. Sisanya, sebanyak sebelas orang guru merupakan lulusan S1.

Berikut Bagan Tenaga Pendidikan SD Jetis


TENAGA KEPENDIDIKAN,
Tingkat Pendidikan dan status (pegawai tetap atau tidak tetap)

1. Jumlah Tenaga Pengajar (Guru)

STATUS
TINGKAT

TOTAL

Pegawai

Guru

Guru

Guru

Negeri Sipil

Kontrak

Yayasan

Honorer

S3

S2

S1

14

28

D4

D3

D2

D1

SMU

TOTAL

23

29

PENDIDIKAN

2. Jumlah Tenaga Administrasi

STATUS
TINGKAT
PENDIDIKAN Pegawai Negeri
Sipil

TOTAL
Yayasan

Honorer

S3

S2

S1

D4

D3

D2

D1

SMU

TOTAL

5. Manajemen Fasilitas Pendidikan / Sarana Prasarana


Jenis peralatan dan perlengkapan yang disediakan disekolah dan cara
pengadministrasiannya mempunyai pengaruh yang besar terhadap program belajar
mengajar. Persediaan yang kurang dan tidak memadai akan menghambat proses
belajar mengajar. Demikian pula administrasinya yang buruk akan mengurangi
kegunaan alat-alat dan perlengkapan pengajaran itu keadaannnya istimewa. Salah satu
tugas utama kepala sekolah dalam pengadministrasian sarana dan prasarana ialah
bersama-sama dengan staf menyusun daftar kebutuhan mereka akan alat-alat sarana
tersebut dan memepersiapkan perkiraan tahunan untuk diusahakan penyediaannya.
Kemudian menyimpan dan memelihara serta menditribusikan kepada guru-guru yang

bersangkutan, dan menginventarisasi alat-alat/sarana tersebut pada akhir tahun


pelajaran.
Pengelolaan sarana dan prasarana yang dilakukan oleh SD Jetis diserahkan
tersendiri kepada bidang sarana dan prasarana. Akan tetapi dalam menyusun dan
menetukan segala kebutuhan akan sarana dan prasarana juga semua personal sekolah
akan dilibatkan, dimana dalam agenda rapat tahunan ataupun semesteran biasanya
akan dibahas pula mengenai kebuthan alat-alat apa saja yang dibutuhkan. Bukan hanya
itu saja, dalam hal pengelolaan gedung, SD Jetis juga selalu berusaha untuk melakukan
perbaikan demi kenyamanann warga sekolahnya. Terbukti saat kami melakukan
wawancarapun ihak sekolah sedang mengadakan pembangunan penambahan ruang
kelas. Adanya ruang IT menjadikan SD Jetis juga mempunyai penyediaan sarana dan
prasarana yang cukup memadai, meski masih ada pula kekurangan dalam alat belajar
mengajar seperti proyektor dan infocus.
Pemeliharaannya tentunya dilakukan oleh semua pihak sekolah dbidang sarana
dan prasarana ataupun seluruh guru beserta staf. Dalam hal pengadaan alat-alat
biasanya kepala sekolah akan mengusahakan kepada bagiaan pembuatan proposal
untuk mengajukan dana ataupun meminta bantuan peralatan yang dibutuhkan guna
menunjang nya kepada dinas atau lembaga terkait. Tahap pelaporannnyapun masih
sama yaitu setiap pengeluaran akan ditempel pada papan tulis diruangan guru agar
semua komponen sekolah dapat mengetahui untuk apa saja anggaran yang dikeluarkan
dibidang sarana dan prasarana.
Bagan Keadaan Fasilitas
KEADAAN FASILITAS SEKOLAH

NO.

1.

FASILITAS SEKOLAH

JUMLAH
(UNIT)

LUAS (M2)
PER UNIT

PEMILIK

KONDISI

TANAH

a.

Tanah ditempati

2.671 m2

DINAS

BAIK

b.

Tanah tidak ditempati

1.979 m2

DINAS

BAIK

c.

Tanah untuk kegiatan praktik

758 m2

DINAS

BAIK

d.

Tanah untuk pengembangan

2.
a.

RUANGAN
Ruang akademik
20

79,10 m2

DINAS

BAIK

Laboratorium Sains

113,74 m2

DINAS

BAIK

3)

Laboratorium Komputer

113,74 m2

DINAS

BAIK

4)

Laboratorium Bahasa

5)

Lab

6)

Ruang Olah Raga

7)

Perpustakaan

136,8 m2

DINAS

BAIK

8)

Ruang Seni

71,1 m2

DINAS

BAIK

9)

Ruang Keterampilan

98,31 m2

DINAS

BAIK

40 m2

DINAS

BAIK

DINAS

BAIK

1)

Ruang Kelas

2)

b.

Ruang Non Akademik

1)

Ruang Kepala Sekolah

2)

Ruang Wakil Kepala


Sekolah

3)

Ruang Guru

4)

Ruang Reproduksi

5)

Ruang Tata Usaha

c.

249,9 m2
-

8 m2

DINAS

BAIK

80 m2

DINAS

BAIK

Ruang Pelengkap

1)

Ruang Ibadah

2)

Ruang Koperasi Sekolah

3)

Ruang Pramuka dan PMI

121,76 m2

DINAS

BAIK

4)

Ruang Konseling

46,8 m2

DINAS

BAIK

5)

Ruang Serbaguna

128 m2

DINAS

BAIK

6)

Toilet

22

1,01 m2

DINAS

BAIK

7)

Ruang Kesehatan Murid

15,04 m2

DINAS

BAIK

3.

FURNITURE

a.

Furniture Akademik

b.

Furniture Non Akademik

c.

Furniture Pelengkap

4.

925

DINAS

BAIK

27

DINAS

BAIK

DINAS

BAIK

64

DINAS

BAIK

ALAT AUDIO VISUAL AID


(AVA FOR EDUCATION)

a.

AVA untuk Sains

b.

AVA untuk Ilmu social

137

DINAS

BAIK

c.

AVA untuk Matematika

65

DINAS

BAIK

d.

AVA untuk Keterampilan

e.

AVA untul lainnya

108

DINAS

BAIK

703

DINAS

BAIK

1.269

DINAS

BAIK

640

DINAS

BAIK

2.453

DINAS

BAIK

354

DINAS

BAIK

5.
a.

BUKU-BUKU
Buku untuk materi pokok
(untuk guru dan murid)

1)

Bahasa Indonesia

2)

Matematika & IPA / Sains

3)

..

b.

Buku Pelengkap

c.

Buku Bacaan

d.

Buku Referensi

Berikut

Daftar

Pengurangan/Penambahan

Aset

Tetap

SD

Jetis

2014

6.Manajemen Pembiayaan Pendidikan / Keuangan


Manajemen Pembiayaan Pendidikan / Keuangan keuangan selalu menjadi
bagian yang sangat penting namun juga sensitif. Dalam pengelolaan keuangan di SD
Jetis, sekolah harus benar-benar pandai mengelolanya dengan baik. Saat terjadi
kekurangan dana di salah satu bagian, pihak sekolah akan mengambilnya dari anggaran
dana yang lain. Untuk sumber dana, sekolah memakai dana BOS atau dana pemerintah
lainnya serta iuran SPP dari siswa. Sekolah tidak berani untuk membebankan dana
yang lebih berat kepada orang tua siswa karena dari dana BOS itu sudah sangat
membantu dalam pengelolaan sekolah. Kadang kala pihak sekolah mengajukan
proposal pada pemerintah untuk membantu keuangan yang ada. Termasuk untuk
menggaji guru dan pegawai di sekolah tersebut, mengenai berapa jumlah gaji yang
berikan kepada guru dan pegawai tidak di sebutkan jumlahnya. kalian juga bisa
mengira-ngira berapa gaji yang diberikan untuk guru honor ataupun yang sudah PNS
begitu kata Ibu Nunung
Untuk proses pelaporannya pun kami menilai sudah cukup transparan. Hal ini
dibuktikan dengan adanya laporan pertanggungjawaban yang dipasang di dinding
sekolah sehingga semua orang bisa tahu bagaimana pengelolaan keuangan yang ada.
Selain itu, ada berbagai macam laporan keuangan yaitu tahunan, bulanan, triwulanan,
dan semesteran. Saat ada penilaian dari pemerintah, dalam manajemen keuangannya
di nilai sangat baik dan hanya ada sedikit koreksi saja yaitu kealfaan untuk memakai
materai RP 3.000,- dan RP 6.000,

Berikut Bagan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah

7. Manajemen Hubungan Masyarakat


Komunikasi dengan masyarakat diluar sekolah adalah merupakan sesuatu
kenyataan bahwa, sekolah tidak merupakan seuatu yang berdiri sendiri terpisah dari
dunia luar, melainkan berada didalam suatu sistem masyarakat yang telah tetap.
Kehadiran sekolah berlandaskan kemaun baik negara dan masyarakat yang
mendukungnya. Oleh karena itu orang-orang yang bekerja disekolah mau tidak mau
harus bekerjasama dengan masyarakat. Masyarakat disini dapat berwujud orangtua
murid, badan-badan, organisasi-organisasi, baik negeri maupun swasta. Salah satu
alasan mengapa sekolah perlu dukungan dari masyarakat tempat sekolah itu berada
ialah karena sekolah itu harus dibiayai. Tugas sekolah disini ialah bagaimana
menumbuhkan rasa ikut memilikidan rasa ikut bertanggungjawab masyarakat terhadap
sekolah.
Peran hubungan masyarakat di SD Jetis dengan masayarakat disekitar juga ditunjukan
denagn seringnya mengadakan pertemuan dengan wali murid baik itu saat menjelang
siswa baru memasuki sekolah maupun saat menjelang pengambilan rapot. Bahkan dari
pihak sekolah juga akan mengadakan kunjungan kepada rumah siswa yang dianggap
siswa tersebut sedikit bermasalah. Pihak sekolah akan mengadakan pendekatan
dengan sering berkunjung kerumah siswa dan berbicara dengan wali muridnya

8.Ketatatalaksanaan Lembaga Pendidikan


Untuk mewujudkan fungsi ketatalakanaan lembaga pendidikan di SD Jetis , maka
butuh penataan ketatalaksanaan lembaga pendidikan. Adapun prosedur penataan
ketatalaksanaan lembaga pendidikan adalah yang Telah Dilakukan di SD Jetis sebagai
berikut:
1.

Surat Dinas Sekolah dan Buku Agenda

Semua surat menyurat yang dilakukan dalam rangka kepentingan kehidupan dan
realisasi program sekolah, disebut surat dinas. Surat masuk maupun surat keluar harus
dicatat disertai arsp-arsipnya. Pencatatan tersebut dibedakan dalam buku agenda surat
masuk dengan buku agenda surat keluar.

Surat yang bersifat kedinasan, baik dinas pemerintahan, maupun dinas swasta,
biasanya bersifat resmi, dan menggunakan bahasa Indonesia baku. Sedangkan buku
agenda berfungsi sebagai catatan keluarnya surat, dengan pencatatan: a) Nomor urut
surat keluar, b) Tanggal surat keluar (pengirim), c) Alamat surat/ kepada siapa, d) Pokok
isi surat, e) Keterangan.
2.

Buku Ekspedisi

Buku ekspedisi berfungsi sebagai bukti bahwa suatu surat yang dikirimkan sudah
sampai kepada alamat atau petugas yang diserahi tanggung jawab.
3.

Buku Catatan Rapat Sekolah (notulen)

Notulen berfungsi sebagai catatan proses, hasil, atau keputusan yang diambil
pada saat rapat sekolah, biasa disebut Rapat Dewan Guru atau Rapat Guru.
Berdasarkan materi yang dibicarakan dalam rapat sekolah, rapat tersebut antara lain:
a)

Rapat kenaikan kelas.

b) Rapat kelulusan EBTA (ujian).


c)

Rapat penerimaan murid baru.

d) Rapat pembagian tugas mengajar.


4.

Buku Pengumuman

Buku pengumuman ini berasal dari kepala sekolah, dimaksudkan sebagai media
informasi

(pemberitahuan)

yang

ditujukan

kepada

para

guru.

Adapun

isi

pengumumannya (dapat bersifat intruksi) bermacam-macam. Pada intinya selalu


menyangkut masalah pembinaan sekolah. Setiap guru yang sudah membaca
pengumuman tersebut diwajibkan membubuhkan tanda tangannya (sebagai tanda
bahwa ia telah membacanya). Dengan demikian, buku pengumuman ini lebih tepat,
dibanding papan pengumuman.
Jika pengumuman itu ditujukan kepada murid, buku pengumuman juga bisa
dipakai, tetapi seorang petugas sekolah harus ditunjuk untuk membacakannya disetiap
kelas.
5.

Kegiatan Administrasi yang Didindingkan

Yang dimaksud kegiatan ini adalah kegiatan pencatatan atau pendataan,


yang kemudian hasil pencatatan tersebut dipasang atau ditempel pada dinding, baik
dinding kelas, maupun dinding kantor guru, atau Tata Usaha sekolah. Kegiatan
semacam ini lebih dikenal dengan administrasi yang didindingkan.
6.

Administrasi Keuangan Sekolah

Setiap unit kerja selalu berhubungan dengan masalah keuangan, demikian pula
sekolah. Perihal keuangan sekolah, pada garis besarnya berkisar pada uang
Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personil, gaji, serta
keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan sekolah, seperti
perbaikan sarana.

9. Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan


Salah satu tugas kepala sekolah/madrasah adalah melaksanakan supervisi
akademik.

Untuk

melaksanakan

supervisi

akademik

secara

efektif

diperlukan

keterampilan konseptual, interpersonal dan teknikal Oleh sebab itu, setiap kepala
sekolah/madrasah harus memiliki dan menguasai konsep supervisi akademik yang
meliputi pengertian, tujuan dan fungsi, prinsip-prinsip, dan dimensi-dimensi substansi
supervisi akademik begitu juga di SD Jetis
SD Jetis Telah Menerapkan Pola pola Supervisi yang diakui dan inkridibel dalam
pelaksanaanya
Berikut Saya Lampirkan
Form Rekapitulasi hasil supervise
yang telah Dilaksanakan Di SD Jetis
REKAPITULASI HASIL SUPERVISI AKADEMIK
SD JETIS
SEMESTER 1 (SATU)
TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013
No

Nama Guru

Mapel

Kelas

Hasil skor
Kualita

Kuanti

Catatan

Tindak

Realisasi

Khusus

lanjut

Tindak lanjut

1.

L. DODOP

M. DAKA

A.HAWASE

SBK

PKn

PGAK

III

II

IV

Amat
baik
Amat
baik

Baik

96%

Dipertahankan

Perlu

agar lebih

tingkatkan

Amat baik

sempurna
98%

Dipertahankan

Perlu

Amat baik

agar lebih

tingkatkan

Perlu di

sempurna

90%

pertahankan

Ditingkatkn

Akan di

Setelah di

KBM nya dan

supervise

supervisi

dilengkapi

kembali

kembali

kekurangnnya

hasilnya lbh
sempurna

M. GIAY

TOIJAH

MUGIYANTO

SUJONO

SAMSUDIN

IPS

B. Indo

IPS

MTK

IPA

III

IV

III

Amat
Baik
Amat
Baik
Amat
Baik
Amat
Baik

Amat
Baik

93%

Ditingkatkan

Perlu

Amat baik

lagi

tingkatkan

Perlu di

prestasinya
98%

pertahankan

Dipertahankan

Perlu

Ditingkatkan

agar lebih

tingkatkan

lagi agar lbh

sempurna
98%

sempurna

Dipertahankan

Perlu

Ditingkatkan

agar lebih

tingkatkan

lagi agar lbh

sempurna
98%

sempurna

Dipertahankan

Perlu

Ditingkatkan

agar lebih

tingkatkan

lagi agar lbh

sempurna

97%

sempurna

Coba

Perlu

Ditingkatkan

gunakan

tingkatkan

lagi agar lbh

percobaan

sempurna

eksperimen

Amat
9

SURIANTI

IPA

II

Pend
10

D.Y. ASTUTI

Ag.

Islam

11

HUSNI OHE

Penjas

IV

Baik

Sgt
Baik

Baik

95%

95%

Perlu

Akan di

Setelah di

ditingkatkan

supervise

supervisi

lagi dan

kembali

kembali

dilengkapi yg

hasilnya lbh

lainnya

sempurna

Perlu

Perlu

Agar lebih

tingkatkan lagi

tingkatkan

sempurna
lagi

96%

Pertahankan

Akan di

Setelah di

prestasinya

supervise

supervisi

dan

kembali

kembali

kekurangan

hasilnya

nya dilengkapi

sempurna

Bantul , 03 Oktober 2012

Kepala Sekolah,

You might also like