You are on page 1of 13

Analisis Pengaruh Pajak Hotel Dan Pajak Restoran Terhadap

Pajak Daerah Kota Tasikmalaya


( Studi Kasus Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya )
Rendi Rustiadi
083403137
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Bagaimana Pajak Hotel, Pajak Restoran
dan Pajak Daerah di Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya (2) Bagaimana pengaruh Pajak
Hotel dan Pajak Restoran secara simultan terhadap Pajak Daerah di Dinas Pendapatan Kota
Tasikmalaya, (3) Bagaimana pengaruh Pajak Hotel dan Pajak Restoran secara parsial terhadap
Pajak Daerah di Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan adalah
deskriptif analitis dengan pendekatan studi kasus pada Dinas Pendapatan Daerah Kota
Tasikmalaya. Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda, Uji
Asumsi Klasik, Analisis Korelasi Ganda, Analisis Koefisien Determinasi, Uji Signifikansi
secara simultan menggunakan uji F dan Parsial menggunakan Uji t. Berdasarkan hasil tersebut
menunjukkan bahwa koefisien korelasi menghasilkan Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan
untuk Pajak Hotel dan Pajak Restoran terhadap Pajak Daerah secara Parsial yang di uji
berdasarkan uji determinasi menghasilkan Ho ditolak dan Ha diterima, dan uji signifikansinya
dengan menggunakan uji t bahwa untuk Pajak Hotel menghasilkan Ho ditolak dan Ha
diterima dan Pajak Hotel berpengaruh signifikan terhadap Pajak Daerah, dan untuk Pajak
Restoran menghasilkan Ha ditolak dan Ho diterima dan Pajak Restoran berpengaruh tidak
signifikan terhadap Pajak Daerah Kota Tasikmalaya.

Kata kunci: Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Daerah.


PENDAHULUAN
Keadaan yang sedang dihadapi sekarang, sebagian adalah merupakan akibat dari
keadaan yang dihadapi masa lalu. Pada waktu pemungutan pajak dilakukan untuk menutupi
kebutuhan akan pembelanjaan yang ditimbulkan oleh peperangan dan untuk kepentingan
penjajahan. Kemudian setelah Indonesia merdeka pemungutan pajak bertujuan sebagai
sumber pendapatan negara yang dipergunakan untuk pembiayaan pembangunan dan
kelancaran tugas negara sebagai satu kesatuan. Begitu juga dengan daerah kota dan
kabupaten, berkenaan dengan hal tersebut maka diharapkan agar daerah bisa menggali
sumber-sumber pemasukan keuangan daerahnya sendiri.
Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD
1945, dalam perkembangannya telah menghasilkan pembangunan yang pesat dalam
kehidupan nasional, yang perlu dilanjutkan dengan dukungan pemerintah dan seluruh potensi
masyarakat. Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 yang menempatkan perpajakan sebagai
salah satu perwujudan kewajiban kenegaraan telah ditegaskan di dalamnya akan adanya
penempatan beban kepada rakyat, seperti pajak dan lain-lain harus ditetapkan dengan undangundang. Dengan adanya aturan ini,maka pemungutan pajak dan retribusi daerah harus
didasarkan pada perundang-undangan yang berlaku di daerah tersebut.

Pembangunan adalah suatu proses perubahan secara terus menerus guna


meningkatkan pendapatan perkapita yang terus berlangsung dalam jangka panjang, sehingga
taraf hidup masyarakat akan terus meningkat. Untuk meningkatkan penerimaan dan
pembangunan, dapat dilaksanakan melalui / jalur seperti Pada hakekatnya: peningkatan tarif
pajak, peningkatan obyek pajak, dan peningkatan kenaikan laju pertumbuhan ekonomi. Hal
ini mengingat bahwa kenaikan pajak tidak akan diikuti oleh penurunan daya beli masyarakat
maksudnya adalah berapapun besarnya beban pajak yang dikenakan pada suatu obyek pajak,
maka masyarakat akan tetap membelanjakan atau mengeluarkan pendapatannya sesuai
kebutuhannya.
Kita menyadari bahwa untuk melaksanakan pembangunan ini memerlukan biaya atau
dana yang tidak sedikit, sedangkan sebagian besar daerah kota dan kabupaten tidak
mempunyai sumber daya alam yang bisa mendukung pelaksanaan pembiayaan pembangunan
tersebut. Untuk daerah yang minim potensi daerahnya ini upaya peningkatan pembangunan
daerah harus senantiasa dilakukan dengan membangkitkan peran aktif dari masyarakat serta
meningkatkan pendayagunaan potensi yang ada secara optimal dan terpadu yang didasarkan
pada daerah otonomi yang nyata dan bertanggungjawab, tetapi tetap mengacu pada arah
pembanguan nasional serta dengan mempertimbangkan bagaimana kemampuan pembangunan
daerah.
Sejalan dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Pusat dan Daerah, pada hakekatnya adalah memberikan hak pada daerah untuk
melakukan otonomi daerah dengan memberikan kewenangan yang luas, nyata dan
bertanggungjawab kepada daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Untuk itu daerah
dituntut agar bersikap proaktif dalam meningkatkan penerimaan daerah dengan menggali
potensi-potensi yang ada di daerah, baik yang berasal dari potensi alam maupun yang lainnya
agar otonomi daerah ini dapat berjalan sebagaimana yang kita harapkan.
Dalam Undang-undang No 33 Tahun 2004 pasal 6 dinyatakan bahwa yang menjadi
sumber-sumber penerimaan daerah adalah sebagai berikut :
1) Hasil Pajak Daerah.
2) Hasil Retribusi Daerah.
3) Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan (BUMD), dan
4) Hasil lain-lain PAD yang sah
Berdasarkan uraian diatas dapat kita lihat bahwa sumber utama dari pembiayaan
pembangunan daerah adalah diharapkan bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD),
seperti Pajak Daerah ,Retribusi Daerah. Diantara jenis penerimaan Pajak Daerah ini adalah
Pajak Hotel dan Pajak Restoran.
Dipilihnya Kota Tasikmalaya sebagai objek penelitian karena Kota Tasikmalaya
Merupakan salah satu tujuan pariwisata di Indonesia, Tasikmalaya dapat dikatakan memiliki
daya tarik tersendiri dengan kekayaan budayanya dan bidang kulinernya. Tasikmalaya
merupakan kota yang digemari untuk disinggahi karena letaknya strategis. Untuk menunjang
majunya indusrti sektor pariwisata tersebut, pemerintah daerah bertekad untuk memberikan
peranan yang lebih besar kepada bidang pariwisata. Oleh karena itu sarana dan prasarana
wisata telah dikembangkan dan ditingkatkan untuk mendukung hal tersebut, misalnya salah
satu upayanya adalah peningkatan tempat penginapan dan kuliner. Banyaknya kebutuhan
penginapan dan ragam kuliner mempengaruhi besar kecilnya pendapatan sektor pajak hotel
dan restoran yang akan mempengaruhi jumlah pendapatan pajak daerah.

Tinjauan Pustaka
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat, sebagaimana definisi pajak resmi yang tercantum pada Pasal 1 Undangundang nomor 28 Tahun 2007 yang merupakan perubahan ketiga atas Undang-undang nomor
6 Tahun 1983.Menurut Sadono Sukirno (2008: 9) pengertian pertumbuhan ekonomi adalah
perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah. Suatu perekonomian dikatakan mengalami
pertumbuhan apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi dari apa yang telah dicapai pada
periode waktu sebelumnya, sedangkan laju pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan dalam
PDRB, tanpa memandang apakah kenaikan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari pada
tingkat pertumbuhan penduduk.
Pajak Daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah kontribusi wajib kepada daerah
yang terutang oleh orang pribadi atau badan yangbersifat memaksa berdasarkan UndangUndang, dengan tidakmendapatkan imbalan secara langsungdan digunakan untukkeperluan
daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Pasal 1 Ayat 10 Perda Kota Tasikmalaya
No 4 Tahun 2011).
Pajak hotel adalah Pungutan daerah atas pelayanan hotel. Hotel sendiri mengandung
pengertian bangunan yang khusus disediakan bagi orang-orang untuk dapat menginap atau
istirahat, memperoleh pelayanan dan fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran termasuk
bangunan lainnya yang menyatu dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama termasuk jasa
terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk
pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya serta rumah
kos dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh) (Pasal 5 Peraturan Daerah kota Tasikmalaya
Nomor 4 tahun 2011).
Pajak Restoran adalah pajak atas pelayanan yang disediakan restoran dengan
pembayaran (Pasal 10 Perda Kota Tasikmalaya No.4 Tahun 2011). Menurut undang-undang
nomor 28 Tahun 2009 Restoran merupakan fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman
dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin, warung, bar
dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya dengan objek
penelitiannya adalah Analisis Pengaruh Pajak Hotel dan Pajak Restoran terhadap Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya.
Visi dan Misi Kota Tasikmalaya
Visi Kota Tasikmalaya adalah dengan berlandaskan Iman dan Taqwa, Kota Tasikmalaya
menjadi pusat perdagangan dan industri termaju di Priangan Timur tahun 2012.
Misi Kota Tasikmalaya adalah tugas yang diemban Pemerintah Kota Tasikmalaya
meliputi :
1) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang beriman dan bertaqwa.
2) Meningkatkan kesadaran hukum dan menegakkan supremasi hukum.
3) Menumbuhkan kekuatan ekonomi kota.
4) Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kota.
5) Mengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup secara berkelanjutan.

6) Mengoptimalkan dan membangun sarana dan prasarana kota.


Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya Nomor 2 Tahun 2003 Tentang Rencana Strategis
Kota Tasikmalaya Tahun 2002-2007.
Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan adalah analisa regresi berganda. Regresi berganda yaitu
regresi yang menghubungkan dua variabel independen dengan satu variabel dependen.
Analisis ini digunakan apabila ingin mengetahui bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel
dependen bila dua variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan
nilainya) melalui tabel, dengan menggunakan software SPSS 20.0
Pengujian Hipotesis
1. Penetapan Hipotesis Operasional
a. Secara Simultan
Ho : = 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan Pajak Hotel (X1) dan Pajak Restoran
(X2) secara simultan terhadap Pajak Daerah.
Ha : 0 Terdapat pengaruh signifikan Pajak Hotel (X1) dan Pajak Restoran (X2)
secara simultan terhadap Pajak Daerah.
b. Secara Parsial
Ho1 : = 0 Tidak terdapat pengaruh signifikan Pajak Hotel (X1) dan Pajak Restoran
(X2) secara parsial terhadap Pajak Daerah.
Ha1 : 0 Terdapat pengaruh signifikan Pajak Hotel (X1) dan Pajak Restoran (X2)
secara parsial terhadap Pajak Daerah.
2. Penetapan tingkat signifikansi
Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 95% ( = 0,05) yang merupakan tingkat
signifikansi.
3. Uji signifikansi
a. Secara simultan menggunakan uji F
b. Secara parsial menggunakan uji t
4. Kaidah keputusan
a. Secara simultan
Tolak Ho jika Fhitung > Ftabel dan terima Ho jika Fhitung Ftabel
b. Secara parsial
Terima Ho jika -t < thitung < t
Tolak Ho jika -t > thitung atau thitung > t
5. Penarikan kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian di atas, penulis akan melakukan analisa secara
kuantitatif dan hasil analisa tersebut akan ditarik kesimpulan. Apakah hipotesis yang telah
ditetapkan itu diterima atau ditolak.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1
Target Dan Realisasi Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya
Tahun Anggaran 2003 s/d 2011
Tahun

Pajak Hotel

Pajak Restoran

2003

Target
253.143.000,00

Realisasi
253.916.283,00

Target
749.902.000,00

Realisasi
759.132.073,00

Target
3.493.347.000,00

Realisasi
3.518.429.648,00

2004

300.734.000,00

300.757.624,00

890.883.000,00

893.163.929,00

4.049.563.000,00

4.140.303.846,00

2005

324.793.000,00

326.036.646,00

987.192.000,00

1.018.387.056,00

4.408.194.000,00

4.653.748.175,00

2006

337.920.000,00

339.406.719,00

1.066.120.000,00

1.083.292.555,00

4.844.453.000,00

5.173.010.214,00

2007

348.168.000,00

367.004.820,00

1.127.500.000,00

1.333.829.232,00

5.500.405.000,00

6.135.283.205,00

2008

369.371.000,00

458.826.871,00

1.388.148.000,00

1.970.774.789,00

6.973.364.000,00

8.572.895.585,00

2009

443.687.000,00

514.645.163,00

1.739.278.000,00

2.189.006.764,00

9.160.862.000,00

9.583.828.253,00

2010

470.692.000,00

575.636.025,00

3.260.602.000,00

3.363.697.539,00

13.017.340.000,00

12.927.424.095,00

2011

656.155.000,00

828.613.484,00

3.624.416.000,00

4.021.405.781,00

22.779.992.000,00

24.985.154.772,00

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan realisasi penerimaan
pajak hotel dan pajak restoran dari tahun 2003 s/d 2011 terus meningkat dan selalu melebihi
target.
1. Koefisien Regresi
Pengujian hipotesis dilakukan dengan melakukan regresi antara pajak hotel dan pajak
restoran dengan pajak daerah.
Tabel 2
Coefficientsa
Model
1

(Constant)

Standardized
Coefficients

Unstandardized Coefficients
B
-2843407925,966

Pajak Hotel
Pajak Restoran
a. Dependent Variable : Pajak Daerah

Std. Error
685019692,147

28,310
1,123

6,912
1,085

Sig.

Beta

,782
,198

-4,151

,001

4,096
1,035

,001
,317

Berdasarkan hasil koefisien regresi diatas dapat dibuat persamaan regresi linier berganda
sebagai berikut :
Y = a + 1X1 + 2X2
Atau

Y = -2.843.407.925,966 + 28,310 X1 + 1,123 X2


Keterangan :
Y
a

= Pajak Daerah Kota Tasikmalaya


= Konstanta

1 , 2 = koefisien regresi
X1
= Pajak Hotel
X2
= Pajak Restoran

Dari persamaan regresi tersebut dikatakan bahwa apabila Pajak Hotel dan Pajak
Restoran sama dengan nol (X=0) maka Pendapatan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya akan
sebesar -2.843.407.925,966. Jika pajak Hotel dan pajak restoran diperoleh maka alan
meningkatkan pendapatan pajak daerah sebesar koefisien masing-masing variabel.
Adapun interpretasi dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
Koefisien regresi X1 sebesar 28,310 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% maka
pajak hotel akan meningkatkan pendapatan pajak daerah sebesar 28,310. Koefisien regresi X2
sebesar 1,123 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% maka pajak restoran akan
meningkatkan pendapatan pajak daerah sebesar 1,123
2. Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Uji normalitas yang dilakukan ialah dengan menggunakan uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov yang merupakan uji normalitas dengan
menggunakan fungsi kumulatif. Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal
jika K hitung < K tabel atau nilai sig. > alpha.
Berdasarkan output yang dihasilkan dari hasil pengolahan data dengan
menggunakan SPSS 20.0 (file terlampir) terlihat bahwa nilai sig. (2-tailed) sebesar
0,713 > 0,05. Hal itu berarti nilai residual terstandarisasi dinyatakan menyebar
secara normal.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai TOL (tolerance) dan
Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikatnya. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 maka model dinyatakan
tidak terdapat gejala multikolinier
Berdasarkan output pada coefficient (file terlampir) terlihat bahwa nilai TOL
variabel pajak hotel dan pajak restoran sebesar 0,103, sedangkan nilai VIF
variabel pajak hotel dan pajak restoran sebesar 9,677 lebih kecil dari 10 maka
pada model regresi yang terbentuk tidak terjadi gelaja multikolinier.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dengan metode Glejser dilakukan dengan meregresikan
semua variabel bebas terhadap nilai mutlak residualnya.
Berdasarkan output yang dihasilkan melalui pengolahan data dengan SPSS 20.0
(file terlampir) diketahui bahwa pada model regresi tidak terjadi gejala
Heteroskedastisitas. Hal ini karena Sig. Variabel pajak hotel terhadap absolut
residual sebesar 0,226 > 0,05, sedangkan Sig. Variabel pajak restoran terhadap
absolut residual sebesar 0,096 > 0,05.
Uji Otokorelasi
Berdasarkan uji hipotesis diperoleh nilai DW 1,681 hal ini berarti : 1,5353 < DW
< 2,4647 (tidak otokorelasi) berdasarkan tinjauan pada tabel Durbin Watson.
3. Analisis Korelasi
Untuk mengetahui besarnya derajat atau kekuatan korelasi antara pajak hotel dan
pajak restoran dengan pajak daerah kota Tasikmalaya, berdasarkan hasil perhiungan dengan
menggunakan SPSS 20.0, diketahui nilai koefisien korelasi sebesar 0,971 hal ini menunjukan
bahwa tingkat keeratan hubugan yang disebabkan oleh pendapatan pajak hotel dan pajak

restoran terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya adalah sebesar 0,971. Koefisien korelasi
tersebut menghasilkan angka positif, sehingga nilai tersebut berada antara 0,80 - 1,000 yang
dapat dilihat di Bab III pada tabel 3.2 dan angka tersebut menunjukan terjadinya korelasi
sangat kuat.
4. Analisis Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui berapa pengaruh pajak hotel dan pajak restoran secara simultan
terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya, maka rumus yang digunakan adalah :
Kd = r2 x 100%
Berdasarkan program SPSS 20.0 yang terdapat dalam tabel summary didapatkan
bahwa hasil dari R Square adalah 0,943. Hal ini berarti 94,3% dari variabel pajak daerah
Kota Tasikmalaya bisa dijelaskan oleh Variabel Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Sedangkan
sisanya (100% -94,3% = 5,7%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
5. Uji Signifikasi
Untuk mengetahui apakah pajak hotel dan pajak restoran berpengaruh secara
signifikan terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya atau sebaliknya, maka rumus yang
digunakan untuk uji signifikansi ini adalah sebagai berikut :
R2
k
Fh
2
1 R n k 1
Berdasarkan program SPSS 20.0, yang terdapat dalam tabel ANOVAb pada lampiran,
dapat diketahui bahwa nilai dari Fhitung untuk pajak hotel dan pajak restoran terhadap Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya adalah sebesar 8,388 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena
probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk
memprediksi. Kemudian Fhitung ini di bandingkan dengan Ftabel. Dimana untuk nilai n itu
sendiri yaitu jumlah anggota sampel yang digunakan yaitu 18 semester, sedangkan untuk k
adalah jumlah dari variabel independen yaitu 2. Maka untuk menentukan berapa dk penyebut
yaitu dengan cara (n-k-1) 18-2-1 = 15
Berdasarkan program SPSS yang terdapat dalam tabel ANOVAb pada lampiran,
diperoleh nilai Fhitung sebesar 125,210 kemudian Fhitung ini dibandingkan dengan Ftabel dengan
dk pembilang = 2 dan dk penyebut = (18 - 2 - 1) = 15 dengan taraf kesalahan 5% harga Ftabel
sebesar 3,68. Ternyata harga Fhitung lebih besar dari Ftabel (125,210 > 3,68). Karena Fh > Ft
maka Ho ditolak dan Ha diterima. dan berdasarkan hipotesis jika :
Ho : = 0 Tidak terdapat pengaruh Pajak Hotel (X1) dan Pajak Restoran (X2) secara
simultan terhadap Pajak Daerah.
Ha : 0 Terdapat pengaruh Pajak Hotel (X1) dan Pajak Restoran (X2) secara simultan
terhadap Pajak Daerah.
Maka dari itu pajak hotel dan pajak restoran berpengaruh signifikan terhadap pajak
daerah kota tasikmalaya. Dengan diterimanya Ha bahwa pada tingkat keyakinan 95%
pendapatan Pajak Hotel dan Pajak Restoran berpengaruh positif secara simultan terhadap
Pendapatan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya.

Pajak Hotel dan Pajak Restoran Secara Parsial Terhadap Pajak Daerah Kota
Tasikmalaya
Untuk mengetahui pengaruh pendapatan pajak hotel secara parsial terhadap pajak
daerah Kota Tasikmalaya berdasarkan koefisien determinasi untuk nilai r secara parsial yaitu
pendapatan pajak hotel terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya. Dari hasil pengolahan SPSS
20.0 diketahui koefisien korelasi parsial untuk Pendapatan Pajak Hotel (X1) terhadap Pajak
Daerah (Y) adalah sebesar 0,727 dengan nilai sig. 0,001 < 0,05 yang berarti menandakan
pengaruh signifikan sedangkan diperoleh koefisien determinasi (r2) sebesar 0,528 atau sebesar

52,8%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti, diantaranya pajak
reklame, pajak hiburan, pajak penerangan jalan serta indikator lainnya yg termasuk kedalam
unsur pajak daerah. Untuk pengujian signifikansi dilakukan dengan uji t, diperoleh nilai t hitung
untuk pajak hotel adalah sebesar 4,096, kemudian thitung ini dibandingkan dengan ttabel pada
degree of freedom (df) n-2-1 = 18-2-1 =15 dan 0,05 diperoleh nilai ttabel sebesar 1,734.
Ternyata thitung lebih besar dari ttabel (4,096 > 1,734). Berdasarkan hipotesis tersebut bahwa
untuk pajak hotel terhadap pajak daerah Hipotesis nol (Ho) ditolak atau Hipotesis alternatif
(Ha) diterima. Maka dari itu pajak hotel secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pajak
daerah kota tasikmalaya.
Dan untuk pajak restoran berdasarkan SPSS 20.0, diketahui koefisien korelasi parsial
untuk pajak hotel (X2) terhadap Pajak Daerah (Y) adalah sebesar 0,258 dengan nilai Sig.
0,317 > 0,05 yang berarti menandakan pengaruh yang tidak signifikan dan diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0,066 atau sebesar 6.6%. Untuk pengujian signifikan dilakukan uji t,
diperoleh nilai thitung sebesar 1,035 kemudian thitung ini dibandingkan dengan ttabel pada degree
of freedom (df) n-2-1 = 18-2-1 =17 dan 0,05 diperoleh nilai ttabel sebesar 1,734. Ternyata
thitung lebih besar dari -ttabel (1,035 > - 1,734) dan berdasarkan hipotesis jika :
Ho : = 0
Tidak terdapat pengaruh Pajak Hotel (X1) dan Pajak Restoran (X2) secara
parsial terhadap Pajak Daerah.
Ha : 0
Terdapat pengaruh Pajak Hotel (X1) dan Pajak Restoran (X2) secara parsial
terhadap Pajak Daerah.
Dengan demikian untuk pajak hotel terhadap pajak daerah berdasarkan keterangan
hipotesis tersebut bahwa Hipotesis nol (Ho) ditolak dan Hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Dengan diterimanya Ha pada pendapatan Pajak Hotel terhadap pajak daerah kota
tasikmalaya bahwa pada tingkat keyakinan 95% Pajak hotel secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya dan pada pajak restoran Ho diterima,
dimana untuk pajak restoran secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan yang telah disajikan, mengenai Analisis Pengaruh
Pajak Hotel dan Pajak Restoran Tahun 2003-2011 dengan pengolahan data berdasarkan
triwulan dilakukan penelitian pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya. Berdasarkan data-data
yang diperoleh dan diolah bahwa Pajak Hotel, Pajak Restoran mempunyai peranan yang
cukup penting untuk meningkatkan penerimaan Dinas Pendapatan Daerah dan dalam hal
tersebut pemerintah harus lebih mengupayakan dan memaksimalkan dalam pemungutan
pajak agar tidak terjadi penyimpangan dan tidak ada wajib pajak yang belum
melaksanakan untuk membayar kewajiban pajaknya.
2. Terdapat pengaruh antara Pajak Hotel dan Pajak Restoran secara simultan terhadap Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya. Pajak Hotel dan Pajak Restoran ini mempunyai pengaruh yang
signifikan untuk meningkatkan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya sehingga bisa
meningkatkan penerimaan Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya sehingga dapat
membantu dalam meningkatkan pembangunan yang ada di daerah Kota Tasikmalaya
melalui self-supporting dalam bidang keuangan.
3. Terdapat pengaruh antara Pajak Hotel dan Pajak Restoran secara Parsial terhadap Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya. Yaitu Pajak Hotel berpengaruh secara signifikan terhadap

Penerimaan Dinas Perhubungan Kota Tasikmalaya tetapi untuk Pajak Restoran


berpengaruh tidak signifikan terhadap Pajak Daerah Kota Tasikmalaya.
Saran
Berdasarkan simpulan yang telah di paparkan di atas, penulis memberikan saran
sebagai berikut :
Untuk pemungutan Pajak Daerah yang berasal dari Pajak Hotel dan Pajak Restoran
harus lebih di tingkatkan lagi agar mampu meningkatkan Penerimaan Dinas Pendapatan
Daerah Kota Tasikmalaya lebih maju dan mandiri serta bisa membantu dalam memenuhi
kebutuhan rumah tangga Kota Tasikmalaya dalam rangka melangsungkan pembangunan
daerah.
Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan bagi peneliti yang akan meneliti
tentang Pajak Daerah Kota Tasikmalaya agar dapat meneliti sektor pajak lain. dan dapat
mengetahui realisasi yang akan diperoleh apakah bisa membantu dalam peningkatan
penerimaan Pajak Daerah. Karena masih banyak unsur pajak lain yang menjadi sumber
pendapatan pajak daerah seperti halnya pajak penerangan jalan, pajak air tanah dan unsur
pajak lainnya.
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui besarnya pengaruh pajak hotel (X 1) dan pajak restoran (X2)
terhadap pajak daerah (Y), maka digunakan alat analisis regresi berganda dan diperoleh
persamaan regresi :
Y = a + b1 (X1) + b2 (X2)
Hasil perhitungan persamaan regresi berganda dengan menggunakan SPSS 20.0
diperoleh bahhwa :
a = -2.843.407.925,966
b1 = 28,310
b2 = 1,123
Maka persamaan regresinya adalah sebagai berikut :
Y = -2.843.407.925,966 + 28,310 (X1) + 1,123 (X2)
Dari persamaan regresi tersebut dikatakan bahwa apabila Pajak Hotel dan Pajak
Restoran sama dengan nol (X=0) maka Pendapatan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya akan
sebesar -2.843.407.925,966. Jika pajak Hotel dan pajak restoran diperoleh maka alan
meningkatkan pendapatan pajak daerah sebesar koefisien masing-masing variabel.
Adapun interpretasi dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
Koefisien regresi X1 sebesar 28,310 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% maka
pajak hotel akan meningkatkan pendapatan pajak daerah sebesar 28,310. Koefisien regresi X2
sebesar 1,123 menyatakan bahwa setiap penambahan 1% maka pajak restoran akan
meningkatkan pendapatan pajak daerah sebesar 1,123
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas yang dilakukan ialah dengan menggunakan uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov yang merupakan uji normalitas dengan
menggunakan fungsi kumulatif. Nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal
jika K hitung < K tabel atau nilai sig. > alpha.
Berdasarkan output yang dihasilkan dari hasil pengolahan data dengan
menggunakan SPSS 20.0 (file terlampir) terlihat bahwa nilai sig. (2-tailed) sebesar
0,713 > 0,05. Hal itu berarti nilai residual terstandarisasi dinyatakan menyebar
secara normal.
b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai TOL (tolerance) dan
Variance Inflation Factor (VIF) dari masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikatnya. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 maka model dinyatakan
tidak terdapat gejala multikolinier
Berdasarkan output pada coefficient (file terlampir) terlihat bahwa nilai TOL
variabel pajak hotel dan pajak restoran sebesar 0,103, sedangkan nilai VIF
variabel pajak hotel dan pajak restoran sebesar 9,677 lebih kecil dari 10 maka
pada model regresi yang terbentuk tidak terjadi gelaja multikolinier.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dengan metode Glejser dilakukan dengan meregresikan
semua variabel bebas terhadap nilai mutlak residualnya.
Berdasarkan output yang dihasilkan melalui pengolahan data dengan SPSS 20.0
(file terlampir) diketahui bahwa pada model regresi tidak terjadi gejala
Heteroskedastisitas. Hal ini karena Sig. Variabel pajak hotel terhadap absolut
residual sebesar 0,226 > 0,05, sedangkan Sig. Variabel pajak restoran terhadap
absolut residual sebesar 0,096 > 0,05.
d. Uji Otokorelasi
Berdasarkan uji hipotesis diperoleh nilai DW 1,681 hal ini berarti : 1,5353 < DW
< 2,4647 (tidak otokorelasi) berdasarkan tinjauan pada tabel Durbin Watson.
3. Analisis Korelasi
Untuk mengetahui besarnya derajat atau kekuatan korelasi antara pajak hotel dan
pajak restoran dengan pajak daerah kota Tasikmalaya, berdasarkan hasil perhiungan dengan
menggunakan SPSS 20.0, diketahui nilai koefisien korelasi sebesar 0,971 hal ini menunjukan
bahwa tingkat keeratan hubugan yang disebabkan oleh pendapatan pajak hotel dan pajak
restoran terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya adalah sebesar 0,971. Koefisien korelasi
tersebut menghasilkan angka positif, sehingga nilai tersebut berada antara 0,80 - 1,000 yang
dapat dilihat di Bab III pada tabel 3.2 dan angka tersebut menunjukan terjadinya korelasi
sangat kuat.
4. Analisis Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui berapa pengaruh pajak hotel dan pajak restoran secara simultan
terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya, maka rumus yang digunakan adalah :
Kd = r2 x 100%
Berdasarkan program SPSS 20.0 yang terdapat dalam tabel summary didapatkan
bahwa hasil dari R Square adalah 0,943. Hal ini berarti 94,3% dari variabel pajak daerah
Kota Tasikmalaya bisa dijelaskan oleh Variabel Pajak Hotel dan Pajak Restoran. Sedangkan
sisanya (100% -94,3% = 5,7%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
5. Uji Signifikasi
Untuk mengetahui apakah pajak hotel dan pajak restoran berpengaruh secara
signifikan terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya atau sebaliknya, maka rumus yang
digunakan untuk uji signifikansi ini adalah sebagai berikut :
R2
k
Fh
1 R 2 n k 1
Berdasarkan program SPSS 20.0, yang terdapat dalam tabel ANOVAb pada lampiran,
dapat diketahui bahwa nilai dari Fhitung untuk pajak hotel dan pajak restoran terhadap Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya adalah sebesar 8,388 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena
probabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05, maka model regresi bisa dipakai untuk
memprediksi. Kemudian Fhitung ini di bandingkan dengan Ftabel. Dimana untuk nilai n itu
sendiri yaitu jumlah anggota sampel yang digunakan yaitu 18 semester, sedangkan untuk k

adalah jumlah dari variabel independen yaitu 2. Maka untuk menentukan berapa dk penyebut
yaitu dengan cara (n-k-1) 18-2-1 = 15
Berdasarkan program SPSS yang terdapat dalam tabel ANOVAb pada lampiran,
diperoleh nilai Fhitung sebesar 125,210 kemudian Fhitung ini dibandingkan dengan Ftabel dengan
dk pembilang = 2 dan dk penyebut = (18 - 2 - 1) = 15 dengan taraf kesalahan 5% harga Ftabel
sebesar 3,68. Ternyata harga Fhitung lebih besar dari Ftabel (125,210 > 3,68). Karena Fh > Ft
maka Ho ditolak dan Ha diterima. dan berdasarkan hipotesis jika :
Ho : = 0
Ha : 0

Tidak terdapat pengaruh Signifikan Pajak Hotel (X1) dan Pajak


Restoran (X2) secara simultan terhadap Pajak Daerah.
Terdapat pengaruh Signifikan Pajak Hotel (X1) dan Pajak Restoran (X2)
secara simultan terhadap Pajak Daerah.

Maka dari itu pajak hotel dan pajak restoran berpengaruh signifikan terhadap pajak
daerah kota tasikmalaya. Dengan diterimanya Ha bahwa pada tingkat keyakinan 95%
pendapatan Pajak Hotel dan Pajak Restoran berpengaruh positif secara simultan terhadap
Pendapatan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya.
4.2.5. Pengaruh Besarnya Pajak Hotel dan Pajak Restoran Secara Parsial Terhadap
Pajak Daerah Kota Tasikmalaya
Untuk mengetahui pengaruh pendapatan pajak hotel secara parsial terhadap pajak
daerah Kota Tasikmalaya berdasarkan koefisien determinasi untuk nilai r secara parsial yaitu
pendapatan pajak hotel terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya. Dari hasil pengolahan SPSS
20.0 diketahui koefisien korelasi parsial untuk Pendapatan Pajak Hotel (X1) terhadap Pajak
Daerah (Y) adalah sebesar 0,727 dengan nilai sig. 0,001 < 0,05 yang berarti menandakan
pengaruh signifikan sedangkan diperoleh koefisien determinasi (r 2) sebesar 0,528 atau sebesar
52,8%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti, diantaranya pajak
reklame, pajak hiburan, pajak penerangan jalan serta indikator lainnya yg termasuk kedalam
unsur pajak daerah. Berdasarkan hipotesis tersebut bahwa untuk pajak hotel terhadap pajak
daerah Hipotesis nol (Ho) ditolak atau Hipotesis alternatif (Ha) diterima. Maka dari itu pajak
hotel secara parsial berpengaruh signifikan terhadap pajak daerah kota tasikmalaya.
Dan untuk pajak restoran berdasarkan SPSS 20.0, diketahui koefisien korelasi parsial
untuk pajak hotel (X2) terhadap Pajak Daerah (Y) adalah sebesar 0,258 dengan nilai Sig.
0,317 > 0,05 yang berarti menandakan pengaruh yang tidak signifikan dan diperoleh koefisien
determinasi sebesar 0,066 atau sebesar 6.6% dan berdasarkan hipotesis jika :
Ho : = 0

Tidak terdapat pengaruh Signifikan Pajak Hotel (X1) dan Pajak


Restoran (X2) secara parsial terhadap Pajak Daerah.

Ha : 0

Terdapat pengaruh Signifikan Pajak Hotel (X1) dan Pajak


Restoran (X2) secara parsial terhadap Pajak Daerah.

Dengan demikian untuk pajak hotel terhadap pajak daerah berdasarkan keterangan
hipotesis tersebut bahwa Hipotesis nol (Ho) ditolak dan Hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Dengan diterimanya Ha pada pendapatan Pajak Hotel terhadap pajak daerah kota
tasikmalaya bahwa pada tingkat keyakinan 95% Pajak hotel secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap pajak daerah Kota Tasikmalaya dan pada pajak restoran Ho diterima,
dimana untuk pajak restoran secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan yang telah disajikan, mengenai Analisis Pengaruh
Pajak Hotel dan Pajak Restoran Tahun 2003-2011 dengan pengolahan data berdasarkan
triwulan dilakukan penelitian pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
4. Pajak Hotel, Pajak Restoran dan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya. Berdasarkan data-data
yang diperoleh dan diolah bahwa Pajak Hotel, Pajak Restoran mempunyai peranan yang
cukup penting untuk meningkatkan penerimaan Dinas Pendapatan Daerah dan dalam hal
tersebut pemerintah harus lebih mengupayakan dan memaksimalkan dalam pemungutan
pajak agar tidak terjadi penyimpangan dan tidak ada wajib pajak yang belum
melaksanakan untuk membayar kewajiban pajaknya.
5. Terdapat pengaruh antara Pajak Hotel dan Pajak Restoran secara simultan terhadap Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya. Pajak Hotel dan Pajak Restoran ini mempunyai pengaruh yang
signifikan untuk meningkatkan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya sehingga bisa
meningkatkan penerimaan Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya sehingga dapat
membantu dalam meningkatkan pembangunan yang ada di daerah Kota Tasikmalaya
melalui self-supporting dalam bidang keuangan.
6. Terdapat pengaruh antara Pajak Hotel dan Pajak Restoran secara Parsial terhadap Pajak
Daerah Kota Tasikmalaya. Yaitu Pajak Hotel berpengaruh secara signifikan terhadap
Penerimaan Dinas Pendapatan Daerah Kota Tasikmalaya tetapi untuk Pajak Restoran
berpengaruh tidak signifikan terhadap Pajak Daerah Kota Tasikmalaya.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah di paparkan di atas, penulis memberikan saran
sebagai berikut :
Untuk pemungutan Pajak Daerah yang berasal dari Pajak Restoran harus lebih di
tingkatkan lagi agar mampu meningkatkan secara signifikan Penerimaan Dinas Pendapatan
Daerah Kota Tasikmalaya lebih maju dan mandiri serta bisa membantu dalam memenuhi
kebutuhan rumah tangga Kota Tasikmalaya dalam rangka melangsungkan pembangunan
daerah.
Untuk penelitian selanjutnya penulis menyarankan bagi peneliti yang akan meneliti
tentang Pajak Daerah Kota Tasikmalaya agar dapat meneliti sektor pajak lain. dan dapat
mengetahui realisasi yang akan diperoleh apakah bisa membantu dalam peningkatan
penerimaan Pajak Daerah. Karena masih banyak unsur pajak lain yang menjadi sumber
pendapatan pajak daerah seperti halnya pajak penerangan jalan, pajak air tanah dan unsur
pajak lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Bambang Pramudya Racmansyah. 2008. Pengaruh Retribusi Uji Kendaraan Bermotor
Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tasikmalaya. Universitas
Siliwangi. Tasikmalaya
Dinas Pendapatan Kota Tasikmalaya, 2012,Tasikmalaya
Eva Fatiani Meiranti. 2009. Pengaruh Pajak Reklame dan Pajak Hiburan Terhadap
Penerimaan Pajak Daerah Kota Tasikmalaya. Universitas Siliwangi. Tasikmalaya
I Made Sedana Yasa, I Ketut Suwinata, Luh Nyoman Chandra Handayani. 2009. Peranan
Pajak Hotel Dan Pajak Restoran Terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kota Denpasar. Politeknik Negeri Bali. Denpasar
Mardiasmo.2011, Perpajakan Edisi Revisi 2011, Andi, Yogyakarta.
Priantara, Diaz.2012, Perpajakan Indonesia Edisi 2, Mitra Wacana Media, Jakarta.
Republik Indonesia, Undang-undang nomor 28 Tahun 2007 Tentang Definisi Pajak
Republik Indonesia, Undang-undang nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi daerah
Republik Indonesia, Undang-undang nomor
29 Tahun 2008 Tentang Perubahan Pajak
Provinsi.
Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
Republik Indonesia, Undang-undang nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Restoran.
Republik Indonesia, Pasal 1 Ayat 10 Perda Kota Tasikmalaya No 4 Tahun 2011 Tentang
Pengertian Pajak Daerah.
Republik Indonesia, Pasal 6 ayat 1 Perda Kota Tasikmalaya No 4 Tahun 2011 Tentang
Pengertian Pajak Hotel.
Republik Indonesia, Pasal 7 ayat 1 Perda kota Tasikmalaya No 4 Tahun 2011 Tentang Subjek
Pajak Hotel.
Republik Indonesia, Pasal 7 ayat 2 perda kota Tasikmalaya No 4 tahun 2011 Tentang Wajib
Pajak Hotel.
Republik Indonesia, Pasal 8 dan 9 Perda Kota Tasikmalaya No 4 Tahun 2011 Tentang Tarif
Pajak Hotel.
Republik Indonesia, Pasal 10 Perda Kota Tasikmalaya No.4 Tahun 2011 Tentang Pengertian
Pajak Restoran.
Republik Indonesia, Pasal 13 Ayat 1 Perda Kota Tasikmalaya No.4 Tahun 2011 Tentang
Subjek Pajak Restoran.
Republik Indonesia, Pasal 12 Ayat 1 Perda Kota Tasikmalaya No.4 Tahun 2011 Tentang
Objek Pajak Restoran
Republik Indonesia, Pasal 14 dan pasal 15 Perda Kota Tasikmalaya No.4 Tahun 2011
Tentang Tarif Pajak Restoran
Roni Ekha Putera. 2009. Optimalisasi Pajak Hotel Dan Restoran Dalam Rangka
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Di Kota Bukittingi. Universitas Andalas.
Padang
Sugiono. 1999. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
______ . 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
. 2004. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
______ . 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
______ . 2010. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Sutedi, Adrian.2011, Hukum Pajak, Sinar Grafika, Jakarta.
Waluyo.2004, Perpajakan Indonesia, Salemba Empat, Jakarta.

You might also like