Professional Documents
Culture Documents
TEKNIK
JEMBATAN
DIREKTORAT BINA TEKNIK
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
MATERI BAHASAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
ACUAN
UMUR RENCANA DAN BAHAN
KONSEP PERANCANGAN
LANGKAH LANGKAH PERANCANGAN
GEOMETRI STR BAWAH JEMBATAN
KEPALA JEMBATAN
PILAR JEMBATAN
PEMBEBANAN
KOMBINASI BEBAN
1. ACUAN
Perancangan Bangunan bawah jembatan harus didasarkan
pada peraturan dan ketentuan yang berlaku:
Bahan Jembatan
Bahan utama kepala dan pilar jembatan ditentukan berdasarkan bentuk dan
tinggi pilar/kepala jembatan, lokasi, dan umur rencana jembatan. Penggunaan
bahan khusus harus melalui uji material untuk mengetahui karakteristik dan
sifat-sifat fisiknya. Secara umum kepala dan pilar jembatan dapat
menggunakan bahan: Beton bertulang dan Baja
Mutu Beton ( fc ) ( Mpa)
25
30
40
50
60
250
300
400
500
600
Jenis Baja
BJ 37
370
240
BJ 41
410
250
BJ 50
500
290
3. KONSEP PERANCANGAN
1. Memiliki dimensi yang ekonomis
2. Terletak pada posisi yang Aman, terhindar dari
kerusakan akibat :Kikisan Arus air, penurunan
tanah, longsoran global dan gempa
3. Kuat menahan beban berat struktur atas , beban
lalu lintas ,beban angin dan beban gempa.
4. Kuat menahan tekanan air mengalir, tumbukan
benda hanyutan, tumbukan kapal, dan tumbukan
kendaraan
4. LANGKAH LANGKAH
PERANCANGAN
1. Menentukan letak Kepala jembatan dan pilar, berdasarkan Bentuk
penampang sungai, permukaan air banjir, jenis aliran sungai, dan
statigrafi tanah.
2. Menetukan bentuk dan dimensi awal kepala dan pilar jembatan yang
sesuai dengan ketinggian dan kondisi sungai.
3. Menentukan bentuk pondasi yang sesuai dengan kondisi tanah dibawah
kepala dan pilar jembatan
4. Menentukan beban-beban yang bekerja pada kepala dan pilar
jembatan.
5. Melakukan perhitungan mekanika teknik untuk mendapatkan gayagaya dalam.
6. Menentukan dimensi akhir dan penulangan berdasarkan gaya-gaya
dalam tersebut.
Diagram
alir disain
Bangunan
Bawah
Jembatan
SURVEY
PENGUMPULAN DATA
a.
Penampang sungai
b.
Permukaan air banjir dan normal
c.
Data sondir, boring dan NSPT
EVALUASI DATA
PRADESAIN
a. Type/model struktur
b Lebar jembatan
c. Bentang jembatan
d. Posisi / letak Pilar/pylon dan kepala jembatan
e. Bentuk Pilar/Pylon dan kepala jembatan
f. Posisi struktur atas terhadap MAB/HWS/bangunan lain yang ada dibawahnya
g. Bahan Pilar/Pylon dan dan kepala jembatan
h. Ukuran pilar/Pylon dan kepala jembatan
Desain
akhir
Gambar kostruksi
Perhitunga
n struktur
Modifikasi
Clereance
Jembatan di atas laut atau diatas sungai yang dilewati kapal
6. KEPALA JEMBATAN
Kepala jembatan adalah struktur penghubung antara jalan dengan
jembatan dan sekaligus sebagai penopang struktur atas jembatan.
ab
l
2
Kepala
Jembatan
MAB
MAN
a
b
l b
Untuk Kondisi:
Bukan sungai limpasan banjir
Air banjir tidak membawa
hanyutan
Untuk Kondisi:
sungai limpasan banjir
Air banjir membawa hanyutan
Perbaikan Dinding
dan dasar sungai
Perbaikan pada
dinding sungai
Perbaikan pada
dasar sungai
Perbaikan
Perbaikan dinding sungai
- Turap baja
- bronjong ( Pas. Batu
kosong dengan ikatan
kawat )
- dinding penahan ( pas.
batu kali , beton )
- dinding pelindung ( pas.
batukali ,lempengan plat
beton)
7. PILAR JEMBATAN
Jenis :
- Pilar tunggal
- Pilar masif
- Pilar Perancah
Pilar tunggal
Pemakaian
h : 5 ~ 15m
Pilar masif
h : 5 s/d 25 m
h : 15 s/d 25 m
Pilar Masif
Pilar Perancah
Lebar Jembatan
Pilar Perancah
Pilar Tunggal
8. PEMBEBANAN
Beban
Tetap
Beban
Mati
Beban
Mati
Tambahan
Beban
Hidup
diatas
Beban garis:
Kendaraan besar
( Truk Trailler)
Diatas lantai
jembatan
P = 4,9 ton/m
Kepala Jembatan
Pilar
L2
L1
L1
q
Kepala Jembatan
Pilar
L1
L2
L1
Sendi
Gaya Rem
Kepala Jembatan
L1
= 0.15
Rol
Sendi
Gaya Rem
Pilar
L2
L1
Rol
ASD
LRFD an UD
TEW
TEW
TEW
TEF
TEF
M .(Va ) 2
(KN)
TEFW
h
0,6h
CD = Koefisien seret :
Nilai Cd dab Cl
1
Wa d 2 L pp . a
4
a 1.03 t 3 , g = 9.81 m 2
m
dt
w DWT Wa
C 0.4
0.3
0.2
0.1
0
1
1.05
1.1
1.15
CH
1.2
1.25
1.3
Keterangan:
E sin = Energi kenitik yang diterima oleh fender
R
= Gaya statis yang didustribusikan oleh fender ke pilar atau pylon
TEQ
WTP
g.K p
KP 3
KP
3EI
h3
h2
K2 n
h1
K1 n
12EI
h23
12EI
h13
12 EI
h3
1
1
Kp
K
K
1
2
Menentukan Nilai C
( Koefesien Dasar Gempa )
JENIS TANAH
(a) Tanah Teguh
(b) Tanah Sedang
(c) Tanah Lunak
9. KOMBINASI BEBAN
9.1 Batas Daya Layan (ASD)
Perhitungan berdasarkan ASD Tegangan berlebih diperbolehkan
Tegangan berlebihan yang diberikan dalam Tabel dibawah adalah
sebagai prosentase dari tegangan kerja yang diizinkan.
D = Beban mati
C = Arus dan tumbukan benda hanyutan
L = Beban hidup
W = Beban angin
E = Beban gempa
T = Tumbukan kendaraan