You are on page 1of 9

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH

KEWAJIBAN LANCAR DAN KONTINJENSI

Oleh:
1. SAPTA NOVITA
2. PARAMITHA CHANDRA
3. YONATHAN S

1213010078
1213010112
1213010119

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN
JAWA TIMUR
TAHUN AJARAN 2013/2014

KEWAJIBAN LANCAR
Kewajiban Lancar(Current Liabilities) adalah kewajiban yang likuidasinya diperkirakan
secara layak memerlukan penggunaan sumber daya yang ada yang diklasifikasikan
sebagai aktiva lancar, atau penciptaan kewajiban lancar lain.
Definisi ini telah diterima secara luas karena mengakui siklus operasi dari beberapa
jangka waktu pada industri yang berbeda dan mempertimbangkan pentingnya hubungan
antara aktiva lancar dan kewajiban lancar.
Siklus operasi(operating cycle) adalah periode waktu yang diperlukan antara
akuisisi barang dan jasa yang terlibat dalam proses manufaktur serta realisasi kas akhir
yang dihasilkan dari penjualan dan penagihan selanjutnya.
Berikut adalah beberpa jenis kewajiban lancar antara lain:
1. Hutang Usaha
2. Wesel Bayar
3. Hutang Jk Panjang yg jatuh tempo
4. Kewajiban jk pendek yg diharapkan didanai kembali
5. Hutang deviden
6. Deposito yg dpt dikembalikan
7. Pendapatan diterima dimuka
8. Hutang pajak penjualan/pendapatn
9. Kewajiban kpd employee

1. Hutang Usaha
Hutang Usaha (Account Payable), atau hutang dagang(trade accounts payable),
merupakan saldo yang terhutang kepada pihak lain atas barang, perlengkapan, atau jasa
yang dibeli dengan akun terbuka atau secara kredit.
Hutang usaha muncul karena adanya kesenjangan waktu antara penerimaan jasa atau
akuisisi hak aktiva dan pembayaran atasnya. Periode perluasan kredit ini biasanya
ditemukan dalam persyaratan penjualan misalnya, 2/10, n/30, atau 1/10, E.O.M dan
biasanya adalah 30 sampai 60 hari.

2. Wesel Bayar

Wesel Bayar(notes payable) adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang
tertentu pada suatu tanggal tertentu di masa depan dan dapat berasal dari pembelian,
pembiayaan, atau transaksi lainnya.
Wesel dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
1. Penerbitan Wesel dengan Bunga
2. Penerbitan Wesel Tanpa Bunga
Wesel tanpa bunga (zero-interest-bearing note) tidak secara eksplisit menyatakan
suku bunga atas nilai nominal wesel dan bunga tetap dibebankan karena pada saat jatuh
tempo peminjam diharuskan untuk membayar kembali suatu jumlah yang lebih besar dari
kas yang diterima pada tanggal penerbitan. Dengan kata lain, peminjam menerima kas
sebesar nilai sekarang wesel. Nilai sekarang sama dengan nilai nominal wesel pada saat
jatuh tempo dikurangi bunga atau diskonto yang dibebankan oleh pemberi pinjaman
sesuai dengan persyaratan wesel.

3. Jatuh Tempo Berjalan Hutang Jangka Panjang


Hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo saat ini tidak boleh dicatat sebagai
kewajiban lancar jika akan:
a.

ditarik atau dilunasi dengan aktiva yang terakumulasi untuk tujuan tersebut yang

secara layak tidak ditunjukkan sebagai aktiva lancar


b. didanai kembali atau dilunasi dari hasil penerbitan hutang baru
c.

dikonversi menjadi modal sah

Apabila hanya sebagian dari hutang jangka panjang itu yang akan dibayarkan
dalam 12 bulan berikutnya. Dalam situasi ini, penggunaan aktiva lancar atau penciptaan
kewajiban lancar lainnya tidak terjadi. Oleh karena itu, pengklasifikasian sebagai
kewajiban lancar merupakan hal yang tidak tepat. Rencana untuk melikuidasi hutang
semacam itu harus diungkapkan baik dalam tanda kurung maupun dengan catatan atas
laporan keuangan.

4. Kewajiban Jangka Pendek yang Diharapkan akan Didanai Kembali


Kewajiban jangka pendek yang diharapkan akan didanai kembali adalah hutang yang
dijadwalkan akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun setelah tanggal neraca perusahaan
atau dalam siklus operasi perusahaan mana yang lebih lama.
Suatu perusahaan diharuskan untuk mengeluarkan kewajiban jangka pendek dari
kewajiban lancar hanya jika kedua kondisi berikut dipenuhi:
a.

Perusahaan harus memiliki rencana untuk mendanai kembali kewajiban atas dasar

jangka panjang
b. Perusahaan harus menunjukkan kemampuan untuk melaksanakan pendanaan
kembali itu.

5.

Hutang Dividen
Hutang dividen adalah jumlah yang terhutang oleh perusahaan kepada para pemegang
sahamnya sebagai hasil dari otorisasi dewan direksi. Dividen tunai selalu dibayar dalam
satu tahun setelah pengumuman (3 bulan), maka hal itu diklasifikasikan sebagai
kewajiban lancar. Dividen saham preferen tertunggak bukan kewajiban sehingga tindakan
formal dewan direksi mengotorisasi pembagian laba.

6. Deposito yang Dapat Dikembalikan


Deposito kas yang dapat dikembalikan(returnable cash deposits) dapat diterima dari
pelanggan untuk menjamin pelaksanaan kontrak atau jasa atau sebagai jaminan untuk
menutup pembayaran kewajiban yang diharapkan di masa depan.

7. Pendapatan Diterima Di Muka


Bagaimana perusahaan memperhitungkan pendapatan diterima di muka(unearned
revenue) yang diterima sebelum barang dikirimkan atau jasa dilakukan?
a.

Ketika uang muka diterima, Kas di debet dan akun kewajiban lancar yang
mengidentifikasi sumber pendapatan diterima di muka dikredit

b.

Ketika pendapatan diterima di muka, akun pendapatan diterima di muka didebet, dan
akun pendapatan yang diterima dikredit.
Kemampuan untuk melaksanakan pendanaan kembali dapat ditunjukkan perusahaan
dengan:

a.

Mendanai kembali secara aktual kewajiban jangka pendek dengan menerbitkan


kewajiban jangka panjang atau sekuritas ekuitas setelah tanggal neraca tapi sebelum
neraca tersebut diterbitkan

b.

Melakukan perjanjian pendanaan yang secara jelas mengijinkan perusahaan untuk


mendanai kembali hutang atas dasar jangka panjang pada syarat-syarat yang dapat
ditentukan

8. Hutang Pajak Penjualan


Akun Hutang Pajak Penjualan harus merefleksikan kewajiban untuk pajak
penjualan yang terhutang kepada berbagai lembaga pemerintah.
Apabila penagihan pajak penjualan yang dikredit ke akun kewajiban tidak sama
dengan kewajiban yang dihitung oleh rumus pemerintah, maka penyesuaian atas akun
kewajiban dapat dibuat dengan mengakui keuntungan atau kerugian atas penagihan pajak
penjualan.

9. Hutang Pajak Properti


Pada umumnya dasar yang paling dapat diterima untuk pajak properti adalah
akrual bulanan pada pembukuan wajib pajak selama periode fiskal dari otoritas pajak
yang mengenakan pajak itu. Metode ini membebankan pajak pada periode di mana pajak
itu digunakan oleh unit pemerintah untuk menyediakan manfaat bagi pemilik properti.

10. Hutang Pajak Penghasilan


Perusahaan harus mempersiapkan SPT pajak penghasilan dan menghitung hutang
pajak penghasilan yang dihasilkan dari operasi periode berjalan. Hutang pajak atas laba

perusahaan, seperti yang dihitung per SPT pajak, harus diklasifikasikan sebagai
kewajiban lancar
11. Kewajiban yang Berhubungan dengan Karyawan
Jumlah yang terhutang kepada karyawan untuk gaji atau upah pada akhir periode
akuntansi dilaporkan sebagai kewajiban lancar. Selain itu, beberapa pos yang
berhubungan dengan kompensasi karyawan juga sering dilaporkan, yaitu:
a. Pemotongan Gaji
Jenis paling umum yaitu pajak premi asuransi tabungan karyawan dan iuran serikat kerja.
Jika jumlah yang dipotong belum diserahkan kepada pihak yang berwenang pada akhir
periode akuntansi, maka jumlah itu harus diakui sebagai kewajiban lancar.
b. Absensi yang dikompensasi
Merupakan absensi dari pekerjaan seperti cuti, sakit, dan hari libur. Suatu kewajiban
harus diakrualkan untuk biaya kompensasi atas absensi di masa depan jika semua kondisi
dipenuhi.
c. Bonus
Dapat dianggap sebagai tambahan upah sehingga harus dimasukkan sebagai pengurang
dalam menentukan laba bersih tahun berjalan.
KONTINJENSI
Kontinjensi (contingencies) dalam FASB (Financial Accounting Standard Board)
Statement No. 5 adalah suatu kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang ada yang
melibatkan ketidakpastian mengenai keuntungan atau kerugian untuk perusahaan yang
pada akhirnya akan diselesaikan apabila satu atau lebih kejadian di masa depan terjadi
atau tidak terjadi.
Keuntungan Kontinjensi
Pengertiannya adalah klaim atau hak untuk menerima aktiva (atau memiliki
kewajiban yang menurun) yang keberadaannya tidak pasti tetapi pada akhirnya mungkin
akan menjadi sah.
Jenis keuntungan kontinjensi ; adalah:
1. Penerimaan atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dan lain sebagainya.

2. Kemungkinan pengembalian dana dari pemerintah atas kelebihan pajak.


3. Penundaan kasus pengadilan yang hasilnya mungkin menguntungkan.
4. Kerugian pajak yang dikompensasi ke depan.
Keuntungan kontinjensi tidak akan dicatat dan akan diungkapkan dalam catatan hanya
jika probabilitasnya tinggi bahwa suatu keuntungan kontinjensi akan menjadi kenyataan.
Kerugian Kontinjensi
Pengertiannya adalah situasi yang melibatkan ketidak-pastian atas kemungkinan
terjadinya kerugian. Kewajiban yang terjadi sebagai akibat dari kerugian kontinjensi
menurut definisinya disebut sebagai kewajiban kontinjen / contingent liabilities
(kewajiban yang bergantung pada terjadinya atau tidak terjadinya satu atau lebih kejadian
di masa depan untuk mengkonfirmasi jumlah hutang, pihak yang dibayar, tanggal
pembayaran, atau keberadaannya).

Jenis kerugian kontinjensi, yaitu :


1. Perkara Pengadilan, Klaim, dan Pengenaan ; seperti :
a) Periode waktu penyebab dasar tindakan.
b) Probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.
c) Estimasi layak mengenai jumlah kerugian.
1. Biaya Garansi dan Jaminan; Jaminan (garansi produk) adalah janji yang dibuat oleh
penjual kepada pembeli untuk memperbaiki defisiensi kuantitas, kualitas, atau kinerja
suatu produk. Jaminan ini umumnya digunakan oleh manufaktur sebagai teknik promosi
penjualan. Matode dasar akuntansi yang digunakan untuk biaya jaminan adalah matode
dasar kas dan matode akrual.
2. Premi dan kupon ; premi adalah peralatan dari perak, pirung, alat rumah tangga kecil,
mainan, barang lainnya, atau transportasi gratis. Kupon adalah sesuatu yang ditebus untuk
potongan tunai atas barang yang dibeli.
3. Kewajiban lingkungan.
Penyajian Dan Analisis
1. Penyajian Kewajiban Lancar;
Kewajiban lancar biasanya dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam
laporan keuangan pada nilai penuh jatuh temponya. Karena singkatnya periode waktu
yang terlibat, yang seringkali kurang dari satu tahun, maka perbedaan antara nilai
sekarang kewajiban lancar dan nilai jatuh tempo biasanya tidak besar.

Pencatatan laporan keuangan jika kewajiban jangka pendek dikeluarkan dari


kewajiban lancer karena pendanaan kembali, adalah
1. Penjelasan umum mengenai perjanjian pendanaan.
2. Persyaratan dari setiap kewajiban baru yang terjadi atau akan terjadi.
3. Persyaratan dari setiap skuritas ekuitas yang diterbitkan atau akan diterbitkan.
2. Penyajian Kontinjensi;
Suatu kerugian kontinjensi dan kewajiban akan dicatat jika kerugiannya adalah
mungkin dan dapat diestimasi. Akan tetapi, jika kerugiannya sangat mungkin atau dapat
diestimasi tetapi tidak keduanya, dan jika terdapat paling sedikit kemungkinan yang layak
bahwa suatu kewajiban telah terjadi, maka pengungkapan berikut diperlukan dalam
catatan:
1. Sifat kontinjensi.
2. Estimasi mengenai kemungkinan kerugian atau rentang kerugian atau suatu pernyataan
bahwa estimasi tidak dapat dilakukan
Beberapa kewajiban kontinjen lain yang harus diungkapkan meskipun
kemungkinan kerugiannya kecil adalah
1. Jaminan atas hutang pihak lain
2. Kewajiban bank komersial menurut stand-by letters of credits
3. Jaminan untuk membeli kembali piutang (atau properti lain yang berhubungan) yang
telah dijual atau diberikan.
Pengungkapan itu harus mencakup sifat dan jumlah Jaminan serta jumlah yang
dapat dipulihkan dari pihak lain, jika dapat diestimasi.
3.

Analisis Kewajiban Lancar;


Perbedaan antara kewajiban lancar dan hutang jangka panjang adalah
menyediakan informasi likuiditas perusahaan. Likuiditas yang berkaitan dengan
kewajiban adalah waktu yang diharapkan berlalu hingga suatu kewajiban harus dibayar.
Dengan kata lain, kewajiban yang akan dibayar dengan segera merupakan kewajiban
lancar.
Suatu perusahaan yang likuid dapat bertahan lebih baik dalam menghadapi
masalah keuangan. Selain itu, perusahaan juga memiliki peluang yang lebih baik dalam
mengambil keuntungan dari kesempatan investasi yang berkembang.
Analisis yang digunakan untuk menghitung ratio adalah

1. Rasio lancar (current ratio) adalah rasio total aktiva lancar terhadap total kewajiban
lancer.

Rumus :
Ratio lancar = aktiva lancar : kewajiban lancar
Rasio tersebut seringkali diekspresikan sebagai cakupan dari sedemikian banyak waktu.
Kadang-kadang rasio itu disebut sebagai rasio modal kerja karena modal kerja adalah
kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar.
1. Ratio cepat adalah ratio yang menghubungkan total kewajiban lancer dengan kas,
sekuritas, dan piutang.
Rumus :
Ratio cepat = (kas + investasi jangka pendek + piutang bersih) : kewajiban lancar.
Penggunaan rumus ratio cepat lebih banyak digunakan karena ratio lancar tidak
mengungkapkan aktiva lancar yang terikat dalam persediaan yang bergerak lambat.

1. .

You might also like